mengharapkan peningkatan laba yang akan diperoleh. Namun, hal tersebut menggambarkan terjadi penurunan laba sebesar Rp. 3.268.878,55.Penurunan laba
tersebut mengindikasikan bahwa dari penambahan modal kerja adanya ketidakefisienan dalam hal pemanfaatan modal kerja.
Modal kerja yang diperoleh merupakan modal yang bersumber dari pribadi, pinjaman dari bank, teman-teman sesama pengusaha, dan yang terakhir adalah
dengan menjual harta kekayaan perusahaan menyebut dengan menggali. Sumber dana perusahaan dalam melakukan pinjaman ke bank memperoleh kredit bunga
sebesar 1,3 per bulan.Hal ini tentu dapat memengaruhi tingkat pendapatan dalam pembayaran pinjaman serta bunga tersebut. Pemanfaatan dana tersebut juga
harus efisien agar tingkat pendapatan dengan bunga yang ada relevan. Perusahaan menyebutkan juga bahwa dalam mengerjakan sebuah proyek
terdapat penggunaan dana di luar kontrak yang telah ditetapkan dana taktis. Hal inilah yang membuat tingkat pendapatan menjadi lebih kecil. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan
ketentuan yang
ada sehingga
dapat memengaruhi
tingkatpendapatan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap pengadaan dan pemanfaatan modal kerja pada PT. Harawana
Consultant. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pentingnya analisis pengadaan dan
pemanfaatan modal kerja demi kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis
tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Pengadaan dan Pemanfaatan Modal Kerja pada PT. Harawana Consultant
”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul dan uraian di atas dan agar peneliti lebih sistematis dan terfokus, maka penulis mencoba mengidentifikasikan masalahnya, yaitu darimana
sumber modal yang diperoleh perusahaan untuk kegiatan operasional dan
bagaimana sistem pemanfaatan modal kerja tersebut. 1.3.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditentukan sebelum sampai pada tahap pembahasan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian difokuskan pada:
1. Pengadaan modal kerja yang berasal dari internal dan eksternal
perusahaan pada PT. Harawana Consultant. 2.
Pemanfaatan modal kerja pada PT. Harawana Consultant.
1.4. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang yang tersaji di atas, adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam bentuk pertanyaa
n, “Bagaimanakah pengadaan dan pemanfaatan modal kerja pada PT. Harawana Consultant yang telah
dilaksanakan
?”. 1.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana pengadaan dan pemanfaatan modal kerja yang dilaksanakan pada PT. Harawana Consultant.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi pengelola perusahaan dalam upaya untuk pengelolaan modal kerja secara efektif dan efisien sehingga
operasional perusahaan sehari-hari dapat berjalan lancar. 2.
Bagi Akademisi Untuk memberikan tambahan informasi mengenai analisis pengadaan
dan pemanfaatan modal kerja. 3.
Bagi Penulis Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai pengadaan
dan pemanfaatan modal kerja pada suatu perusahaan sehingga dapat membandingkan antara teori dan praktik.
4. Bagi Penulis Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa khususnya program studi akuntansi dan pembaca yang berkepentingan terhadap analisis
pengadaan dan pemanfaatan modal kerja.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pengadaan modal kerja pada perusahaan harus selalu dilakukan dengan cermat, sebab kesalahan dalam hal pengadaan modal kerja akan mengakibatkan
bertambahnya beban perusahaan khususnya perusahaan jasa. Hal tersebut akan mmengaruhi tingkat pendapatan yang akan diterima perusahaan. Pemanfaatan
modal kerja juga harus selalu dilakukan dengan cermat, sebab penggunaan yang tidak berkaitan dengan operasional perusahaan akan mengurangi jumlah dana
yang tersedia yang seharusnya dana tersebut dapat digunakan kepada kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang
menunjukkan adanya penggunaan dana yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa PT. Harawana Consultant: Pertama, sumber modal kerja PT. Harawana Consultant
berasal dari dalam dan dari luar perusahaan dan merupakan kebijakan yang baik. Tetapi sumber modal kerja yang berasal dari luar perusahaan tidak dilakukan
dengan efisien karena peminjaman dari bank degan kredit bunga per bulannya sebesar 1,3 dan peminjaman yang dilakukan kepada teman-teman sesama
pengusaha dimana kesepakatan hasil dari kontrak akan dibagi yang disebut dengan istilah bagi jatah. Kedua hal tersebut akan memberatkan perusahaan di
kemudian harinya karena dengan dilakukan peminjaman dari kedua belah pihak
66
tersebut akan mengurangi pendapatan dari kontrak sehingga pendapatan menjadi kecil. Kedua, pemanfaatan modal kerja yang dilakukan untuk operasional
perusahaan sudah terlihat bagus. Pilihan pimpinan perusahaan dalam hal menggunakan keseluruhan dana yang ada sebelum memperoleh pendapatan dari
kontrak yang ada merupakan pilihan yang bagus. Tetapi ada penggunaan dana di luar dari operasional perusahaan yang disebut dana taktis. Penggunaan dana
tersebut tidak benar adanya, tetapi pihak perusahaan tetap melakukan penggunaan dana taktis tersebut demi kelancaran suatu proyek yang dilakukan. Penggunaan
dana yang seperti itu akan menghabiskan dana perusahaan dengan percuma. Hal ini terbukti pada hasil penelitian yang dilakukan dan menjelaskan mengapa laba
perusahaan begitu kecil. Ketiga, laporan pengadaan dan pemanfaatan modal kerja PT. Harawana Consultant tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan proses pencatatan
pengeluaran dilakukan secara kasarnya saja, bukan secara akuntansi. Setiap pengeluaran dicatat ke dalam excel, kemudian di akhir periode diakumulasikan
guna untuk menyajikan laporan keuangan pajak saja. Keempat, proses penggunaan dana oleh PT. Harawana Consultant belum sesuai dengan yang
seharusnya. Penggunaan dana pada PT. Harawana Consultant lebih sering menggunakan dana taktis atau dana secara tiba-tiba tanpa dilakukan suatu
perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dapat mengakibatkan penggunaan dana yang berlebihan karena penggunaan yang secara tiba-tiba tanpa adanya pembukuan
akuntansi sehingga penggunaannya tidak terstruktur. Kelima, laba bersih dari hasil kinerja perusahaan terhadap proyek atau operasional yang sudah dilakukan adalah
sudah murni sebagai laba ditahan. Laba tersebut tidak dibagikan lagi oleh