Larutan Blanko Pembuatan Larutan Induk Cu 1000 mgL Pembuatan Larutan Standar Cu 100 mgL Pembuatan Larutan Standar Cu 10 mgL Pembahasan

3.2.3. Pembuatan Larutan Standar Cu

a. Larutan Blanko

Sebanyak 50 ml aquadest ditambahkan dengan 5 ml HNO 3p kemudian dipanaskan sampai setengah volume awal kemudian disaring kedalam labu takar 50 ml dan diencerkan sampai garis tanda dan dihomogenkan

b. Pembuatan Larutan Induk Cu 1000 mgL

Sebanyak 3,9291 g CuSO 4 .5H 2 O dimasukkan ke dalam Beaker glass yang telah berisi aquadest, diaduk hingga seluruh kristal larut sempurna, dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, ditambahkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

c. Pembuatan Larutan Standar Cu 100 mgL

Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk Cu 1000 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

d. Pembuatan Larutan Standar Cu 10 mgL

Dipipet sebanyak 10 mL larutan standar Cu 100 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

e. Pembuatan Larutan Seri Standar Cu 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1,0 mgL

Dipipet masing-masing sebanyak 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 dan 5,0 mL larutan standar Cu 10 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, ditambahkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

3.2.4. Preparasi Larutan Sampel

Sampel air diukur sebanyak 250 mL dimasukkan ke dalam beakerglass 500 mL, ditambahkan HNO 3p hingga pH≈3. Diambil sebanyak 100 mL kemudian dimasukkan kedalam Beaker glass dan ditambahkan 5 mL HNO 3p . Dipanaskan perlahan diatas hot plate hingga volume 15-20 mL, kemudian ditambahkan 50 mL aquadest dan dimasukkan kedalam labutakar 100 mL melalui kertas saring Whatman No. 42, Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda dan diaduk hingga homogen. Universitas Sumatera Utara

3.3. Bagan Penelitian

3.3.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi Fe

Catatan :Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan seri standar besi Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL

3.3.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Tembaga Cu

Catatan :Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan seri standar tembaga Cu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL Universitas Sumatera Utara

3.3.3. Penyediaan Larutan Sampel

3.3.3.1. Preparasi dan Penentuan Kadar Logam Besi Fe pada Sampel

Catatan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk sampel air baku penduduk masing-masing di sekitar unit produksi Universitas Sumatera Utara

3.3.3.2. Preparasi dan Penentuan Kadar Logam Tembaga Cu pada Sampel

Catatan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk sampel air baku penduduk masing-masing di sekitar unit produksi Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Logam Besi Fe

Data hasil pengukuran absorbansi besi pada air PDAM dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Fe pada Air PDAM dengan metode SSA pada  spesifik = 248,3 nm No. Kode Sampel Absorbansi A1 A2 A3 ̅ 1 RA 0,0277 0,0276 0,0258 0,0270 2 A 0,0365 0,0361 0,0362 0,0362 3 RB 0,0286 0,0288 0,0282 0,0285 4 B 0,0478 0,0479 0,0486 0,0481 Keterangan: RA = Air dari Reservoir Instalasi Produksi Air Bersih Deli Tua A = Air dari Kran Rumah Penduduk Konsumen PDAM IPA Deli Tua RB = Air dari Reservoir Instalasi Produksi Air Bersih Sunggal B = Air dari Kran Rumah Penduduk Konsumen PDAM IPA Sunggal Universitas Sumatera Utara

4.1.1.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi

untuk Larutan Standar Fe Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar Fe diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Fe Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi dengan data pada tabel 4.2 berikut: y = 0,0786x + 0,0011 r = 0,9993 0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 0.0800 0.0900 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 A b so rb a n si Konsentrasi Larutan Seri Standar Fe mgL Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Fe No. Xi Yi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ 1 0,0 0,0017 -0,50 -0,03865 0,019325 0,25 0,001494 2 0,2 0,0171 -0,30 -0,02325 0,006975 0,09 0,000541 3 0,4 0,0318 -0,10 -0,00855 0,000855 0,01 0,000073 4 0,6 0,0478 0,10 0,00745 0,000745 0,01 0,000056 5 0,8 0,0624 0,30 0,02205 0,006615 0,09 0,000486 6 1,0 0,0813 0,50 0,04095 0,020475 0,25 0,001677  3,0 0,2421 0,00 0,00 0,054990 0,70 0,004326 ̅ ∑ ̅ ∑ Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis: Dimana: slope intersept ∑ ̅ ̅ ∑ ̅ ∑ ∑ Maka diperoleh Persamaan Garis Regeresi berikut: Universitas Sumatera Utara

4.1.1.2. Penentuan Koefisian Korelasi

Koefisien Korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: ∑ ̅ ̅ √∑ ̅ ̅ √

4.1.1.3. Penentuan Kandungan Besi

Kandungan besi dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi kurva kalibrasi.

4.1.1.3.1. Penentuan Kandungan Besi pada Air Minum dalam mgL

Dari data pengukuran absorbansi besi untuk sampel air PDAM diperoleh absorbansi sebagai berikut: A1 = 0,0277 A2 = 0,0276 A3 = 0,0258 Dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi ke persamaan garis regresi: Dengan derajat pengenceran = 1, makan diperoleh konsentrasi Fe total yaitu: X1 = 0,3390 X2 = 0,3371 X3 = 0,3142 Universitas Sumatera Utara ̅ ∑ ̅ ̅ ̅ ∑ ̅ √ ∑ ̅ √ √ √ Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk= n- 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p-0,05, t = 4,30 maka : Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan besi dalam air reservoir IPA Deli Tua sebesar: 0,3301 ± 0,0383 mgL Hasil perhitungan untuk kandungan besi pada air PDAM unit produksi Deli Tua dan Sunggal terlampir pada lampiran

4.1.2. Logam Tembaga Cu

Data hasil pengukuran absorbansi besi pada air PDAM dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah pada tabel 4.3 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi logam Cu pada Air PDAM dengan metode SSA pada  spesifik = 324,8 nm No. Kode Sampel Absorbansi A1 A2 A3 ̅ 1 RA 0,0015 0,0014 0,0014 0,0014 2 A 0,0027 0,0027 0,0025 0,0026 3 RB 0,0009 0,0010 0,0009 0,0009 4 B 0,0020 0,0021 0,0020 0,0020 Keterangan: RA = Air dari Reservoir Instalasi Produksi Air Bersih Deli Tua A = Air dari Kran Rumah Penduduk Konsumen PDAM IPA Deli Tua RB = Air dari Reservoir Instalasi Produksi Air Bersih Sunggal B = Air dari Kran Rumah Penduduk Konsumen PDAM IPA Sunggal

4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi

untuk Larutan Standar Cu Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar Cu diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada gambar 4.2. dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Cu Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi dengan data pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Cu No. Xi Yi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ 1 0,0 0,0002 -0,50 -0,08973 0,044867 0,25 0,008052 2 0,2 0,0355 -0,30 -0,05443 0,016330 0,09 0,002963 3 0,4 0,0737 -0,10 -0,01623 0,001623 0,01 0,000264 4 0,6 0,1087 0,10 0,01877 0,001877 0,01 0,000352 5 0,8 0,1435 0,30 0,05357 0,016070 0,09 0,002869 6 1,0 0,1780 0,50 0,08807 0,044033 0,25 0,007756  3,0 0,5396 0,00 0,00 0,124800 0,70 0,022256 y = 0,1783x + 0,0008 r = 0,9999 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 0.1800 0.2000 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 A b so rb a n si Konsentrasi Larutan Seri Standar Cu mgL Universitas Sumatera Utara ̅ ∑ ̅ ∑ Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis: Dimana: slope intersept ∑ ̅ ̅ ∑ ̅ ∑ ∑ Maka diperoleh Persamaan Garis Regeresi berikut:

4.1.2.2. Penentuan Koefisian Korelasi

Koefisien Korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: ∑ ̅ ̅ √∑ ̅ ̅ √ Universitas Sumatera Utara

4.1.2.3. Penentuan Kandungan Tembaga

Kandungan besi dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi kurva kalibrasi.

4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan Tembaga pada Air Minum dalam mgL

Dari data pengukuran absorbansi besi untuk sampel air PDAM diperoleh absorbansi sebagai berikut: A1 = 0,0015 A2 = 0,0014 A3 = 0,0014 Dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi ke persamaan garis regresi: Dengan derajat pengenceran = 1, makan diperoleh konsentrasi Cu total yaitu: X1 = 0,0039 X2 = 0,0034 X3 = 0,0034 ̅ ∑ ̅ ̅ ̅ ∑ ̅ √ ∑ ̅ √ Universitas Sumatera Utara √ √ Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk= n- 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p-0,05, t = 4,30 maka : Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan tembaga dalam air reservoir IPA Deli Tua sebesar: 0,0036 ± 0,000022 mgL Hasil perhitungan untuk kandungan tembaga pada air PDAM unit produksi Deli Tua dan Sunggal terlampir pada lampiran

4.2. Pembahasan

Kadar besi Fe pada air minum yang lebih besar dari 0,3 mgl, dapat menyebabkan efek-efek yang merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng dan mengotori wastafel serta kloset. Konsumsi Fe dalam dosis tinggi bisa menyebabkan toksisitas, dan menyebabkan kematian pada anak-anak berusia kurang dari 6 tahun. Toksisitas ditandai dengan gejala muntah disertai dengan darah. Defisiensi tembaga dapat mengakibatkan anemia; namun, kadar tembaga yang berlebih mengakibatkan air berasa amis jika diminum dan menyebabkan kerusakan hati. Kadar tembaga yang tinggi juga dapat mengakibatkan korosi besi dan aluminium. Universitas Sumatera Utara Kadar besi Fe yang diperoleh pada air reservoir pada IPA Deli Tua 0,3301 mgL, sedangkan kadar besi Fe yang diperoleh pada air baku perumahan warga unit produksi Deli Tua 0,4473 mgL. Kadar tembaga Cu yang diperoleh pada air reservoir pada IPA Deli Tua sebesar 0,0036 mgL, sedangkan kadar tembaga Cu yang diperoleh pada air baku perumahan warga unit produksi Deli Tua, masing-masing sebesar 0,0102 mgL Kadar besi Fe yang diperoleh pada air reservoir pada IPA Sunggal 0,3489 mgL, sedangkan kadar besi Fe yang diperoleh pada air baku perumahan warga unit produksi Deli Tua 0,5979 mgL. Kadar tembaga Cu yang diperoleh pada air reservoir pada IPA Sunggal sebesar 0,0007 mgL, sedangkan kadar tembaga Cu yang diperoleh pada air baku perumahan warga unit produksi Sunggal, masing-masing sebesar 0,0068 mgL Hasil analisis yang diperoleh pada air reservoir dan air baku pada kadar besi melebihi dari persyaratan air minum yang diatur dalam PERMENKES RI No.492MENKESPERIV2010 dan WHO Volume 4 Tahun 2011 sedangkan untuk kadar tembaga tidak melebihi persyaratan. Perbandingan kadar besi dan tembaga antara air reservoir dengan air baku diperoleh lebih besar kadar besi dan tembaga pada air baku yang mengalami kenaikan disebabkan selama proses distribusi air berlangsung dari air reservoir menuju konsumen kurang memperhatikan kebersihan dan pergantian pipa saluran air yang terbuat dari alloy paduan logam yang dapat mengalami korosi karena adanya aliran air dalam jangka waktu yang lama. Adapun penyebab terdapatnya kadar besi dan tembaga dikarenakan ada indikasi yang menunjukkan bahwa air baku yang diperiksa tercemar oleh limbah industri dari pabrik – pabrik industri yang terdapat di sekitar sungai Deli Tua dan Sunggal. Selain pengaruh dari limbah industri yang mencemari air baku sungai Deli Tua dan Sunggal disebabkan juga karena air baku belum mengalami beberapa proses pengolahan menjadi air bersih. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 30 70

Analisa Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

7 68 41

Analisis Kadar Besi (Fe), Tembaga (Cu) Dan Kalsium (Ca) Dalam Air Gambut Setelah Dijernihkan Dengan Metode Elektrokoagulasi

8 55 122

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 12

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 2

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 4

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 17

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 1 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air - Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 0 20

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 0 13