Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

(1)

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP

PROFITABILITAS PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan

Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2010-2012)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

LAMTIURMA SITANGGANG 100907057

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja yang terdiri dari Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Investmen) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kuantatif. Data penelitian diperoleh melalui data skunder, data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id yang kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan software Microsof Excel untuk mengkonversi data skunder menjadi rasio modal kerja dan SPSS Versi 20 untuk menguji uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heterokendasitas dan autokorelasi apakah sudah memenuhi standar BLUE agar kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan uji regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi dan Test Of Goodnes Of Fit untuk mengetahui apakah Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover

memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI).

Hasil penelitian menunjukan secara parsial hanya Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2010-20112. Secara simultan Current Ratio,Inventory Turnover dan Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROI).

Kata Kunci : Pengaruh Modal Kerja (Current Ratio , Inventory Turnover, Working Capital Turnover ) dan Profitabilitas (Return On Investmen)


(3)

Salam Sejahterah,

Puji dan syukur sayas ucapkan atas berkat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya atas segala doa, dukungan, motivasi, kasih sayang dan kesabaran yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Prof.DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Arifin Nasution, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan waktu yang sangat berarti untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Bapak Faizal Eriza, S.Sos, MSP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan nasehat guna penyempurnaan skripsi ini

4. Kak Siswati Saragih dan Bang Farid selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

Kak Novelina dan Adikku Josua yang telah memberi dukungan doa dan motivasi kepada saya.

6. Teman-teman Kelompok Kecil “Army The God” Meriau Witta Pakpahan, Afrina Margaretha Gurning, Ricky Malber Sihaloho dan Kak Rosmeri karena atas dukungan doa dan motivasi selama penulisan skripsi ini

7. Kepada Bang Giftha yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini 8. Kepada teman-teman Administrasi Bisnis, Kelas A Stambuk 2010 atas

kebersamaannya selama ini.

9. Kepada teman kos, Grace yang selalu menari didepan kamar kos setiap jam 3 sore yang telah menjadi insipirasi dalam penulisan skripsi ini

10.Buat pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu penulis baik doa, semangat dan motivasinya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.

Medan, April 2014


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Batasan dan Rumusan masalah... 12

1.2.1 Batasan Masalah... 12

1.2.2 Rumusan Masalah... 12

1.3Tujuan Penelitian... 13

1.4Manfaat Penelitian... 14

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Modal Kerja... 15

2.1.1 Pengertian Modal Kerja... 15

2.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja... 18

2.1.3 Unsur Modal Kerja... 19

2.1.4 Peranan Modal Kerja... 20

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja... 21

2.1.6 Sumber dan Penggunaan Modal kerja... 22

2.1.7 Manajemen Modal Kerja... 22

2.1.8 Rasio-rasio Modal Kerja... 27

2.2 Profitabilitas... 31

2.2.1 Pengertian Profitabilitas... 31

2.2.2 Rasio-rasio Profitabilitas... 32

2.3 Laporan Keuangan... 34

2.3.1 Pengertian Laporan keuangan... 34

2.3.2 Jenis Laporan keuangan... 35

2.4 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat... 36

2.4.1 Hubungan CR dengan ROI... 36

2.4.2 Hubungan ITO dengan ROI... 37

2.4.3 Hubungan WCTO dengan ROI... 38

2.5 Kerangka Pemikiran konseptual... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 40

3.2 Populasi dan Sampel... 40


(6)

3.3 Hipotesis……….

3.4 Defenisi Konsep... 44

3.5 Defenisi Operasional... 45

3.6 Teknik Pengumpulan Data……… 46

3.7 Teknik Analisis Data………. 47

3.7.1 Uji Asumsi Klasik... 45

3.7.2 Teknik Analisis Data... 52

3.7.2.1 Persamaan Regresi………. 52

3.7.2.2 Test Of Goodness Of Fit……… 53

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Deskripsi Data Penelitian... 57

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 57

4.1.2 Statistik Deskriptif... 59

4.2 Uji Asumsi Klasik... 63

4.2.1 Uji Normalitas... 63

4.2.2 Multikolinearitas... 66

4.2.3 Autokorelasi... 67

4.2.4 Heterokendasitas... 68

4.3 Hasil Analisis Regresi Berganda... 70

4.3.1 Persamaan Regresi Berganda... 70

4.3.2 Hasil Test Of Goodnes Of Fit... 72

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 76

4.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Current Ratio Tidak Berpengaruh Terhadap Return On Investment... 76

4.4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Inventory Turnover Tidak Berpengaruh Terhadap Return On Investment... 77

4.4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Working Capital Turnover Berpengaruh terhadap Return On Investment... 78

4.4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Simultan Rasio Keuangan Current Ratio Berpengaruh Terhadap Return On Investment... 79

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 80

5.3 Keterbatasan Penelitian... 81

5.2 Saran... 82


(7)

Tabel Judul Halaman 1.1 Rata-rata ROI, Current Ratio, Inventory Turnover dan

Working Capital TurnOver 7

3.1 Jumlah Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar

dan Kimia 42

3.2 Tabel Proses Penentuan Sampel 43

3.3 Jumlah Sampel Penelitian 44 3.4 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia 44 3.5 Pengambilan keputusan dengan uji Durbin-Watson 51

3.6 Defenisi Operasional Variabel Bebas 56

3.7 Defenisi Operasional Variabel Terikat 56

4.1 Sampel Penelitian 58

4.2 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia 58

4.3 Statistik Deskriptif 60

4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov 66

4.5 Uji Multikolinearitas 67

4.6 Uji Autokorelasi 68

4.7 Uji Heterokendasitas 70

4.8 Tabel Regresi Berganda 71

4.9 Koefisien Determinasi 72

4.10 Uji Parsial (Uji t) 73


(8)

Gambar Judul Halaman

2.1 Jenis-jenis Modal Kerja Perusahaan 16

2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual 39

4.1 Analisis Grafik 64

4.2 Grafik P-P Plot 65

4.3 Diagram ScatterPlot 69


(9)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja yang terdiri dari Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Investmen) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kuantatif. Data penelitian diperoleh melalui data skunder, data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id yang kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan software Microsof Excel untuk mengkonversi data skunder menjadi rasio modal kerja dan SPSS Versi 20 untuk menguji uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heterokendasitas dan autokorelasi apakah sudah memenuhi standar BLUE agar kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan uji regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi dan Test Of Goodnes Of Fit untuk mengetahui apakah Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover

memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI).

Hasil penelitian menunjukan secara parsial hanya Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2010-20112. Secara simultan Current Ratio,Inventory Turnover dan Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROI).

Kata Kunci : Pengaruh Modal Kerja (Current Ratio , Inventory Turnover, Working Capital Turnover ) dan Profitabilitas (Return On Investmen)


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi memberikan dampak yang cukup signifikan kepada aspek lainnya mulai dari lingkungan, politik, budaya serta bisnis. Griffin dan Ebert dalam Solihin (2006:4) mengatakan bahwa : ”bisnis merupakan aktivitas penyediaan barang dan jasa yang bertujuan untuk menghasilkan profit’’. Pada dasarnya setiap perusahaan berupaya untuk menberikan laba yang maksimal dan keuntungan yang berlipat bagi setiap stakeholders mereka. Hal ini dilakukan agar para stakeholders puas dan akhirnya loyal kepada perusahaan. Frederick, Post dan Davis dalam Gugup Kismono (2001:6) mengatakan bahwa : “stakeholders adalah semua pihak yang dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Stakeholders dapat dibagi menjadi 2 yaitu Primary stakeholders dan Secondary stakeholders. Primary stakeholders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan, produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stakeholders juga sering disebut sebagai market driven. Mereka terdiri dari para pelanggan atau konsumen, pemasok, karyawan, investor, pesaing. Secondary stakeholders adalah pihak-pihak atau kelompok yang dipengaruhi oleh aktivitas kedua perusahaan. Cara yang paling dasar digunakan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan keuntungan. Untuk meningkatkan keuntungan maka sebuah perusahaan dapat meningkatkan produksi


(11)

supaya penjualan atas produk tersebut juga meningkat disamping itu perusahaan juga dapat meningkatkan keuntungan melalui ketepatan penggelolaan perusahaan dalam menggunakan dana.

Dana memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Dana sebagai modal kerja diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Bahkan modal kerja juga bisa dikatakan sebagai nafas dan dasar kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan tidak akan bisa menjalankan usahanya tanpa ada modal kerja yang cukup. Modal kerja tersebut diperoleh dari berbagai sumber misalnya harta atau kekayaan perusahaan yang dialokasikan untuk periode tertentu dan setiap watu modal kerja itu akan terus berputar. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya (Kashmir, 2008:250). Modal kerja tersebut digunakan perusahaan untuk membiayai keperluan operasionalnya sehari-hari dan untuk membiayai investasi jangka panjang serta untuk menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety

terutama kreditur jangka pendek melalui aktiva lancar yang cukup besar. Modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Pengelolaan modal kerja sangat penting untuk diperhatikan dan diawasi oleh pihak-pihak yang ada dalam perusahaan khususnya manajer keuangan atau kepala bagian keuangan yang ada di perusahaan tersebut.

Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan berapa jumlah aktiva atau komposisi aktiva lancar, jadi jika perusahaan perusahaan menetapkan modal kerja


(12)

dengan jumlah yang terlalu besar tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu maka akan terjadi overlikuid dan ketidakefisienan pada perusahaan tersebut, karena banyak modal atau dana yang tidak digunakan dan tertimbun di dalam kas perusahaan, sehingga kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal akan berkurang.

Besarnya jumlah modal kerja sangat tergantung kepada kebijakan dari kebutuhan perusahaan dan pertimbangan manajer perusahaan. Disisi lain jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan lebih banyak hutang daripada modal, maka akan terjadi pengurangan keuntungan karena beban bunga yang harus dibayar oleh kreditur ikut meningkat dengan pesat.

Untuk itu, seorang manajer tidak hanya dituntut memikirkan dari mana sumber dana diperoleh agar dapat digunakan menjadi modal perusahaan tetapi juga harus mengatur dan mengawasi serta mengelola penggunaan modal kerja. Disamping itu manajer juga perlu mengetahui bagaimana perputaran modal kerja dan mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak terjadi hal buruk yang dapat mengganggu perusahaan khususnya dalam hal keuangan. Dari hasil pengamatan dan pengawasan itu, maka manajer akan mampu menyusun rencana strategis (renstra) untuk keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga tujuan peusahaan akan tercapai. Selain manajer kreditor jangka pendek dalam internal perusahaan juga perlu mengawasi pengelolaan modal kerja untuk mendapatkan informasi bagaimana tingkat likuiditas perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek perusahaan kepada pihak lain. Jika perusahaan dapat mengelola modal kerja dengan baik maka,hal itu akan meningkatkan efisiensi


(13)

dalam perusahaan yangpada akhirnya laba juga meningkat sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik. Tetapi sebaliknya jika perusahaan tidak dapat mengelola modal kerja dengan baik, maka akan terjadi kerugian yang besar dan dapat mengancam keberlangsungan usaha tersebut serta tidak tercapainya efisiensi modal kerja yang diharapkan. Efisiensi modal kerja dapat dilihat melalui

inventories tunover dan total assets turnover. Efisiensi modal kerja adalah ketepatan organisasi atau perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang ada, dengan kata lain tidak kurang dan tidak lebih. Dan untuk mengetahui efisiensi modal kerja, maka kita dapat mengukurnya melalui elemen modal kerja terlebih dahulu.

Menurut Esra dan Apriweni dalam pramudita (2013), dalam pengelolaan modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan persediaan. Jika ditemukan bahwa tingkat perputaran elemen modal kerja tinggi maka dapat dikatakan bahwa penggunaan dan pengelolaan modal kerja efisien, tetapi sebaliknya jika perputaran elemen modal lambat maka dapat dikatakan penggunaan dan pengelolaan modal kerja tidak efisien.

Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 1999) adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen- elemen modal kerja. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas adalah kas dan persediaan serta perputaran modal kerja itu sendiri.


(14)

Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap likuiditas sebuah perusahaan, karena semakin banyak kas yang dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang tinggi. Tetapi disisi lain, perusahaan juga harus menentukan kas minimun yang proposional, karena jika perusahaan menyimpan kas dalam jumlah banyak, maka tingkat perputaran modal perusahaan akan kecil, sehingga profitabilitas yang dihasilkan perusahaan akan rendah.

Selain kas, ada unsur modal kerja lainnya adalah persediaan. Persediaan adalah elemen penting dari modal kerja yang selalu berputar dan jumlahnya selalu berubah-ubah setiap waktu. Persediaan perusahaan dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu persediaan barang mentah(bahan baku), barang setengah jadi (barang dalam proses) dan barang jadi.

Perputaran modal kerja diperlukan, karena perputaran modal kerja itu berpengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diperoleh perusahaan akan dikurangi beban operasional sehingga menghasilkan laba bersih (profitabilitas).

Laba bersih merupakan salah satu komponen pembentuk dari ROI (Return On Investment) yang dimana ROI menunjukkan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan. Bagi


(15)

manajer, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahuiberhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.

Industri dasar dan kimia merupakan industri yang sangat strategis dan sangat dibutuhkan, karena industri ini memproduksi bahan mentah menjadi barang-barang baku dan barang setengah jadi yang kemudian akan diolah kembali oleh perusahaan lain. Disamping itu perusahan-perusahan yang ada dalam industry dasar dan kimia pada dasarnya memiliki modal kerja yang cukup besar untuk membiayai kegiata operasionalnya, sebagai contoh industri metal and allied product yang memerlukan biaya besar untuk mengeruk isi perut bumi yang kemudian diolah menjadi besi, baja dan produk turunannya yang pada proses tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar sehinga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana perusahaan dalam industri dasar dan kimia memanajemenkan modal kerja tersebut agar mendapatkan laba dan melihat apa pengaruh dari modal kerja terhadap Return On Investmen (ROI).

Adapun jumlah perusahaan manufaktur sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar tahun 2010-2012 dalam BEI dan mengeluarkan laporan keuangan pada tanggal 31 desember 2012 berjumlah, hanya berjumlah 58 perusahaan. Berikut data rata-rata Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover periode 2010-2012 :


(16)

Tabel 1.1 Rata-rata ROI, Current Ratio, Inventory Turnover dan

Working Capital TurnOver

Variabel Tahun

2010 2011 2012

Return On Investment (ROI) 0,047 0,067 0,055

Current Ratio (CR) 363,463 286,23 229,1

Inventory Turn Over (ITO) 9,31 8,22 6,21

Working Capital Turn Over (WCTO) (45,83) 17,96 4,54

Sumber : www.idx.co.id (diolah peneliti 2013)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui ROI perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Perubahan ROI perusahaan terjadi karena berfluktuasi beberapa variabel, diantaranya current ratio, inventory turnover, dan working capital turnover.

Perputaran modal kerja pada tahun 2011 mengalami peningkatan dan ROI juga meningkat, sedangkan pada tahun 2012 perputaran modal mengalami penurunan yang diikuti juga oleh variabel ROI juga mengalami penurunan yang dimana dapat disimpulkan bahwa perputaran modal memiliki pengaruh terhadap profitabilitas, hal ini berbeda dengan penelitian Rio (2011) yang mengatakan bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.

Current ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan Return On Investment mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 Current Ratio

mengalami penurunan kembali yang kemudian diikuti oleh ROI yang juga mengalami penurunan yang dimana dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap ROI, sedangkan menurut penelitian Relani (2008) mengatakan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas.


(17)

Inventory Turnover pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan ROI mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2012, Inventory Turnover juga mengalami penurunan yang juga diikuti oleh ROI yang juga mengalami penurunan pada tahun 2012, sehingga dapat dilihat bahwa Inventory Turnover

tidak memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas. Sedangkan menurut penelitian oleh Ririn (2009) mengatakan bahwa Inventory Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.

Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yang membahas pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dilakukan oleh Ririn (2009) dengan judul Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menggunakan variabel antara lain: sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventory turnover ratio, receivable turnover ratio yang memberikan pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) sebagai variabel tidak bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial kelima variabel penelitian berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA adalah financial debt ratio karena mempunyai t statistik paling besar dan probabilitas yang paling kecil.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Relani (2008) yang berjudul Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi dengan variabel yang digunakan adalah rasio lancar, rasio cepat dan


(18)

rasio perputaran modal kerja sebagai variabel bebas serta ROI sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio lancar, rasio cepat dan rasio perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI.

Penelitian yang dilakukan oleh Fatma (2006) yang berjudul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok Merangir dengan variabel cash turnover, receivables turnover, inventory turnover

sebagai variabel bebas dan Return on Investment (ROI) sebagai variabel terikat dan metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda linear menunjukkan hasil bahwa secara simutan variabel cash turnover, receivables turnover, dan

inventory turnover tidak memiliki pengaruh yang signikan terhadap return on investment (ROI). Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel cash turnover yang berpengaruh signifikan terhadap return on invetment

(ROI) PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok Merangir.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Pramudita (2013) dengan judul Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja dan Struktur Modal Kerja Terhadap Profitailitas Perusahaan (Analisis pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran persediaan, rasio lancar dan rasio hutang terhadap ekuitas dan variabel terikat ROI. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, dan didapat 26 perusahaan yang terdiri dari 14 perusahaan manufaktur sektor aneka industri dan 12 perusahaan manufaktur


(19)

sektor industri barang konsumsi. Data dianalisis memakai analisis regresi berganda yang meliputi uji statistik deskriptif, uji penyimpangan asumsi klasik,

uji goodness of fit, dan menggunakan uji beda (Chow Test). Hasil analisis menunjukkan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri bahwa variabel perputaran kas, dan rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh signifikan terhadap ROI. Sedangkan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi hanya variabel perputaran persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap ROI.

Penelitian yang dilakukan oleh Rio (2011) dengan judul “Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Working Capital Turnover (WCTO), Receivabel Turnover (RTO), Inventory Turnover (ITO) sedangkan variabel terikatnya adalah Return On Investment (ROI) yang dimana variabel-variabel independen dan dependen diuji dengan menggunakan analisis statisktik SPSS 18.00 dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen dengan dependen baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel working capital turnover, receivable turnover dan inventory turnover

memiliki pengaruh secara simultan terhadap return on investment. Sedangkan secara parsial hanya variabel inventory turnover yang memiliki pengaruh terhadap return on investment.

Penelitian yang dilakukan oleh kumala (2012) dengan judul “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Rokok Di Indonesia(Studi Kasus Pada Industri RokokGo-Public Yang Listing Di Bursa


(20)

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2011) dengan variabel bebas modal kerja, Tingkat perputaran modal kerja, rasio lancar, rasio kecukupan kas, dan variabel terikat return on investment (ROI). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 18. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel modal kerja yang terdiri atas Tingkat Perputaran Modal Kerja, Rasio Lancar, dan Rasio Kecukupan Kas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas untuk industri rokok Go-public yang terdaftar di BEI tahun 2004-2011. Sedangkan secara parsial, variabel modal kerja yang berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap profitabilitas yaitu Tingkat Perputaran Modal Kerja. Sedangkan Rasio Lancar dan Rasio Kecukupan Kas tidak berpengaruh.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Aulia (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2004-2008)dengan variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan status perusahaan terhadap Return On Investment (ROI) perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Hasil kesimpulan penelitian ini adalah perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI.


(21)

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu, maka penelitian ini akan mencoba menguji kembali variabel yang sebelumnya pernah diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”

1.2Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini pengelolaan modal kerja yang dianggap berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan terdiri dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio

(CR), rasio aktivitas yaitu Working Capital Turnover (WCTO) dan Inventory Turnover (ITO) baik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI) perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?

2. Apakah pengelolaan modal kerja Inventory Turnover (ITO) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?


(22)

3. Apakah pengelolaan modal kerja Working Capital Turnover (WCTO) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?

4. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory Turnover dan

Working Capital Turnover secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan (ROI) manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012

2. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Inventory Turnover (ITO) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

3. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Working Capital Turnover

(WCTO) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

4. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover secara simultan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012


(23)

1.4Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak:

1. Bagi Peneliti

a. Untuk memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU

b. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan pada perusahaan industri dasar dan kemasan subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 sehingga mengetahui bagaimana cara mengelola modal kerja secara lebih efisien untuk menjalankan suatu usaha yang nantinya dapat diterapkan jika ingin membuat usaha sendiri.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian tentang pengelolaan modal kerja ini dapat dijadikan bahan sebagai gambaran bagaimana kinerja perusahaan industri dasar dan kimia sehingga dapat dijadikan bahan masukan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan baru di dalam perusahaan daam rangka peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan studi pustaka bagi peneiti selanjutnya, yang ingin meneliti pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap profitabilitas.


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Modal Kerja

2.1.1 Pengertian Modal Kerja

Pada masa sekarang ini dunia usaha dan industri sedang berkembang dengan pesat dan menjadi pemegang peranan penting dalam pembangunan suatu negara atau wilayah tersebut. Salah satu penentu berhasil atau tidaknya sebuah usaha atau industri adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan tersebut dan bagaimana pengelolaan modal kerja itu. Setiap usaha yang bergerak di bidang apapun membutuhkan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya, dimana perusahaan juga berharap bahwa modal kerja yang mereka miliki dapat berputar kembali dengan cepat sehingga dapat memberikan untung yang maksimal bagi mereka. Ada banyak pengertian modal kerja dalam perusahaan menurut para ahli ekonomi yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Menurut Lukas Setia Atmajaya dalam Ririn Setiorini (2009:12), modal adalah Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Menurut Kashmir (2008:248-249) dalam praktiknya pengertian dana atau fund dibagi ke dalam beberapa pengertian yaitu:

1. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai)

Dana sebagai uang kas, artinya dana sepeti yang tertera di dalam neraca dan langsung dapat menjadi uang tunai saat dibutuhkan. Sebagai uang kas


(25)

dapat juga diartikan sebagai dana yang yang sesungguhnya dimiliki perusahaan dan siap digunakan setiap waktu dibuthkan.

2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro atau tabungan.

Dana sebagai uang yang disimpan di bank mengandung arti bahwa dana tersebut ditempatkan dalam bentuk simpanan. Biasanya jenis simpanan (rekening) yang dikelompokkan disini adalah rekening giro (demand deposit) dan rekening tabungan (saving deposit).

3. Dana dianggap sebagai modal kerja.

Dana sebagai modal keja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka pendek.

4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan

Dana diartikan sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan, artinya seluruh harta perusahaan yang dimiliki perusahaann.

5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas. Artinya semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan dana.

Dana dalam penelitian kali ini khusus membahas dana yang dianggap sebagai modal kerja. Menurut Agnes Sawir (2005:129) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai kekayaan/aktiva yang


(26)

diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa atau untuk membelanjai kegiatan perusahaan sehari-hari, dan selalu berputar dalam periode tertentu dalam menopang usaha perusahaan (Bambang Riyanto 1998:58). Setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal kerja yang cukup dan bahkan maksimal agar setiap keperluan atau kebutuhan perusahaan tersebut dapat terpenuhi dengan baik pula. Jika sebuah perusahaan mengalami kekurangan kas maka ia akan memiliki kesulitan atau gangguan dalam pembayaran hutang atau kewajiban jangka pendek, sedangkan jika ia mengalami kekurangan persediaan (inventory) perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak terjadi piutang (S. Munawir, 2004:116). Pemahaman arti modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal keja. Pengertian modal kerja yang berbeda akan menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja juga berbeda (Kamaruddin, 2002:2).

Menurut Kasmir (2008:250-251) modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva


(27)

lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau net working capital.

3. Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataanya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

2.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja.

Dari pengertian modal kerja tersebut terdapat beberapa jenis modal kerja yang ada di dalam sebuah perusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:4) jenis modal kerja adalah:

a. Modal kerja permanen, modal kerja yang harus terus – menerus ada dalam rangka kontinuitas usaha. Modal kerja permanen digolongkan menjadi 2 jenis: 1. Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum

2. Modal kerja normal, modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi normal dan bersifat fleksibel.

b. Modal kerja variabel, modal kerja yang mengalami perubahan sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan. Jenis modal kerja ini dibedakan atas:

1. Modal kerja musiman, yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim.


(28)

2. Modal kerja siklus, yang perubahannya mengikuti pola atau fluktuasi konjuntur.

3. Modal kerja darurat (Emergency working capital). Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Atas dasar keterangan di atas, jumlah modal kerja suatu perusahaan adalah: Gambar 2.1 Jenis-Jenis Modal Kerja Perusahaan

TOTAL MODAL KERJA

Sumber : kamaruddin (2002:5) 2.1.3 Unsur –unsur Modal Kerja

Modal kerja memiliki beberapa komponen yang sangat berpengaruh antara lain: kas, surat –surat berharga, piutang, dan persediaan. Pengertian kas di sini tidak hanya meliputi uang kas yang berada dalam perusahaan atau di bank, melainkan juga termasuk investasi dalam surat-surat berharga jangka pendek yang dapat digunakan dengan segera. Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Piutang adalah akun yang timbul akibat adanya kebujaksanaan penjualan secara kredit. Semakin besar proporsi penjualan secara kredit akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Semakin besarnya jumlahnya piutang berarti

Primer PERMANEN

VARIABEL

Normal

Musiman Siklus Darurat


(29)

resiko semakin besar, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitas (Riyanto,2001:86)

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kerugian karena kerusakaan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusaahaan.

Investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga. Akibat kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Ini berarti capital assets dan direct labor tidak dapat didaya gunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan mempertinggi biaya rata-rata yang pada akhirnya akan menekan keuntungan juga. 2.1.4 Peranan Modal Kerja

Pada hakekatnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan terus berubah-ubah karena manajemen perusahaan selalu menggunakan modal kerja itu untuk kebutuhan operasional peusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:6) peranan modal kerja bagi perusahaan ada 2 yaitu:

a. Menopang kegiatan produksi dan penjulaan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran.


(30)

b. Menutup dana atau pengeluaran tetap dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Perusahaan dalam setiap periode membutuhkan modal kerja yang harus segera dipenuhi oleh pihak manajemen. Tetapi pada kenyataanya terkadang modal kerja yang dibutuhkan itu tidak selalu ada dan cukup. Sehingga manajemen harus menaruh perhatian khusus bagi pemenuhan modal kerja dan segala faktor yang mempengaruhi modal kerja. Menurut Kasmir (2008:254) ada beberapa fakor yang mempengaruhi modal kerja antara lain:

a. Jenis perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.

b. Syarat kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur beberapa kali untuk jangka waktu tertentu.


(31)

c. Waktu produksi

Artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

d. Tingkat perputaran sediaan

Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.

2.1.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Kebutuhan setiap perusahaan akan modal kerja wajib dipenuhi oleh pihak manajemen perusahaan tersebut dengan berbagai cara dan bentuk. Menurut Kasmir (2008:256) bahwa terdapat beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan antara lain:

a. Hasil operasi perusahaan, adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan


(32)

ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya cadangan laba atau laba yang belum dibagi.

b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga, selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun sebaliknya, jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal kerja.

c. Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.

d. Penjualan aktiva tetap, artinya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

e. Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.

f. Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.

g. Dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.


(33)

Jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan modal kerja yang mereka miliki untuk membayar beberapa pengeluaran yang ada, maka akan terjadi penurunan jumlah aktiva lancar yang mereka miliki. Sehingga manajmen perusahaan harus teliti dan penuh pertimbangan dalm menggunakan modal kerja mereka.

Menurut S. Munawir (2004:125), pengguanaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunya modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplier kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya.

b. Kerugian-kerugian yang di derita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidental lainnya.

c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dana ekspansi ataupun dana-dana lainnya.

d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau tumbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.

e. Pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotek, utang obligasi, maupun bentuk utang jangka panjang lainnya, serta


(34)

penarikan atau pembelian kembali (untuk sementara maupun atau seterusnya) saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan utang jangka panjang diimbangi berkurang aktiva lancar.

f. Pengembalian uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik saham dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.

Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar yang tidak mengurangi modal kerja, seperti:

a. Pembelian efek (maketable securities) secara tunai

b. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai. c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, misalnya

dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes rceivable).

2.1.7 Manajemen Modal Kerja

Dalam praktiknya, perusahaan membutuhkan jumlah modal kerja yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini, setiap perusahaan akan


(35)

menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan berdasarkan jumlah biaya operasional dalam menjalankan kegiatan produksinya. Oleh karena itu maka manjemen perusahaan selalu berusaha agar dapat memenuhi kebutuhan modal kerjanya, sehingga dapat meningkatkan likuiditas dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan sudah memiliki modal kerja yang cukup, maka manejemen juga harus memperhatikan bagaimana pengelolaan modal kerja yang ada.Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan, Hanafi dalam Ekadini (2010). Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja, Tunggal dalam Ekadini (2010). Menurut Kasmir (2008:252) secara umum tujuan manajemen modal kerja adalah:

a. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan

b. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya.

c. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelangganya.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat.

e. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.


(36)

f. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.

g. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya niai aktiva lancar

2.1.8 Rasio-rasio Modal Kerja

Menurut Sawir (2005:144), jenis-jenis modal kerja terdiri dari: 1. Kecukupan Aktiva Lancar

a. Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio) Current Ratio = Current Assets

Current Liabilities

Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak dapat membayar tagihan-tagihannya pada masa mendatang. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan. b. Rasio aktiva lancar terhadap total aktiva

Current Assets to Total Assets Ratio = Current Assets Total Assets

Rasio yang rendah mungkin menunjukkan kurangnya penjualan kredit (piutang yang rendah) atau kurangnya dukungan untuk produksi dengan persediaan yang cukup. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan kebijakan pengumpulan piutang yang buruk atau persediaan yang besar. c. Rasio aktiva lancar terhadap penjualan

Quick Assets to Revenues Ratio = Quick Assets Current Liabilities


(37)

2. Kecukupan Quick Assets

a. Rasio quick assetsterhadap kewajiban lancar (quick ratio) Quick Ratio = Quick Assets

Current Liabilities

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya.

b. Rasio quick assets terhadap total aktiva

Quick Assets to Total Assets Ratio = Quick Assets Total Assets

Rasio ini menunjukkan besar kas dan piutang dalam bauran total aktivanya.

c. Rasio quick assets terhadap penjualan

Quick Assets to Revenues Ratio = Quick Assets

Revenues

Rasio ini memperlihatkan kecukupan kas dan piutang apabila penjualan meningkat. Rasio ini juga menunjukkan kas dan piutang yang berlebihan bila penjualan menurun.

3. Kecukupan kas

a. Rasio kas terhadap kewajiban lancar (cash ratio)

Cash Ratio = Cash

Current Liabilities

Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi utang-utang tepat pada waktunya


(38)

b. Rasio kas terhadap total aktivas

Cash to Total Assets = Cash Total Assets

Rasio ini merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap.

c. Rasio kas terhadap penjualan

Cash to Revenues Ratio = Cash Revenues

Rasio ini mengukur kecukupan kas dibandingkan dengan kegiatan opersinya.

4. Arus Dana Dari Persediaan

a. Perputaran persediaan dalam kas (inventory turnover in cash) Inventory Turnover In Cash = Revenues

Inventory

Rasio ini mengukur berapa kali dalam 1 tahun sebuah perusahaan menghasilkan penjualan yang sama dengan saldo persediaanya. Perputaran 12:1 berarti penjualan 1 bulan 1 sama dengan saldo persediaan.

b. Perputaran persediaan dalam unit (inventory turnover in units)

Inventory Turnover in Units = Cost of Good Sold Inventory


(39)

5. Exposure Dari Kewajiban Lancar

a. Rasio total aktiva terhadap kewajiban lancar (total assets to current liabilities ratio)

Total Assets to Current Liabilities Ratio = Total Assets Current Liabilities

Rasio ini mengukur porsi aktiva yang didanai oleh hutang jangka pendek.

b. Rasio HPP terhadap utang dagang (COGS to a accounts payable ratio) COGS to Account Payables Ratio = COGS

Account Payables

6. Kecukupan Modal Kerja

a. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih

Total Assets to Net Working Capital Ratio = Total Assets Net WorkingCapital

Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang tinggi.

b. Rasio kewajiban lancar terhadap modal kerja bersih

Current Liabilities to Net Working = Current Liabilities Capital Ratio Net Working Capital

Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current ratio. Bila


(40)

rendah. Bila rasio ini rendah, current ratio akan tinggi, mengindikasikan likuiditas tinggi.

c. Perputaran modal kerja (revenues to net working capital ratio) Working Capital Turnover = Revenues

Net Working Capital

Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio yang tinggi mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan rasio yang rendah menunjukkan liuiditas yang tinggi.

2.2Profitabilitas

2.2.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono 2001:130). Hal yang serupa dikatakan oleh Sartono (1998: 130) dalam Firnandy (2007) bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu berusaha untuk mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat


(41)

digunakan (Kasmir, 2008:198). Setiap rasio profitabilitas tersebut digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan tersebut melalui laporan keuangan perusahaan.

2.2.2 Rasio-rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2008:198), dalam praktiknya jenis-jenis rasio yang dapat digunakan adalah:

1. Profit Margin (Profit margin on sales)

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan penjualan bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.

Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut: a. Untuk margin laba kotor dengan rumus :

Profit Margin = Penjualan Bersih –Harga Pokok Penjualan (profit margin on sales) Sales

b. Untuk margin laba bersih dengan rumus :

Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax (EAIT) (profit margin on sales) Sales

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau Return on Total Assets merupakan rasio yang


(42)

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Rumus untuk mencari Return on Investment dapat digunakan sebagai berikut:

Return On Investment (ROI) = Earning After Interest and Tax Total Assets

3. Hasil Pengembalian Ekuitas

Hasil pengembaliana ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat demikan pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:

Return on Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax Equity


(43)

4. Laba Per Lembar Saham Biasa ( Earning per Share of Common Stock) rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dalam pengertian lain, tingkat pengembalian yang tiggi. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas. Rumus untuk mencari laba per saham biasa adalah sebagai berikut: Laba Per Lembar Saham = Laba saham biasa

Saham biasa yang beredar 2.3Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004:2) : ‘’laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut’’. Dalam pengertian yang lebih sederhana menurut Kasmir (2012:7) : ‘’laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu’’.


(44)

Berdasarkan pengertian diatas, maka menurut penulis bahwa laporan keuangan adalah sebuah laporan yang berisi informasi keuangan dari sebuah perusahaan untuk periode tertentu yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan tersebut kepada pihak perusahaan dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

2.3.2 Jenis Laporan Keuangan

Menurut (Kasmir 2012:28-30) secara umum jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu, dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.


(45)

4. Laporan Kas

Laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

2.4Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

2.4.1 Hubungan Current Ratio (CR) Dengan Return On Investment (ROI) Analisis Modal Kerja terhadap profitabilitas adalah sangat penting dalam analisis laporan keuangan suatu perusahaan. Dimana tujuan setiap perusahaan pada umumnya adaalah untuk memperoleh keuntungan /profit dari hasil kegiatan operasional perusahaan. analisis keuangan sangat penting bagi investor dan kreditor. karena para investor enggan untuk berinvestasi ke suatu perusahaan apabila memiliki laporan keuangan yang buruk.

Salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan modal kerja yang dapat dialokasikan untuk kegiatan operasi perusahaan, dapat menggunakan rasio lancar atau current ratio. Rasio lancar merupakan rasio yang terdapat dalam rasio likuiditas, yang membandingkan antara aktiva lancar terhadap hutang (kewajiban) perusahaan dan bertujuan menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo . Semakin besar penempatan dana pada sisi aktiva lancar perusahaan dibandingkan dengan hutang, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar


(46)

kewajiban. Jika penempatan dana aktiva lancar besar, menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan baik, akan tetapi disisi lain peluang perusahaan untuk memperoleh tambahan laba akan hilang, karena dana yang awalnya digunakan untuk investasi oleh perusahaan akan dicadangkan guna pemenuhan likuiditas perusahaan (Hastuti dalam pramudita, 2013:34) . Tingkat presentase rasio lancar yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan juga tinggi. Tetapi, semakin tinggi likuiditas perusahaan justru memperkecil perolehan profitabilitas (Van Horne dan Wachowiczdalam pramudita,2013: 34)

2.4.2 Hubungan Inventory Turnover (ITO) Dengan Return On Investment

(ROI)

Inventory atau persediaan adalah elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu berputar dan mengalami perubahan. Perputaran persediaan menggambarkan berapa kali persediaan dapat dikonversikan menjadi kas selama satu periode. Perputaran persediaan dapat diketahui dengan memperbandingkan Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki. Periode perputaran persediaan mampu menunjukkan apakah terjadi kelebihan investasi dalam berbagai komponen persediaan sehingga terjadi . Semakin tinggi perputaran persediaan, maka biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan barang digudang kecil sehingga menghemat biaya. Semakin kecil biaya yang ditanggung oleh perusahaan maka semakin besar pula profitabilitas yang didapat (Riyanto dalam pramudita, 2001:33).


(47)

2.4.3 Hubungan Working Capital Turnover (WCTO) Dengan Return On Investment (ROI)

Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur efektifitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Diukur dengan menggunakan rasio penjualan terhadap aktiva lancar (Working Capital Turnover) yaitu membandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan total aktiva lancar perusahaan pada periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran tersebut semakin efektif penggunaan modal kerja. Hal tersebut menunjukkan banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan. Penjualan yang tinggi meningkatkan profitabilitas perusahaan sebaliknya tingkat perputaran yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja (Riyanto:2011)

2.5Kerangka Pemikiran Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:89) : ‘’Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan’’. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis’’.

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:


(48)

Gambar 2.2 Kerangka Pemkiran Konseptual

Sumber : diolah peneliti, 2014

Return Of Investment (ROI)

Working Capital Turn Over (WCTO)

Modal Kerja Inventory Turn Over

(ITO) Current Ratio

(CR)

H1

H4 H3


(49)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Modal Kerja

2.1.1 Pengertian Modal Kerja

Pada masa sekarang ini dunia usaha dan industri sedang berkembang dengan pesat dan menjadi pemegang peranan penting dalam pembangunan suatu negara atau wilayah tersebut. Salah satu penentu berhasil atau tidaknya sebuah usaha atau industri adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan tersebut dan bagaimana pengelolaan modal kerja itu. Setiap usaha yang bergerak di bidang apapun membutuhkan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya, dimana perusahaan juga berharap bahwa modal kerja yang mereka miliki dapat berputar kembali dengan cepat sehingga dapat memberikan untung yang maksimal bagi mereka. Ada banyak pengertian modal kerja dalam perusahaan menurut para ahli ekonomi yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Menurut Lukas Setia Atmajaya dalam Ririn Setiorini (2009:12), modal adalah Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Menurut Kashmir (2008:248-249) dalam praktiknya pengertian dana atau fund dibagi ke dalam beberapa pengertian yaitu:

1. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai)

Dana sebagai uang kas, artinya dana sepeti yang tertera di dalam neraca dan langsung dapat menjadi uang tunai saat dibutuhkan. Sebagai uang kas


(50)

dapat juga diartikan sebagai dana yang yang sesungguhnya dimiliki perusahaan dan siap digunakan setiap waktu dibuthkan.

2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro atau tabungan.

Dana sebagai uang yang disimpan di bank mengandung arti bahwa dana tersebut ditempatkan dalam bentuk simpanan. Biasanya jenis simpanan (rekening) yang dikelompokkan disini adalah rekening giro (demand deposit) dan rekening tabungan (saving deposit).

3. Dana dianggap sebagai modal kerja.

Dana sebagai modal keja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka pendek.

4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan

Dana diartikan sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan, artinya seluruh harta perusahaan yang dimiliki perusahaann.

5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas. Artinya semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan dana.

Dana dalam penelitian kali ini khusus membahas dana yang dianggap sebagai modal kerja. Menurut Agnes Sawir (2005:129) modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai kekayaan/aktiva yang


(51)

diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa atau untuk membelanjai kegiatan perusahaan sehari-hari, dan selalu berputar dalam periode tertentu dalam menopang usaha perusahaan (Bambang Riyanto 1998:58). Setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal kerja yang cukup dan bahkan maksimal agar setiap keperluan atau kebutuhan perusahaan tersebut dapat terpenuhi dengan baik pula. Jika sebuah perusahaan mengalami kekurangan kas maka ia akan memiliki kesulitan atau gangguan dalam pembayaran hutang atau kewajiban jangka pendek, sedangkan jika ia mengalami kekurangan persediaan (inventory) perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak terjadi piutang (S. Munawir, 2004:116). Pemahaman arti modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal keja. Pengertian modal kerja yang berbeda akan menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja juga berbeda (Kamaruddin, 2002:2).

Menurut Kasmir (2008:250-251) modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva


(52)

lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau net working capital.

3. Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataanya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

2.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja.

Dari pengertian modal kerja tersebut terdapat beberapa jenis modal kerja yang ada di dalam sebuah perusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:4) jenis modal kerja adalah:

a. Modal kerja permanen, modal kerja yang harus terus – menerus ada dalam rangka kontinuitas usaha. Modal kerja permanen digolongkan menjadi 2 jenis: 1. Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum

2. Modal kerja normal, modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi normal dan bersifat fleksibel.

b. Modal kerja variabel, modal kerja yang mengalami perubahan sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan. Jenis modal kerja ini dibedakan atas:

1. Modal kerja musiman, yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim.


(53)

2. Modal kerja siklus, yang perubahannya mengikuti pola atau fluktuasi konjuntur.

3. Modal kerja darurat (Emergency working capital). Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Atas dasar keterangan di atas, jumlah modal kerja suatu perusahaan adalah: Gambar 2.1 Jenis-Jenis Modal Kerja Perusahaan

TOTAL MODAL KERJA

Sumber : kamaruddin (2002:5) 2.1.3 Unsur –unsur Modal Kerja

Modal kerja memiliki beberapa komponen yang sangat berpengaruh antara lain: kas, surat –surat berharga, piutang, dan persediaan. Pengertian kas di sini tidak hanya meliputi uang kas yang berada dalam perusahaan atau di bank, melainkan juga termasuk investasi dalam surat-surat berharga jangka pendek yang dapat digunakan dengan segera. Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Piutang adalah akun yang timbul akibat adanya kebujaksanaan penjualan secara kredit. Semakin besar proporsi penjualan secara kredit akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Semakin besarnya jumlahnya piutang berarti

Primer PERMANEN

VARIABEL

Normal

Musiman Siklus Darurat


(54)

resiko semakin besar, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitas (Riyanto,2001:86)

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kerugian karena kerusakaan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusaahaan.

Investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga. Akibat kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Ini berarti capital assets dan direct labor tidak dapat didaya gunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan mempertinggi biaya rata-rata yang pada akhirnya akan menekan keuntungan juga. 2.1.4 Peranan Modal Kerja

Pada hakekatnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan terus berubah-ubah karena manajemen perusahaan selalu menggunakan modal kerja itu untuk kebutuhan operasional peusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:6) peranan modal kerja bagi perusahaan ada 2 yaitu:

a. Menopang kegiatan produksi dan penjulaan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran.


(55)

b. Menutup dana atau pengeluaran tetap dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Perusahaan dalam setiap periode membutuhkan modal kerja yang harus segera dipenuhi oleh pihak manajemen. Tetapi pada kenyataanya terkadang modal kerja yang dibutuhkan itu tidak selalu ada dan cukup. Sehingga manajemen harus menaruh perhatian khusus bagi pemenuhan modal kerja dan segala faktor yang mempengaruhi modal kerja. Menurut Kasmir (2008:254) ada beberapa fakor yang mempengaruhi modal kerja antara lain:

a. Jenis perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.

b. Syarat kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur beberapa kali untuk jangka waktu tertentu.


(56)

c. Waktu produksi

Artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

d. Tingkat perputaran sediaan

Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.

2.1.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Kebutuhan setiap perusahaan akan modal kerja wajib dipenuhi oleh pihak manajemen perusahaan tersebut dengan berbagai cara dan bentuk. Menurut Kasmir (2008:256) bahwa terdapat beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan antara lain:

a. Hasil operasi perusahaan, adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan


(1)

industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012, dimana 10,8% Return On Investmen dipegaruhi oleh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini dengan tingkat kepercayaan 95%

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini terletak pada :

1. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan rendahnya pengaruh variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO) dan

Working Capital Turnover (WCTO) dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu Return On Investment (ROI) yakni hanya sebesar 10,8%, sedangkan sisanya yaitu 89,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model regresi dalam penelitian ini.

2. Jumlah rasio modal keraj yang digunaka dalam penelitian ini sedikit yaitu hanya tiga rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO) dan Working Capital Turnover (WCTO).

3. Penelitian ini hanya melihat pengaruh rasio modal kerja terhadap Return On Investment dan mengabaikan pengaruh-pengaruh lainnya seperti manajemen perusahaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, faktor sosial budaya, faktor-faktor ekonomi dan politik negara dan faktor-faktor lainnya yang bersangkutan yang mungkin mempengaruhi Return On Investment (ROI).

5.3 Saran

Melalui hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran berikut bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini, yaitu :


(2)

1. Bagi perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia :

a. Hasil analisis rasio modal kerja terhadap Return On Investmen

(ROI) pada penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan, pengelolaan modal kerja dan kinerja perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan Return On Investmen (ROI) dengan mengupayakan pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien maka perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia harus berupaya menghasilkan nilai Current Ratio (CR) yang tinggi dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimikik dan juga Inventory Turnover (ITO) yang tinggi dengan mengendalikan persediaan. Maka dengan demikian, perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan dapat meningkatkan hasil penjualan sehingga laba perusahaan akan menigkat dan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) dapat dicapai dengan mudah. Dengan mempertahanka kondisi seperti ini maka perusahaan akan mampu meraih peningkatan Return On Investmen yang akan terus meningkat di setiap periode sehingga kelangsungan usaha juga akan semakin panjang.


(3)

2. Peneliti selanjutnya

a. Peneltian selanutnya sebaiknya menggunaka rasio keuangan lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini karena pengaruh dari rasio keuangan ini terhadap Return On Investment (ROI) hanya sebesar 10,8%. Oleh sebab itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan rasio modal kerja laiya yang mungkin berpengaruh terhadap Return On Investmen selain rasio keuangan dalam penelitian ini.

b. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambah jumlah rasio modal keraj yang akan diteliti dan bila memungkinkan rentang waktu penelitian juga ditambahkan, sehingga hasil yang diperoleh akan mewakili objek penelitian sesungguhnya. c. Penelitian yang akan datang sebaiknya juga menambahkan

faktor-faktor ekonomi secara makro seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah serta kondisi politik dan ekonomi suatu negara


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, Cetakan Pertama. Palembang : Rineka Cipta

Ghozali, Imam H, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20, Edisi Keenam. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1-2. Jakarta : PTRajagrafindo Persada

Kismono, Gugup.2001. Bisnis Pengantar, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta

Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Gajahmada.

________________. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Santoso, Singgih. 2004.Latihan Spss Statistik Parametik.Elex Media Komputindo, Jakarta

Sanusi, Anwar, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Sartono, Agus. 2001. “Manajemen Keungan Teori dan Aplikasi” Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE -Yogyakarta

Sawir, Agnes. 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus,

Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(5)

Supranto. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Sumber Skripsi

Ekadini. 2010. Analisis Penggunaan Modal Kerja dan Pengaruhnya terhadap tingkat Profitabilitas pada PT. Semen Tonasa Pangkep. Skripsi tidak diterbitkan. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi UIN, Makassar. Fatma.2006.pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas PT Goodyear

Sumatera Plantations Dolok Merangir. Skripsi Program sarjana fakultas ekonomi universitas sumatera utara, medan.

Firnady, Frans. 2007. Analisis Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT. Pola Indah Gas. Skripsi diterbitkan. Skripsi Program Sarjana Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara, Medan

Jodie, Kumala.2012.Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Rokok Di Indonesia(Studi Kasus Pada Industri Rokok Go-Public Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2004-2011).Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Hasanuddin, Makassar

Noverita,Relani.2008.Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan

Pramudita.2013.Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja Dan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Analisis Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Periode 2007-2011).Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomika Dan BisnisUniversitas Diponegoro,Semarang Rahmam, Aulia.2011.Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA Dan Pmdn Yang Terdaftar Di Bei Periode 2004-2008).Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,Semarang

Ririn, Setiorini, 2009.Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta.

Sihombing, Rio.2011.Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi program fakultas ekonomi universitas sumatera utara, medan.


(6)

Sumber Internet

http://www.idx.co.id/id/id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahuna n.aspx (diakses 27 desember 2013, pukul 20.54 WIB)

http://www.idnfinancials.com/sector/basic-industry-and-chemicals-4 (diakses 27 desember 2013, pukul 21.35 WIB)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

1 54 84

Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia)

0 9 19

Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas pada Perusahaan manufaktur Syariah dan Konvensional

0 5 138

PENGARUH MODAL KERJA DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SUB SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014.

0 4 27

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014).

2 12 28

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA PADA PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

1 1 20

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 4

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

0 1 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA SUB SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) -

0 1 103