Alur Penerimaan Barang di Gudang Administrasi Gudang Mekanisme Pergudangan

2.7 Alur Penerimaan Barang di Gudang

Supplier GUDANG PRODUKSI Surat Jalan P.O.P.R CoA OK? Bukti Penerimaan Barang Gudang Penyimpanan Finance REKANAN Karantina Ya Dikembalikan ke Rekanan TidakDitolak PPIC QC Priyambodo, 2007

2.8 Manajemen Pergudangan

Manajemen Pergudangan memiliki cakupan antara lain: 1. Mengatur orang atau petugas SDM. 2. Mengatur penerimaan barang. 3. Mengatur penataan atau penyimpanan barang. 4. Mengatur pelayanan akan permintaan barang Priyambodo, 2007. Adapun sasaran pengelolaan gudang manajemen pergudangan adalah: 1. Fasilitas a. Penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas perlengkapanperalatan yang dibutuhkan dalam gudang. b. Pemakaian ruang seefektif mungkin. Universitas Sumatera Utara c. Memungkinkan pemeliharaan yang baik dan mudah untuk semua fasilitas gudang. d. Fleksibilitas terhadap perubahan. 2. Tenaga Kerja a. Penggunaan tenaga kerja seefektif mungkin. b. Mengurangi risiko kecelakaan. c. Memungkinkan pengawasan yang baik. 3. Barang a. Menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi kualitasnya. b. Menghindari terjadinya kehilangan barang. c. Mengatur letak agar hemat tempat atau ruang. d. Pengaturan aliran keluar masuknya barang Priyambodo, 2007.

2.8.1 Manajemen Inventaris

Inventaris merupakan bagian penting dari modal kerja suatu perusahaan, dan dilaporkan kepada petugas pencatat persediaan barang dalam laporan tahunan. Kegiatan yang paling banyak berhubungan dengan manajemen bahan ialah rencana produksi dan pengawasan inventaris Lachman, 2008. Inventaris diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bahan-bahan. Merupakan bahan kimia seperti bahan berkhasiat, bahan

pengencer, dan bahan tambahan yang diperlukan untuk pengolahan bahan setengah jadi atau komponen-komponen dari produk jadi. Termasuk dalam kategori ini dan paling baik bila diperlihatkan secara terpisah ialah Universitas Sumatera Utara

2. Komponen-komponen. Merupakan bagian-bagian atau sub bagian yang

diperlukan untuk pembuatan terakhir dari produk jadi tablet-tablet yang sudah jadi dan menunggu untuk dikemas.

3. Pekerjaan dalam proses. Meliputi bahan-bahan dan komponen-komponen

pada waktu sedang dalam proses pembuatan.

4. Barang-barang jadi. Adalah barang-barang yang dapat dijual, sampel,

atau barang-barang promosi lain yang diinventarisasikan sambil menunggu pesanan langganan atau dibuat untuk langganan-langganan khusus Lachman, 2008.

2.8.2 Manajemen Bahan Pengemas

Pengadaan, penanganan dan pengawasan bahan pengemas primer dan bahan pengemas cetak, serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama seperti terhadap bahan awal BPOM, 2006. Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bahan cetak. Bahan cetak tersebut hendaklah disimpan dengan kondisi keamanan yang memadai dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Label dan bahan cetak hendaklah disimpan dan diangkut dalam wadah tertutup untuk menghindarkan campur baur. Bahan pengemas hendaklah diserahkan kepada orang yang berhak sesuai prosedur tertulis yang disetujui BPOM, 2006. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer hendaklah diberi nomor atau penandaan yang menunjukkan identitasnya BPOM, 2006. Universitas Sumatera Utara Bahan pengemas primer, bahan pengemas cetak atau bahan cetak lain yang tidak digunakan lagi hendaklah dimusnahkan dan pemusnahannya dicatat BPOM, 2006. Untuk menghindari campur baur, hanya satu jenis bahan pengemas cetak atau bahan cetak tertentu saja yang diperbolehkan diletakkan di tempat kodifikasi pada saat yang sama. Hendaklah ada sekat pemisah yang memadai antar tempat kodifikasi tersebut BPOM, 2006. Bahan yang akan dimusnahkan hendaklah ditempatkan di area terpisah, diberi label ‘ditolak’ dan dikeluarkan dari sistem persediaan. Tindakan ini untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan pengemas BPOM, 2009. Sistem persediaan dapat dibuat secara manual atau elektronik yang mencakup antara lain: 1. Nomor kode dan nama bahan atau produk. 2. Tanggal penerimaan dan pengeluaran atau penyerahan. 3. Jumlah penerimaan atau penyerahan dan sisa persediaan. 4. Nomor betslot. 5. Nama pemasok. 6. Tanggal kadaluarsa. 7. Status bahan karantina, diluluskan atau ditolak BPOM, 2009.

2.9 Administrasi Gudang

Administrasi gudang diperlukan untuk mempermudah pengawasan dan pengendalian perbekalan farmasi yang meliputi: 1. Buku Induk. 2. Kartu Stok. Universitas Sumatera Utara 3. Buku Harian Penerimaan Barang. 4. Buku Harian Pengeluaran Barang. 5. Surat Bukti Barang Masuk SBBM. 6. Surat Bukti Barang Keluar SBBK Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009.

2.10 Mekanisme Pergudangan

Mekanisme pergudangan meliputi proses sebagai berikut: 1. Penerimaan Penerimaan merupakan proses penyerahan dan penerimaan material dan peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini dilakukan: a. Pendataan jumlah dan mutu material dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan oleh petugas yang bersangkutan. 2. Penyimpanan Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan material dan peralatan di gudang dengan cara menempatkan material dan peralatan yang diterima: a. Penempatan sesuai dengan denah. b. Aman dari pencurian. c. Aman dari gangguan fisik. d. Aman dari pencemaran secara kimia dan biologi yang dapat merusak kualitas dan kuantitas. Universitas Sumatera Utara e. Aman dari kebakaran. f. Penataan sesuai dengan standar pergudangan. 3. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan material dan peralatan agar kondisi tetap terjamin dan siap pakai untuk digunakan secara efektif, efisien dan dapat diterapkan, melalui prinsip material dan peralatan disusun di atas pallet secara rapi dan teratur, sesuai dengan ketentuan. 4. Pendistribusian Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran material dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah terima yang dapat dipertanggungjawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai kebutuhan. 5. Pengendalian Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan masuk keluarnya material dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat, dan akurat serta dapat diterapkan. 6. Penghapusan a. Penghapusan merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan material dan peralatan dalam rangka pembebasan milikkekayaan negara dari tanggung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Tujuan penghapusan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 Penghapusan merupakan bentuk pertanggungjawaban administrasi petugas terhadap material dan peralatan yang dikelola, yang sudah ditetapkan untuk dihapuskandimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2 Menghindari pembiayaan biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan, dan lain-lain atau barang yang sudah tidak layak untuk dipelihara. 3 Menjaga keselamatan agar terhindar dari pencemaran lingkungan. c. Kegiatan penghapusan adalah sebagai berikut: 1 Membuat daftar material dan peralatan yang akan dihapuskan beserta alasan-alasannya. 2 Pisahkan material dan peralatan yang kadaluarsarusak pada tempat tertentu sampai pelaksanaan pemusnahan. 3 Melaporkan kepada atasan mengenai material dan peralatan yang akan dihapuskan. 4 Membentuk panitia pencelaan dan penghapusan material dan peralatan melalui Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang. 5 Membuat berita acara hasil pencelaan dan penghapusan material dan peralatan yang akan dihapuskan. 6 Melaporkan hasil pencelaan dan penghapusan kepada pejabat yang berwenang. 7 Melaksanakan penghapusan dan pemusnahan setelah ada keputusan dari pejabat yang berwenang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.11 Pengelolaan Stok

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

0 45 79

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

1 49 75

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

1 62 93

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Agustus – 31 Agustus 2009

2 33 100