P Provokative : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q quality : seperti apa : tajam, tumpul, atau tersayat
R region : daerah perjalanan nyeri S severityskala nyeri : keparahan intensitas nyeri
T time : lamawaktu serangan atau frekuensi nyeri 4.
Pengkajian Nyeri a.
Meliputi : titik nyeri berasal : 1
Pada bagian nyeri mulai terasa 2
Kapan Rasa Nyeri Terasa 3
Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa 4
Apakah rasa nyeri mulai menyebar b.
Faktor- faktor yang mempengaruhi 1
Apa yang dapat membuatnya lebih baik 2
Apa yang membuatnya semakin terasa nyeri 3
Obat-obatan penghilang c.
Intensitas Nyeri d.
Sifat Nyeri Gambaran rasa nyeri : tidak nyaman, rasa terbakar, tegang, patah, kram.
5. Fokus Intervensi
Intervensi Prioritas NIC a.
Penatalaksanaan Nyeri : Meringankan dan mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh klien.
b. Pemberian Analgetik : penggunaan agen-agen farmakologi untuk
mengurangi dan menghilangkan nyeri.
2. Analisa Data
Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik
konklusi tentang respon klien Potter Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Jenis data : 1.
Data Objektif Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui berlaku, seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut
diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste. 2.
Data Subjektif Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan
oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
Contoh kasus : Do : klien tampak memegangi lokasi yang terasa nyeri, ekspresi wajah
meringis, wajah pucat, dan lainnya. Ds : klien mengatakan nyeri di kaki kanannya.
3. Perumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan
perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik Potter Perry, 2005. Rumusan masalah merupakan hasil pengkajian yang sudah didapat dari
klien. Setelah di analisa, maka akan diketahui masalah yang dialami klien. Seperti : Gangguan tidur, intoleransi aktivitas, ansietas, dan sebagainya.
4.
Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut Potter Perry, 2005. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara optimal
agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama yang saling membantu dalam proses pencapaian tujuan keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien. Effendy, 1994
Universitas Sumatera Utara
. Diagnosa yang dapat muncul terkait nyeri :
a. Nyeri kronik berhubungan dengan :
1. Proses keganasan
2. Jaringan perut
3. Kontrol nyeri yang tidak adekuat
b. Cemas berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan nyeri kronik
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal
e. Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan persepsi terhadap nyeri
f. Ansietas yang berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang.
g. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal
h. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri
i. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan.
j. Nyeri adalah yang berhubungan dengan :
1. Cedera fisik atau trauma
2. Penurunan suplai darah ke jaringan
Intervensi a.
Mengidentifikasi tujuan untuk penatalaksanaan nyeri Informasi yang diperoleh perawat melalui pengkajian klien digunakan untuk
mengidentifikasi tujuan-tujuan menangani nyeri.Tujuan yang diidentifikasi didiskusikan atau divalidasi bersama klien.Bagi beberapa klien, tujuan dapat
merupakan peredaan nyeri total.Namun, begitu, bagi banyak orang harapan ini adalah tidak realistic.Tujuan lainnya dapat mencakup penurunan
intensitas, durasi atau frekuensi dari nyeri dan menurunkan efek-efek negatif nyeri yang ada pada klien.
b. Hubungan perawat-klien dan penyuluhan klien
Dua tindakan keperawatan yang menjadi dasar dari semua penatalaksanaan nyeri lainnya adalah:
1. Hubungan perawat-klien
2. Penyuluhan pada klien tentang nyeri dan cara meredakannya.
Hubungan perawat-klien yang positif dan penyuluhan merupakan kunci dari penatalaksanaan analgesia pada klien yang mengalami nyeri karena
Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang terbuka dan kerja samaklien penting untuk keberhasilannya. Penyuluhan sama pentingnya karena klien atau keluarga
mungkin bertanggung jawab terhadap penanganan nyeri di rumah dan mencegah serta menangani efek samping.
c. Memberikan perawatan fisik
Klien dengan nyeri mungkin tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari- hari yang lazim atau untuk melakukan perawatan diri yang lazim.Karenanya,
penting artinya untuk membantu individu yang nyerinya mengganggu perawatan diri untuk menjalani aktivitas ini.Klien sering lebih nyaman saat
kebutuhan fisik dan perawatan dirinya terpenuhi dan upaya telah dibuat untuk memastikan posisinya senyaman mungkin.
d. Menangani ansietas yang berhubungan dengan nyeri
Ansietas dapat mempengaruhi respon klien terhadap nyeri.Klien yang mengantisipasi nyeri lebih cemas. Mengajarkan klien tentang sifat dari
pengalaman nyeri yang akan dialami dan cara-cara yang ada untuk menurunkan nyeri sering menurunkan ansietas. Orang yang mengalami nyeri
akan menggunakn strategi yang dipelajari sebelumnya untuk mengurangi nyeri. Pembelajaran tentang tindakan pereda nyeri dapat mengurangi
ancaman nyeri dan memberikan individu indera kendali. Brunner Suddarth, 2002
Implementasi Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan. a
Ketidakpercayaan. Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita klien dapat mengurangi
nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri klien, dan mengatakan pada
klien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri klien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.
Universitas Sumatera Utara
b Kesalahpahaman.
Mengurangi kesalahpahaman klien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu klien bahwa nyeri yang dialami sangat
individual dan hanya klien yang tahu secara pasti tentang nyerinya. c
Ketakutan. Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan klien dengan
menganjurkan klien untuk mengekpresikan bagaimana mereka menangani nyeri.
d Kelelahan.
Kelelahan dapat memperberat nyeri.Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e Kebosanan.
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri.Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik.
Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti : a
Tehnik latihan pengalihan 1.
Menonton televisi 2.
Berbincang-bincang dengan orang lain 3.
Mendengarkan music b
Tehnik relaksasi Menganjurkan klien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru
dengan udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi sehingga didapat rasa nyaman, tenang dan rileks. c
Stimulasi kulit 1.
Menggosok dengan halus pada daerah nyeri 2.
Mengggosok punggung 3.
Menggunakan air hangat dan dingin 4.
Memijat dengan air mengalir.
Universitas Sumatera Utara
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS