METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 36 3.6.3. Tahap Akhir Penelitian 37 3.7 Tehnik Analisis Data 37 3.7.1. Menghitung Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku 38 3.7.2. Uji Normalitas 38 3.7.3. Uji Homogenitas 39 3.7.4. Uji Hipotesis 39 3.7.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 41 4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 41 4.1.1.1 Analisis Intrumen Tes 42 4.1.2 Data Hasil Penelitian 43 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44 4.3 Analisis Data Hasil penelitian 45 4.3.1 Uji Normalitas 45 4.3.2 Uji Homogenitas 46 4.3.3 Uji Hipotesis 47 4.4 Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 53 5.2 Saran 53 DAFTAR PUSTAKA 54 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 35 Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 41 Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Pretest dan Postest 45 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Sintaks untuk PBL 12 Tabel 2.2 Reaksi redoks 23 Tabel 3.1 Rancangan penelitian 34 Tabel 3.2 Makna dari koefisien 42 Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar 44 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Belajar 46 Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 46 Tabel 4.4 Uji Hipotesis hasil Belajar 47 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. RPP 58 Lampiran 3. Analisis Masalah 77 Lampiran 4.Media 85 Lampiran 5. Kisi-Kisi instrumen 95 Lampiran 6. Instrumen Tes Sebelu Validasi 96 Lampiran 7. Lember Vaiditas Intrumen 105 Lampiran 8. Instrumen Sesudah Validasi 120 Lampiran 9. Perhitungan Validitas Tes 125 Lampiran 10. Tabel Uji Validitas Instrumen Tes 127 Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 128 Lampiran 12. Tabel Uji Tingkat Kesukaran 130 Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda 131 Lampiran 14. Tabel Uji Daya Beda 134 Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Tes 135 Lampiran 16. Tabel Uji Relibilitas tes 136 Lampiran 17. Tabulasi Nilai Siswa 137 Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas 138 Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 142 Lampiran 20. Pengujian Hipotesis 144 Lampiran 21. Tabel Nilai r-Prodict Moment 146 Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 147 Lampiran 23. Tabel Nilai Distribusi-t 148 Lampiran 24. Nilai kritis Distribusi-f 149 Lampiran 25. Dokumentasi 150

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil belajar siswa SMAsederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal KKM 75, terutama untuk mata pelajaran MIPA. Kimia merupakan salah satu cabang pelajaran MIPA yang masih banyak dianggap sulit. Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu: produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa seringkali kesulitan memahami materi kimia karena bersifat abstrak. Kesulitan yang tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta- fakta yang bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep konkret. Salah satu indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar, yaitu lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru Wasonowati.2014. Situasi dan proses belajar yang pasif tidak akan mampu mengembangkan keterampilan siswa untuk berpikir konstruktivis dalam membangun ide dan konsep, sehingga mengakibatkan kurangnya aktivitas dan kreativitas siswa. Kondisi tersebut dapat menyebabkan para siswa menjadi pasif karena mereka cenderung hanya menghafal, akibatnya siswa hanya pandai secara teoritis tetapi lemah dalam aplikasi. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung dan nyata tidak hanya menalar Ramson.2010. Redoks adalah sub materi pokok pada semester genap di kelas X IPA. Pada bab ini banyak terdapat konsep, butuh pemahaman yang cukup, karena materi ini akan terus dipelajari sampai kelas XII IPA. Materi ini membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang baik, karena siswa akan dikenalkan pada bilangan oksidasi dan reduksi.Oleh karena itu diperlukan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya terpusat oleh guru dan perlunya belajar dalam kelompok untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik Setiawan, 2013. Oleh karena itu, untuk membantu keaktifan berpikir dan bekerja dari para siswa diperlukan suatu metode pembelajaran ilmiah. Metode pembelajaran ilmiah memiliki beberapa model yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan karakteristik materi serta kondisi siswa, sehingga pembelajaran ilmiah dapat diterapkan dengan model pembelajaran berlandaskan paradigma konstruktivisme. Model pembelajaran konstruktivisme yang dapat membangun proses berpikir ilmiah siswa antara lain adalah: Inquiry, Project Based Learning PJBL, Discovery Learning DL, dan Problem Based Learning PBL Suyadi.2013 dalam Nuryanto.2015. Salah satu model pembelajaran ilmiah berlandaskan teori konstruktivisme yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran hukum-hukum dasar kimia adalah Problem Based Learning PBL. Pelaksanaan model PBL terdiri dari lima langkah utama yaitu: orientasi siswa pada masalah, pengorganisasian siswa untuk belajar, penyelidikan individu maupun kelompok, pengembangan dan penyajian hasil, serta kegiatan analisis dan evaluasi Johnson.2002. Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning, selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah Ngalimun, 2013. Model pembelajaran PBL tepat digunakan untuk materi Reaksi Redoks. Karakteristik materi Reaksi Redoks yang bersifat hitungan dan berisi konsep- konsep serta mempunyai keterkaitan antar konsep, sehingga diperlukan kemampuan berpikir kritis siswa untuk dapat memahami materi. Oleh karena itu,

Dokumen yang terkait

Perbandingan peningkatan hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan cooperative learning

1 12 190

INOVASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DIPADU DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 2 26

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA EXE-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 13 28

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR REAKSI REDOKS.

0 2 22

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI REAKSI REDOKS.

2 9 20

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 10 21

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTU MEDIA KARTU BERPASANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TATA NAMA SENYAWA.

2 11 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON.

2 17 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP REAKSI REDOKS.

0 3 13

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

2 11 13