5.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.8. Proporsi Prevalens
Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan Pendidikan , Ratio Prevalens, 95 CI, P-value di Kelurahan Padang
Bulan Kecamatan Meda Baru Tahun 2010
No Pendidikan
Pemberian ASI eksklusif
Total RP
95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
0,348 0,098-1,239
0,159 1 Tinggi
3 5,5 52
94,5 55
100 2 Rendah
8 15,7 43
84,3 51 100
RP : Ratio Prevalens df =1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif pada pendidikan tinggi sebesar 5,5 sedangkan pada pendidikan
rendah sebesar 15,7 dengan CI 95. Ratio prevalens pemberian ASI eksklusif pada kelompok pendidikan tinggi dibandingkan dengan pendidikan rendah adalah
0,098 – 1,239. Adanya nilai CI 1 satu membuktikan bahwa Pendidikan ibu yang tinggi merupakan faktor risiko penghambat ibu untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05, artinya tidak terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3. Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.9. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan
Pekerjaan , Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Pekerjaan
Pemberian ASI eksklusif
Total RP
95CI
P-value Ya
Tidak f
F f
0,800 0,70 - 0,91
0,002 1 Tidak bekerja 11
20 44
80 55 100
2 Bekerja 0 0
51 100
51 100 RP : Ratio Prevalens
df =1
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif pada kategori bekerja tidak ada sedangkan pada kategori tidak bekerja
sebesar 20. Ratio prevalens untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada kelompok ibu tidak bekerja dibandingkan dengan ibu yang bekerja adalah 0,70 – 0,91. Adanya
nilai CI 1 satu membuktikan bahwa pekerjaan ibu merupakan faktor risiko penghambat ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05, artinya terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara ibu yang tidak
bekerja dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.10. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif pada Balita
Berdasarkan Pengetahuan Ibu, Ratio Prevalens, 95 Cl, dan P- value di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun
2010
No
Pengetahuan Pemberian ASI
Eksklusif Total
RP 95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
1 Baik
9 11,4 70 88,6 79 100
1,538 0,354 - 6,679
0,725 2
Kurang 2
7,4 25 92,6
27 100
RP : Ratio Prevalens df =1
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif pada pengetahuan kategori baik sebesar 11,4 sedangkan pada
pengetahuan dengan kategorik kurang baik sebesar 7,4 dengan CI 95. Ratio prevalens pemberian ASI eksklusif pada pengetahuan baik dibandingkan dengan
pengetahuan kurang adalah 0,354 – 6,679. Adanya nilai CI 1 satu membuktikan bahwa pengetahuan ibu yang baik merupakan faktor risiko penghambat ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada fisher exact
test pada kolom ke-4 karena memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara pengetahuan dengan
pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5. Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.11. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan Paritas ,
Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No
Jumlah anak Pemberian ASI
Eksklusif Total
RP 95CI
P-value Ya
Tidak F
f f
1 Cukup
9 10,7
75 89,3 84 100 1,179
0,27 – 5,06 1,00
2 Lebih
2 9,1
20 90,9 22 100 RP : Ratio Prevalens
df =1 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI
eksklusif pada jumlah anak cukup sebesar 10,7 sedangkan pada jumlah anak lebih sebesar 9,1 dengan CI 95. Ratio prevalens pemberian ASI eksklusif pada jumlah
anak cukup dibandingkan dengan jumlah anak lebih adalah 0,27 – 5,06. Adanya nilai CI 1 satu membuktikan bahwa jumlah anak ibu yang lebih merupakan faktor
risiko penghambat ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada fisher exact
test pada kolom ke-4 karena memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p =1,00, p 0,05, artinya tidak terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara jumlah anak
dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6. Hubungan Cara persalinan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.12. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan Cara
persalinan, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di kelurahan Padang bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No
Cara Persalinan
Pemberian ASI Eksklusif
Total RP
95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
1 Normal
11 12
81 88 92 100,0
0,88 0,81 - 0,94
0,352 2
Caesar 14 100
14 100,0 RP : Ratio Prevalens
df =1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif pada persalinan normal sebesar 12 sedangkan pada persalinan caesar
tidak ada. Ratio prevalens untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada persalinan normal dibandingkan dengan persalinan caesar adalah 0,81 – 0,94. Cara persalinan
bukan merupakan faktor resiko ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05, artinya tidak terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara cara persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
5.3.7. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.13. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan
Dukungan Keluarga, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di kelurahan Padang bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Dukungan Keluarga
Pemberian ASI Eksklusif
Total RP
95CI P-value
Ya Tidak
f f
f
1 Ada
11 15,5
60 84,5 71 100 0,845
0,76 – 0.93 0,015
2 Tidak Ada 0 35 100 35
100 RP : Ratio Prevalens
df =1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif terhadap adanya keluarga yang mendukung sebesar 15,5 sedangkan
yang tidak memiliki dukungan keluarga tidak ada. Ratio prevalens untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada keluarga yang mendukung dibandingkan dengan
tidak ada keluarga yang mendukung adalah 0,845. Adanya dukungan keluarga merupakan salah satu faktor resiko pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada fisher exact test pada kolom ke-4 karena memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p =
0,015 p0,05 , artinya terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara jumlah anak dengan pemberian ASI eksklusif.
5.3.8. Hubungan Jarak Persalinan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.14. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan jarak
persalinan, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di kelurahan Padang bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Jarak
Persalinan Pemberian ASI
Eksklusif Total
RP 95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
1 Jarang
11 19,3 46 80,7 57 100
0,807 0,711 – 0,916
0,001 2
Rapat 49 100 49 100
RP : Ratio Prevalens df =1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif pada jarak persalinan jarang sebesar 19,3 sedangkan pada jarak
persalinan yang rapat tidak ada. Ratio prevalens untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada jarak persalinan jarang dibandingkan dengan jarak persalinan rapat
Universitas Sumatera Utara
adalah 0,807. Jarak persalinan yang jarang merupakan salah satu faktor resiko pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada continuity correction test pada kolom ke-4 karena tidak memiliki nilai expected sehingga
diperoleh nilai p = 0,003 p0,05 , artinya terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara jarak persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
5.3.9. Hubungan Penolong persalinan dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.15. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan penolong
persalinan, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di kelurahan Padang bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Penolong
Persalinan Pemberian ASI
Eksklusif Total
RP 95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
1 Non medis
2 100
2 100 0,89
0,83 – 0,95 1,000
2 Medis
11 10,6
93 89,4 104
100 RP : Ratio Prevalens
df =1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif dengan bantuan medis sebanyak 10,6 sedangkan pemberian ASI
eksklusif dengan penolong persalinan non medis tidak ada dengan CI 95. Ratio prevalens untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada persalinan dengan pertolongan
bantuan medis dibandingkan dengan penolong persalinan non medis sebesar 0,83 – 0,95. Penolong persalinan bukan merupakan faktor resiko pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada fisher exact test pada kolom ke-4 karena memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p = 1,00
Universitas Sumatera Utara
p0,05 , artinya tidak terdapat hubungan asosiasi antara jumlah anak dengan pemberian ASI eksklusif.
5.3.10. Hubungan Informasi ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.16. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan
Informasi ASI eksklusif, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Informasi ASI eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Total RP
95CI P-
value
Ya Tidak
f f
f
1 Tenaga
Kesehatan 9
26,5 25
73,5 34 100
0,105 0,24 - 0,46
0,001 2
Media tulis elektronik
2 2,8
70 97,2
72 100 RP : Ratio Prevalens
df =1 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian
ASI eksklusif melalui informasi media tulis dan elektronik sebanyak 2,8 sedangkan pada pemberian ASI eksklusif melalui informasi dari tenaga kesehatan sebanyak
26,5. Ratio prevalens pemberian ASI eksklusif berdasarkan sumber informasi media dibandingkan dengan informasi dari tenaga kesehatan adalah 024 – 0,46.
Sumber informasi dari tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor resiko ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada fisher exact test pada kolom ke-4 karena memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p =
0,001 p0,05 , artinya terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara sumber informasi dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.11. Hubungan Jenis kelamin balita dengan Pemberian ASI eksklusif Tabel 5.17. Proporsi Prevalens Pemberian ASI eksklusif Berdasarkan Jenis
Kelamin Balita, Ratio Prevalens, 95 CI, dan P-value Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Jenis kelamin
balita Pemberian ASI
Eksklusif Total
RP 95CI
P-value Ya
Tidak f
f f
1 Laki-laki
7 14
45 86
52 100 1,817
0,56 – 5,84 0,482
2 Perempuan
4 7
50 93
54 100 RP : Ratio Prevalens
df =1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens pemberian ASI eksklusif berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 14 sedangkan jenis
kelamin perempuan sebesar 7. Ratio prevalens pemberian ASI eksklusif pada jenis kelamin anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan adalah 1,817. Jenis
kelamin balita bukan merupakan faktor resiko ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square pada continuity
correction test pada kolom ke-4 karena tidak memiliki nilai expected sehingga diperoleh nilai p = 0,482 p0,05 , artinya tidak terdapat hubungan asosiasi yang
bermakna antara jemis kelamin anak dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1
Analisis Univariat 6.1.1. Proporsi Pemberian ASI eksklusif
Proporsi pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Pemberian ASI eksklusif pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa proporsi Pemberian ASI eksklusif pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun
2010 Tahun 2010 sebesar 10 dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 90. Proporsi Pemberian ASI eksklusif lebih sedikit dibandingkan dengan Proporsi
non ASI eksklusif di daerah Padang bulan disebabkan karena berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain pekerjaan, umur, paritas, pendidikan, cara persalinan, penolong
persalinan dan kebiasaan penggunaan susu formula dan pemberian makanan tambahan yang dini bagi bayi.
90 10
tidak ya
Universitas Sumatera Utara
Hasil ini sesuai dengan penelitian Samirah Kemalasari di Pematang Siantar, dengan desain Cross sectional sebanyak 14,5 ibu yang memberikan ASI eksklusif
dan 85,5 ibu tidak memberikan ASI eksklusif.
26
6.2. Analisis Bivariat 6.2.1. Hubungan Umur dengan Pemberian ASI eksklusif