Pada sistem informasi dengan menggunakan komputer, sistem pengolahan transaksi dimulai dengan adanya data transaksi bisnis, diolah dalam sistem
pengolahan transaksi dan disimpan dalam media basis data sebagai sumber database, kemudian menghasilkan laporan-laporan yang disajikan bagi pihak-
pihak yang bertransaksi, stakeholder, dan manajer-manajer level bawah. Laporan- laporan berisi informasi pencatatan nilai tersebut digunakan oleh :
a. Pihak yang terlibat di transaksinya, misalkan pelanggan. b. Manajer-manajer level bawah yang menggunakan informasi ini untuk
pengendalian informasi. c. Stakeholders yang meminta pertanggungjawaban manajer.
Basis data diakses dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut dengan DBMS Database Management System.
2. Akuntansi Kas
Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang paling likuid, dan paling mudah dipindahtangankan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya
untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, pembelian aktiva tetap, pembayaran hutang, pembayaran dividen, dan transaksi lainnya yang dilakukan oleh
perusahaan.
Kas sering kali diartikan oleh sebagian orang hanya terbatas pada uang tunai, yaitu uang kertas dan uang logam. Hal itu terjadi karena kedua jenis inilah yang
paling banyak dilihat oleh masyarakat di dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut Skousen 2004 : 495” Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan
terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukarannya serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi. “
Sedangkan menurut Warren dalam Aria Farahmita 2005 : 350” Kas cash meliputi koin, uang kertas, cek, wesel money order atau kiriman uang melalui
pos yang lazim berbentuk bank draft atau cek bank; hal ini untuk selanjutnya diistilahkan dengan wesel, dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik
tanpa pembatasan dari bank bersangkutan.“ Berdasarkan hal diatas, maka kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran
meliputi uang tunai yaitu uang logam dan uang kertas, serta dana yang disimpan di bank, yang pengambilannnya tidak dibatasi oleh bank.
Sifat-sifat kas antara lain adalah : a.
alat tukar yang standar b.
dipakai sebagai dasar untuk mengukur dan menghitung c.
merupakan harta yang paling likuid dan biasanya diklasifikasikan sebagai harta lancar
Apabila kas dihubungkan dengan sistem informasi akuntansi, maka terbentuklah sistem informasi akuntansi kas yang dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang memuat sekumpulan informasi mengenai kas dan pembayaran-
pembayarannya yang dimaksudkan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan demi memenuhi kebutuhan para pemakainya.
B. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Adapun unsur-unsur untuk menyajikan sebuah sistem informasi akuntansi adalah:
1. Pemakai akhir Pemakai akhir ini dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu eksternal dan
internal. Pemakai eksternal meliputi kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, otoritas pajak, para
pemasok, dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingkat organisasi, juga personel
2. Sumber data
Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber internal dan eksternal. Transaksi keuangan eksternal merupakan
transaksi pertukaran ekonomis dengan entitas lainnya dan individu dari luar perusahaan.
Misalnya : penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran
dan pergerakan sumber daya dalam organisasi. Misalnya : pergerakan bahan mentah ke persediaan dalam proses, aplikasi tenaga kerja dan overhead ke
barang dalam proses, penyusutan pabrik dan peralatan. 3.
Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan tahap operasional dalam sistem informasi,
tujuannya untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem adalah sah valid, lengkap dan bebas dari kesalahan material dalam
mengatur desain prosedur pengumpulan data terdapat dua aturan yakni relevan dan efisiensi. Relevan artinya sistem informasi hanya menangkap
data yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai informasi. Sedangkan efisiensi maksudnya didalam pengumpulan data hanya dilakukan sekali saja
agar terhindar dari pemborosan, ketidak konsistenan. 4.
Pemprosesan data Data setelah dikumpulkan, maka selanjutnya diproses untuk
menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemprosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks.
5. Manajemen database.
Manajemen database merupakan tempat menyimpan fisik keuangan dan non keuangan. Isi dari database tanpa menghiraukan bentuk fisiknya, berupa
hirarki data yang terdiri dari atribut data, record dan file. Tugas manajemen database terdiri dari penyimpanan data record yang baru dan
menyimpannya dalam lokasi yang benar dalam database.Selanjutnya perbaikan retrieval yakni menempatkan dan menyarikan suatu record yang
ada dari database untuk diproses dan yang terakhir adalah penghapusan, yakni memindahkan secara permanen record yang sudah usang atau berlebihan
dalam database. 6.
Penghasil informasi Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, membentuk, dan
menyajikan untuk pemakai. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu laporan terstruktur. Tanpa memperhatikan
bentuk fisiknya, informasi yang berguna memiliki karakteristik berikut ini : relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan merupakan rangkuman.
7. Umpan balik
Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal atau
eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses. Misalnya : status laporan persediaan menandakan kepada petugas kontrol
persediaan bahwa item-item persediaan telah mencapai tingkat minimum yang diizinkan, atau bahkan lebih rendah. Umpan balik internal dan informasi
akan memulai proses pemesanan untuk mengisi persediaan. Dengan cara yang sama, umpan balik eksternal tentang tingkat tertagihnya utang
pelanggan dapat digunakan untuk menyesuaikan kebijakan kredit perusahaan.
Model umum bagi sistem informasi akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :
Lingkungan Eksternal
Gambar 2.1 Model umum untuk Sistem Informasi Akuntansi Sumber : James A.Hall, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat,
Jakarta, h.13. C. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan terdiri dari :
1. Proses penjualan
Prosedur penjualan, petugas penjualan menerima order dari pelanggan,
mengisi faktur penjualan tuani dan kemudian meyerahkannya kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran barang dan juga untuk
Organisasi bisnis S
u m
b er
D at
a E k
st er
n al
P em
ak ai
A k
h ir
E k
st er
n al
Manajemen Database
Pemrosesan Database
Pengumpulan Data
Penghasil informasi
Sumber Data Internal
Pemakai akhir informasi
pelaksanaan fungsi akuntansi. Menggunakan terminal komputer yang terhubung untuk menjalankan program inquiryedit, petugas melaksanakan
tugas-tugas seperti dibawah ini:
a. Pemeriksaan pemberian kredit dilaksanakan dengan menggunakan
akses langsung pada file kredit pelanggan, saldo saat ini, tanggal terakhir pembayaran, dan status kredit saat ini. Berdasarkan atas kriteria yang
diprogram, permintaan kredit dari pelanggan diterima atau ditolak. b.
Jika persetujuan kredit diterima, petugas kemudian melakukan akses pada file induk persediaan dan melakukan pengecekan ketersediaan
persediaan. Sistem mengurangi persediaan dengan jumlah kuantitas barang yang dijual untuk menggambarkan keakuratan dan keadaan dari
persediaan digudang dan tersedia untuk dijual. c.
Sistem secara otomatis mengirim pesan elektronik ke gudang dan surat jalan ke departemen pengiriman, dan mencatat catatan penjualan
pada file penjualan yang belum selesai. Struktur dari file ini mencakup field TUTUP yang memuat nilai T dan Y
untuk mengindikasi status pesanan. Catatan yang sudah dikirimkan mempunyai status tutup yang berisi nilai Y sehingga pelanggan sudah
dapat ditagih. Field ini akan digunakan untuk menjadi identifikasi catatan pada prosedur batch. Nilai normal field ini pada saat catatan dibuat adalah
T. nilai itu berubah pada saat barang telah dikirimkan ke pelanggan.
Petugas penjualan dapat menentukan pesanan untuk menjawab pertanyaan pelanggan dengan melihat catatan tersebut.
Prosedur Pergudangan, terminal komputer pergudangan segera
mencetak dokumen pengeluaran barang yang dikirim secara elektronik. Kemudian petugas mengambil barang dan mengirimkannya, bersama
dengan salinan dari dokumen pengeluaran barang, ke departemen pengiriman.
Departemen pengiriman. Petugas pengiriman melakukan prosedur mencocokkan dokumen pengeluaran barang, dan dokumen pengiriman
pada terminal komputer. Petugas kemudian menentukan kurir dan menyiapkan barang untuk dikirim. Dari terminal komputer, petugas
mengrimkan dokumen surat jalan Delivery Order dan biaya pengiriman. Petugas pengiriman mengupdate catatan pesanan yang belum selesai
secara real time dan memberikan nillai Y pada field TUTUP sehingga menutup pesanan penjualan
Prosedur Update File induk
Pada akhir periode, program update batch melakukan pencarian pada file pesanan penjualan yang belum selesai untuk memberikan tanda tutup,
melakukan update file induk berikut ini : file induk pembantu piutang, file induk kontrol persediaan, file induk penjualan, file induk kontrol piutang,
dan file induk harga pokok penjualan. Program batch menyiapkan dan mengirimkan tagihan pelanggan dan memindahkan catatan penjualan yang
sudah selesai ke file penjualan yang sudah selesai, dan setelah itu jadilah jurnal penjualan.
2. Proses penerimaan kas Pos penerimaan kas dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.
Sumber-sumber itu sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sumber penerimaan rutin dan sumber penerimaan tidak rutin. Sumber penerimaan
yang bersifat rutin antara lain yaitu hasil penjualan produk utama yang dilakukan secara tunai, penerimaan piutang terjadwal, dan lain-lain.
Sedangkan sumber penerimaan tidak rutin antara lain penjualan aktiva, penerimaan modal saham dari investor, penerimaan bunga, dan lain-lain.
Dilihat dari segi cara penerimaan, dana yang masuk ke dalam akun kas perusahaan dapat terjadi dengan berbagai cara, antara lain dengan
pembayaran langsung ke kasir perusahaan, atau pelunasan melalui bank. Dana yang diterima dapat berupa uang tunai uang kertas dan logam cek,
bank draft, dan lain-lain. Pengaturan dalam hal penerimaan kas harus disusun sedemikian rupa
sehingga dapat dibedakan antara pengelolaan dan pengawasan fisik dengan pencatatan ke dalam akun kas perusahaannya. Pada dasarnya, semua
penerimaan kas harus disetorkan melalui kasir kecuali yang langsung ditransfer ke bank dan setiap hari kasir menyetor uang yang diterimanya
ke dalam rekening perusahaan di bank yang telah ditentukan. Selanjutnya segala bukti penerimaan kas harus diserahkan ke bagian akuntansi untuk
segera dicatatkan kedalam jurnal penerimaan kas untuk kemudian
diteruskan ke laporan keuangan. Dengan demikian, ada pemisahan fungsi, yaitu kasir selaku pengelola fisik kas dan bagian akuntansi mengelola
bukti penerimaan sebagai data historis. Laporan yang berhubungan dengan kas biasanya bertujuan untuk
menunjukkan besarnya saldo kas setiap harinya dan juga besarnya jumlah uang yang diharapkan akan diterima. Laporan saldo kas sebaiknya dibuat
sesuai dengan prosedur penerimaan kas yang berlaku, dimana dalam prosedur penyusunan laporan keuangan turut melibatkan beberapa bagoian
di dalam perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan agar pengelolaan kas tidak hanya terpusat di satu bagian saja. Hal ini perlu diperhatikan agar
pelaksanaanya memenuhi prinsip pengendalian internal. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hall 2001 :197 dimana
dikatakan bahwa prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian di dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu
bagian tertentu saja. Hal tersebut diperlukan agar dapat memenuhi prinsip- prinsip pengendalian internal yang baik.
Selanjutnya akan dibahas sistem penerimaan tunai yang terkomputerisasi disebut dengan batch. Cek dan dokumen pembayaran diterima dari bagian
penerimaan dokumen dalam bentk batch. Prosedur dari sistem penerimaan tunai menurut James A. Hall 2001 : 219 adalah “departemen ruang
penerimaan dokumen, departemen penerimaan tunai atau kas, departemen piutang, departemen pemprosesan data .“
a. Departemen ruang penerimaan dokumen. Ruang penerimaan dokumen memisahkan cek dengan dokumen
pembayaran dan meyiapkan daftar pembayaran. Cek dan salinan dari daftar pembayaran dikirm ke bagian departemen penerimaan tunai.
Dokumen pembayaran dan salinan daftar pembayaran diteruskan ke departemen piutang.
b. Departemen penerimaaan tunai dan kas
Petugas penerimaan mencocokkan cek dan daftar pembayaran dan menyiapkan slip setoran bank. Melalui terminal komputer, petugas
membuat catatan jurnal dari jumlah total penerimaan tunai. Petugas kemudian mengarsipkan dokumen pembayaran dan satu salinan dari
slip setoran bank. Pada akhir periode, petugas menyetorkan uang tersebut ke bank.
c. Departemen piutang Petugas departemen piutang menerima dan mencocokkan dokumen
pembayaran dan daftar pembayaran. Melalui terminal komputer, petugas membuat transaksi penerimaan tunai untuk setiap dokumen
pembayaran. Petugas kemudian mengarsipkan dokumen pembayaran dan daftar pembayaran.
d. Departemen pemprosesan data.
Pada akhir periode, program batch akan melakukan pencocokan antara file jurnal dengan file transaksi penerimaan tunai, dan
melakukan update pada rekening pembantu piutang, dan rekening
kontrol buku besar umum. Proses ini menggunakan metode akses langsung ke file, dan pada akhirnya sistem akan membuat daftar
transaksi dimana akan dilakukan pencocokan dengan daftar pembayaran oleh petugas departemen piutang
Untuk lebih jelasnya sistem penerimaan kas secara komputerisasi dapat dilihat
pada lampiran 3.
D. Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran terdiri dari prosedur pembelian dan prosedur pengeluaran kas.
1. Prosedur Pembelian
Departemen Pemrosesan Data, proses pembelian dimulai dalam departemen
pemrosesan data, dimana fungsi kontrol persediaan dilakukan. Ketika persediaan dikurangi karena adanya penjualan atau digunakan dalam produksi,
sistem akan menentukan item-item yang dipengaruhi oleh account persediaan dalam file buku besar untuk pemesanan kembali. Ini akan membuat pencatatan
di file permintaan pembelian menjadi terbuka. Setiap catatan record dalam permintaan terbuka menunjukkan persediaan yang harus diisi kembali
stocknya.. Record tersebut berisi nomer item persediaan, keterangan, jumlah yang dipesan, dan harga unit standar, dan nomor pemasok dari pemasok
utama. Informasi yang diperlukan untuk membuat record permintaan pembelian dipilih dari record buku besar pembantu persediaan. Record buku
besar pembantu persediaan kemudian ditandai “
Dalam Pemesanan” untuk menghindari item tersebut dipesan kembali sebelum item tersebut dikirim.
Departemen Pembelian, ketika menerima permintaan pembelian, departemen
pembelian menyiapkan pesanan pembelian lima bagian. Salinan tersebut dikirim ke pemasok, departemen utang dagang, penerimaan, pemrosesan data,
dan disimpan dalam pembelian tersendiri. Terdapat beberapa pendekatan untuk mengotorisasi dan memesan persediaan. Pendekatan pertama, sistem ini
menyiapkan dokumen pesana pembelian dan mengirimkannya ke departemen pembelian untuk diperiksa dan ditanda tangani. Agen pembelian kemudian
mengirimkan pesanan pembelian yang sudah disetujui ke pemasok dan mendistribusikan salinannya ke pemakai internal lainnya.
Sistem yang ditunjukkan dalam pendekatan kedua mempercepat proses
pesanan dengan mendistribusikan pesanan pembelian langsung ke pemasok dan pemakai internal, dengan demikian tidak melewati departemen pembelian.
Sistem ini menghasilkan daftar transaksi item-item yang dipesan untuk diperiksa oleh agen pembelian.Pendekatan ketiga menunjukkan rekayasa
teknologi yang disebut sebagai EDI-electronic data interchage pertukaran data elekronik. Metode ini tidak memproduksi dokumen fisik pesanan
pembelian atau pesanan penjualan. Melainkan, sistem komputer dari perusahaan penjual dan pembeli dihubungkan oleh jalur telekomunikasi
khusus. Pembeli dan penjual merupakan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian perdagangan
dimana seluruh proses pemesanan diotomatisasi dan tidak dihalangi oleh intervensi manusia.
Didalam ketiga pendekatan tersebut, tahap otorisasi dan pemesanan dalam proses tersebut dikondolidasikan dan dilakukan oleh sistem komputer.Dokumen
permintaan pembelian dalam sistem ini tidak diperlukan dan tidak diproduksi. Namun demikian, pencatatan permintaan akan tetap ada di disket atau pita
magnetis untuk dipakai dalam jejak audit.
Departemen Pemrosesan data, Pesanan pembelian digunakan untuk
menciptakan record pesanan pembelian terbuka dan untuk mentransfer record korespondensinya dalam file permintaan pembelian terbuka ke file permintaan
pembelian tertutup.
Departemen Penerimaan, ketika barang-barang diterima dari pemasok,
petugas penerimaan, menyiapkan laporan penerimaan. Salinan dokumen dikirim ke bagian pembelian, utang dagang, dan pemrosesan data.
Pemrosesan data, mengupdate file buku besar pembantu persediaan dari
laporan penerimaan dan memindahkan tanda “Dalam Pemesanan” dari record persediaan. Sistem ini menghitung total batch dari bukti tanda terima
persediaan untuk prosedur update buku besar umum dan kemudian menutup record korespondensi dalam file pesanan pembelian terbuka ke file pesanan
pembelian tertutup.
Utang Dagang, ketika petugas administrasi utang dagang menerima faktur
pemasok, kemudian dilakukan rekonsiliasi dengan dokumen pendukung yang sebelumnya ditempatkan dalam file penundaan utang dagang.
Petugas itu kemudian menyiapkan satu voucher tersebut ke pemrosesan data
Departemen Pemrosesan Data, suatu program batch menvalidasi record
voucher dari file pemasok sah, menambahnya ke register voucher file buku besar pembantu utang dagang terbuka, dan menyiapkan total batch untuk
memposkan akun kontrol utang dagang ke dalam buku besar umum. Total dari utang dagang tertutup dan pengeluaran kas harus sama.
Departemen Pengeluaran Kas, merekonsiliasi cek tersebut dengan daftar
transaksi dan menyerahkan bagian cek yang dapat dinegosiasi ke manajemen untuk ditandatangani. Cek tersebut kemudian dikirim ke pemasok. Satu
salinan dari tiap cek tersebut ke bagian utang dagang dan salinan lainnya disimpan dari bagian pengeluaran kas bersama daftar transaksi.
Departemen utang dagang, Ketika menerima salinan cek, petugas
administrasi utang dagang mencocokkan cek tersebut dengan voucher terbuka dan mentransfer item-item tertutup ini ke file voucher tertutup.
Untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan biasanya menggunakan kas kecilnya. Pengertian dana kas kecil menurut Skousen dan Stice 2001 :379
yaitu “jumlah kas kecil yang disimpan di tangan untuk pembuatan pembayaran bermacam-macam”
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara yaitu :
a. Sistem saldo berfluktuasi Penyelenggaraan kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1 Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dan
dana kas kecil 2
Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil sehingga setiap saldo rekening ini berfluktuasi
3 Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
keperluan dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu b. Sistem Imprest
Dalam sistem ini penyelenggaraan kas kecil dilakukan sebagai berikut: 1
Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana
kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut
dinaikkan atau dikurangi. 2
Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal sehingga tidak mengkredit rekening dana kas kecil, melainkan hanya
dikumpulkan dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil
3 Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah uang yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Dengan demikian pengawasan terhadap kas kecil lebih mudah dilakukan.
Jumlah uang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran dana kas kecil.
Dalam bukunya Mulyadi 2001 : 534 menjelaskan adanya fungsi-fungsi sebagai berikut: “Kas, Akuntansi, Pemegang dana kas kecil, dan Auditor
intern 1.
Fungsi kas Bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas
cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas
kecil. 2.
Fungsi Akuntansi a. Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan
persediaan b. Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
c. Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek
d. Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil .
e. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar tercantum
dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai
dalam pembuatan bukti kas keluar. 3.
Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil,
pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana
kas kecil. 4.
Fungsi Auditor Intern Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggung jawab atas perhitungan
dana kas kecil cash count secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini bertanggung jawab
atas audit secara mendadak surprise audit terhadap saldo dana kas kecil di tangan pemegang dana kas kecil.
F. Pengendalian Intern dan Pengendalian Intern Kas 1. Pengendalian Intern
Tiap- tiap perusahaan harus memonitor kegiatan usaha dan hasil yang diperolehnya. Manajemen harus senantiasa melakukan pengawasan yang
berkesinambungan dan tetap menganalisa laporan-laporan dan catatan yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2001 : 319.2 “ Pengendalian intern adalah suatu proses- yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel entitas- yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan berikut ini : a keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.” Bodnar dan Hopwood dalam Amir 2000 : 174 menjelaskan bahwa
struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari 3 elemen, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntasi, dan prosedur-prosedur pengendalian.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian dapat berupa sikap, tindakan, kebijakan, dan juga prosedur yang mencerminkan pandangan manajemen dan pemilik
perusahaan mengenai pentingnya intern perusahaan. Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh suasana
yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian tersebut.
2. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-
catatan yang dibuat untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi
organisasi yang menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewjiban yang berkaitan.
3. Prosedur-prosedur pengendalian
Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur- prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan akan dapat tercapai. Menurut Mulyadi 2001 :181 karakteristik pengendalian intern akuntansi
dalam sistem komputer adalah : •
Karena ketelitian dan kecepatan pengolahan data komputer, lebih sedikit diperlukan cek silang dalam pengolahan data,
terutama yang menyagkut pengolahan data akuntansi •
Komputer dapat melakukan berbagai pemeriksaaan edit yang semula dilakukan manusia melakukan program komputer,
sehingga mengurangi pekerjaan editing dokumen secara visual. •
Sistem komputer menitikberatkan pengendalian melalui program komputer, sehingga pemberian tanggung jawab
fungsional dalam pelaksaaan transaksi dapat dikurangi.
2. Pengendalian intern terhadap kas