KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: vb Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah yang operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada makna ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut, karena pelbagai pengertian dalam ilmu kedokteran sangat bervariasi Sastroasmoro, 2010. 1. Perilaku Perilaku adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.Domain perilaku terdiri dari: a ranah kognitif cognitive domain, b ranah afektif affective domain, dan c ranah psikomotor Pengetahuan Siswa SMA Sikap Siswa SMA Tindakan Siswa SMA Infeksi Menular Seksual Universitas Sumatera Utara psychomotor domain Notoatmodjo, 2007. Untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari : A. Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang diketahui siswa tentang nama dan istilah dari berbagai jenis infeksi menular seksual,penyebab, cara penularan, gejala klinis, pencegahan, dan komplikasi IMS. Pengukuran tingkat pengetahuan remaja mengenai IMS dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 9 pertanyaan dengan total skor 14. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban dan tidak tahu akan diberi nilai 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala kategorikal yaitu skala ordinal. Hasil ukur diperoleh sistem skoring dengan memakai skala menurut Nawawi 1992 dan Arikunto 1995 sebagai berikut: a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden antara 67-100 dari skor maksimum, yaitu 10-14. b. Cukup, apabila skor yang diperoleh responden antara 34-67 dari skor maksimum, yaitu 5-9. c. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden antara 0-33 dari skor maksimum, yaitu 0-4. B. Sikap Sikap adalah pendapat siswa mengenai masalah-masalah yang terkait dengan IMS. Pengukuran tingkat sikap remaja mengenai IMS dilakukan berdasarkan tanggapan atas pernyataan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 pernyataan dengan total skor 6. Bila sikap responden benar akan diberi nilai 1, jika sikap responden dianggap salah maka akan diberi nilai 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala kategorikal yaitu skala ordinal. Hasil ukur diperoleh sistem skoring dengan memakai skala menurut Nawawi 1992 dan Arikunto 1995 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden antara 67-100 dari skor maksimum, yaitu 5-6. b. Cukup, apabila skor yang diperoleh responden antara 34-67 dari skor maksimum, yaitu 3-4. c. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden antara 0-33 dari skor maksimum, yaitu 0-2. C.Tindakan Tindakan adalah hal-hal yang telah dilakukan siswa dalam rangka pencegahan IMS. Pengukuran tingkat tindakan remaja mengenai IMS dilakuka n berdasarkan tanggapan pernyataan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 pernyataan dengan total skor 6. Bila tanggapan responden mencerminkan tindakan yang baik akan diberi nilai 1, jika tindakan responden dianggap tidak baik maka akan diberi nilai 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala kategorikal yaitu skala ordinal. Hasil ukur diperoleh sistem skoring dengan memakai skala menurut Nawawi 1992 dan Arikunto 1995 sebagai berikut: a. Baik, apabila skor yang diperoleh responden antara 67-100 dari skor maksimum, yaitu 5-6. b. Cukup, apabila skor yang diperoleh responden antara 34-67 dari skor maksimum, yaitu 3-4. c. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden antara 0-33 dari skor maksimum, yaitu 0-2. 2. Siswa dan Siswi SMA Siswa dan siswi SMA adalah pelajar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, mulai dari kelas X hingga kelas XII; Siswa dan siswi SMA tergolong dalam kelompok usia remaja 13-19 tahun. Universitas Sumatera Utara 3. Infeksi Menular Seksual Infeksi Menular Seksual adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, tetapi beberapa ada yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk, termometer, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN