Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi (Studi Kasus Di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.

Cece, Wijaya, Wijaya. 2011, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar. Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Handoko, H. 2006. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia . Yogyakarta : BFFE.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya, cetakan kesembilan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Kansil, C. S. T. 1984. Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Jakarta: Bina Aksara.

Kartono, Kartini. 2012. Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan. Abnormal Itu?- Ed. 1, Cet, 18-. Jakarta: Rajawali Pers.

Miles, Matthew B dan Huberman, A Micheal. 1992. Analisi Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility Antara Teori dan. Kenyataan. Jakarta : PT. Buku Kita.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama. Sondang, P. Siagian. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi.

Aksara.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alphabeta Sunarno, Siswanto. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta:


(2)

Supardi, M.d. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram : Yayasan Cerdas Press.

Syafii, Inu Kencana, Djamal Tanjung, dan Supardan Modeong, 2009. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Rineka Cipta.

Thamrin, Simanjuntak. 2006. Analisi Potensi Pendapatan Asli Daerah, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Tjiptoherijato, 2008. Ketenagakerjaan, Kewirausahaan dan Pembangunan.

Yogyakarta: PT Pustaka LP3ES.

Wastiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV. Fokusmedia. Wahyudi. 2008. Manajemen Konflik Dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta.

B. Undang-Undang

Pasal 6 ayat 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa.

Peratran Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Wastiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV. Fokusmedia. Wahyudi. 2008. Manajemen Konflik Dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta.


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Desa Bandar Sono adalah Desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Wilayah Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan jarak kurang lebih 7 Km dari kantor Kecamatan Tanjung Tiram, dan radius kurang lebih 70 Km dari Ibukota Kabupaten Batu Bara dengan diantaranya:

• Sebelah Utara : Malaka

• Sebelah Timur : Desa Ujung Kubu

• Sebelah Selatan : Desa Tanjung Mulia dan Jati Mulia • Sebelah Barat : Desa Mekar Sari

Desa Bandar Sono terdiri 9 wilayah yaitu: Dusun Perbatasan, Dusun Sei Jawi-jawi, Dusun Bunga Tanjung, Dusun Kubah Sono, Dusun Kedai Ramai, Dusun Sono Tengah, Dusun Sono Timur, Dusun Sono Timur, Dusun Alur Naga, Dusun Lubuk Rukam. Desa Bandar Sono memiliki 1000 KK. Mayoritas mata pencarian warga Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara adalah sebagai nelayan dan petani. 2. Desa Bandar Rahmat adalah Desa yang terletak di Kecamatan Tanjung


(4)

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan jarak kurang lebih 2 Km dari kantor Kecamatan Tanjung Tiram, dan radius kurang lebih 20 Km dari Ibukota Kabupaten Batu Bara dengan diantaranya:

• Sebelah Utara : Selat Malaka • Sebelah Timur : Desa Bagan Arya • Sebelah Selatan : Desa Pahlawan • Sebelah Barat : Desa Mesjid Lama

Desa Bandar Rahmat terdiri 6 wilayah yaitu: Dusun Jati, Dusun Bahari, Dusun Bahagia, Dusun Sejahtera, Dusun Lestari, Dusun Pariwisata. Desa Bandar Rahmat memiliki 393 KK. Mayoritas mata pencarian warga Desa Bandar Rahmat Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara adalah sebagai PNS dan Nelayan.

3. Desa Suka Maju adalah Desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Wilayah Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan jarak kurang lebih 1 Km dari kantor Kecamatan Tanjung Tiram, dan radius kurang lebih 10 Km dari Ibukota Kabupaten Batu Bara dengan diantaranya:

• Sebelah Utara : Sungai Batu bara Kiri • Sebelah Timur : Sungai Batu bara Kiri • Sebelah Selatan : Desa Bagan Dalam • Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Tiram

Desa Suka Maju terdiri 14 wilayah yaitu: Dusun Merdeka, Dusun langgar, Dusun bakti, Dusun Baru, Dusun , Dusun Suka Maju, Dusun


(5)

Selamat, Dusun Terang Bulan, Dusun Jogja, Dusun Solo, Dusun Pendidikan, Dusun Alpurqon, Dusun Murni. Desa Suka Maju memiliki 3.459 KK. Mayoritas mata pencarian warga Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara adalah sebagai PNS dan Nelayan. 4. Desa Guntung adalah Desa Guntung yang terletak di Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Wilayah Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dengan jarak kurang lebih 4 Km dari kantor Kecamatan Tanjung Tiram, dan radius kurang lebih 40 Km dari Ibukota Kabupaten Batu Bara dengan diantaranya:

• Sebelah Utara : Selat Malaka • Sebelah Timur : Desa Bandar Sono • Sebelah Selatan : Desa Lima Laras

• Sebelah Barat : Desa Sei Batu Bara Kiri

Desa Guntung terdiri 4 wilayah. Desa Guntung memiliki 542 KK, Mayoritas mata pencarian warga Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara adalah sebagai PNS, Petani dan Nelayan.


(6)

B. Struktur Organisasi Desa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, dan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, maka untuk meningkatkan kemampuan aparatur Pemerintahan Desa dan kelancaran tugas-tugas Pemerintah Desa dapat digambarkan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara sebagai berikut :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kemudian, tiap perangkat desa diatas memiliki kewenangan dan tugas masing-masing yang meliputi:

1. Kedudukan, Tugas, Wewenang, dan Kewajian Kepala Desa (Kades) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta mempunyai wewenang sebagai berikut :


(7)

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa b. Mengajukan rancangan peraturan desa

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama BPD

d. Membina kehidupan masyarakat desa e. Memelihara perekonomian masyarakat desa

f. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa

g. Mewakili desanya di dalam dan di luar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa Peraturan hukumnya.

h. Mengajukan rancangan Peraturan Desa dan bersama-sama BPD menetapkan sebagai Peraturan Desa

2. Kedudukan, tugas dan fungsi Sekretaris Desa (sekdes):

Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur penunjang pemerintahan desa yang dipimpin Sekretaris Desa;

a. Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku

b. Sekretaris Desa mempunyai tugas menjalankan kegiatan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa serta memberikan pelayanan administratif kepada kepala desa. Dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud Sekretaris Desa juga mempunyai fungsi :


(8)

1. Melaksanakan urusan Surat menyurat, kearsipan dan pelaporan

2. Pelaksanaan administrasi pemerintahan meliputi, administrasi pertanahan dan kependudukan

3. Pelaksanaan administrasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, serta tugas lain yang diberikan kepada kepala desa sesuai dengan bidang dan tugasnya.

3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kepala Urusan Pemerintahan (Kaur Pem) :

a. Kepala Urusan Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan dan administrasi pemerintahan;

b. Dalam melaksankan tugas-tugas dimaksud Kepala Urusan Pemerintahan juga mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan administrasi dan kegiatan pelayanan bidang pertanahan (agraria);

2. Pelaksanaan investarisasi dan pencatatan administrasi pertanahan ;

3. Penyimpanan dan pemeliharaan dokumen pertanahan/ keagrarian serta penyusunan monografi desa;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa sesuai bidang tugasnya.

4. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kepala Urusan Pembangunan

a. Kepala urusan pembangunan mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi dan kegiatan bidang pembangunan;


(9)

b. Dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud Kepala Urusan Pembangunan juga mempunyai fungsi;

1. Pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data dibidang pembangunan;

2. Penyiapan bahan perencanan pembangunan desa bersama LKMD/LPMD, meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes);

3. Pelaksanaan pengembangan bidang pertanian, peternakan dan perikanan serta pengembangan industri rumah tangga masyarakat.

4. Pelaksanaan pelayanan masyrakat dibidang perekonomian dan pembangunan serta kegiatan dalam rangka meningkatkan swadya srta partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

5. Evaluasi dalam rangka koordinasi dan sigkronisasi pembangunan desa serta pemeliharaan sarana dan prasarana umum di desa;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa sesuai bidang tugasnya.

5. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat a. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas

menyelenggarakan administrasi dan kegiatan kejeahteraan rakyat; b. Dalam melaksanaka tugas-tugas dimaksud Kepala Urusan


(10)

1. Pengumpulan, Pengelohan dan evaluasi data dibidang kesejahteraan rakyat, agama, social dan budaya;

2. Pelaksanaan pembinaan dibidang pendidikan, kebudayaan, tempat-tempat bersejarah, peningkatan kegiatan Keluarga Berencana, Posyandu, Kesehatan masyarakat dan badan-badan sosial keagamaan;

3. Pelaksanaan koordinasi pelayanan masyarakat dibidang keagamaan termasuk pencatatan kematian dan NTCR (Nikah, Talak, Cerai, dan Rujuk);

4. Pelaksanaan pembinaan kerukunan antar umat beragama serta kegiatan Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqoh;

5. Pelaksanaan kegiatan dan koordinasi kegiatan sosial kemasyarakatan di desa;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa sesuai dengan bidang tugasnya;

6. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kepala Urusan Keuangan :

a. Kepala Urusan Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan administrasi keuangan dn sumber pendapatan desa;

b. Dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud Kepala Urusan Keuangan juga mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan administrasi keuangan dan fungsi bendahara desa; 2. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rancangan APBDes,

perubahan, perhitungan dan penanggung jawaban anggaran Penerimaan dan Belanja Desa ( APBDes);


(11)

3. Pelaksanaan pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan desa dalam Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu;

4. Pelaksanaan penyusunan bahan dalam rangka penganggaran dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa;

5. Penyelenggaraan administrasi pembayaran belanja desa serta pelaksanaan inventarisasi sumber-sumber pendataan desa; 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa

sesuai bidang tugasnya;

7. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kepala Urusan Umum ( Kaur Umum): a. Kepala Urusan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan

kegiatan administrasi umum, personil, pelengkapan dan urusan rumah tangga pemerintahan desa;

b. Dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud Kepala Urusan Umum juga mempunyai fungsi :

1. Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perangkat desa lainnya dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa secara terpadu;

2. Mengumpulkan, mengganalisis data dan merumuskan program serta petunjuk untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintah desa;

3. Penyelenggarakan tata naskah dinas pemerintahan desa;

4. Pelaksanaan penyimpanan, pemeliharaan, dan mengamankan arsip, mensistematisasikan buku-buku inventaris, dokumen


(12)

milik desa, daftar hadir perangkat dan memberikan pelayanan administrative pemerintahan desa;

5. Pengkoordinasian penyusunan naska rancangan peraturan desa, peraturan kepala desa, keputusan kepala desa dan naskah dinas lainnya;

6. Pelaksanaan penyimpanan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa sesuai bidang tugasnya.

8. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kepala Dusun (Kadus):

a. Kepala Dusun sebagai unsur pelaksana tugas Kepala Desa dalam wilayah kerjanya, untuk membantu tugas-tugas pemerintah desa;

b. Dalam melaksanakan tugas-tugas dimaksud Kepala Dusun (Kadus) juga mempunyai fungsi:

1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban diwilayah kerjanya;

2. Pelaksanaan Peraturan Desa di wilayah kerjanya:

a. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa sesuai bidang tugasnya.


(13)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam penyajian data, peneliti mencoba untuk memberikan informasi tentang hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber penelitian, baik itu wawancara maupun dokumentasi.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa tugas dan fungsi pemerintah dalam demikian luas dan kompleks (administrasi dalam arti luas) yaitu meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hal ini berarti tugas perangkat desa juga demikian adanya, karena perangkat desa adalah merupakan salah satu unsur pemerintahan dalam, oleh karena itu untuk kepentingan kajian ini dibatasi pada pelaksanaan tugas perangkat desa dalam arti sempit (ketatausahaan) yang meliputi: surat-menyurat dan penyimpanannya (kearsipan).

Adapun pelaksanaan tugas dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut dan disesuaikan dengan kedudukan desa berdasarkan Undang – Undang tentang Desa No 6 Tahun 2014 dan PP tentang desa No. 43 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa tugas dan fungsi pemerintahan desa mencakup:

a. Pelaksanaan atau penyelenggaraan pemerintahan desa b. Pemberdayaan Masyarakat

c. Pelayanan masyarakat desa

d. Menjaga ketentraman serta ketertiban umum, dan e. Pemeliharaan sarana dan prasarana umum


(14)

1. Desa Bandar Sono

Berikut adalah data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini: Tabel 4.1 Informan Penelitian Desa Bandar Sono

No Nama Jabatan

1 Ayyub Kepala Desa Bandar Sono 2 Usman Sekretaris Desa Bandar Sono 3 Anwar jam Kaur Pemerintahan

4 Khairul asri Kaur Kesejahteraan 5 Sumi yanti Kaur Pembangunan 6 H.bais sulaiman Kepala Dusun Perbatasan

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bandar Sono Sebagaimana yang terjadi di Desa Bandar Sono, pelaksanaan tugas administrasi berupa pencatatan atau registrasi dan penyimpanan dokumen telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Bandar Sono yang dilakukan pada tanggal 01 Maret 2017, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Bandar Sono telah dilakukan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan pencatatan data dan informasi didalam format yang telah ditetapkan atas penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi umum, buku administrasi penduduk, buku administrasi keuangan, dan buku administrasi pembangunan.

Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, pelaksanaan kegiatan surat menyurat juga telah dilakukan dengan sangat baik, ini diketahui dari adanya format baku surat yang digunakan oleh Desa Bandar Sono, dan buku ekspedisi surat untuk mencatat keluar masuknya surat. Sedangkan kegiatan penyimpanan dokumen (kearsipan) telah dijalankan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya tempat penyimpanan khusus (Folder maupun lemari) untuk surat-surat maupun


(15)

dokumen-dokumen yang terkait pelaksanaan kegiatan desa misalnya, laporan pertanggungjawaban yang dibuat seperti posyandu, pembangunan palumnas, kegiatan PKK, dan sebagianya, masing-masing dokumen terdapat tanda identifikasi (No. Folder, Tahun, Jenis Dokumen kegiatan, dll) untuk membedakan dokumen yang satu dengan yang lainnya, dan dokumen-dokumen tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, maupun Aparatur Desa yang terkait.

Kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Bandar Sono merupakan tugas dan fungsi dari Sekretaris Desa Bandar Sono, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa pada Bab V, Pasal 12 dan 13.

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Bandar Sono

Berdasarkan pasal 199 ayat 6 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengelolahan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemerdayaan masyarakat. Hal ini sangat jelas bahwa setiap kegiatan yang ada di desa perlu adanya keterlibatan masyarakat yang ada.

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram belum berjalan. Hal ini diketahui dari tidak adanya program pemberdayaan masyarakat yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Menurut Kepala Desa Bandar Sono, hal ini disebabkan oleh belum sesuainya prosedur dan sistematika pelaporan sesuai


(16)

dengan Permendagri No. 66 Tahun 2007 dan juga peraturan terkait lainnya, serta rendahnya kualitas dan kurangnya pemahaman Sumber Daya Manusia, terutama Pemerintah Desa, dalam merumuskan rencana pembangunan menjadi penyebab utama atas permasalahan tersebut.

Menurut Agus salim (2013) untuk mengatasi penyebab tersebut maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu:

1. Membangun komitmen, kesepahaman konsep RPJMDes dan mengoptimalkan potensi pelaku kunci dan strategis para pemangku kepentingan baik dari Organisasi Perangkat Daerah seperti Bappeda, BPMDPKB, Setda bagian tata pemerintahan, para setrawan kabupaten dan kecamatan.

2. Memperkuat kemampuan (kualitas) aparatur pemerintahan lokal dan para pelaku program pemberdayaan di tingkat kecamatan dan desa, baik Fasilitator, Kepala Desa, BPD, LPM, Sekretaris Desa, Kader Desa (KPMD), Tokoh Masyarakat dan tentunya Tim Penyusun RPJMDes itu sendiri dengan pelatihan atau bimbingan teknis.

3. Melaksanakan asistensi RPJMDes di tingkat Kabupaten dengan melibatkan Bappeda dan Tata Pemerintahan serta BPMDPKB bagian kelembagaan.

c. Pelayanan Masyarakat Desa Bandar Sono

Pelayanan Masyarakat di Desa Bandar Sono dilakukan dengan cukup baik dan mudah, setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 01 Maret 2017 oleh peneliti, diketahui bahwa masyarakat Desa Bandar Sono dengan mudahnya melakukan pengurusan berbagai surat-surat penting maupun dokumen penting, seperti surat tanah, Surat NA, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini juga didukung oleh adanya prosedur tertulis yang


(17)

dijadikan pedoman atau acuan dalam memberikan jenis-jenis pelayanan (pengurusan NA, KTP, dll) kepada Masyarakat Desa.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Perangkat Desa Bandar Sono tidak memberikan tarif pelayanan, namun terkadang masyarakat dengan suka rela memberikan imbalan kepada perangkat desa, hal ini tidak menjadi persoalan bagi masyarakat karena pelayanan yang diberikan oleh perangkat desa dilakukan dengan ramah, disiplin, tanggungjawab dan tepat waktu sehingga urusan mereka dapat segera diselesaikan.

Seluruh pencatatan data dan informasi juga tercatat dengan rapih. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Desa bahwa semua pencatatan sudah tertera rapi tanpa adanya kekurangan berkas-berkasnya. Semua tercatat di buku administrasi umum maupun administrasi penduduk yang telah memiliki format pengisian data yang sudah lengkap, sehingga data dan informasi lebih mudah diakses oleh perangkat desa.

d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum Desa Bandar Sono

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Bandar Sono pada tanggal 01 Maret 2017, salah satu program yang dicanangkan oleh Kepala Desa untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan dibuatnya ronda malam atau siskamling yang dilakukan secara bergilir disetiap Dusun yang ada di Bandar Sono. Hal ini dikarenakan masih sering terjadinya pencurian pada rumah-rumah warga yang terjadi pada dini hari, ronda malam juga dikatakan oleh Kepala Desa dapat meminimalisir terjadinya kebakan rumah yang biasanya terjadi pada saat warga masyarakat tertidur dengan berkeliling Desa warga yang mengikuti ronda


(18)

malam mengingatkan kepada warga Desa agar memeriksa keadaan rumah sebelum tidur.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam menggalakkan program ronda malam ini sangat baik, hal ini diketahui dari wawancara dengan Kepala Desa yang menyatakan banyaknya warga yang ikut serta dalam kegiatan ronda malam sesuai dengan Dusun dimana warga tersebut tinggal, dan partisipasi Ibu-ibu masyarakat yang selalu bergantian menyediakan makan atau minuman bagi keperluan warga yang bertugas ronda malam.

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum Desa Bandar Sono

Pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Bandar Sono belum berjalan, baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Bandar Sono pada tanggal 01 Maret 2017, jenis sarana dan prasarana yang ada di Desa Bandar Sono terdiri dari Kantor Desa, Jalan Desa, Posyandu, dan Jetpam. Dari keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di Desa Bandar sono diketahui bahwa belum terdapat program maupun anggaran yang dibuat oleh Pemerintahan Desa Bandar Sono untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum, begitu juga dengan prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana umum tersebut.

Belum berjalannya pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Bandar Sono menurut Kepala Desa dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki oleh Pemerintahan Desa, dan keterbatasan sumber daya manusia baik dari kuantitas maupun kualitasnya (keahlian). Kedepannya Kepala Desa Bandar Sono berkomitmen membuat program kerja, pelatihan, dan anggaran untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang sifatnya rutin maupun berkala.


(19)

2. Desa Bandar Rahmat

Berikut adalah data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini: Tabel 4.2 Informan Penelitian Desa Bandar Rahmat

No Nama Jabatan

1 Submiswan Kepala Desa Bandar Rahmat 2 Supardi Sekretaris Desa Bandar Rahmat 3 Sudraja Putra Kaur Pemerintahan

4 Dirtasari Kaur Kesejahteraan 5 Rosni Supiati Kaur Pembangunan 6 Zainal Arifin Kepala Dusun Jati

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bandar Rahmat Sebagaimana yang terjadi di Desa Bandar Rahmat, pelaksanaan tugas administrasi berupa pencatatan atau registrasi dan penyimpanan dokumen telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Bandar Rahmat yang dilakukan pada tanggal 03 Maret 2017, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Bandar Rahmat telah dilakukan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan pencatatan data dan informasi didalam format yang telah ditetapkan atas penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi umum, buku administrasi penduduk, buku administrasi keuangan, dan buku administrasi pembangunan.

Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, pelaksanaan kegiatan surat menyurat juga telah dilakukan dengan sangat baik, ini diketahui dari adanya format baku surat yang digunakan oleh Desa Bandar Rahmat, dan buku ekspedisi surat untuk mencatat keluar masuknya surat. Sedangkan kegiatan penyimpanan dokumen (kearsipan) telah dijalankan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya tempat penyimpanan khusus (Folder maupun lemari) untuk surat-surat maupun


(20)

dokumen-dokumen yang terkait pelaksanaan kegiatan desa misalnya, laporan pertanggungjawaban yang dibuat seperti posyandu, pembangunan palumnas, pembangunan jalan, kegiatan PKK, dan sebagianya, masing-masing dokumen terdapat tanda identifikasi (No. Folder, Tahun, Jenis Dokumen kegiatan, dll) untuk membedakan dokumen yang satu dengan yang lainnya, dan dokumen-dokumen tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, maupun Aparatur Desa yang terkait.

Kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Bandar Rahmat merupakan tugas dan fungsi dari Kepala Urusan Pemerintahan dan Kepala Urusan Umum Desa Bandar Rahmat yang berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Sekretaris Desa dalam memberikan pelayanan ketatausahaan pada bidang tugasnya masing-masing, ini telah sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa pada Bab V, mengenai tugas dan fungsi yang terdapat pada pasal 15 dan 16.

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Bandar Rahmat

Berdasarkan pasal 199 ayat 6 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengelolahan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemerdayaan masyarakat. Hal ini sangat jelas bahwa setiap kegiatan yang ada di desa perlu adanya keterlibatan masyarakat yang ada.

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Bandar Rahmat Kecamatan Tanjung Tiram sudah berjalan. Hal ini diketahui dari adanya program


(21)

pemberdayaan masyarakat yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yaitu produksi terasi. Menurut Kepala Desa Bandar Rahmat, hal ini sudah berjalan dari tahun 2014, karena Desa Bandar Rahmat merupakan desa yang berdekatan dengan laut sehingga pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan hasil laut. Menurut Kepala Desa Bandar Rahmat, hal ini sudah berjalan dari tahun 2014 dan program pemberdayaan masyarakat yag ada telah banyak membantu perekonomian masyarakat Desa karena mampu membuka usaha mandiri dan lapangan kerja sendiri.

Adanya program pemberdayaan masyarakat ini, tidak terlepas dari keterlibatan semua pihak, baik dari pemerintahan Batu Bara, pemerintahan Desa, dan juga partisipasi masyarakat yang sangat antusias dalam keterlibatan pemberdayaan masyarakat tersebut, dalam menyusun dan membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) sehingga bisa terlaksana. c. Pelayanan Masyarakat Desa Bandar Rahmat

Pelayanan Masyarakat di Desa Bandar Rahmat dilakukan dengan cukup baik dan mudah, setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 03 Maret 2017 oleh peneliti, diketahui bahwa masyarakat Desa Bandar Rahmat dengan mudahnya melakukan pengurusan berbagai surat-surat penting maupun dokumen penting, seperti surat-surat tanah, Surat NA, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini juga didukung oleh adanya prosedur tertulis yang dijadikan pedoman atau acuan dalam memberikan jenis-jenis pelayanan (pengurusan NA, KTP, dll) kepada Masyarakat Desa.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Perangkat Desa Bandar Rahmat tidak memberikan tarif pelayanan, namun terkadang masyarakat dengan


(22)

suka rela memberikan imbalan kepada perangkat desa, hal ini tidak menjadi persoalan bagi masyarakat karena pelayanan yang diberikan oleh perangkat desa dilakukan dengan ramah, disiplin, tanggungjawab dan tepat waktu sehingga urusan mereka dapat segera diselesaikan.

Seluruh pencatatan data dan informasi juga tercatat dengan rapih. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Urusan Pemerinah Desa bahwa semua pencatatan sudah tertera rapi tanpa adanya kekurangan berkas-berkasnya. Semua tercatat di buku administrasi umum maupun administrasi penduduk yang telah memiliki format pengisian data yang sudah lengkap, sehingga data dan informasi lebih mudah diakses oleh perangkat desa.

d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum Desa Bandar Rahmat Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Bandar Rahmat pada tanggal 03 Maret 2017, salah satu program yang dicanangkan oleh Kepala Desa untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan dibuatnya ronda malam atau siskamling yang dilakukan secara bergilir disetiap Dusun yang ada di Bandar Rahmat. Hal ini dikarenakan masih sering terjadinya pencurian pada rumah-rumah warga yang terjadi pada dini hari.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam menggalakkan program ronda malam ini sangat baik, hal ini diketahui dari wawancara dengan Kepala Desa yang menyatakan banyaknya warga yang ikut serta dalam kegiatan ronda malam sesuai dengan Dusun dimana warga tersebut tinggal, dan partisipasi Ibu-ibu masyarakat yang selalu bergantian menyediakan makan atau minuman bagi keperluan warga yang bertugas ronda malam.


(23)

Selain itu, untuk meningkatkan kerja sama antar warga Desa Bandar Rahmat dibuat pula kegiatan gotong royong setiap bulannya. Hal ini berdampak positif dalam menjaga hubungan antar dusun-dusn yang ada di Desan Bandar Rahmat.

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum Desa Bandar Rahmat

Pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Bandar Rahmat menjadi tugas dan tanggungjawab dari Kepala Urusan Pembangunan Desa, dan dalam prakteknya telah berjalan cukup baik, dari pemeliharaan rutin maupun pemeiharaan berkala. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Bandar Rahmat pada tanggal 03 Maret 2017, jenis sarana dan prasarana yang ada di Desa Bandar Rahmat terdiri dari Kantor Desa, Jalan Desa, dan Posyandu. Dari keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di Desa Bandar Rahmat diketahui sudah terdapat program maupun anggaran yang dibuat oleh Pemerintahan Desa Bandar Rahmat untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum, begitu juga dengan prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana umum tersebut.

Berjalannya pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Bandar Rahmat menurut Kepala Desa dikarenakan tigginya partisipasi dari masyarakat dalam membantu kegiatan pembangunan desa, serta alokasi dana yang baik dan disesuaikan dengan program pembangunan. Kedepannya Kepala Desa Bandar Rahmat berkomitmen untuk meningkatkan program kerja, pelatihan, dan anggaran setiap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang sifatnya rutin maupun berkala.


(24)

(25)

3. Desa Sukamaju

Berikut adalah data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini: Tabel 4.3 Informan Penelitian Desa Bandar Sukamaju

No Nama Jabatan

1 Kusrin Kepala Desa Sukamaju 2 Eva Rahma Dalimunthe Sekretaris Desa Sukamaju 3 Safarina Kaur Pemerintahan 4 Muhammad Akbari Kaur Kesejahteraan

5 Fatmawati Kaur Umum

6 Umar Kepala Dusun

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sukamaju

Sebagaimana yang terjadi di Desa Sukamaju, pelaksanaan tugas administrasi berupa pencatatan atau registrasi dan penyimpanan dokumen telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Sukamaju yang dilakukan pada tanggal 07 Maret 2017, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Sukamaju telah dilakukan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan pencatatan data dan informasi didalam format yang telah ditetapkan atas penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi umum, buku administrasi penduduk, buku administrasi keuangan, dan buku administrasi pembangunan.

Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, pelaksanaan kegiatan surat menyurat juga telah dilakukan dengan sangat baik, ini diketahui dari adanya format baku surat yang digunakan oleh Desa Sukamaju, dan buku ekspedisi surat untuk mencatat keluar masuknya surat. Sedangkan kegiatan penyimpanan dokumen (kearsipan) telah dijalankan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya tempat penyimpanan khusus (Folder maupun lemari) untuk surat-surat maupun


(26)

dokumen-dokumen yang terkait pelaksanaan kegiatan desa misalnya, laporan pertanggungjawaban yang dibuat seperti posyandu, pembangunan palumnas, pembangunan jalan, kegiatan PKK, dan sebagianya, masing-masing dokumen terdapat tanda identifikasi (No. Folder, Tahun, Jenis Dokumen kegiatan, dll) untuk membedakan dokumen yang satu dengan yang lainnya, dan dokumen-dokumen tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, maupun Aparatur Desa yang terkait.

Kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Bandar Rahmat merupakan tugas dan fungsi dari Sekretaris Desa Sukamaju, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa pada Bab V, pasal 12 dan 13.

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukamaju

Berdasarkan pasal 199 ayat 6 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengelolahan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemerdayaan masyarakat. Hal ini sangat jelas bahwa setiap kegiatan yang ada di desa perlu adanya keterlibatan masyarakat yang ada.

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Sukamaju Kecamatan Tanjung Tiram sudah berjalan. Hal ini diketahui dari adanya program pemberdayaan masyarakat yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yaitu produksi pelet ikan. Menurut Kepala Desa Sukamaju, hal ini sudah berjalan dengan cukup baik. Dimana dalam pelaksaannya sekitar 50 orang


(27)

turut berpartisipasi setiap harinya untuk memproduksi pelet ikan. Hal ini juga sesuai dengan prosedur dan sistematika pelaporan Permendagri No. 66 Tahun 2007 dan juga peraturan terkait lainnya.

c. Pelayanan Masyarakat Desa Sukamaju

Pelayanan Masyarakat di Desa Sukamaju dilakukan dengan baik dan mudah, setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 07 Maret 2017 oleh peneliti, diketahui bahwa masyarakat Desa Sukamaju dengan mudahnya melakukan pengurusan berbagai surat-surat penting maupun dokumen penting, seperti surat tanah, Surat NA, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini juga didukung oleh adanya prosedur tertulis yang dijadikan pedoman atau acuan dalam memberikan jenis-jenis pelayanan (pengurusan NA, KTP, dll) kepada Masyarakat Desa.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Perangkat Desa Sukamaju tidak memberikan tarif pelayanan, namun terkadang masyarakat dengan suka rela memberikan imbalan kepada perangkat desa, hal ini tidak menjadi persoalan bagi masyarakat karena pelayanan yang diberikan oleh perangkat desa dilakukan dengan ramah, disiplin, tanggungjawab dan tepat waktu sehingga urusan mereka dapat segera diselesaikan.

Seluruh pencatatan data dan informasi juga tercatat dengan rapi. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Desa bahwa semua pencatatan sudah tertata rapi tanpa adanya kekurangan berkas-berkasnya. Semua tercatat di buku administrasi umum maupun administrasi penduduk yang telah memiliki format pengisian data yang sudah lengkap, sehingga data dan informasi lebih mudah diakses oleh perangkat desa.


(28)

d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum Desa Sukamaju

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Sukamaju pada tanggal 07 Maret 2017, salah satu program yang dicanangkan oleh Kepala Desa untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan dibuatnya ronda malam atau siskamling yang dilakukan secara bergilir disetiap Dusun yang ada di Bandar Rahmat. Hal ini dikarenakan masih sering terjadinya pencurian pada rumah-rumah warga yang terjadi pada dini hari.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam program ronda malam ini sangat baik, hal ini diketahui dari wawancara dengan Kepala Desa yang menyatakan banyaknya warga yang ikut serta dalam kegiatan ronda malam, dan partisipasi Ibu-ibu masyarakat yang selalu bergantian menyediakan makan atau minuman bagi keperluan warga yang bertugas ronda malam.

Selain itu, diadakan juga gotong royong secara rutin dan berkala pada masing masing dusun di Desa Sukamaju. Ini bertujuan meningkatkan rasa kebersamaan dan kerjasama antar warga Desa Sukamaju.

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum Desa Sukamaju

Pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Sukamaju kurang baik dalam pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Sukamaju pada tanggal 07 Maret 2017, jenis sarana dan prasarana yang ada di Desa Sukamaju terdiri dari Kantor Desa, Jalan Desa, dan Posyandu. Dari keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di Desa Sukamaju diketahui sudah terdapat program maupun anggaran yang dibuat oleh Pemerintahan Desa Sukamaju untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana


(29)

umum, begitu juga dengan prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana umum tersebut. Namun berdasarkan hasil observasi peneliti, masih ditemukan jalan desa yang memperihatinkan.

Menurut Kepala Desa terhambatnya pembangunan jalan desa dikarenakan sulitnya mencari sumber daya manusia yang berkompeten untuk melaksanakan program pembangunan jalan desa di Desa Sukamaju. Kemudian, pelaksanaan program proram desa secara bertahap juga menjadi penghambat pembangunan jalan tersebut. Kedepannya Kepala Desa Sukamaju berkomitmen penuh untuk meningkatkan program kerja, pelatihan, dan anggaran setiap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang sifatnya rutin maupun berkala.


(30)

4. Desa Guntung

Berikut adalah data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini: Tabel 4.4 Informan Penelitian Desa Guntung

No Nama Jabatan

1 Jamaluddin Kepala Desa Guntung 2 Rudiansyah Gunanda Sekretaris Desa Guntung 3 Jumrih Kaur Pemerintahan 4 Gustina Kaur Kesejahteraan 5 Yusroh Kaur Pembangunan

6 Umar Kepala Dusun

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Guntung

Sebagaimana yang terjadi di Desa Guntung, pelaksanaan tugas administrasi berupa pencatatan atau registrasi dan penyimpanan dokumen telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Guntung yang dilakukan pada tanggal 03 Maret 2017, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Guntung telah dilakukan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan pencatatan data dan informasi didalam format yang telah ditetapkan atas penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi umum, buku administrasi penduduk, buku administrasi keuangan, dan buku administrasi pembangunan.

Berdasarkan hasil observasi selama penelitian, pelaksanaan kegiatan surat menyurat juga telah dilakukan dengan sangat baik, ini diketahui dari adanya format baku surat yang digunakan oleh Desa Guntung, dan buku ekspedisi surat untuk mencatat keluar masuknya surat. Sedangkan kegiatan penyimpanan dokumen (kearsipan) telah dijalankan dengan baik, ini dapat dilihat dari adanya tempat penyimpanan khusus (Folder maupun lemari) untuk surat-surat maupun


(31)

dokumen-dokumen yang terkait pelaksanaan kegiatan desa misalnya, laporan pertanggungjawaban yang dibuat seperti posyandu, pembangunan palumnas, pembangunan jalan, kegiatan PKK, dan sebagianya, masing-masing dokumen terdapat tanda identifikasi (No. Folder, Tahun, Jenis Dokumen kegiatan, dll) untuk membedakan dokumen yang satu dengan yang lainnya, dan dokumen-dokumen tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, maupun Aparatur Desa yang terkait.

Kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa yang ada di Desa Guntung merupakan tugas dan fungsi dari Sekretaris Desa Guntung, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa pada Bab V, pasal 12 dan 13.

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Guntung

Berdasarkan pasal 199 ayat 6 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengelolahan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemerdayaan masyarakat. Hal ini sangat jelas bahwa setiap kegiatan yang ada di desa perlu adanya keterlibatan masyarakat yang ada.

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram sudah berjalan. Hal ini diketahui dari adanya program pemberdayaan masyarakat yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yaitu produksi kerajinan tangan, seperti keset kaki dari sabut kelapa, . Menurut Kepala Desa Guntung, hal ini sudah berjalan dari tahun 2014, dimana


(32)

hal ini sudah sesuai dengan prosedur dan sistematika pelaporan Permendagri No. 66 Tahun 2007 dan juga peraturan terkait lainnya.

c. Pelayanan Masyarakat Desa Guntung

Pelayanan Masyarakat di Desa Guntung dilakukan dengan cukup baik dan mudah, setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 01 Maret 2017 oleh peneliti, diketahui bahwa masyarakat Desa Guntung dengan mudahnya melakukan pengurusan berbagai surat-surat penting maupun dokumen penting, seperti surat tanah, Surat NA, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini juga didukung oleh adanya prosedur tertulis yang dijadikan pedoman atau acuan dalam memberikan jenis-jenis pelayanan (pengurusan NA, KTP, dll) kepada Masyarakat Desa.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Perangkat Desa Guntung tidak memberikan tarif pelayanan, namun terkadang masyarakat dengan suka rela memberikan imbalan kepada perangkat desa, hal ini tidak menjadi persoalan bagi masyarakat karena pelayanan yang diberikan oleh perangkat desa dilakukan dengan ramah, disiplin, tanggungjawab dan tepat waktu sehingga urusan mereka dapat segera diselesaikan.

Seluruh pencatatan data dan informasi juga tercatat dengan rapih. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Desa bahwa semua pencatatan sudah tertera rapi tanpa adanya kekurangan berkas-berkasnya. Semua tercatat di buku administrasi umum maupun administrasi penduduk yang telah memiliki format pengisian data yang sudah lengkap, sehingga data dan informasi lebih mudah diakses oleh perangkat desa.


(33)

d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum Desa Guntung

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Guntung pada tanggal 01 Maret 2017, salah satu program yang dicanangkan oleh Kepala Desa untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan dibuatnya ronda malam atau siskamling yang dilakukan secara bergilir disetiap Dusun yang ada di Desa Guntung. Hal ini dikarenakan masih sering terjadinya pencurian pada rumah-rumah warga yang terjadi pada dini hari.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam menggalakkan program ronda malam ini sangat baik, hal ini diketahui dari wawancara dengan Kepala Desa yang menyatakan banyaknya warga yang ikut serta dalam kegiatan ronda malam sesuai dengan Dusun dimana warga tersebut tinggal, dan partisipasi Ibu-ibu masyarakat yang selalu bergantian menyediakan makan atau minuman bagi keperluan warga yang bertugas ronda malam.

Selain itu, untuk meningkatkan kerja sama antar warga Desa Guntung dibuat pula kegiatan gotong royong setiap bulannya. Hal ini berdampak positif dalam menjaga hubungan antar dusun-dusun yang ada di Desa Guntung.

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum Desa Guntung

Pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Guntung berjalan cukup baik dalam pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Guntung pada tanggal 01 Maret 2017, jenis sarana dan prasarana yang ada di Desa Guntung terdiri dari Kantor Desa, Jalan Desa, dan Posyandu. Dari keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di Desa Guntung diketahui sudah terdapat program maupun anggaran yang dibuat


(34)

oleh Pemerintahan Desa Guntung untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum, begitu juga dengan prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana umum tersebut.

Berjalannya pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Guntung menurut Kepala Desa dikarenakan tigginya partisipasi dari masyarakat dalam membantu kegiatan pembangunan desa, serta alokasi dana yang baik dan disesuaikan dengan program pembangunan. Kedepannya Kepala Desa Guntung berkomitmen untuk meningkatkan program kerja, pelatihan, dan anggaran setiap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang sifatnya rutin maupun berkala.


(35)

BAB V ANALISIS DATA A. Interprestasi Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, selanjutnya data-data tersebut disajikan dan dianalisis. Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah dengan melakukan kegiatan interpretasi data. Interpretasi hasil penelitian atau data merupakan penafsiran terhadap hasil akhir dalam melaksanakan pengujian data dengan teori dan konsep para ahli, sehingga bisa mengembangan teori atau bahkan menemukan teori baru serta mendeskripsikan dari hasil data dan fakta lapangan. Peneliti dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian di lapangan dengan hasil wawancara.

Berdasarkan hasil penyajian data pada Bab IV dalam tugas dan fungsi Pemerintahan Desa, yang di dalamnya terdapat seluruh kegiatan administrasi desa. Dari lima Desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram yang menjadi objek penelitian diketahui masing-masing desa memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam hal Pelaksanaan Tugas Administrasi Desa seperti terlihat pada Bab IV, untuk itu Pemerintahan Desa memiliki pola dan pendekatan yang sama dalam meningkatkan kemampuan Aparatur Desa dalam pelaksanaan tugas administrasi di Desa masing-masing yaitu: dengan membangun komitmen, pembinaan disiplin kerja, dan mengadakan pendidikan maupun pelatihan terkait tugas administrasi desa.


(36)

1. Desa Bandar Sono

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa

Dalam rangka membangun komitmen Aparatur Desa Bandar Sono, maka Kepala Desa melibatkan seluruh aparatur desa dalam kegiatan musyawarah desa, dan memberikan kesempatan kepada aparatur desa untuk menuangkan pokok-pokok fikiran ataupun ide-ide yang ada, sehingga dapat mendorong rasa percaya diri, semangat kerja, sehingga pelaksanaan tugas administrasi desa dapat berjalan menjadi lebih baik.

b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa

Bentuk penerapan disiplin aparatur Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram, adalah pembinaan disiplin waktu kerja, sebab dengan ketepatan pada jam masuk kantor sangat erat kaitannya dengan disiplin lainnya. Berdasarkan observasi penelitian bahwa penerapan disiplin waktu jam kerja aparatur Desa Bandar Sono telah dijalankan dengan baik. Pelanggaran disiplin waktu bagi Aparatur Desa Bandar Sono jarang terjadi.

Faktor disiplin yang dimaksud dalam uraian ini adalah disiplin ditinjau dari aspek ketepatan dan kebutuhan setiap aparat terhadap waktu yang telah ditentukan pada setiap hari kerja. Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa umumnya aparatur Pemerintahan Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram sudah efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugas-tugas administrasi desa yang mereka jalankan.


(37)

c. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk memberdayakan aparatur desa, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dengan kepribadian manusia. Pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan adalah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparatur Desa Bandar Sono Kecamatan Tanjung Tiram diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan kemampuan aparat desa usaha melayani kepentingan masyarakat. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan adalah bertujuan: 1. Untuk meningkatkan kemampuan aparatur desa dalam mengelola

kegiatan-kegiatan administrasi desa sesuai dengan posisinya. 2. Untuk meningkatkan pengetahuan aparatur desa

Adapun pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh Aparatur Desa Bandar Sono berupa Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan keuangan desa.


(38)

2. Desa Bandar Rahmat

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa

Dalam rangka membangun komitmen Aparatur Desa Bandar Rahmat, maka Kepala Desa melibatkan seluruh aparatur desa dalam kegiatan musyawarah desa, dan memberikan kesempatan kepada aparatur desa untuk menuangkan pokok-pokok fikiran ataupun ide-ide yang ada, sehingga dapat mendorong rasa percaya diri, semangat kerja, sehingga pelaksanaan tugas administrasi desa dapat berjalan menjadi lebih baik.

b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa

Bentuk penerapan disiplin aparatur Desa Bandar Rahmat Kecamatan Tanjung Tiram, adalah pembinaan disiplin waktu kerja, sebab dengan ketepatan pada jam masuk kantor sangat erat kaitannya dengan disiplin lainnya. Berdasarkan observasi penelitian bahwa penerapan disiplin waktu jam kerja aparatur Desa Bandar Rahmat telah dijalankan dengan baik. Pelanggaran disiplin waktu bagi Aparatur Desa Bandar Rahmat jarang terjadi.

Faktor disiplin yang dimaksud dalam uraian ini adalah disiplin ditinjau dari aspek ketepatan dan kebutuhan setiap aparat terhadap waktu yang telah ditentukan pada setiap hari kerja. Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa umumnya aparatur Pemerintahan Desa Bandar Rahmat Kecamatan Tanjung Tiram sudah efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugas-tugas administrasi desa yang mereka jalankan.


(39)

c. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk memberdayakan aparatur desa, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dengan kepribadian manusia. Pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan adalah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparatur Desa Bandar Rahmat Kecamatan Tanjung Tiram diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan kemampuan aparat desa usaha melayani kepentingan masyarakat. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan adalah bertujuan: 1. Untuk meningkatkan kemampuan aparatur desa dalam mengelola

kegiatan-kegiatan administrasi desa sesuai dengan posisinya.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan aparatur desa adapun pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh Aparatur Desa Bandar Rahmat berupa Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan keuangan desa.


(40)

3. Desa Sukamaju

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa

Dalam rangka membangun komitmen Aparatur Desa Sukamaju, maka Kepala Desa melibatkan seluruh aparatur desa dalam kegiatan musyawarah desa, dan memberikan kesempatan kepada aparatur desa untuk menuangkan pokok-pokok fikiran ataupun ide-ide yang ada, sehingga dapat mendorong rasa percaya diri, semangat kerja, sehingga pelaksanaan tugas administrasi desa dapat berjalan menjadi lebih baik.

b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa

Bentuk penerapan disiplin aparatur Desa Sukamaju Kecamatan Tanjung Tiram, adalah pembinaan disiplin waktu kerja, sebab dengan ketepatan pada jam masuk kantor sangat erat kaitannya dengan disiplin lainnya. Berdasarkan observasi penelitian bahwa penerapan disiplin waktu jam kerja aparatur Desa Sukamaju telah dijalankan dengan baik. Pelanggaran disiplin waktu bagi Aparatur Desa Sukamaju jarang terjadi.

Faktor disiplin yang dimaksud dalam uraian ini adalah disiplin ditinjau dari aspek ketepatan dan kebutuhan setiap aparat terhadap waktu yang telah ditentukan pada setiap hari kerja. Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa umumnya aparatur Pemerintahan Sukamaju Kecamatan Tanjung Tiram sudah efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugas-tugas administrasi desa yang mereka jalankan.


(41)

c. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk memberdayakan aparatur desa, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dengan kepribadian manusia. Pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan adalah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparatur Desa Sukamaju Kecamatan Tanjung Tiram diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan kemampuan aparat desa usaha melayani kepentingan masyarakat. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan adalah bertujuan:

1. Untuk meningkatkan kemampuan aparatur desa dalam mengelola kegiatan-kegiatan administrasi desa sesuai dengan posisinya.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan aparatur desa adapun pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh Aparatur Desa Sukamaju berupa Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan keuangan desa.


(42)

4. Desa Guntung

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa

Dalam rangka membangun komitmen Aparatur Desa Guntung, maka Kepala Desa melibatkan seluruh aparatur desa dalam kegiatan musyawarah desa, dan memberikan kesempatan kepada aparatur desa untuk menuangkan pokok-pokok fikiran ataupun ide-ide yang ada, sehingga dapat mendorong rasa percaya diri, semangat kerja, sehingga pelaksanaan tugas administrasi desa dapat berjalan menjadi lebih baik.

b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa

Bentuk penerapan disiplin aparatur Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram, adalah pembinaan disiplin waktu kerja, sebab dengan ketepatan pada jam masuk kantor sangat erat kaitannya dengan disiplin lainnya. Berdasarkan observasi penelitian bahwa penerapan disiplin waktu jam kerja aparatur Desa Guntung telah dijalankan dengan baik. Pelanggaran disiplin waktu bagi Aparatur Desa Guntung jarang terjadi.

Faktor disiplin yang dimaksud dalam uraian ini adalah disiplin ditinjau dari aspek ketepatan dan kebutuhan setiap aparat terhadap waktu yang telah ditentukan pada setiap hari kerja. Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa umumnya aparatur Pemerintahan Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram sudah efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugas-tugas administrasi desa yang mereka jalankan.


(43)

c. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk memberdayakan aparatur desa, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dengan kepribadian manusia. Pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan adalah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparatur Desa Guntung Kecamatan Tanjung Tiram diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan kemampuan aparat desa usaha melayani kepentingan masyarakat. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan adalah bertujuan: 3. Untuk meningkatkan kemampuan aparatur desa dalam mengelola

kegiatan-kegiatan administrasi desa sesuai dengan posisinya.

4. Untuk meningkatkan pengetahuan aparatur desa adapun pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh Aparatur Desa Guntung berupa Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan Keuangan desa.


(44)

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi” (Studi Kasus di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara), penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Desa-desa yang menjadi objek penelitian (Desa Bandar Sono, Desa, Bandar Rahmat, Desa Guntung, dan Desa Suka Maju) memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam hal Pelaksanaan Tugas Administrasi Desa yang dilakukan oleh Aparatur Desa masing-masing, sesuai dengan karakteristik Sumber Daya Manusianya.

2. Setiap Pemerintahan Desa yang menjadi objek penelitian memiliki pola dan pendekatan yang sama dalam meningkatkan kemampuan Aparatur Desa dalam pelaksanaan tugas administrasi di Desa masing-masing yaitu: dengan membangun komitmen, pembinaan disiplin kerja, dan mengadakan pendidikan maupun pelatihan terkait tugas administrasi desa.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti berharap masing-masing Penmerintahan Desa lebih meningkatkan komitmen, dan disiplin kerja, serta mengadakan dan mengembangkan pendidikan maupun pelatihan terkait tugas administrasi desa. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang ingin penulis berikan kepada Pejabat-pejabat yang terlibat dalam Pemerintahan Desa. Saran-sarana tersebut adalah sebagai berikut:


(45)

a. Kepala Desa agar selalu memberikan motivasi, perhatian, arahan, dan pengawasan kepada setiap Aparatur Desa yang menjalankan tugas di Pemerintahan Desa.

b. Sekretaris Desa agar lebih meningkatkan tugas dan fungsinya dalam membantu Kepala Desa dan memimpin Sekretariat Desa yang berkaitan dengan keseluruhan administrasi Desa.

c. Kepala Urusan Desa (Kaur Desa) agar mengoptimalkan peranannya sebagai unsur staf pembantu Sekretaris Desa dalam bidang tugasnya masing-masing.


(46)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena beberapa pertimbangan. Pertama penyelesaian masalah akan lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menggunakan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak prajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola yang dihadapi (Moeleong, 2009 : 5). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

b. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah orang yang diperkirakan menguasai informasi yang dibutuhkan di wilayah penelitian. Cara yang digunakan untuk menentukan informan kunci, maka penulis menggunakan purosive sampling. Teknik sampling yang digunakan ketika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel (Arikunto, 2009 : 128).

Menurut peneliti , informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informan pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.


(47)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah BPD kecamatan Tanjung Tiram dan sub bagian-bagian.

2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai informan utama adalah Kepala Desa di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram dan perangkat desa.

3. Informan Tambahan, yaitu orang-orang yang tidak terlibat secara langsung dalam penelitian namun mengetahui tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat desa di Kecamatan Tanjung Tiram.

B. Data dan Teknik pengumpulan Data 1. Data

Menurut Wahyudi (2008 : 2), data adalah irforman yang telah diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih sederhana untuk melalukukan suatu proses.

a. Data Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat di kelempokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.


(48)

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpukan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada seperti buku, jurnal, dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

b. Data Berdasarkan Sifatnya 1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam tenik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumentasi, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotreran dan rekaman video.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika dan statistika.

Dalam penelitian ini data yang digunakan berdasarkan sifatnya yaitu data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka.


(49)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris (Silalahi, 2009 : 291). Kemudian menurut Rahman (2009 : 71), bahwa penelitian selain menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan pengumpulan data yang relevan. Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden (Gulo, 2010 : 119). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimic responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan dalam penentuan informan diatas, untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur desa di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dalam melaksanakan Tugas Administrasi.

2. Observasi

Menurut Supardi (2006 : 88), observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Observasi adalah


(50)

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut diamati oleh peneliti melalui panca indra.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, prilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2009 : 188).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari buku-buku yang berisikan tentang teori ysng berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan kemampuan aparatur Desa di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara dalam Melaksanakan Tugas Administrasi Desa.

C. Teknik Analisis

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 7), teknik analisis data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan sebagai sesuatu yang terjalin pada saat sebelumnya, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun suatu analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.


(51)

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan model interaktif (interactive models of analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992 : 16). Dalam model ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan ditulis dalam uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya akan direduksi, dirangkum, dan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan penelitian kemudian dicari tema atau pola (melalui proses penyuntingan, pemberian kode, dan pembuatan tabel).

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara mendiskripsikan data yang ada secara sederhana, rinci, utuh, dan integrative yang digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Dikarenakan penelitian ini juga penelitian kuantitatif maka penyajian data yang digunakan yaitu tabel distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa


(52)

kelas. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adaah untuk memudahkan data dalam penyajian, mudah dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi, pada gilirannya digunakan untuk perhitungan membuat gambar statistik dalam berbagai bentuk penyajian data (Ridwan, 2008 : 66).

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative namun dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus menerus akan memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded (dasar).

D. Triangulasi Data

Dalam penelitian ini digunakan triangulasi untuk melakukan pengujian keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi sumber data dapat dilakukan dengan cara :

1. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan. 2. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen


(53)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak kebijakan otonomi daerah diberlakukan, terjadi perubahan mendasar dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah yang telah tercantum pada undang-undang sebelumnya tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah yang telah diperbaruhi dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, sehingga membawa dampak yang sangat luas bagi penyelanggaraan pemerintah, perencanaan pembangunan, pengelolahan keuangan dan sistem penganggaran dalam menunjang penyelenggaraan pemerintah didaerah khususnya pada tingkat Pemerintah Desa. Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah diprogramkan, perlu didukung oleh aparatur pelaksana yang mampu menjalin hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pembangunan nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugas.


(54)

berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu menyelenggarakan administrasi, dengan baik agar desa yang dipimpin dapat berkembang dengan baik (Kansil, 1984 : 19).

Untuk menyelenggarakan administrasi desa yang efektif diperlukan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan terhadap aparatur pemerintah desa dalam bidang pemerintahan. Pada pasal 6 ayat 3 Peraturan Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa, yang menjelaskan tentang berbagai jenis pembinaan dan pengawasan. Pembinaan administrasi desa yang berfungsi sebagai data dan informasi bagi seluruh aktivitas pemerintah pembangunan secara nasional. Untuk meningkatan manajemen pemerintahan desa perlu dilakukan penataan administrasi agar lebih efektif dan efisien, penataan administrasi merupakan pencatatan data dan informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah desa maka dilakukan penyempurnaan terhadap pelaksanaan administrasi. Oleh karena itu pemerintahan Kecamatan sangat dituntut untuk berperan aktif dalam usaha pembinanaan dan pengawasan administrasi yang dilakukan untuk aparatur pemerintah desa, sehingga akan terwujud pelaksanaan administrasi yang tertib dan dapat mendorong pelaksanaan pemerintahan di wilayah pedesaan.

Agar desa mampu menggerakkan, mengatur, mengendalikan dan mendorong masyarakat untuk memajukan desa dengan pembangunannya dibutuhkan kepala desa dan perangkat desa yang berhasil guna dan berdaya guna, profesionan. Selain itu perangkat desa juga harus bersih, produktif, berwibawa, kreatif, transparan, inovatif, peka antipasif dan proaktif, serta juga mempunyai visi (Sodang P. Siagian, 2008:159 – 163).


(55)

Sukses tidaknya pemerintahan desa sangat tergantung dengan administrasi desa. Administrasi desa dapat berjalan dengan baik apabila kualitas manusia sebagai sumber daya insani dapat melaksanakan dengan sebaik mungkin artinya administrasi desa sangat menentukan kedudukan pemerintah desa di Kecamatan Tanjung Tiram. Administrasi desa merupakan tolak ukur keberhasilan pemerintahan karena merupakan pondasi dalam memperkuat dan mengembangkan pemerintah desa.

Salah satu Kecamatan yang berusaha untuk meningkatan kemampuan yang dimiliki oleh perangkat desa dalam pelaksanaan administrasi desa adalah Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Perkembangan pemerintah desa yang terjadi di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara tidak terlalu menampakan perubahan. Ada pun tugas yang harus dilaksanakan seperti, pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa, penyelenggaraan tugas instansi pemerintah lainnya yang berada di wilahyahnya, pelaksanaan pelayaanan penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga desa, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan.

Dalam penyelenggaraan pemerintahannya, Kades (Kepala Desa) dibantu oleh perangkat desa. Dengan pembinaan dan pengawasan administrasi desa pemerintah desa berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung penyelenggaraan pemerintah desa. Desa di Kecamatan Tanjung Tiram melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang administrasi desa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perangkat desa, mendisiplinkan perangkat desa dalam menjalankan pemerintah desa.


(56)

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui permasalahan tentang aparatur desa dalam pelaksanaan tugas administrasi desa di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi” (Studi Kasus di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Upaya peningkatan kemampuan aparatur desa dalam pelaksanaan tugas administrasi di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tentang upaya peningkatan kemampuan aparatur desa dalam pelaksanaan tugas administrasi di Desa-Desa Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

D. Manfaat Penelitian

Setelah selesai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi peneliti sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang menggunakannya.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai permasalahan dan juga masukan bagi pemerintah desa.


(57)

3. Bagi peneliti, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih peneliti dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan.

E. Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan berpikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahannya perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Selanjutnya teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 1995 : 37).

Berdasarkan rumusan diatas, maka penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang dijadikan titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini.

1. Kemampuan Aparatur Desa

Kemampuan mempunyai banyak makna, Jhonson dalam (Cece Wijaya , 2011 : 3) berpendapat bahwa kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sementara itu menurut Kartono (2012 : 13) bahwa kemampuan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan keterampilan teknik maupun sosial yang dianggap melebihi dari anggota biasa.

Beberapa jenis kemampuan yang antara lain: kecerdasan, menganalisis, bijaksana mengambil keputusan-keputusan, kepemimpinan/kemasyarakatan dan pengetahuan tentang pekerjaan (Syarif, 2011 : 8).


(58)

Dari pengertian kemampuan diatas, maka dalam suatu organisasi pemerintah desa senantiasa perlu memiliki suatu daya kesanggupan, keterampilan, pengetahuan terhadap pekerjaan dalam pengimplementasian tugas-tugas dan fungsi masing-masing aparat desa. Kemampuan yang penulis maksudkan adalah kemampuan yang dihasilkan dari hasil kerja seseorang.

Kemampuan kerja seseorang menurut Tjiptoherianto (2008 : 36) mengemukakan bahwa kemampuan kerja yang rendah adalah akibat dari rendahnya tingkat pendidikan, dan latihan yang dimiliki serta rendahnya derajat kesehatan. Sementara itu, menurut Strees dalam (Rasyid, 2012 : 6) bahwa kemampuan aparatur pemerintah sebenarnya tidak terlepas dari pembicaraan tingkat kematangan aparatur yang di dalamnya menyangkut ketermapilan yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman.

Berdasarkan pandangan tersebut kemampuan seseorang, sebagai apartur desa dapat dilihat dari pendidikan, latihan yang pernah diikuti dan pengalaman yang pernah dimilikinya. Selanjutnya Strees berpendapat bahwa pada kenyataannya organisasi yang merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling penting dalam pencapaian tujuan organisasi disebabkan orang-orang itulah yang menggerakkan roda organisasi. Anggota organisasi yang dimaksud adalah aparat desa yang merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Pemerintah Desa memiliki peran signifikan dalam pengelolaan proses sosial dalam masyarakat. Tugas utama yang harus dilakukan pemerintah desa adalah bagaimana menciptakan kehidupan demokratik, memberikan pelayanan sosial yang baik sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang


(59)

sejahtera, rasa tentram dan berkeadilan. Guna mewujudkan tugas tersebut, pemerintah desa dituntut untuk melakukan perubahan, baik dari segi kepimimpinan, kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelayanan yang berkualitas dan bermakna, sehingga kinerja pemerintah desa benar-benar makin mengarah pada praktek good local governance, bukannya bad governance.

2. Administrasi Pemerintahan Desa

Menurut Siagian (2008 : 2) administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Peranan Pemerintah Desa sebagai struktur perantara, yakni sebagai penghubung antara masyarakat desa dengan pemerintah dan masyarakat di luar desa tetap dipertahankan, bahkan ditambah dengan peranan lainnya yaitu sebagai agen pembaharuan. Pemerintahan desa perlu terus dikembangkan sesuai dengan kemajuan masyarakat desa dan lingkungan sekitarnya. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat desa karena adanya gerakan pembangunan desa perlu diimbangi pula dengan kapasitas pemerintahan desanya, sehingga keinginan mempertahankan posisi tawar menawar dengan pihak luar desa yang relatif seimbang dapat terus dipertahankan (Wasistiono, 2006 : 4).

Langkah kongkrit upaya pengembangan desa antara lain berupa lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang merupakan pengganti berbagai peraturan perundang mengenai pemerintah desa. Salah satu tujuan dikeluarkannya undang-undang Nomor 32 tahun 2004 adalah guna memodernisasikan pemerintah desa agar mampu menjalankan tiga peranan


(60)

utamanya, yaitu sebagai struktur perantara, sebagai pelayanan masyarakat serta agen pembaharuan. Dengan diterapkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diharapkan akan semakin menyempurnakan paradigma penyelenggaraan Pemerintah Desa.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum pengaturan mengenai Desa sebagai regulasi yang mengatur tentang Desa setelah setahun berlakunya UU No.32 Tahun 2004. Salah satu konsekuensi logis dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa, terutama aktivitas Pemerintah Desa sebagai pelayan masyarakat, maka diundangkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 Tentang Pedoman Administrasi Desa yang membantu aparat dan perangkat Pemerintah desa didalam pencatatan data dan informasi berbagai urusan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

a. Pengertian Administrasi

Secara etimologi, administrasi berasal dari bahasa latin yang berarti melayani, membantu, menunjang atau memenuhi. Istilah ini berasal dari kata benda administration dan kata sifat administatifus. Untuk Indonesia yang tepat digunakan istilah administrasi.

Rangkaian kegiatan yang digolongkan sebagai administrasi mencangkup : (1) dilakukan oleh sekelompok orang; (2) berlangsung dalam suatu kerjasama; (3) dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ketiga faktor inilah yang merupakan tanda pengenal atau


(61)

ciri khas dari administrasi. Jadi kesimpulan bahwa administrasi adalah suatu proses tata kerja yang dilakukan secara teknik.

Administrasi juga diartikan sebagai :

a. Suatu aktivitas yang terutama bersangkutan dengan cara untuk menyelenggarakan tujuan yang telah ditentukan semula;

b. Suatu proses lazim terdapat dalam segenap usaha bersama, baik berskala besar maupun kecil-kecilan;

c. Suatu proses pengorganisasian dan bimbingan orang-orang agar dapat melaksanakan suatu tujuan khusus;

d. Suatu proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Syafie Tanjung, Modeong, 2009:17).

Ada dua persepektif umum mengenai ruang lingkup dari administrasi. Presepektif yang pertama adalah perspektif makro yang meliputi proses penentuan tujuan, alokasi sumber daya dan koordinasi kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi. Penekanan dari perspektif ini teutama pada aspek filosofi tentang apa tujuan dan makna kehidupan, apa tujuan yang kita inginkan dan bagaimana mencapainya serta bagaimana seharusnya orang berprilaku. Perspektif selanjutnya adalah prespektif mikro, yang menerangkan perilaku administrasi sebagai sikap, pendekatan, persepsi, dan nilai-nilai yang dianut oleh para administrator. Stephen P Robbins (1976) mengatakan bahwa perilaku administrasi dipengaruhi oleh sejarah organisasi, norma-norma pendidikan, dan pengalaman.


(62)

Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 adalah keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintah Desa pada buku Administrasi Desa.

Jenis dan bentuk Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 :

a. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan Pemerintah Desa pada Buku Administrasi Umum, terdiri dari :

1. Buku Data Peraturan Desa;

2. Buku Data Keputusan Kepala Desa; 3. Buku Data Inventaris Desa;

4. Buku Data Aparat Pemerintah Desa;

5. Buku Data Tanah Milik Desa/ tanah Kas Desa; 6. Buku Data Tanah di Desa;

7. Buku Agenda, dan; 8. Buku Ekspedisi;

b. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan mutasi penduduk pada Buku Administrasi penduduk, terdiri dari:

1. Buku Data Induk Penduduk Desa; 2. Buku Data Mutasi Penduduk Desa;

3. Buku Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir Bulan, dan;


(63)

4. Buku Data Penduduk Sementara.

c. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan keuangan desa pada Buku Administrasi Keuangan, terdiri dari :

1. Buku Anggaran Penerimaan; 2. Buku Anggaran Pengeluaran Rutin;

3. Buku Anggaran Pengeluaran Pembangunan; 4. Buku Kas Umum;

5. Buku Kas Pembantu Penerimaan ;

6. Buku Kas Pembantu Pengeluaran Rutin, dan; 7. Buku Kas Pembantu Pengeluaran Pembangunan

d. Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi pembangunan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan pada Buku Administrasi Pembangunan, terdiri dari:

1. Buku Rencana Pembangunan; 2. Buku Kegiatan Pembangunan; 3. Buku Inventaris Proyek; dan

4. Buku Kader-kader Pemberdayaan Masyarakat

e. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau disebut dengan BPD adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai BPD, terdiri dari:

1. Buku Data Anggota BPD; 2. Buku Data Keputusan BPD;


(64)

3. Buku Data Kegiatan BPD; 4. Buku Agenda BPD; 5. Buku Ekspedisi BPD.

Berdasarkan pengertian tersebut apabila dikaitan dengan aktivitas ditingkat desa, maka yang dimaksud dengan administrasi desa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan penyelanggara pemerintah desa untuk mencapai tujuan pemerintahan, seperti menggerakkan partisipasi dalam pembangunan dan terwujudnya demokrasi Pancasila secara nyata guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3. Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa

Istilah pendidikan dan latihan sering menimbulkan keraguan dan disalah artikan dengan istilah-istilah yang lebih banyak digunakan dalam politik, yakni pengembangan. Keraguan dan ketidakpastian itu sbenarnya tidak perlu terjadi, karena pada hakekatnya pengertian yang dalam istilah-istilah tersebut memang memiliki kaitan yang sama, yakni usaha/ kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap aparatur desa operasional maupun aparatur desa manjemen.untuk memperjelas pengertian tentang pendidikan dan pelatihan aparatur desa, dikemukakan beberapa pendapat :

1. Menurut Handoko (2006 : 104) menyatakan pendidikan dan latihan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan,sikap dan sifat-sifat kepribadian.

2. Menurut Hasibuan (2007 : 76) metode pengembangan sumber daya manusia khususnya pengembangan melalui pendidikan dan latihan, pelaksanaannya antara suatu pemerintah desa dengan pemerintah desa lainnya berbeda.


(1)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Kerangka Teori ... 5

1. Kemampuan Aparatur Desa ... 6

2. Administrasi Pemerintahan Desa ... 9

a. Pengertian Administrasi ... 9

b. Administrasi Desa ... 11

3. Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa ... 13

F. Definisi Konsep ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Bentuk Penelitian ... 18

B. Lokasi Penelitian ... 18

C. Informan Penelitian ... 18

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 19

1. Data ... 19

a. Data Berdasarkan Sumbernya ... 19

b. Data Berdasarkan Sifatnya ... 19

2. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Teknik Analisis ... 2

F. Triangulasi Data ... 22

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 23

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 23

B. Struktur Organisasi Desa ... 24

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 33

1. Desa Bandar Sono ... 34

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bandar Sono ... 34


(2)

d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum

Desa Bandar Sono ... 37 e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum Desa Bandar Sono ... 38 2. Desa Bandar Rahmat ... 39

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintah

Desa Bandar Rahmat ... 39 b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Bandar Rahmat ... 40 c. Pelayanan Masyarakat Desa Bandar Sono ... 41 d. Menjaga Ketentraman Serta Ketertiban Umum

Desa Bandar Rakmat ... 42 e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum

Desa Bandar Rahmat ... 42 3. Desa Sukamaju ... 44

a. Pelaksanaan atau Penyelenggaraan Pemerintahaan

Desa SukaMaju ... 44 b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukamaju ... 45 c. Pelayanan Masyarakat Desa Sukamaju ... 46 d. Menjaga Ketentraman Serta Ketertiban Umum

Desa Sukamaju ... 47 e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum

Desa Sukamaju ... 47 4. Desa Guntung ... 49

a. Pelaksanaan atau penyelenggaraan Pemerintah

Desa Guntung ... 49 b. Pemberdayaan Masyarakat Desa Guntung ... 50 c. Pelayanan Masyarakat Desa Guntung ... 51 d. Menjaga Ketentraman serta Ketertiban Umum

Desa Guntung ... 52 e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum

Desa Guntung ... 53 BAB V ANALISIS DATA ... 54 A. Interprensi Data ... 54

1. Desa Bandar Sono

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa ... 55 b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa ... 55 c. Pendidikan dan Pelatihan ... 56 2. Desa Bandar Rahmat

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa ... 57 b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa ... 57 c. Pendidikan dan Pelatihan ... 58 3. Desa Sukamaju

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa ... 59 b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa ... 59 c. Pendidikan dan Pelatihan ... 60


(3)

4. Desa Guntung

a. Membangun Komitmen Aparatur Desa ... 61

b. Pembinaan Disiplin Kerja Aparatur Desa ... 61

c. Pendidikan dan Pelatihan ... 62

BAB VI PENUTUP ... 63

1. Kesimpulan ... 63

2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Informan Penelitian Desa Bandar Sono... 34

Tabel 4.2 Informan Penelitian Desa Bandar Rahmat... 39

Tabel 4.3 Informan Penelitian Desa Suka Maju ... 45


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Foto kegiatan PKK

Lampiran 3. Foto Pemberdayaan Masyarakat Desa Lampiran 4. Foto Pelatihan dan Pendidikan