31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS BAHAN BAKU CRUDE PALM OIL CPO
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa Crude Palm Oil CPO yang telah di degumming. CPO merupakan minyak sawit kasar yang
dihasilkan dari bagian mesocarp buah sawit yang masih mengandung fraksi non trigliserida baik yang larut dalam minyak seperti fosfat, maupun yang tidak larut
dalam minyak seperti suspensi koloid [19]. Degumming adalah proses pemisahan gum, yaitu proses pemisahan getah atau
lendir yang terdiri dari fosfolipid, protein, residu, karbohidrat, air dan resin. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk proses pemisahan gum antara lain adalah
pemanasan, penambahan asam H
3
PO
4
, H
2
SO4 dan HCl atau basa NaOH, pemisahan gum dengan cara hidrasi dan pemisahan gum dengan menggunakan
garam seperti natrium khlorida dan natrium fosfat [19]. Adanya pengotor pada minyak terutama getah gum mampu menyumbat pori-pori dan sisi aktif enzim
sehingga mengurangi kinerja dari enzim lipase sendiri. Berikut adalah perbandingan kadar ALB pada CPO sebelum dan setelah proses
degumming seperti yang terlihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Analisis Kadar ALB Terhadap CPO Sebelum Dan Sesudah Degumming 1
2 3
4 5
Sebelum Degumming
Setelah Degumming
K ad
ar ALB
Sebelum Degumming Setelah Degumming
32 Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan ALB dari CPO setelah
di degumming sebesar 35,37 . Penurunan kadar ALB ini berarti juga meningkatkan kinerja enzim karena berkurangnya kadar dan jumlah zat pengotor berupa getah
gum yang berpotensi menghambat pori-pori dan sisi aktif enzim berkurang [39]. Manurung, dkk., 2014 telah melakukan penelitian menggunakan bahan baku CPO
tanpa degumming dan akseptor asilnya berupa metil asetat dan diperoleh yield biodiesel sebesar 16,05 , dimana perolehan yield ini jauh lebih kecil dibandingkan
dengan menggunakan bahan baku CPO yang telah di-degumming. Dapat kita ketahui bahwa penggunaan metil asetat sebagai akseptor asil memiliki hasil yang lebih baik
daripada penggunaan metanol yang menghasilkan produk samping berupa gliserol yang dapat memblok sisi aktif enzim sehingga tidak diperlukan pengujian ulang
terhadap CPO tanpa degumming. Berdasarkan hal tersebut maka proses degumming mutlak harus dilakukan sebagai pretreatment dalam penggunaan CPO sebagai bahan
baku biodiesel secara enzimatis. Berikut adalah gambar hasil analisis dengan menggunakan GC Gas
Chromatography untuk mengetahui komposisi asam-asam lemak yang terkandung di dalamnya.
Gambar 4.2 Hasil Analisis GC Komposisi Asam Lemak CPO
33 Dari kromatogram pada gambar 4.2, komposisi asam lemak CPO tersebut
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dari CPO Crude Palm Oil No. Puncak
Retention Time menit
Komponen Penyusun Komposisi
bb 1
13,336 Asam Laurat C
12:0
0,0490 2
16,301 Asam Miristat C
14:0
0,5053 3
18,952 Asam Palmitat C
16:0
35,0279 4
19,255 Asam Palmitoleat C
16:1
0,2391 5
21,218 Asam Stearat C
18:0
3,6350 6
21,545 Asam Oleat C
18:1
50,0330 7
22,043 Asam Linoleat C
18:2
9,7705 8
22,749 Asam Linolenat C
18:3
0,3125 9
23,418 Asam Arakidat C
20:0
0,3181 10
23,783 Asam Eikosenoat C
20:1
0,1095
Berdasarkan data komposisi asam lemak dari CPO maka dapat ditentukan bahwa berat molekul CPO dalam bentuk trigliserida adalah 855,03707 grmol
sedangkan berat molekul FFA CPO adalah 272,298078 grmol. Berdasarkan hasil analisis GC, komponen asam lemak yang dominan pada sampel CPO adalah pada
puncak 6 yaitu asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat sebesar 50,0330 bb dan pada puncak 3 yaitu asam lemak jenuh berupa asam palmitat sebesar 35,0279
bb. Knothe, 2005 menyarankan minyak dengan kandungan asam oleat C18:1 terbesar adalah minyak yang paling cocok untuk memproduksi biodiesel [40].
Minyak sawit kasar mengandung trigliserida sebagai penyusun utama dan sebagian kecil komponen nontrigliserida [41]. Trigliserida berupa minyak dan lemak
merupakan ester 1 mol gliserol dengan 3 mol asam lemak yang mengikat asam lemak yang sama atau berbeda, biasanya memiliki jumlah atom karbon genap [42].
Semakin banyak ikatan rangkap yang terdapat di dalam asam lemak tersebut maka
34 semakin mudah pula terjadi kerusakan pada asam lemak itu sendiri, begitu juga
dengan non asam lemak yang terdapat di dalamnya. Salah satu komponen nontrigliserida adalah pigmen karoten. Pigmen karoten
merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh memiliki intensitas bilangan iodium tertentu yang juga bersifat labil atau sensitif terhadap oksidasi oleh oksigen dan
dipercepat oleh panas. Bilangan iodium pada asam lemak menandai jumlah ikatan rangkap yang dikandung asam lemak itu sendiri dan bahan pengotor yang
mengandung ikatan rangkap di dalamnya. Bilangan iodium ini sangat mempengaruhi warna asam lemak, karena sifatnya yang labil atau sensitif terhadap oksidasi oleh
udara dan dipercepat oleh kenaikan suhu atau panas [42]. Komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh pada CPO disajikan pada tabel 4.2
berikut: Tabel 4.2 Komposisi Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh pada CPO
Komposisi Persentasi
Asam Lemak Jenuh 39,2172
Asam Lemak Tak Jenuh 60,7827
Dalam penelitian ini digunakan enzim lipase terimobilisasi Lipozyme sebagai biokatalis. Berdasarkan komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam CPO
maka dimungkinkan paling sedikit 39,2172 asam lemak akan terkonversi menjadi ester dengan menggunakan Lipozyme. Tetapi karena asam lemak pada CPO yang
lebih dominan adalah asam lemak tak jenuh yaitu sekitar 60,7827 maka penggunaan enzim yang non spesifik seperti Novozym 435 memungkinkan akan
memberikan hasil yang lebih baik. Sebab lipozyme hanya bekerja pada posisi sn-1 dan sn-3 yang berupa asam lemak jenuh. Tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh sebesar 79,482, sedangkan Manurung, dkk 2014 memperoleh 68,14 [39]. Jadi, meskipun lipozyme merupakan enzim spesifik ternyata pada penelitian ini
diperoleh yield yang lebih besar dengan variabel waktu 15 jam, suhu 45
o
C dan jumlah biokatalis 30.
4.2 ANALISIS PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN