PV Terubung Seri dan Paralel

d. Keadaan atmosfir bumi Keadaan atmosfir bumi seperti berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari PV. e. Posisi letak sel surya terhadap sudut orientasi matahari Mempertahankan sinar matahari yang jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak lurus akan mendapatkan energi maximum 1000 Wm2 atau 1 kWm2. Kalau sinar matahari dengan bidang PV tidak tegak lurus, maka extra luasan bidang panel PV dibutuhkan bidang panel PV terhadap sun latitude yang berubah setiap jam dalam sehari. Solar Panel PV pada Equator latitude 0 o yang diletakkan mendatar akan menghasilkan energi maximum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan tilt angle yang optimum maksimal.

2.2. PV Terubung Seri dan Paralel

Sebuah array PV adalah sekelompok modul yang elektrik terhubung baik secara seri atau paralel. Karakteristik listrik dari array yang analog dengan modul individu dengan daya, arus, dan tegangan dimodifikasi sesuai dengan jumlah modul yang dihubungkan secara seri atau parallel[10] Sebuah sel surya memiliki keterbatasan dalam menyuplai daya, sehingga dalam aplikasi, sel surya jarang digunakan secara individual. Pada umumnya, sel- sel yang identik dihubungkan secara seri dalam membuat sebuah modul agar tegangan yang dihasilkan sel surya lebih besar dengan tegangan total sebesar V oc1 + V oc2 namun arus yang dihasilkan tetap berdasarkan hukum Kirchoff. Sedangkan Universitas Sumatera Utara bila dua modul surya dirangkai secara paralel, besarnya tegangan yang dihasilkan adalah tetap dengan arus total sebesar I 1 + I 2 berdasarkan hukum Kirchoff.

2.2.1. PV Terhubung Seri

Modul PV dihubungkan secara seri untuk mendapatkan tegangan output yang lebih tinggi. Atau dengan kata lain disebut peningkatan tegangan. Tegangan output Vo modul dihubungkan secara seri akan terjadi penjumlahan tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing modul: � � = � 1 + � 2 + � 3 + � 4 +……. 2.10 Cara mudah untuk memahami konsep sistem terhubung seri adalah melalui analogi antara sistem hidrolik dan sistem listrik yang ditunjukkan pada Gambar 2.10.Dapat diamati dalam sistem hidrolik sisi kiri, air yang jatuh dari empat kali tinggi 12m menghasilkan empat kali tekanan air yang jatuh dari tingkat pertama.Hal ini diumpamakan dengan 48 V bahwa sistem listrik sisi kanan mencapai setelah melewati arus 2 A melalui empat modul dihubungkan secara seri. Gambar 2.10 Analogi hidrolik dari sambungan listrik seri. Universitas Sumatera Utara Penyusunan seri akan meningkatkan tegangan tetapi arus konstan. Tegangan total yang dihasilkan adalah penjumlahan dari tegangan yang dihasilkan oleh modul V OC1 +V OC2 , hal ini sesuai dengan hukum Kirchoff. Gambar 2.11 berikut menunjukkan kurva karakteristik akibat pemasangan modul secara seri. Gambar 2.11 Kurva Karakteristik Pemasangan PV secara seri

2.2.2. PV Terhubung Paralel

Modul PV yang terhubung secara paralel untuk mendapatkan arus yang lebih besar. Tegangan dari modul paralel terhubung adalah sama dengan tegangan dari modul tunggal, tetapi arus keluaran Io adalah jumlah arus dari masing-masing unit dihubungkan secara paralel: � � = � 1 + � 2 + � 3 + I 4 +……. 2.11 Dengan cara yang mirip dengan sistem yang dihubungkan secara seri, sistem terhubung secara paralel juga dapat dibandingkan dengan sistem hidrolik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12. Dalam sistem hidrolik teratas, air yang jatuh dari ketinggian yang sama memberikan tekanan yang sama karena masing-masing pompa individu, tetapi aliran ini sama dengan aliran total dari semua pompa. Dalam sistem listrik, maka tegangan tetap konstan dan arus keluaran dari empat modul ditambahkan, menghasilkan 8 A dan 12 V. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12 Analogi hidrolik dari sambungan listrik paralel. Susunan paralel sel surya dalam modul menunjukkan bahwa akan meningkatkan arus tetapi tegangan konstan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13. Arus total yang dihasilkan adalah penjumlahan dari arus yang dihasilkan modul I 1 +I 2 , hal ini sesuai dengan hukum Kircoff. Gambar 2.13 Kurva Karakteristik Akibat Pemasangan Modul Secara Paralel Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang