sangat membantu operator dalam melakukan pekerjaan. Persentase terbesar diterima oleh operator 2 pengantar batu bata. Persentase terkceil diterima oleh
operator 2 stasiun pencetakan. Rekapitulasi dapat dilihat pada tabel 6.2 berikut ini
6.2 Rekapiulasi CVL Sesudah Menggunakan Alat Bantu Kriteria
Persentase Cardiovascular Load CVL
Stasiun Pencetakan
Operator 1 25.24
Operator 2 23.85
Pengantar
Operator 1 24.61
Operator 2 28.28
6.3 Analisis Postur Kerja
6.3.1 Postur Kerja Operator sebelum Menggunakan Alat Bantu
Elemen gerakan aktual tenaga kerja pada stasiun pencetakan banyak dilakukan dengan postur kerja yang tidak alamiah dan tidak ergonomis. Dari hasil
penilaian dengan metode REBA dapat dilihat bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada beberapa elemen gerakan.
1. Elemen gerakan menarik tuas ke kanan
Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan secepatnya. Hal ini dikarenakan operator 1 menarik tuas dengan
berat ± 20 Kg dengan posisi badan 20º - 60º 2.
Elemen gerakan penarikan tuas ke belakang Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu
tindakan. Hal ini dikarenakan operator hanya menarik tuas untuk mengembalikan posisi mesin dan menghasilkan cetakan batu dengan
posisi kaki tertekuk 30º - 60º dan lengan atas 45º - 90º
Universitas Sumatera Utara
3. Elemen gerakan mengangkat dan menyusun pallet batu dari mesin cetakan
ke gerobak Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu
tindakan secepatnya. Hal ini dikarenakan operator mengangkat beban sebesar 24 Kg dengan badan membungkuk 20 º, kaki tertekuk 30º - 60º.
6.3.2 Postur Kerja Operator sesudah Menggunakan Alat Bantu
Elemen gerakan pada kondisi perbaikan terjadi perubahan sistem kerja pada stasiun pencetakan. Dari hasil penilaian dengan metode REBA dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada beberapa elemen gerakan. 1.
Elemen gerakan menarik tuas ke kanan
Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu tindakan secepatnya. Hal ini dikarenakan operator 1 menarik tuas dengan
berat ± 20 Kg dengan posisi badan 20º - 60º 2.
Elemen gerakan penarikan tuas ke belakang Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah perlu
tindakan. Hal ini dikarenakan operator hanya menarik tuas untuk mengembalikan posisi mesin dan menghasilkan cetakan batu dengan
posisi kaki tertekuk 30º - 60º dan lengan atas 45º - 90º 3.
Elemen gerakan menggeser pallet ke gerobak Kesimpulan tindakan postur kerja untuk elemen gerakan ini adalah
mungkin perlu tindakan. Hal ini dikarenakan operator hanya menggeser
Universitas Sumatera Utara
beban 24 Kg ke gerobak dan tidak perlu dengan posisi membungkuk dan kaki tertekuk
6.4 Analisis Alat Bantu
Alat bantu pada stasiun pencetakan batu-bata berupa gerobak sorong. Gerobak sorong berfungsi meringankan beban kerja operator saat memindahkan
batu-bata ke stasiun penjemuran. Gerobak terbuat dari material besi kopong namun kokoh dan lebih ringan dari gerobak sebelumnya. Keunggulan dari
rancangan ini mengeliminasi kegiatan pengangkatan pallet pada gerobak sehingga proses pemindahan menjadi lebih cepat. Sistem kerja yang lama membutuhkan 2
operator sedangkan sistem kerja yang baru cukup menggunakan 1 operator dalam proses penyusunan batu bata. Kelemahan dari rancangan ini operator pengantar
harus beradaptasi dengan sistem kerja yang baru karena adanya tambahan roller yang harus dinaikkan ketika penyusunan pallet batu ke gerobak dan diturunkan
sebelum mengantarkan pallet batu. Operator pada stasiun penjemuran juga harus melakukan adaptasi pada saat melakukan pengambilan dan peletakan pallet karena
adanya roller yang menutupi bagian atas gerobak sehingga peletakan dan pengambilan hanya dapat dilakukan melalui ruang di depan gerobak yang cukup
kecil dan hanya dapat memuat 4 pallet saja. Untuk mengatasi kendala yang ada operator dapat meletakkan pallet dan batu bata sisa diatas roller gerobak
sebagaimana pada saat pengantaran awal sehingga kerja operator akan menjadi lebih mudah. Alat bantu yang telah diterapkan pada usaha Kilang Ngatiyem dapat
dilihat pada Gambar 6.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.1 Alat Bantu Gerobak Sorong
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa pembahasan adalah:
1. Hasil penerapan rancangan alat bantu dapat menurunkan keluhan
Muskuloskeletal disorders MSDs pada operator pencetakan.
2. Hasil penilaian Standard Nordic Questionnaiere SNQ menunjukkan bahwa
dengan menggunakan rancangan alat bantu keluhan yang dirasakan operator berkurang menjadi lebih baik.
3. Penilain Postur Kerja dengan menggunakan REBA pada saat setelah
penerapan alat terlihat bahwa postur kerja operator menjadi lebih baik dan mengurangi beban dalam pengangkatan batu.
4. Dalam perhitungan denyut nadi dengan menggunakan Automatic Blood
Pressure Monitor dilihat penurunan persentase Cardiovascular load yang
signifikan
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah: 1.
Dari usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat diterapkan pada Usaha Kilang Ngatiyem
Universitas Sumatera Utara