Pembuatan Kurva Kalibrasi Kadar Zat Berkhasiat Keseragaman Sediaan

hancur tablet dicatat yaitu sejak tablet dinaik turunkan sampai tablet hancur. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal pada kasa. Tablet memenuhi syarat jika waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit Ditjen POM., 1979. Uji dilakukan pada 6 tablet. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya; tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus hancur semua Ditjen POM, 1995. Data, halaman 17

3.3.6.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Asam Folat

Serbuk asam folat baku pembanding ditimbang sebanyak 50 mg. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dilarutkan dengan 10 ml NaOH 0,1 N. Kemudian dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda C= 500 mcgml.

3.3.6.5 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dipipet sebanyak 0,8 ml dari larutan induk baku, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda dan dikocok sampai homogen C= 8 mcgml. Kemudian diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200-400 nm dan sebagai blanko digunakan NaOH 0,1 N. Data, halaman 20

3.3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dipipet larutan induk baku sebanyak 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1 ml; dan 1,2 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dikocok hingga homogen C= 4 mcgml; 6 mcgml; 8 mcgml; 10 mcgml; 12 mcgml. Kemudian masing-masing larutan diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan sebagai blanko digunakan NaOH 0,1 N. Lampiran 2, halaman 30 Universitas Sumatera Utara

3.3.6.7 Kadar Zat Berkhasiat

Sejumlah 20 tablet digerus hingga homogen. Ditimbang secara seksama sejumlah serbuk setara dengan 800 mcg asam folat sebanyak 6 kali. Masing- masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N. Kemudian dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, dihomogenkan dan disaring. Filtrat pertama dibuang sampai kertas saring jenuh dan filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian serapannya diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan sebagai blanko digunakan NaOH 0,1 N. Tablet memenuhi persyaratan jika mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari 95,0 dan tidak lebih dari 115,0 dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995. Lampiran 4, halaman 35

3.3.6.8 Keseragaman Sediaan

Tablet yang dibuat yaitu tablet asam folat dengan berat satu tablet 200 mg dan mengandung asam folat 5 mg, berarti 50 jumlah zat berkhasiat kurang dari 50 mg, karena itu penetapan keseragaman sediaan dilakukan dengan menetapkan keseragaman kandungan Ditjen POM, 1995, yang dilakukan sebagai berikut: Diambil 10 tablet dan ditimbang seksama satu-persatu, dicatat berat dari tiap tablet, kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 800 mcg asam folat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N. Kemudian dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, dihomogenkan dan disaring. Filtrat pertama dibuang sampai kertas saring jenuh dan filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian serapannya diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara Tablet memenuhi persyaratan dalam keragaman kandungan jika kadarnya terletak antara 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0. Jika tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji 20 satuan tambahan, dan persyaratan di penuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak di luar rentang 85,0 hingga 115,0 dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0 hingga 125,0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8 Ditjen POM, 1995. Lampiran 5, halaman 36

3.3.6.9 Uji Disolusi

Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Tablet Isoniazid Dengan Penggunaan Corn Starch®(Shin Dong Bang) Sebagai Bahan Pengikat Tablet Secara Granulasi Basah Dan Evaluasi Tablet

56 227 72

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

0 4 21

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) MENGGUNAKAN GUMMI ARABICUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SECARA GRANULASI BASAH.

0 7 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET KETOPROFEN SECARA GRANULASI BASAH

0 1 9

PENGARUH PENGGUNAAN PATI BIJI CEMPEDAK (Arthocarpus champeden Lour) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH

0 1 15

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PATI KETAN DAN PATI KENTANG SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA PEMBUATAN TABLET SULFADIAZIN SECARA GRANULASI BASAH Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 86

ENAWAN SELANTORO PERBANDINGAN EFEKT1FITAS METILSELULOSA 200-250 Cp DAN POLIVINILPIRQUDON Km SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH

0 0 87