ASI meningkatkan kecerdasan Kerangka Konsep Penelitian Faktor Ibu Defenisi Operasional

mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang mature. Zat kekebalan yang terdapat di ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret diare. Pada suatu penelitian di Brasil Selatan bayi-bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif. ASI juga akan menurunkan kemungkinkan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya dibanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.

c. ASI meningkatkan kecerdasan

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak, maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali pada susu sapi, antara lain : c.1. Taurin : suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI Universitas Sumatera Utara c.2. Laktosa : merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. c.3. Asam lemak DHA, omega-3, omega-6 : merupakan asam lemak utama dalam ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi. Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian Dr. Lucas 1993 secara crossectional terhadap 300 bayi premature membuktikan bahwa bayi-bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna RP = 8,3 dibanding dengan bayi prematur yang tidak diberi ASI 11 . 2.2. ASI dan ASI Eksklusif 2.2.1. Air Susu Ibu ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar dapat memenuhi kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi secara optimal sampai 6 enam bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap kesehatan ibu dan anak serta terdapatnya hubungan yang erat antara menyusui ekslusif dan penjarangan kelahiran Suradi, 2001. Hal yang sama juga diunkapkan oleh Roesli 2001, ASI sebagai makanan tunggal yang akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi sampai 6 bulan. Setelah usia 6 enam bulan, bayi harus Universitas Sumatera Utara mulai mendapatkan makanan padat, sedangkan pemberian ASI dapat terus dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.

2.2.2. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir, kecuali obat dan vitamin Depkes, 2003 16 . Pemberian ASI ekslusif dapat berlangsung selama 4-6 bulan. Menurut WHO-UNICEF 1989 pemberian ASI ekslusif mencakup hal-hal berikut ini, hanya ASI sampai usia 4-6 bulan, menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir. Tidak memberikan bayi makanan prelaktal seperti air tajin, air gula, madu, dsb kepada bayi baru lahir. Memberikan kolostrum ASI pada hari-hari pertama keluar yang bernilai gizi tinggi kepada bayi, menyusui sesering mungkin, termasuk pemberian ASI pada malam hari. Cairan yang diperbolehkan hanya vitamin, mineral dan obat dalam bentuk tetes maupun sirup. The 54 th World Health Assembly WHO 2001 merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan setelahnya dikenalkan makanan tambahan dengan nutrisi yang adekuat, aman dan tepat serta pemberian ASI dilanjutkan sampai 2 tahun. Lawrence 1994 mendefinisikan kategori pemberian ASI adalah pemberian ASI penuh eksklusif dan mendekati eksklusif, pemberian Asi secara parsial tinggi bila pemberian ASI mencapai 80 , medium bila mencapai 20-79 , dan rendah bila mencapai 20 , dan token breasfeeding yaitu ASI diberikan secara berjadwal, baik frekuensi maupun waktu pemberiannya berdasarkan aturan waktujam, dan bayi diberi air atau air gula dalam botol. Token breasfeeding sangat dilarang karena selain Universitas Sumatera Utara mengagalkan pemberian ASI ekslusif, juga mengakibatkan bayi menjadi bingung putting. 2.3.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif 2.3.1 Umur Ibu Menurut Hartanto 1996 periode umur antara 20-35 tahun merupakan periode usia yang baik untuk melahirkan. Bila umur ibu kurang dari 20 tahun, wanita masih dalam masa pertumbuhan dari faktor biologis sudah siap namun psikologis belum matang. Begitu pula jika ibu melahirkan di usia 35 tahun masalah kesehatan sering timbul dengan komplikasi. Menyusui bayi memerlukan kondisi kesehatan ibu yang baik. Penelitian Kristina 2003 dengan desain penelitian crosssectonal, memberikan hasil tidak ada pengaruh antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-4 bulan p 0.05. Begitu pula penelitian yang dilakukan Madjid 2003 tidak ada hubungan antara umur ibu melahirkan dengan praktik pemberian ASI selama tiga hari setelah kelahiran. 17

2.3.2 . Pendidikan Ibu

Pendidikan akan memberikan kesempatan kepada seorang untuk membuka jalan pikiran dalam menemui ide-ide atau nilai-nilai baru. Ibu yang terpelajar biasanya mendapatkan keuntungan psikologis dan fisiologis dari menyusui karena lebih termotivasi, mempunyai fasilitas yang lebih baik serta posisi yang lebih memungkinkan mereka untuk menyusui dibandingkan dengan ibu yang kurang terpelajar. Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan tinggi dengan praktik pemberian ASI dalam tiga hari setelah kelahiran Madjid, 2003. Universitas Sumatera Utara Penilitian Trisnawati 2008 menunjukkan hasil yang ditelitinya, antara pendidikan ibu dengan ASI eksklusif tidak ada hubungan yang bermakna. Ibu yang berpendidikan rendah maupun tinggi telah memiliki kesadaran memberikan ASI eksklusif. 18

2.3.3. Pekerjaaan Ibu

Penelitian yang dilakukan Lebuan 2003 menemukan pemberian ASI selama perawatan setelah lahir baik pada ibu yang bekerja maupum yang tidak bekerja, tidak menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaaan dengan praktik pemberian ASI. 19 Menurut Soetjaningsih 1997 ada kecendrungan semakin banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar. Peran ganda seorang ibu antara mengasuh anaknya dengan memberikan asi ekslusif, dan membantu ekonomi keluarga mencari nafkah dengan bekerja di luar maupun di dalam lingkungan rumah tangga, yang membuat seorang ibu sulit untuk mengatasinya. Bila ibu sebelum berangkat bekerja bayi harus disusui, selanjutnya ASI diperas dan di simpan untuk diberikan kepada bayi selama ibu bekerja. Sama halnya dengan Supriyadi 2002, pada waktu ibu bekerja sekalipun ibu tidak dapat langsung memberikan ASI, namun ibu masih tetap dapat memerah ASI dan menyimpannya untuk dibawa pulang pada bayinya.

2.3.4. Pengetahuan Ibu

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menggambarkan perubahan perilaku. Dimana pengetahuan merupakan hasil tidak dari tahu, ini merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 20 Universitas Sumatera Utara Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behaviour. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sehingga pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk melakukan perubahan perilaku kesehatan, dengan sendirinya pengetahuan dapat diukur atau di observasi atau melalui media apa yang diketahui tentang objek. Penilitian yang dilakukan Ibrahim 2000 di provinsi Daerah Istimewah Aceh, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mempunyai kesempatan dua kali untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang.

2.3.5. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi dalam keadaan hidup dengan usia kehamilan yang 28 minggu . Walaupun berat badan bayi ≤ 1000 gram dan dapat hidup dengan kemajuan ilmu dan teknologi maka berat badan bayi 1000 gram masih digolongkan kedalam paritas. 21 Sastrawinata 1980, mengatakan primapara adalah wanita baru pertama kali melahirkan anak dalam keadaan hidup baik matur maupun prematur. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan anak ≥ 3 orang anak .Caporto et. al 1987 mengemukakan bahwa grandemulti , yaitu seorang wanita yang telah mengalami hamil ke 4 atau lebih dan dengan usia kehamilan 28 minggu. Iskandar 1987 menyatakan bahwa hubungan paritas dengan pemberian kolostrum yang dilakukan di daerah pedesaan Jawa dan Bali serta di Sumatera dan daerah lainnya di tanah air, menyebutkan bahwa jumlah paritas tinggi cenderung Universitas Sumatera Utara memberikan kolostrum pada bayi dibandingkan dengan paritas rendah. Penelitian ini didukung oleh Suradi 1992 bahwa ASI lebih cepat keluar pada multipara daripada primapara, walaupun perbedaan tersebut secara statistik tidak bermakna. Penelitian madjid 2003 menyimpulkan bahwa ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak primapara memiliki masalah-masalah menyusui. Berbeda dengan ibu-ibu yang sudah menyusui sebelumnya lebih baik daripada yang pertama.

2.3.6. Jarak Kelahiran

Menurut Hartanto 1996 bila jarak kelahiran 2 tahun dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, sering terkena penyakit dan waktu bagi ibu untuk menyusui bayi sebelumnya akan berkurang. Jarak kelahiran yang dianjurkan adalah antara 2-4 tahun, karena kondisi dan kesehatan ibu sudah pulih kembali. Bila jarak kelahiran 2 tahun dapat mengakibatkan ibu menderita anemia kronis, sehingga produksi ASI akan terganggu. Jadi, semakin rapat jarak kelahiran bayi mengakibatkan produksi asi menurun dan menyebabkan kegagalan pemberian ASI eksklusif.

2.3.7. Rencana Kehamilan

Nurjanah 1998 mendefinisikan unwanted pregnancy adalah kehamilan yang terjadi pada wanita yang tidak diinginkannya pada saat itu maupun waktu yang akan datang. Menurut kafman 1997, unwanted pregnancy yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki sama sekali, dan mistined kehamilan yang dikehendaki kemudian. Pada penelitian Iskandar 1991 di luar Jawa ada hubungan bermakna antara kehamilan yang direncanakan dengan pemberian ASI. Universitas Sumatera Utara

2.3.8. Jenis Kelamin Bayi

Di Banglades pemberian ASI untuk bayi perempuan 5 bulan lebih pendek dari bayi laki-laki Iskandar, 1991. Bahkan menurut Roesli2000, konsekuensi fatal yang sering terjadi pada pemberian Asi, yaitu budaya yang mengutamakan bayi laki- laki sehingga bayi laki-laki pertumbuhannya normal sedangkan bayi perempuan terhambat.

2.3.9. Berat Badan Lahir

Bayi dengan berat badan lahir rendah premature, seharusnya diberikan ASI dari ibunya sendiri, bila tidak terdapat komplikasi seperti kesulitan pernapasan, sepsis, dan malformasi, maka sebagian besar bayi premature biasanya mampu menyusui dengan segera Supriadi, 2002.

2.3.10. Dukungan Suami Dan Orang Tua

Peran suami selaku pendukung dalam memberikan ASI, telah banyak dilaporkan dalam literatur. Khususnya bila suami mempunyai pemikiran yang positif tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan menyusui dan berpikir bahwa ia dapat memainkan peran serta dalam masalah ini Riodan, 1998 21 Dukungan suami dan orang tua mempengaruhi praktik. pemberian ASI, yang selanjutnya akan mempengaruhi angka sukses pemberian ASI dan usia penyapihan. Seorang wanita yang suaminya tidak mendukung dalam menyusui, bayinya di sapih lebih awal.

2.3.11. Perilaku Petugas Kesehatan

Dalam penggunaan ASI peran bidan dan penyuluh kesehatan masyarakat sangatlah penting. Kegiatan yang dapat dikerjakan oleh bidan antara lain Universitas Sumatera Utara melaksanakan antenatal yang baik, peranan penyuluh kesehatan memberikan penyuluhan pembinaan, persiapan bersalin, penyuluhan akan pentingnya menyusui bayi secara ASI eksklusif dan meyakinkan arti penting keluarga berencana Madjid, 2003. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Faktor Ibu

1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pengetahuan 5. Paritas 6. Cara Persalinan Faktor Anak 1. Jarak kelahiran 2. Jenis kelamin balita

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 enam bulan, tanpa mendapatkan makanan dan minuman tambahan lainya, dikategorikan atas : 1.Ya 2. Tidak Faktor Lingkungan 1. Dukungan Keluarga 2. Penolong Persalinan 3. Informasi ASI eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Universitas Sumatera Utara 3.2.2. Umur ibu adalah usia ibu sewaktu melahirkan balita terbungsu. Untuk uji statistik , variabel ini dikategorikan atas : 1. Risiko tinggi, jika umur ibu 20 dan 35 2. Risiko rendah, jika umur ibu 20-35 3.2.3. Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal terakhir ibu balita, dikategorikan atas : 1. Rendah : Belum sekolah, SD, SMP 2. Tinggi : SMA-Perguruan Tinggi 3.2.4. Pekerjaan ibu adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh ibu balita baik di dalam rumah maupun di luar rumah untuk menghasilkan uang, dikategorikan atas : 1. Bekerja : Pegawai Negeri Sipil PNS , wiraswata, karyawan, petaninelayan 2. Tidak bekerja : Ibu Rumah Tangga IRT 3.2.5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu mengenai ASI eksklusif 23 , dikategorikan atas : 1. Baik : 75-100 pertanyaan dijawab benar 2. Sedang : 45-75 pertanyaan dijawab benar 3. Kurang : 45 pertanyaan dijawab benar Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas : 1. Baik, apabila total skor ≥ 6 2. Kurang, apabila total skor 6 3.2.6. Paritas adalah frekuensi ibu melahirkan, dikategorikan atas : 1. Primapara : 1 orang anak 2. Skundipara : 2 orang anak 3. Multipara : 2 orang anak Untuk uji statistik, variabel ini dikategorikan atas : 1. Cukup, jika responden memiliki jumlah anak 1-2 orang Universitas Sumatera Utara 2. Lebih, jika responden memiliki jumlah anak ≥ 3 3.2.7. Cara persalinan adalah cara ibu dalam melahirkan balita terakhirnya, dikategorikan atas : 1. Normal 2. Caesar 3.2.8. Jarak kelahiran adalah jarak kelahiran balita dengan kelahiran anak sebelumnya, dikategorikan atas : 1. anak pertama 2. 2 tahun 3. ≥ 2 tahun Untuk uji statistik , variabel ini dikategorikan atas : 1. Rapat, jika jarak kelahiran bayi terakhir 2 tahun dari anak sebelumnya 2. Jarang, jika memiliki anak kelahiran pertama dan jarak kelahiran bayi terakhir ≥ 2 tahun dari anak sebelumnya 3.2.9. Dukungan Keluarga adalah ada tidaknya anjuran keluarga untuk memberikan ASI eksklsusif kepada ibu yang melahirkan bayinya, dikategorikan atas : 1.Ada 2.Tidak ada 3.2.10. Informasi ASI eksklusif adalah informasi dimana ibu mendapat informasi pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk bayinya, dikategorikan atas : 1. Media tuliselektronik 2. Petugas kesehatan 3.2.11. Penolong persalinan adalah orang yang menolong ibu ketika melahirkan balita, dikategorikan atas : 1. Bidan 2. Dokter 3. Dukun Beranak Untuk uji statistik , variabel ini dikategorikan atas : 1. Medis, jika penolong persalinan oleh tenaga medis Universitas Sumatera Utara 2. Non medis, jika penolong persalinan dibantu oleh dukun beranak 3.2.12. Jenis kelamin adalah jenis kelamin balita, dikategorikan ata : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3.3. Aspek Pengukuran No