Latar Belakang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. 1 Sejak pemerintah Indonesia menandatangani World Summit Children WSC pada tanggal 30 september 1990 di New york, dan deklarasi innocent promotion and support of breast feeding pada tahun 1990,maka program peningkatan penggunaan air susu ibu ASI mulai diintensifkan pelaksanaannya melalui berbagai pendekatan lintas program. Deklarasi tersebut bertujuan untuk memberikan masa depan anak yang lebih baik. Kebijakan ini dikeluarkan mengingat derajat kesehatan ibu dan anak belum seperti yang diharapkan. Hasil studi kesehatan ibu dan anak dalam Survei Kesehatan Nasional 2001 menyatakan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-3 bulan hanya mencapai 48 dan bahkan pada usia 4-5 bulan hanya 14 . Rata – rata lama pemberian ASI eksklusif 1,7 bulan. 2 Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2006 dan 2007 diperoleh data rata-rata persentase pemberian ASI eksklusif yang semakin menurun di Indonesia, pada tahun 2006 sebesar 7,23 turun menjadi 5,06 3 . Universitas Sumatera Utara Di Indonesia banyak terjadi kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif karena kekeliruan dalam praktek pemberian ASI dalam 3 hari pertama kelahiran bayi. Tiga hari pertama kelahiran bayi merupakan masa yang sangat penting dalam keberhasilan pemberian ASI, karena pada saat ini menentukan apakah pemberian ASI eksklusif akan berhasil atau tidak, demikian juga untuk keberhasilan menyusui selanjutnya WHO-UNICEF, 1993. Penelitian Fikawati dan Syafiq 2003, menunjukkan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif telah dimulai sejak 3 hari pertama kelahiran yaitu lebih dari 80 responden yang tidak ASI eksklusif 4 bulan, telah memberikan makananminuman pralakteal dalam tiga hari pertama kepada bayinya. 4 Hasil studi di Bogor menunjukkan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia kurang dari satu bulan sebanyak 17 , serta Makanan Pendamping MP ASI 17,2 . Di Jakarta pemberian ASI eksklusif paling rendah dibandingkan dengan kota lain Surabaya dan Makasar yaitu bayi usia 1-3 bulan sebanyak 25 , dan pada bayi usia 5-6 bulan hanya 1 Balitbangkes dan Helen Keller Internasional, 2002. 5 Hasil penelitian tersebut menunjukkan pemberian ASI eksklusif sungguh memprihatinkan, terutama di Jakarta dengan angka prevalensi yang sangat rendah. Demikian halnya di kota medan yang menjadi kota terbesar ke tiga di indonesia, pemberian ASI eksklusif di Kota Medan juga Masih rendah. Berdasarkan profil Indonesia tahun 2004, menggambarkan data tentang pemberian ASI eksklusif di Sumatera Utara sebanyak 42,64 dari jumlah bayi yang ada, yaitu sebanyak 245.432. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan masih rendah. Data yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2005, bahwa cakupan ASI eksklusif Universitas Sumatera Utara 0-6 bulan adalah 52 . Bila dikaitkan dengan standar pelayanan minimal untuk indikator ASI eksklusif, angka pencapaian ini masih jauh dari yang diharapkan, yaitu 80. 6 Puskesmas Padang Bulan merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Medan Baru yang wilayah kerjannya mencakup 6 kelurahan dan salah satunya adalah kelurahan Padang Bulan. Berdasarkan survei awal peneliti dari Kelurahan dan Puskesmas diperoleh bahwa rata- rata lama pemberian ASI eksklusif hanya 1-2 bulan saja sedangkan lama pemberian ASI eksklusif 4 sampai 6 bulan masih jarang dan tidak terdata oleh petugas kesehatan. Ketidakberhasilan ASI eksklusif pada umumnya disebabkan karena masih ada rumah sakit tidak melakukan praktek rawat gabung rooming in, bayi secara rutin diberi susu formula dengan menggunakan susu botol, jadwal pemberian 3 jam sekali Martini, 2003. Begitu pula yang dinyatakan Imas 2003, bayi yang diberi ASI selama perawatan dengan rawat gabung hanya 47,75 . Alasan dari ibu-ibu yang tidak menyusui bayi yaitu kurang mengertinya ibu tentang manfaat ASI eksklusif, ibu menolak untuk rawat gabung karena mengganggu istirahat ibu, ibu tidak mampu menyusui bayi karena payudara bengkak dan puting lecet. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat agar program pemberian ASI eksklusif berjalan dengan baik. Keadaaan demikian juga mencerminkan banyak ibu belum menyadari bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi berumur di bawah satu bulan dapat membahayakan keselamatan bayinya, mengingat pencernaan bayi belum sempurna BPS, 2001. 7 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, upaya peningkatan penggunaan ASI sangat penting karena ASI adalah hak dasar yang harus diterima anak untuk tumbuh kembang secara optimal Depkes, 2002. 8 Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak dini, terutama pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Sebagai makanan terbaik bagi bayi, ASI harus diberikan sedini mungkin, yaitu 30 menit setelah persalinan. Pemberian ASI dini memberikan keuntungan dan merupakan kunci keberhasilan menyusui selanjutnya. Keuntungan bagi bayi yaitu bayi lebih cepat mendaptat kolostrum yang banyak mengandung anti bodi dan bagi ibu memperkecil terjadinya pendarahan setelah persalinan, mempercepat rangsangan pada payudara untuk mengeluarkan ASI dan menambah rasa percaya diri bahwa ia mampu menyusui Suradi, 2003. 9 Data di atas memperlihatkan bahwa pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Lama pemberian ASI eksklusif yang seharusnya diberi selama 6 enam bulan masih jauh dari target yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. 1.2.Perumusan Masalah Semakin rendahnya pemberian ASI eksklusif dan belum diketahuinya faktor- faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tahun 2010. 2. Mengetahui Karakteristik responden berdasarkan umur, pengetahuan, paritas, pendidikan, pekerjaan dan cara persalinan pada Ibu balita. 3. Mengetahui Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi ASI eksklusif, penolong persalinan, dan dukungan keluarga. 4. Mengetahui Karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dan jarak kelahiran balita. 5. Mengetahui hubungan faktor Ibu umur, pendidikan, paritas, cara persalinan, pendidikan, dan pekerjaan responden dengan pemberian ASI eksklusif. 6. Mengetahui hubungan jarak kelahiran balita dan jenis kelamin balita dengan pemberian ASI eksklusif. 7. Mengetahui hubungan faktor lingkungan sumber informasi ASI eksklusif, penolong persalinan, dan dukungan keluarga responden dengan pemberian ASI eksklusif.

1.4. Manfaat Penelitian