Gambaran Kemampuan Kesiapan Toilet Training Pada Anak Usia 1-3 Tahun Yang Memakai Popok Di Lingkungan 1 Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2013

(1)

(2)

(3)

sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul ” Kesiapan anak usia toddler yang pernah memkai pampers dan yang tidak pernah memakai pampers Di lingkungan satu titirantai Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan. Dapat diselesaikan yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan yang dihadapi penulis, namun karena Rahmat Allah serta bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut. Berkenaan dengan hal itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasihkepada Dekan Fakultas Keperawatan Universits Sumatra Utara Bapak dr. Ardinata, M.Kes dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, ibu Reni Asmara Ariga Skp MARS selaku Ketua Departemen Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Nur Asnah S,S.Kep,M.Kep selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi penelitian ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak kepala Dinas Puskesmas Padang Bulan Medan Baru yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan kakak nilla dan kakak anna yang telah membantu saya dan meluangkan waktu untuk membanttu saya dalam pengumpulan data.


(4)

Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta, Ayahanda Supardi (Almarhum) dan Ibunda Nuraini siagian atas segala do´a dan motivasinya. Terimakasih juga buat saudara-saudariku tercinta abang, kakak saya yang telah memberi motivasi, dukungan baik dalam material maupun do’a kepada saya.

Terimakasih juga buat teman-teman seperjuangan di S1 Keperawatan jalur B tahun 2011 yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus maju serta teman-teman saya dimanapun berada yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan keperawatan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 11 februari 2013


(5)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.4.1 Tujuan Umum ... 5

1.4.2 Tujuan Khusus ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 7

2.1 Konsep Kesiapan ... 7

2.1.1 Pengertian kesiapan ... 7

2.1.2 Tingkat kesiapan toilet training ... 8

2.1.3 cara toilet training pada anak ... 9

2.1.4 tanda anak siap untuk toilet trainining ... 10

2.1.5 program stimulasi dalam toilet training ... 11

2.1.6 cara bagi ibu untuk melatih anak toilet training……….. ... 12

2.1.7 dampak toilet training ... 13

2.2 Konsep usia toddler ... 14

2.2.1 Pengertian toddler ... 14


(6)

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 17

3.1 Kerangka Konseptual ... 17

3.2 Definisi Operasional ... 18

. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 19

4.1 Desain Penelitian ... 19

4.2 Populasi Dan Sampel ... 19

4.2.1 Popilasi ... 19

4.2.2 Sampel ... 19

4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 20

4.4 Pertimbangan Etik ... 20

4.5 Instrumen Penelitian ... 21

4.6 Pengumpulan Data ... 21

4.7 Uji Validitas dan Reabilitas ... 22

4.8 Analisa Data ... 23

BAB VHASIL PENELITIAN ... 25

5.1 Hasil penelitian ... 25

5.1.1 Karakteristik responden... 25

5.1.2 Distribusi kemampuan kesiapan berdasarkan fisik...26

5.1.3 Distribusi kemampuan kesiapan berdasarkan mental dan psikologis...27

5.1.4 Kemampuan kesiapan fisik ... ... 29

5.1.5 kemampuan kesiapan mental dan psikologis... 30

5.2 Pembahasan... 30

5.2.1 Distribusi krakteristik responden yang memakai pampers ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 35

6.1.1 Karakteristik responden... 35

6.1.2kesiapan fisik dan kesiapan mental... 35


(7)

3. Surat balsan pengambilan data penelittian 4. Surat valilditas

5. Instrumen Penelitian 6. Hasil reliabelits

7. Master data penelitian 8. Taksasi dana

9. Jadwal Tentatif Penelitian 10. Daftar Riwayat Hidup


(8)

ABSTRAK

JUDUL : Gambaran kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yangmemkai pampers.

Nama : Sriwahyuni

Nim : 111121100

Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013

Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil. Ada beberapa anak yang menunjukkan tanda kesiapan toilet training pada usia 18 sampai 24 bulan. Dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, mental psikologis maupun kesiapan orang tua.Melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kesiapan anak dalam melakukan toilet training pada anak yang memakai pampers. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, pengambilan sampel dengan probalitas yaitu sebanyak 50 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan fisik mayoritas siap sebanyak 23 anak 46% dalam kesiapan fisik masih terdapat anak yang tidak siap mayoritas sebanyak 27 anak 54%, sedangkan pada kesiapan mental dan psikologis mayoritas siap sebanyak 36 anak 72 % dalam kesiapan mental dan psikologis masih terdapat anak yang tidak siap sebanyak 14 anak 28%. Sehingga dapat di sarankan bagi praktek keperawatan anak diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau informasi yang lebih jelas dalam upaya peningkatan kemampuan kesiapan anak dalam toilet training.


(9)

JUDUL : Gambaran kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yangmemkai pampers.

Nama : Sriwahyuni

Nim : 111121100

Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013

Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil. Ada beberapa anak yang menunjukkan tanda kesiapan toilet training pada usia 18 sampai 24 bulan. Dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, mental psikologis maupun kesiapan orang tua.Melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kesiapan anak dalam melakukan toilet training pada anak yang memakai pampers. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, pengambilan sampel dengan probalitas yaitu sebanyak 50 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan fisik mayoritas siap sebanyak 23 anak 46% dalam kesiapan fisik masih terdapat anak yang tidak siap mayoritas sebanyak 27 anak 54%, sedangkan pada kesiapan mental dan psikologis mayoritas siap sebanyak 36 anak 72 % dalam kesiapan mental dan psikologis masih terdapat anak yang tidak siap sebanyak 14 anak 28%. Sehingga dapat di sarankan bagi praktek keperawatan anak diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau informasi yang lebih jelas dalam upaya peningkatan kemampuan kesiapan anak dalam toilet training.


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak merupakan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat di kembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarakan alasan tersebut masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 )

Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup perkembangan dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan anak balita ( Anik , 2010 ).

Salah satu upaya untuk penentuan anak dapat siap toilet training Menurut (Gardner, 2000), bila sudah mampu berjalan dengan baik, mampu duduk dan asyik bermain kurang lebih lima menit, mampu melepaskan dan memakai pakaian sendiri, menunjukkan keinginan untuk meniru orang yang lebih tua dari dirinya. Mampu memahami dan mengikuti perintah sederhana, memiliki istilah untuk Buang air besar dan Buang air kecil, serta mampu mengenali tanda tubuh saat ingin buang air kecil. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa


(11)

balita,dimana pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Soetjiningsih, 1999), Di indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30 % dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, dan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol buang air besar dan buang air kecil (ngompol) di usia sampai prasekolah mencapai 75 juta anak. Fenomena ini dipicu karna banyak hal, pengetahuan ibu yang kurang tentang cara melatih buang air besar dan buang air kecil , pemakaian (PAMPRES) popok sekali pakai, hadirnya saudara baru dan masih banyak lainnya ( Riblat, 2003).

Kebiasaan yang salah dalam mengontrol buang air besar dan buang air kecil akan menimbulkan hal-hal yang buruk pada anak dimasa mendatang. Dapat menyebabkan anak tidak disiplin, manja, dan yang terpenting adalah dimana nanti pada saatnya anak akan mengalami masalah psikologi, anak akan merasa berbeda dan tidak dapat secara mandiri mengontrol buang aiar besar dan buang air kecil (Anggara, 2006).

Toilet training memang belum banyak dipahami dikalangan masyarakat, hal ini disebabkan karena informasi terkait tentang toilet training tidak dikenalkan secara umum dimasyarakat sedangkan fenomena yang terjadi di masyarakat akibat dari konsep toilet training yang tidak diajarkan secara benar atau kurang tepat sangatlah tidak sedikit hal ini karena dampak negative yang ditimbulkan tidaklah


(12)

dapat dilihat secara langsung, ini yang menyebabkan konsep toilet training dipandang tidaklah penting dalam tahap perkembangan anak usia toddler. Perkembangan pada usia toddler merupakan perubahan dari fase percaya tidak percaya menjadi fase otonomi ditunjukkan dengan sikap kemandirian yang semakin meluas pada masa ini anak dapat mengontrol bagian tubuhnya, kemampuan dalam berbahasa meningkat, dan pada fase ini juga berada pada fase anal dimana anak mulai mampu untuk mengontrol buang air besar dan buang air kecil (Singgih, 2001).

Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan letak dasar bagi terpenuhinya segala kebutuhan fisik, maupun psikis di awal perkembangannya, diramalkan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Pada masa ini juga disebut-sebut sebagai masa keemasan (golden age) dalam perkembangan seorang anak, sebab diusia ini anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan (Hurlock, 2003).

Sunaryo (2004) mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun termasuk dalam fase anal yaitu ditandai dengan berkembangnya kepuasan (kateksis) dan ketidak puasan (anti kateksisi) disekitar fungsi eliminasi. Dengan mengeluarkan feses (buangair besar) timbul perasaan lega, nyaman dan puas.Kepuasan tersebut bersifat egosentrik yaitu anak mampu mengendalikan sendiri fungsi tubuhnya.

Menurut Wong (2009), sejalan anak mampu berjalan, kemampuan sfingter anal dan uretra tersebut semakin mampu mengontrol rasa ingin berkemih dan defekasi. Walaupun demikian dari satu anak ke anak yang lain berbeda


(13)

kemampuan dalam pencapaian tersebut, tergantung dari beberapa faktor, fisik maupun psikologis yang biasanya sampai usia 2 tahun pun kedua faktor tersebut belum siap.Walaupun demikian sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi biasanya lebih dahulu tercapai dibandingkan kemampuan sfingter uretra dalam mengontrol rasa ingin berkemih. Sensasi untuk defekasi lebih besar dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu dicapai anak.

Beradasarkan hasil survey awal yang di laksanakan di puskesmas padang bulan medan jumlah anak balita Di Wilayah Padang Bulan 100 anak usia toddler.

Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers diWilayah Puskemas Padang Bulan.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah penelitianyaitu bagaimana kemampuankesiapan fisik, mental dan psikologis toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers di lingkungan 1 Wilayah Puskemas Padang Bulan Medan.


(14)

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Ttujuan Umum

Mengetahuikemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan.

1.3.2.Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui Karakteristik responden terhadap kemampuan toilet training pada anak usia toddler yang pernah memakai pampers Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan.

1.3.2.2 Mengetahui kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers berdasarkan kesiapan fisik, mental dan psikologis Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Bagi praktik keperawatan

Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan asuhan keperawatan anak, dalam melihat tingkat kemampuankesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan.

1.4.2. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers


(15)

1.4.3 Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan pada masyarakat khususnya pada seorang ibu, dapat digunakan sebagai tambahan informasi, tentang bagaimana kemampuan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada saat akan berpengaruh atau kecendrungan untuk memberi respon ( Salometo, 2003 ).

Toilet training adalah kontrol valunter sfingter anal dan uretra terkadang di capai kira-kira setelah anak berjalan, mungkin antara usia 18 dan 24 bulan. Namun di perlukan faktor psikologis kompleks untuk kesiapan.Anak harus mampu mengenali urgensi untuk mengeluarkan dan menahan eliminasi serta mampu mengomunikasikan sensasi ini kepada orang tua. Selain itu, mungkin ada berbagai motivasi yang penting untuk memuaskan orang tua dengan menahan, dari pada memuaskan diri dengan mengeluarkan eliminasi ( Wong, 2009 )

2.1.2. Tingkat kesiapan toilet training.

Tingkat kesiapan toilet training pada anak ada 2 yaitu, kesiapan fisik, mental dan psikologis, dengan penjelasan yaitu: kesiapan fisik, dimana kesiapan ini biasanya pada usia 18 sampai 24 bulan, mampu tidak mengompol selama 2 jam, jumlah popok yang basah berkurang, tidak mengompol selama tidur siang


(17)

defekasi teratur, dimana motorik kasar yaitu duduk, berjalan, dan berjongkok, sedangkan motorik halus yaitu membuka pakaian,

Ksesiapan mental dimana kesiapan ini mengenai urgensi defekasi atau berkemih, keterampilan komunikasi verbal atau nonverbal untuk menunjukkan saat basah atau memiliki urgensi defekasi atau berkemih, keterampilan koknitif untuk menirukan perilaku yang tepat dan mengikuti perintah.

Kesiapan psikologis mengespresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua mampu duduk di toilet selama 5 sampai 10 menit tanpa bergoyang atau terjatuh, keingintahuan mengenai kebiasaan toilet orang dewasa atau kakak. Ketidak sabaran akibat popok yang kotor oleh feses atau basah ingin untuk segera di ganti. ( Wong 2009)

2.1.3 Cara toilet training pada anak

Cara latihan toilet training pada anak toddler merupakan suatu hal yang harus dilakukan pada orang tua anak, mengingat dengan latihan itu di harapkan anak mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau kecemasan sehinga anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai tumbuh kembang anak. Banyak cara yang di lakaukan oleh orang tua dalam melatih anak untuk buang air besar dan buang air kecil, di antaranya:

Teknik lisan, merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan intruksi pada anak dengan kata – kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan buang air besar. Cara ini kadang – kadang merupakan hal biasa yang di lakukan


(18)

pada orang tua akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau buang air besar dimana dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan matang dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar.

Sedangakan teknik yang kedua yaitu teknik modeling merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar dengan cara meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh. Cara ini juga dapat di lakukan dengan memberikan contoh –contoh buang air besar dan buang air kecil atau membiasakan buang air kecil dan besar secara benar. Dampak yang jelek pada cara ini adalah apaila contoh yang di berikan salah sehingga akan dapat di perlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai kebiasaan yang salah (Wong 2009)

2.1.4 Tanda yang menunjukkan anak siap untuk melakukan toilet training.

Tanda anak siap untuk melakukan toilet training ada 5 yaitu: jika celana atau popok anak bisa tetap kering hingga beberapa jam dalam sehari, jika anak menunjukkan keterkaitan saat kita, ayahnya, atau kakaknya menggunakan toilet, jika anak mempunyai kebiasaan buang air kecil dan buang air besar secara teratur dalam waktu tertentu, misalnya pada waktu pagi, jika anak bisa menunjukkan tanda – tanda ingin buang air besar atau buang air kecil, misalnya perut yang berbunyi dan sebagainya,tanda yang kelima jika anak memberikan pada ibu saat popoknya basah ( Sudilarsih F, 2010 ).


(19)

Namun, adakalanya orang tua harus menunggu waktu yang tepat untuk mengajarkan anak untuk Toilet Training. Jagan memaksakan anak bertoilet training jika anak sedang dalam tertekan atau stres, seperti pada keadaan tersebut yaitu kehadiran adik bayi baru dalam keluarga, pola pengasuhan baru dari kita, kita atau baby sister nya,baru saja pindah dari bayinya ke tempat tidur, saat pindah rumah, ada masalah dalam keluarga, saat ada anggota keluarga yang sakit (Sudilarsih F, 2010)

2.1.5 Program stimulasi dalam toilet training

Menurut Wong (2009 ) program stimulasi toilet training usia mulai 1-2,5 tahun sampai usia 3,5-4 tahun yaitu: Usia anak 1 – 2,5 tahun , perilaku anak yaitu, mampu untuk duduk, jalan dan berdiri, bisa jalan maju dan mundur, menaiki kursi, menahan buang air kecil sampai 2 jam, mampu menyatakan keinginan untuk berkemih, kegiatan orang tua yaitu, kaji perilaku dan aspek psikologis yang menunjukkan kesiapan anak dalam toilet training, ajarkan pada anak untuk buang air kecil pada waktu yang rutin (pada saat bangun, setelah makan, sebelum tidur), dampingi anak pada saat di toilet, mulai belajarkan anak untuk memakai celana, jangan lagi menggunakan pampers, pergunakan kata-kata konsisten yang menandakan keinginan untuk berkemih, berikan pujian bila anak berhasil dalam toilet training, hindari pemberian hukuman atau pemaksaan.

Anak usia 3 tahun, perilaku anak, hilangnya kebiasaan mengompol, mampu duduk sendiri atau jongkok di toilet. Kegiatan orang tua yaitu, ajarkan kepada anak untuk berkemih sebelum tiur, jangan berikan minuman yang


(20)

berlebihan sebelum tidur, ajarkan kebiasaan untuk menggunakan toilet di banding menggunakan “potty chair”.

Anak usia 3 – 3,5 tahun, perilaku anak, mampu berkemih sambil berdiri (pada laki-laki), mampu mencuci tangan sendiri. Kegiatan orang tua, ajarkan pada anak laki-laki untuk berkemih sambil berdiri terutama oleh ayahnya, ajarkan kebersihan diri sesudah berkemih.

Anak usia 3,5 – 4 tahun, perilaku anak, berusaha untuk cebok sendiri walaupun gagal, mampu utuk memakai atau melepas baju sendiri, mampu mengguyur toilet setelah digunakan, mampu menjaga kebersihan diri dalam berkemih, kegiatan orang tua, tawarkan untuk menggunakan tissue atau dicebok setelah berkemih, ajarkan cara mencebok yang benar, gunakan baju yang mudah dipakai dan dilepaskan, ingatkan untuk mengguyur toilet setelah digunakan,berikan kebebasan untuk membersihkan dirinya setelah berkemih.

2.1.6. Cara bagi ibu untuk melatih anak melakukan toilet training.

Cara bagi ibu untuk melatih anak melakukan toilet training ,ada beberapa cara bagi ibu untuk melatih anak toilet training yaitu: Tetaplah berpikir positif pada si kecil. Jadikan acara ganti popok menjadi saat yang menyenangkan, berikan pujian pada saat si kecil saat si kecil bisa menahan pipis atau buang air besarnya hingga ke toilet. Jangan terburu – buru,tidak ada salah nya memulainya agak telat, justru semakin besar usianyaanak semakin mudah di ajarkan menggunakan toilet.

Belajar menggunakan toilet sama seperti kemampuan laiannya yang sedang di pelajari si kecil. Jadi, wajar jika anak beberapa kali gagal terlebih 11


(21)

dahulu sebelum akhirnya berhasil.pakaian yang mudah di buka, agar pada saat waktunya buang air kecil anak mudah membuka sendiri bajunya.

Jangan memaksakan anak untuk duduk di toilet, karena sikap memaksakan justru akan membuat mereka kesal dan tidak akan membuatnya belajar lebih cepat. Ajaklah anak saat memilih toilet tnya.Beberapa anak takut mendengar suara toilet flusbing atau tidak suka melihat pup nya di flusbhing.

Toilet training untuk malam hari lebih sulit di bandingkan siang hari. Usahakan untuk tidak marah saat anak sesekali masik mengompol Berilah kepercyaan pada anak bahwa lain waktu pasti bisa melakukannya ( sudiralsih F,2010)

2.1.5 Dampak Toilet raining

Dampak toilet training adalah seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anak nya yang dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentive dimana anak cenderung bersifat keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat di lakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang air kecil atau besar, atau melarang anak saat berpergian. Bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara – gar, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari – hari (Wong, 2009).


(22)

2.2 Usia Toddler

2.2.1. Defenisi

Toddler adalah periode usia 12 sampai 36 bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusia mencari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana cara mengontrol orang lain melalui prilaku temper tantrum, negativism,dan keras kepala. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing – masing belajar untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih baik, masa ini merupakan periode yang sangat penting untuk pencapaian perkembangan dan pertumbuhan intelektual (Wong, 2009).

2.2.2 Perkembangan dan pertumbuhan pada usia tiddler yaitu:

Perkembangan dan pertumbuhan pada usia toddler ada 9 yaitu: Perkembangan biologis, perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan psikososial, perkembangan rasa autonomi, perkembangan kognitif, spiritual, citra tubuh, seksualitas, dan peerkembangan sosial dengan penjelasannya yaitu:

Perkembangan biologis ,pertumbuhan melambat selama masa toddler. Rata- rata pertambahan berat badan adalah 1,8 sampai 2,7 kg per tahun, berat rata- rata usia 2 tahun adalah 12 kg. berat badan menjadi empat kali berat badan baru lahir pada usia 2 setengah tahun.

Perkembangan motorik kasar dan halus, keterampilan motorik kasar mayor selama masa toddler adalah perkembangan lokomosi. Antara usia 2- 3 tahun 14


(23)

posisi tegak dengan dua kaki menunjukkan peningkatan koordinasi dan keseimbangan.

Perkembangan psikososial dimana Toddler di hadapkan pada penguasaan beberapa tugas penting.Apabila kebutuhan untuk membentuk dasar kepercayaan telah terpuaskan, mereka siap meninggalkan ketergantungan memiliki kontrol, mandiri dan anatomi.

Perkembangan ras autonomi, Menurut erikson, tugas perkembangan pada masa toddler adalah menguasai sensasi autonomi sementara mengatasi sensasi ragu dan malu.

Perkembangan kognitif, Periode 12 sampai 24 bulan adalah kelanjutan dari dua tahap akhir fase sensori motor. Selama masa ini proses kognitif berkembang cepat terkadang tampak mirip dengan pemikiran orang dewasa.

perkembangan spiritual dimana Toddler hanya memiliki ide yang samar tentang tuhan dan pelajaran agama karena proses kognitif mereka yang masih belum matang. Namun, rutinitas seperti mengucapkan doa sebelum makan atau tidur bisa sangat penting dan menenangkan.

Perkembangan citra tubuh dimana menjelaskan tentang Perkembangan citra tubuh hampir beriringan dengan perkembangan kognitif.Dengan meningkatnya motorik, toddler mulai mengenali kegunaan bagian tubuh dan secara bertahap mempelajari namanya.

Perkembangan seksualitas, tepat ketika toddler mengesplorasi lingkungan, mereka juga mengesplorasi tubuh dan menemukan bahwa menyentuh beberapa


(24)

bagian tubuhnya dan menemukan bahwa menyentuh beberapa bagian tubuh tertentu terasa nikmat.

Sedangkan perkembangan yang terakhir yaitu menyatakan tentang Perkembangan sosial dimana Tugas mayor periode toddler adalah diferensiasi diri dan orang lain, terutama ibu. Proses diferensiasi terdiri dari dua fase yaitu: perpisahan, kemunculan anak dari kesatuan simbosis ibunya, dan individualisasi, pencapaian tersebut yang menandai asumsi anak mengenai karakteristik individual mereka di dalam lingkungan (Wong, 2009).

12 16


(25)

3.1 Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2007). Variabel penelitian adalah kemampuan kesiapan toilet training pada ank usia toddler yang memakai pampers.

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kesiapan fisik dan psikologios / mental toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers.

Skema 1: kerangka penelitian kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers.

Kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler

Anak yang memakai pampers.

2 tingkat kesiapan toilet training pada anak

1. Kesiapan fisik 2. Kesiapan

mental dan psikologis


(26)

3.2 Defenisi operasional variabel penelitian

Table 1.1 Defenisi Operasional variable penelitian. No Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Kemampuan

kesiapantoilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers. Sejauh mana kemampuan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers, yang dilihat dari kemampuan atau kesiapan fisik, mental dan psikologis anak di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan Kuesioner. Sebanyak 20,dimana pernyataan fisik10 dan pernyataan mental dan psikologis 10, dengan pilihan jawaban ya dan , tidak, untuk jawaban sya bernilai 1, dan untuk jawaban tidak bernilai 0

1.Siap : jika skor jawaban responden terhadap kuesioner yang di berikan

nilai 6 – 10. 2.Tidak siap jika skor jawaban respondens0 - 5. Ordinal 18


(27)

4.1Desain penelitian

Desain penelitian ini adalahdeskriptif untukmenggambarkan kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang pernah memakai pampersDi Wilayah Puskesmas Lingkungan Satu Titirantai Padang Bulan Medan.

4.2Populasi dan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalahibu yang memiliki anak yang berusia toddler 1-3 tahun Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan yang berjumlah 100 orang anak toddler. Data bulan Januari sampai bulan Agustus.Data diambil dari PuskesmasPadang BulanMedan lingkungan satu kelurahan Titirantai Kecamatan Medan Baru.

4.2.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalahkeseluruhan objek yang diteliti atau dianggap mewakili seluruh sampel. Pada penelitian ini metode pengukuran yang di lakukan adalah probabilitas sebanyak 50 orang ibu responden anak yang berusia toddlersyang memakai pampers.


(28)

Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah:

1. Ibu yang mempunyai anak usia toddler yangmemakai pampers. 2. Dapat berbahasa Indonesia

3. Bersedia menjadi responden

Berdasarkan rumus ( Setiadi ) berikut = n �

1+�(�²)

n= 100

1+100(0,1)² =

100 1+100 (0,01) =

100 1+1 =

100 2 = 50

n = 50

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang anak usia toddler yang memakai pampers.

4.3Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan.Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Septembersampai dengan Oktober 2012. Alasan pemilihan lokasi ini adalah belum pernah di lakukan penelitian tentang kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers. Disamping itu lokasi ini memadai untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian serta lokasi ini juga di kenal oleh peneliti sehingga mempermudah proses peneliti.


(29)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dekan Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan Kepala Puskesmas Padang Bulan Medan.Setelah mendapat persetujuan tersebut, kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukandiWilayah Puskesmas Padang Bulan Medan.Serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.Jika ibu yang di jadikan sampel menolak untuk anaknya di teliti, maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak – haknya.

Untuk menjaga kerahasian responden tersebut, maka peneliti tidak mencamtumkan namanya pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing – masing lembar pengumpulan data tersebut. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh penelliti, hanya kelompok data tertentuyang akan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden,peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua bagian: pertama data kuesioner kesiapan fisik dan kuesioner kesiapan mental psikologis yang berisi 20 pernyataan, yang terdiri dari 1-10 kesiapan fisik, 11-20 kesiapan psikologi dan mental, dengan dua pilihan jawaban Ya ( 1 ) dan


(30)

Tidak( 0 ). Skala yang di gunakan adalah skala Guttman.Kedua, data demografi responden yang terdiri dari umur anak, pekerjaan ibu, jumlah anak, pendidikan ibu.

4.6 Uji validitas dan Reliabilitas

Uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan content validity yaitu dengan mengkonsultasikan kepada dosen yang ahli dalam bidang keperawatan anak di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yaitu ibu Farida Linda Sari,S,Kep,Ns,M.Kep selaku dosen keperawatan anak dan diperoleh hasil validitas yaitu CVI= 0,714. Berdasarkan teori (Polit & Hugler,1995)validitas dikatakan valid jika nilai diatas 0,714

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan internal consistency, yaitu dengan cara memasukkan instrumen sekali saja, kemudian hasilnya dianalisis. Uji reliabilitas ini diberikan kepada 10 ibu responden anak usia toddler yang memakai pampersdi lingkungan II Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan analisis Cronbach’s Alpha, yaitu untuk mencari reliabilitas instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha 0,6 – 0,9 (Polit & Hugler,1995). Hasil reliabilitas terhadap 10 ibu responden anak yang memakai pampers dari kesiapan fisik,mental dan psikologis yaitu diperoleh nilai Alpha0,954.


(31)

4.7Pengumpulan Data

Pada awal penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin pelaksanaan peneliti pada instansi pendidikan (Dekan Keperawatan Fakultas Keperawatan ). Kemudian pemohanan di ajukan ke tempat penelitian yaitu Puskesmas Padang Bulan Medan. Setelah mendapat ijin dariPuskesmas Padang BulanMedan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Tahap pelaksanaan,dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh seorang petugas posyandu yaitu bidan yang bertugas di Ruang imunisasi. Sebelum pelaksanaannya ibu bidan sebagai pembantu pengumpulan data diberitahu bagaimana cara pengumpulan data yaitu dengan terlebih dahulu menjelaskan mengenai tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner kepada responden. Kemudian peneliti memberikan lembar kuesioner kepada responden yang terdiri atas 2 bagian yaitu kuesioner fisik, kuesioner mental dan psikologis anak. Waktu pengisian kuesioner diberikan selama 30 menit. Setelah data kuesioner terisi, peneliti memeriksa kelengkapan data dalam kuesioner untuk dianalisis.

Pelaksanaannya dilakukan pada pagi hari pukul 10.00 WIB di Ruang imunisasi, terdapat 40 responden, 10 responden dilaksanakan pada waktu pelaksanaan posyandu dilingkungan satu Titirantai Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan.


(32)

4.8 Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan proses pengolahan data dalam beberapa tahap yang di mulai dengan:

1. Editing : untuk memeriksa kelengkapan identitas dan memastikan semua jawaban telah di isi

2. Coding : memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Setelah data di beri kode maka data tersebut akan di masukkan ke dalam program yang disebut tahap processing (memasukan data)

3. Data cleaning ( pembersihan data ) apabila semua data dari responden selesai di masukan maka di cek ulang untuk melihat kemungkinan kesalahan pengkodean, ketidak lengkapan. Maka dilakukan proses pengoreksian serta pengambilan kesimpulan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik P=rentang atau banyak kelas (Hidayat,2007). Dimana P adalah panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi di kurangi nilai terendah. Data dianalisis secara diskripsi serta disajikan dalam bentuk tabel frekuensi ( Arikunto,2006).


(33)

Pada Bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahsan mengenai kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers di lingkungan satu Titirantai Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober dengan jumlah responden 50 ibu yang mempunyai anak usia toddler yang memakai pampers.

5.1 Hasil penelitian

Hasil penelitian ini dijabarkan melalui deskriptif karakteristik responden yang meliputi, umur anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah anak.

5.1.1 Karakteristik responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup umur anak mayoritas pada usia 1 tahun sebanyak 28 anak (56%),pendidikan ibu mayoritas berpendidikan diploma (D3) sebanyak 23 ibu (46%) , pekerjaan ibu mayoritas bekerja sebanyak 30 responden ibu (60%) , jumlah anakmayoritas sebanyak 3 anak sebanyak 23 responden ibu (46%). Hasil penelitian mengenai karakteristik responden secara singkat dapat dilihat pada tabel 1.


(34)

Tabel 1. Distribusi karakteristik demografi kemampuan kesiapan toilet training pada anak yang memakai pampers di lingkungan 1 Wilayah

Puskesmas Padang Bulan Medan ( n=50 )

Karakteristik f %

Umur

1 tahun 28 56

2 tahun 11 22

3 tahun 11 22

Pendidikan Ortu

SMA 20 40

Diploma 23 46

Sarjana 7 14

Pekerjaan Ibu

Bekerja 30 60

Tidak Bekerja 20 40

Jumlah Anak

1 anak 6 13

2 anak 20 40

3 anak 23 46

5.1.2 Kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddlerberdasarkan kesiapan fisik

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa hasil instrumen penelitian yaitu kuesioner kesiapan fisik pada anak usia toddler yang memakai pampers dapat diperoleh hasil dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak yang artinya Ya menunjukkan siap dan Tidak menunjukkan tidak siap. Mayoritas terbanyak untuk kesiapan fisik pada pernyataan no 3 sebanyak 47 anak (94%) menyatakan siap dalam melakukan toilet training. Sedangkan mayoritas terendah untuk kesiapan fisik pada pernyataan no 3 sebanyak 3 anak (6%) menyatakan tidak siap atau tidak mampu dalam melakukan toilet training.


(35)

Tabel 2Distribusi frekuensi berdasarkan kuesioner kemampuan kesiapan fisik toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers.

Variabel ya tidak

F % F %

Kesiapan Fisik

1. Apakah anak terlihat bisa duduk 38 76,0 12 24,0 atau berjongkok pada saat buang

air kecil ?

2. Apakah anak terlihat bisa duduk 31 62,0 19 38,0 atau berjongkok pada saat anak

buang air besar?

3. Apakah anak mampu duduk 47 94,0 3 6,0 sendiri tanpa dibantu ?

4. Apakah anak mampu menahan 16 32,0 34 68,0 buang air kecil?

5. Apakah anak mampu menahan 10 20,0 40 80,0 buang air besar?

6. Apakah anak mampu untuk 34 68,0 16 32,0 berjalan sendiri kekamar mandi?

7. Apakah anak mampu untuk tidak 24 48,0 26 52,0 mengompol selama tidur siang?

8. Apakah anak tau cara melakukan 24 48,0 26 52,0 kebiasaan ke kamar mandi dengan

sendiri?

9. Apakah anak mampu untuk tidak 17 34,0 33 66,0 mengompol selama tidur malam?

10.Apakah anak mampu membuka 25 50,0 25 50,0 pakain sendiri?

5.1.3 Kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers berdasarkan mental dan psikologi

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa hasil instrumen penelitian yaitu kuesioner kesiapan mental dan psikologi pada anak usia toddler yang memakai pampers dapat diperoleh hasil dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak yang artinya Ya menunjukkan siap dan Tidak menunjukkan tidak siap. Mayoritas terbanyak untuk kesiapan fisik pada pernyataan no 11 dan no 20 yang masing


(36)

– masing sebanyak 42 anak (34%) menyatakan siap atau mampu dalam melakukan toilet training. Sedangkan mayoritas terendah untuk kesiapan mental dan psikologis mayoritas pada pernyataan no 11 dan pernyataan no 20 yang masing – masing sebanyak 8 anak (16%) menyatakan tidak siap.

Tabel 3Distribusi frekuensi berdasarkan kuesioner kemampuan kesiapan mental dan psikologis toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers.

Variabel Ya Tidak

F % F %

11.Apakah anak tanpak rewel bila 42 34,0 8 16,0 celananya basah?

12.Apakah anak mampu mengatakan 28 56,0 22 44,0 keinginannya untuk buang air kecil?

13.Apakah anak mampu mengatakan 30 60,0 20 40,0 keinginannya untuk buang air besar?

14.Apakah anak dapat mengikuti 29 58,0 21 42,0 perintah untuk buang air kecil ke

kamar mandi?

15.Apakah anak dapat mengikuti 29 58,0 21 42,0 perintah untuk buang air besar ke

kamar mandi?

16.Apakah anak dapat meniru cara 23 46,0 27 54,0 buang air besar orang dewasa?

17.Apakah anak meniru cara buang 33 66,0 17 34,0 air kecil orang deawasa?

18.Apakah anak terlihat senag 33 66,0 17 34,0 ketika duduk atau berjongkok

dikamar mandi saat akan buang air kecil ?

19.Apakah anak terlihat senang 33 66,0 17 34,0 ketika duduk atau jongkok di kamar

mandi saat akan buang air besar ?

20.Apakah anak mampu menunjukkan 42 34,0 8 16,0 celananya saat basah pada ibunya ?

5.1.4Kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers berdasarkan kesiapan fisik.


(37)

Sedangkan dilihat dari ketidak siapan mayoritas sebanyak 27 orang anak (54%) dikatakan tidak siap atau tidak mampu untuk toilet training.

Tabel 4. Distribusi frekuensi kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler berdasarkan kesiapan fisik di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan

No Kemampuan kesiapan toilet f %

training pada fisik

1 Siap 23 46

2. Tidak siap 27 54

5.1.5Kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers berdasarkan kesiapan mental dan psikologi

Hasil penelitian ini menunjukkan kesiapan dan ketidak siapan anak tentang kemamapuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers mayoritas dikatakan siap yaitu 36 orang anak (72%). Sedangkan dilihat dari ketidak siapan mayoritas sebanyak 14 orang anak (28%) dikatakan tidak siap atau tidak mampu untuk toilet training.


(38)

Tabel 4. Distribusi frekuensi kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler berdasarkan kesiapan mental dan psikologi di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan

No Kemampuan kesiapan toilet f %

training pada fisik

1 Siap 36 72

2. Tidak siap 14 28

5.2Pembahasan

Pada pembahasan ini akan disajikan dengan mengaju pada tujuan penelitian yaitu menggambarkan kemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler di lingkungan 1 Wilayah Puskesmas Padang Bulan.

5.2.1 Distribusi krakteristik responden yang memakai pampers

1. Usia

Berdasarkan distribusi karakteristik reponden didapat bahwa pada kelompok anak yang memakai pampers mayoritas berusia 1 tahun sebanyak 28 orang (56%). Hasil penelitian ini menggambarkan keadaan yang sama terhadap penjelasan dalam literatur yang mengatakan salah satu faktor usia yang mempengaruhi fungsi eliminasi baik dalam kontrol keinginan buang air besar dan buang air kecil. Doughty (1996 dalam liendman & McAthie,1999) mengatakan usia berpengaruh terhadap karakter dan kontrol defekasi. Usia 2- 3 tahun tidak mampu mengontrol defekasi oleh karena perkembangan neuomuskular.

Hal tersebut bersamaan dengan penjelasan menurut Wong (2000) menyatakan bahwa toilet training merupakan kontrol valunter sfingter anal dan uretra terkadang dicapai kira-kira setelah anak berjalan, mungkin antara

30


(39)

orang tua.Selain itu, mungkin ada berbagai motivasi yang penting untuk memuaskan orang tua dengan menahan, dari pada memuaskan diri dengan mengeluarkan eliminasi.

2. Tingkat pendidikan ibu

Tingkat Pendidikan ibu yang mempunyai anak yang memakai pampers terbanyak yaitu tingkat pendidikan diploma sebanyak 23 orang ibu (46%).Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diniy, (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu dapat mempengaruhi kesiapan anak dalam melakukan toilet training. Dilihat bahwa tingkat pendidikan pengetahuan ibu tentang kesiapan dalam toilet training di dapat hasil uji statistik (P value 0,003).

Sedangkan pendidikan menurut Agustina ( 2002) merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk mengembangkan diri semakin tinggi pendidikan semakin mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.

5.2.2 Berdasarkan kesiapan


(40)

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas anak usia toddler dalam kemampuan kesiapan toilet training berdasarkan kesiapan fisik yang dikatakan siap sebanyak 23 anak (46%). Hasil penelitian ini juga masih terdapat anak yang dikatakan tidak siap atau tidak mampu toilet training dengan sediri sebanjyak 27 anak (54%). Sedangkan mayoritas anak usia toddler dalam kemampuan kesiapan toilet training berdasarkan kesiapan mental dan psikologis ang dikatakan siap sebanyak 36 anak (72%). Hasil penelitian ini juga masih terdapat anak yang tidak siap atau tidak mampu toilet training dengan sendiri sebanyak 14 anak (28%).

Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada saat akan berpengaruh atau kecendrungan untuk memberi respon ( Salometo, 2003 ).Hal ini bersamaan dengan (Gardner, 2000), anak dapat siap toilet training bila sudah mampu berjalan dengan baik, mampu duduk dan asyik bermain kurang lebih lima menit, mampu melepaskan dan memakai pakaian sendiri, menunjukkan keinginan untuk meniru orang yang lebih tua dari dirinya. Mampu memahami dan mengikuti perintah sederhana, memiliki istilah untuk Buang air besar dan Buang air kecil, serta mampu mengenali tanda tubuh saat ingin buang air kecil. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita,dimana pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.


(41)

Dilihat dari masing – masing pernyataan ,ada beberapa pernyataan tentang kesiapan fisik diantaranya Apakah anak mampu duduk sendiri tanpa dibantu sebanyak 47 ibun responden (94%) yang menjawab ya, dan pernyataan yang menyatakan apakah anak mampu menahan buang air besar sebanyak 40 ibu responden menjawab tidak.Hal ini bersamaan menurut (Wong 2009)dimana fisik kesiapan ini biasanya pada usia 18 sampai 24 bulan, mampu tidak mengompol selama 2 jam, jumlah popok yang basah berkurang, tidak mengompol selama tidur siang defekasi teratur, dimana motorik kasar yaitu duduk, berjalan, dan berjongkok, sedangkan motorik halus yaitu membuka pakaian,

Sedangkan dari masing – masing pernyataan tentang kesiapan mental dan psikologis anak usia toddler diantaranya, Apakah anak tanpak rewel bila celananya basah sebanyak 42 ibu responden (34%) menjawab ya,apakah anak mampu menunjukkan celananya saat basah pada ibu nya sebnyak 42 (34%) menjawab ya dan pernyataan yang menyatakan Apakah anak dapat meniru cara buang air besar orang dewasa sebannyak 27 ibu responden (54%) menjawab tidak.Hal ini bersamaan menurut (Wong 2009) yaSng menyatakan kesiapan mental dimana kesiapan ini mengenai urgensi defekasi atau berkemih, keterampilan komunikasi verbal atau nonverbal untuk menunjukkan saat basah atau memiliki urgensi defekasi atau berkemih, keterampilan koknitif untuk menirukan perilaku yang tepat dan mengikuti perintah., kesiapan psikologis mengespresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua mampu duduk di toilet selama 5 sampai 10 menit tanpa bergoyang atau terjatuh, keingintahuan


(42)

mengenai kebiasaan toilet orang dewasa atau kakak. Ketidak sabaran akibat popok yang kotor oleh feses atau basah ingin untuk segera di ganti


(43)

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan sarankemampuan kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers Di Wilayah Puskesmas Padang Bulan Pasar Satu Titirantai Medan Baru. Dalam penelitian ini memiliki 50 responden anak yang memakai pampers dengan cara probalitas dan penelitian ini bersifat deskriptif ,dan dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:

6.1 Kesimpulan hasil penelitian

Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada peneliti maka dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa :

1. Karakteristik responden anak yang memakai pampersmencakup umur anak mayoritas pada usia 1 tahun sebanyak 28 anak (56%),pendidikan ibu mayoritas berpendidikan diploma (SMA) sebanyak 23 ibu (46%) , pekerjaan ibu mayoritas bekerja sebanyak 30 responden ibu (60%) , jumlah anak mayoritas sebanyak 3 anak sebanyak 23 responden ibu (46%).

2. Kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers berdasarkan kesiapan fisik di lingkungan 1 Wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan mayoritas dikatakan siap yaitu 23 anak (46%) dan kesiapan mental dan psikologis mayoritas 36 anak (72%) menyatakan siap


(44)

6.2. Saran

1. Bagi Puskesmas Padang Bulan Medan

Diharapkan kepada pelayanan keperawatan khususnya pelayanan di Puskesmas Padang Bulan perawat atau bidan dapat mengidentifikasi dan memberikan penyuluhan keperawatan yang optimal yangmeningkatkan keterampilan koping anakuntuk siap dalam melakukan toilet training meskipun dalamtahap pemantauan ibu,ayah dan kakak serta abang.

2. Pendidikan Keperawatan

Pada hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pendidik dan para mahasiswa serta diperlukan penekanan oleh para pendidik kepada mahasiswa agar melaksanakan adanya penyuluhan tentang toilet training. 3. Penelitian Selanjutnya

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini, seSbaiknya mempunyai sampel yang lebih banyak dan mewakili beberapa dari wilayah puskesmas padang bulan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan anak usia toddler untuk ke toilet dapat diperhatikan lebih baik sehingga dapat menghasilkan penelitian yang terhindar dari bias. Pada penelitian ini sudah dilakukan uji Reliblliti pada instrumen penelitian.


(45)

Anggara,(2006), kebiasaan yang salah dalam mengontrol BAB dan BAK, di kutip dari http://skripsi.blogspot.com/2010.

Arikunto, dan suharsini,(2010),prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,

Edisi Revisi, Jakarta : rineka cipta.

Ellya eva, (2010 ). Metodologi penelitian. Edisi 1, Trans Info Media, Jakarta.

Gardner, (2000). Anak siaptoilet training, di kutip dari http://skripsi.blogspot.com/2010.

Hidayat,A,Aziz Alimul, ( 2008 ).Ilmu kesehatan anak. jakarta.

(Hurlock, 2003), tugas perkembanngan anak. jakarta

Maryunani Anik, (2010), ilmu kesehatan anak . Jakarta :EGC

Notoatmodjo S,(2010), konsepmetodiologi penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Polit & Hungler, (1995), nursing research : principles and methods. Philadelphia Lippincot

Priyanto,duwi,(2009),belajar oleh data dengan SPSS 17, Edisi 1, Hak Cipta, Yogyakarta

Riblat(,2003), periode penting dalam tumbuh kembang anak, di kutip dari http://skripsi.blogspot.com/2010.


(46)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER YANG MEMAKAI PAMPERS PAMPERS DI LINGKUNGAN 1WILAYAH PUSKESMAS PADANG

BULAN MEDAN TAHUN 2012

Saya yang bernama Sriwahyuni nim 111121100 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudari sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudari. Informasi yang saya dapatkan dari saudari hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.

Parisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudari tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudari berhak menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudari bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudari dipersilahkan menandatangani formulir dibawah ini.

Tanda Tangan :

Tanggal :


(47)

1. Petunjuk pengisian

Pada semua ibu orang tua dari anak di mohon untuk menjawab pernyataan ini sesuai dengan kemampuan dari anak ibu dengan di beri tanda ceklis, apabila cara pengisian kurang jelas dapat di pertanyaakan kepada peneliti.

2. Kuesioner data demografi

A.Umur anak : 1 tahun 2 tahun 3 tahun

3,5 tahun B. Pendidikan orang tua : 1. SMA 2. D3

3. S1 C. Pekerjaan orang tua : 1.Bekerja

2. Tidak bekerja D. Jumlah anak : 1 Anak

2. 2 Anak 3. 3 anak Petunjuk :

a. Di mohon kepada ibu untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk b. Setiap pertanyaan di isi sesuai dengan petunjuk

c. Berikan tanda √ ceklis terhadap jawaban yang ibu anggap benar Keterangan : Y = ya , T = tidak


(48)

Kuesioner Kesiapan

A. Kesiapan toilet training pada anak usia toddler yang memakai pampers dan yang tidak memakaki pampers.

Bagian 1 : Kuesioner kesiapan fisik

No Daftar pernyataan Ya Tidak

1 Apakah anak terlihat bisa duduk atau berjongkokpada saat buang air kecil? 2 Apakah anak terlihat bisa duduk atau

berjongkokpada saat buang air besar? 3 Apakah anak mampu duduk sendri tanpa

di bantu?

4 Apakah anak mampu menahan buang air kecil ? 5 Apakah anak mamapu menahan buang air besar?

6 Apakah anak mampu utuk berjalan sendiri ke kamar mandi?

7 Apakah anak mampu untuk tidak mengompol selama tidur siang?

8 Apakah anak tau cara melakukan kebiasaan ke kamar mandi dengan sendiri ?

9 Apakah anak mampu untuk tidak mengompol selama tidur malam?


(49)

untuk buang air kecil?

3 Apakah anak mampu mengatakan ke inginannya untuk buang air besar?

4 Apakah anak dapat mengikuti perintah untuk buang air kecil ke kamar mandi?

5 Apakah anak dapat mengikuti perintah untuk buang air besar ke kamar mandi?

6 Apakah anak dapat meniru cara buang air besar orang dewasa?

7 Apakah anak dapat meniru cara buang air kecil orang dewasa?

8 Apakah anak terlihat senang ketika duduk atau jongkok di kamar mandi saat akan buang kecil? 9 Apakah anak terlihat senang ketika duduk atau

jongkok di kamar mandi saat akan buang air besar?

10 Apakah anak mampu menunjukkan celananya saat basah pada ibunya?


(50)

Hasil reliability kesiapan anak yang memakai pampers

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(51)

VAR00001 12,00 43,111 ,321 ,956

VAR00002 12,20 38,844 ,908 ,949

VAR00003 11,90 44,544 ,000 ,957

VAR00004 12,60 41,378 ,472 ,955

VAR00005 12,80 43,733 ,170 ,957

VAR00006 12,10 45,211 -,149 ,962

VAR00007 12,40 39,156 ,775 ,951

VAR00008 12,30 38,233 ,947 ,948

VAR00009 12,50 40,056 ,646 ,953

VAR00010 12,40 39,156 ,775 ,951

VAR00011 12,20 39,733 ,752 ,951

VAR00012 12,30 38,233 ,947 ,948

VAR00013 12,30 38,233 ,947 ,948

VAR00014 12,20 38,844 ,908 ,949

SVAR00015 12,20 38,844 ,908 ,949

VAR00016 12,20 38,844 ,908 ,949

VAR00017 12,20 38,844 ,908 ,949

VAR00018 12,10 40,322 ,755 ,951

VAR00019 12,10 40,322 ,755 ,951


(52)

Distribusi Frequencies data demografi dan kuesioner kesiapan fisik, mental dan fsikologis anak

usia toddler yang memakai pampers Frequency Table

umur responden anak Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 tahun 28 56,0 56,0 56,0

2 tahun 11 22,0 22,0 78,0

3 tahun 11 22,0 22,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

pendidikan ibu responden anak Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 20 40,0 40,0 40,0

D3 23 46,0 46,0 86,0

S1 7 14,0 14,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

pekerjaan ibu responden anak Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 30 60,0 60,0 60,0

tidak bekerja

20 40,0 40,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

jumlah anak respoden Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 anak 6 12,0 12,2 12,2

2 anak 20 40,0 40,8 53,1

3 anak 23 46,0 46,9 100,0

Total 49 98,0 100,0

Missing System 1 2,0


(53)

p1

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 24,0 24,0 24,0

1 38 76,0 76,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p2

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 38,0 38,0 38,0

1 31 62,0 62,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p3

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 6,0 6,0 6,0

1 47 94,0 94,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p4

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 68,0 68,0 68,0

1 16 32,0 32,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p5

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 40 80,0 80,0 80,0

1 10 20,0 20,0 100,0


(54)

p6

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 32,0 32,0 32,0

1 34 68,0 68,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p7

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 52,0 52,0 52,0

1 24 48,0 48,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p8

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 52,0 52,0 52,0

1 24 48,0 48,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p9

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 33 66,0 66,0 66,0

1 17 34,0 34,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p10

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 25 50,0 50,0 50,0

1 25 50,0 50,0 100,0


(55)

1 42 84,0 84,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p12

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 44,0 44,0 44,0

1 28 56,0 56,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p13

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 20 40,0 40,0 40,0

1 30 60,0 60,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p14

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 42,0 42,0 42,0

1 29 58,0 58,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p15

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 42,0 42,0 42,0

1 29 58,0 58,0 100,0


(56)

p16

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 27 54,0 54,0 54,0

1 23 46,0 46,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p17

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 34,0 34,0 34,0

1 33 66,0 66,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p18

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 34,0 34,0 34,0

1 33 66,0 66,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p19

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 34,0 34,0 34,0

1 33 66,0 66,0 100,0

Total 50 100,0 100,0

p20

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 16,0 16,0 16,0

1 42 84,0 84,0 100,0


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN 1. PROPOSAL

a. Print proposal Rp. 100.000

b. Biaya internet Rp. 50.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000 d. Penggandaan kuesioner Rp. 50.000 e. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

f. CD Rp. 10.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Surat Izin penelitian Rp. 50.000

b. Transportasi Rp. 200.000

c. Fotocopy lembar ceklis dan persetujuan penelitian Rp. 30.000

d. Pulpen Rp. 50.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 100.000

b. CD Rp. 10.000

c. Penjilidan Rp. 150.000

d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 200.000

___________


(65)

N a m a : SRIWAHYUNI

Tempat / Tgl. Lahir : Perk.telukdalam 21 September 1990 Alamat : Desa Sei Dua Sipaku Area

Status Keluarga : Belum Menikah

Alamat Institusi : Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318 Nama Ayah : Supardi (Almarhum)

Nama Ibu : Nuraini Siagian RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SDN 1 Perkebunan Teluk Dalam Tahun 2002 2. Lulus SMPN 1 Air Batu Tahun 2005

3. Lulus SMAN 1 Air Batu 2008


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN 1. PROPOSAL

a. Print proposal Rp. 100.000

b. Biaya internet Rp. 50.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000

d. Penggandaan kuesioner Rp. 50.000

e. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

f. CD Rp. 10.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Surat Izin penelitian Rp. 50.000

b. Transportasi Rp. 200.000

c. Fotocopy lembar ceklis dan persetujuan penelitian Rp. 30.000

d. Pulpen Rp. 50.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 100.000

b. CD Rp. 10.000

c. Penjilidan Rp. 150.000

d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 200.000

___________


(6)

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

N a m a : SRIWAHYUNI

Tempat / Tgl. Lahir : Perk.telukdalam 21 September 1990

Alamat : Desa Sei Dua Sipaku Area

Status Keluarga : Belum Menikah

Alamat Institusi : Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318 Nama Ayah : Supardi (Almarhum)

Nama Ibu : Nuraini Siagian

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SDN 1 Perkebunan Teluk Dalam Tahun 2002 2. Lulus SMPN 1 Air Batu Tahun 2005

3. Lulus SMAN 1 Air Batu 2008


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Anak di Puskesmas Padang Bulan Medan Pada Tahun 2012

0 42 41

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Toilet training pada Anak Usia Prasekolah/TK di TK Al-Azhar Medan Tahun 2010

18 118 75

Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu dalam Menerapkan Toilet Training dengan Kebiasaan Mengompol pada Anak Usia Prasekolah di RW 02 Kelurahan Babakan Kota Tangerang

16 75 162

PERBEDAAN POLA ASUH IBU BEKERJA DENGAN TIDAK BEKERJA PADA KESIAPAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER (24-36 BULAN) DI WILAYAH PUSKESMAS SEWON 2 BANTUL

0 3 90

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Toilet Training Anak Usia 1-3 Tahun Terhadap Pengetahuan Ibu Di Desa Sambon Banyudono Boyolali.

3 7 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Toilet Training Anak Usia 1-3 Tahun Terhadap Pengetahuan Ibu Di Desa Sambon Banyudono Boyolali.

0 1 7

Toilet Training Pada Anak Usia Toddler

0 0 10

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN ANAK USIA BATITA (24 - 36 BULAN) DALAM MELAKUKAN TOILET TRAINING

0 0 9

TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PEMBELAJARAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3 TAHUN

0 0 9

PENGARUH MODELING VIDEO TERHADAP PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DUSUN SANGGRAHAN CONDONGCATUR NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH MODELING VIDEO TERHADAP PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN D

0 1 14