dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentamg Lembaga Penjamin Simpanan.
2. Manfaat secara praktis.
Secara Praktis penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat memberi pengetahuan yang lebih mendalam tentang Lembaga Penjamin Simpanan,
khususnya perlindungan bagi para nasabah serta kewajiban hukum pihak bank, sehingga dapat memulihkan kembali kepercayaan masyarakat untuk
menyimpankan dananya di bank yang kemudian dapat kembali menstabilkan kondisi industri perbankan yang pernah mengalami krisis di tahun 1997.
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini didasarkan oleh ide, gagasan, dan pemikiran. Yang dalam pembuatannya, melihat dasar-dasar yang ada baik melalui literatur yang
diperoleh dari perpustakaan maupun media-media lain. Pokok pembahasan didalam skripsi yang berjudul: ”Pertanggung Jawaban
Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hubungannya Terhadap Nasabah Dan Bank”
membahas peran dan fungsi LPS dalam memulihkan industri perbankan secara umum, serta memulihkan kepercayaan masyarakat dan mengawasi perbankan secara
khusus guna memulihkan kondisi perekonomian yang sempat mengalami krisis di tahun 1997.
Permasalahan dan pembahasan didalam penulisan skripsi ini adalah murni hasil pemikiran dari penulis yang didasarkan atas ketertarikan terhadap peran
Lembaga Penjamin Simpanan terhadap nasabah dan perbankan sesuai dengan tujuan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan oleh Pemerintah sesuai dengan Undang-
Undang No. 24 tahun 2004. Kemudian penulis membuat skripsi ini dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan apabila ternyata dikemudian hari
terdapat judul dan permasalahan yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 96 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4420, Lembaga Penjamin Simpanan atau disebut dengan LPS adalah lembaga yang
independen, transparan dan akuntabel, melaksanakan tugas dan wewenangnya bertanggung jawab kepada Presiden. Menurut pasal 1 UU No. 24 Tahun 2004,
Lembaga Penjamin Simpanan didefenisikan sebagai lembaga yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas
sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya dilakukan sebagai
upaya memberikan perlindungan terhadap dua resiko yaitu irrational run terhadap bank dan systematic risk. Dalam hal ini, menurut tulisan Sitompul, bahwa risiko
pertama, bila bank tidak dapat memenuhi permintaan penarikan simpanan oleh nasabahnya dalam keadaan tersebut, masabah biasanya menjadi panik dan akan
menutup rekeningnya pada bank, sekalipun bank tersebut sebenarnya sehat. Untuk itulah keberadaan LPS menjadi penting guna mencegah kepanikan nasabah dengan
jalan meyakinkan masabah tentang keamanan simpanan, sekalipun kondisi keuangan bank memburuk.
Universitas Sumatera Utara
Resiko kedua, yakni bila suatu bank mengalami kebangkrutan, maka akan berakibat buruk terhadap bank yang lain, sehingga menghancurkan segmen terbesar
dari sistem perbankan. Dalam hubungan ini, Lembaga Penjamin Simpanan dapat berfungsi untuk mengatur keamanan dan kesehatan bank secara umum. Fungsi
lainnya adalah sebagai pengawas yang dilakukan dengan cara memantau neraca, praktik pemberian pinjaman, dan strategi investasi dengan maksud melihat tanda-
tanda finansial distress yang mengarah kepada kebangkrutan bank.
2
Dalam menjamin keamanan dana nasabah, terdapat masa transisi dari penjaminan oleh Pemerintah ke Lembaga Penjamin Simpanan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
Sampai dengan 17 April 2005, seluruh kewajiban pembayaran bank umum masih dijamin.
Sejak 18 April 2005 sampai dengan 22 September 2005, kewajiban pembayaran
bank umum yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman antar bank melalui Pasar Uang Antar Bank PUAB.
Sejak Undang-Undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan LPS berlaku
secara efektif pada tanggal 22 September 2005, jaminan Pemerintah terhadap seluruh kewajiban pembayaran bank umum blanket guarantee dinyatakan
berakhir.
22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006 seluruh simpanan masih dijamin.
22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006, nilai simpanan yang dijamin
paling tinggi sebesar Rp. 5.000.000.000,- lima milyar rupiah.
2
Zulkarnain Sitompul, Penjaminan Dana Nasabah Bank: Dari Blanket Guarantee ke Limited Guarantee Menyambut Kehadiran Lembaga Penjamin Simpanan. Hukum Bisnis Vol. 23,
No. 3, 2004. hal 78-79.
Universitas Sumatera Utara
22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007, nilai simpanan yang dijamin
paling tinggi sebesar Rp. 1.000.000.000,- satu milyar rupiah.
22 Maret 2007 sampai dengan 2009, nilai simpanan yang dijamin paling tinggi sebesar Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah.
Tahun 2009 hingga kini, nilai simpanan yang dijamin kembali meningkat
menjadi Rp. 1.000.000.000,- satu milyar rupiah. 2.
Pengertian Nasabah Nasabah dapat didefenisikan sebagai pihak yang menggunakan jasa suatu
bank. Nasabah dibagi atas nasabah penyimpan dan nasabah debitur. Nasabah Penyimpan dapat didefenisikan sebagai nasabah yang menyimpankan dana dibank
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perbankan. Ketentuan Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian
bank sebagaimana dalam Undang-Undang yang berlaku. Sementara nasabah debitur didefenisikan sesuai dengan Ketentuan Pasal 1
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa nasabah debitur adalah nasabah yang
memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan. 3.
Pengertian Bank Bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang tentang Perbankan Ketentuan Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Universitas Sumatera Utara
Perbankan menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito,
Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3
F. Metode Penelitian