Pertumbuhan Biomassa Kecerahan Analisis Proksimat Klorofil

4 Bahan-bahan dalam formulasi dilarutkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke dalam wadah berisi akuades. Untuk perlakuan C, kotoran ayam yang akan digunakan adalah kotoran ayam kering yang telah direbus dan disaring terlebih dahulu. Selanjutnya inokulan S. fusiformis ditambahkan ke dalam media sebanyak 110 bagian dari volume kultur. Pemeliharaan dilakukan selama 3 minggu.

2.2. Kultur Skala Massal

Alat yang digunakan dalam kultur skala massal adalah bak terpal berukuran 5x1,5 m dengan ketinggian air ± 20 cm yang dilengkapi dengan penutup di bagian atasnya, peralatan aerasi, dan pompa. Bahan yang digunakan dalam kultur skala massal adalah inokulan S. fusiformis, air tawar, dan media dengan formulasi seperti yang tercantum pada Tabel 1 dan 2. Untuk prosedur kultur sama seperti pada kultur skala laboratorium. Air tawar yang digunakan difilter terlebih dahulu sebelum disterilisasi. Pompa ditempatkan ke dalam wadah untuk menjaga sirkulasi media.

2.3. Parameter Penelitian

2.4.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan S. fusiformis dilihat dari kepadatan dan laju pertumbuhan spesisik. Kepadatan dihitung setiap hari selama pemeliharaan menggunakan hemositometer. Data kepadatan digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus menurut Vonshak 1997 dalam Santosa 2010 : μ ln – ln Keterangan: µ = laju pertumbuhan spesifik hari -1 No = kepadatan sel S. fusiformis awal selml Nt = kepadatan sel S. fusiformis akhir selml T = selang waktu dari No ke Nt hari

2.4.2 Biomassa

Biomassa S. fusiformis dihitung berdasarkan banyaknya S. fusiformis yang tersaring dalam kertas saring Whatman No. 41 setelah dioven dan dikurangi dengan bobot awal kertas saring. 5

2.4.3 Kecerahan

Kecerahan S. fusiformis diukur menggunakan secchidisk. Pengamatan kecerahan dilakukan pada kultur skala massal.

2.4.4 Analisis Proksimat

Analisis proksimat dilakukan pada kultur skala laboratorium yang meliputi analisis kadar air, kadar protein, dan kadar lemak.

2.4.5 Klorofil

Pengukuran kandungan klorofil dilakukan pada kultur skala laboratorium. Sebanyak 10 mg biomassa S. fusiformis dihaluskan dengan mortar sambil ditambahkan aseton 90 sampai volume 10 mL dan kemudian dimasukkan ke dalam botol sentrifuge 10 mL. Kemudian sampel disimpan dalam lemari es selama semalam. Setelah itu sampel dibungkus rapat menggunakan aluminium foil, disimpan dalam lemari es selama semalam. Selama proses pengekstrasian klorofil, aseton 90 disiapkan sebagai blanko dengan jumlah yang sama dengan yang ditambahkan ke sampel. Setelah semalam, sampel didiamkan sekitar 15 menit di dalam suhu kamar dan disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian supernatan diambil dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 664 dan 647 nm. Klorofil merupakan pigmen yang fotosensitif, sehingga pengukuran dilakukan pada cahaya yang minim redup. Hasil akhir dihitung dengan persamaan berikut Jeffrey dan Humprey, 1975 dalam Chrismadha et al., 2006. 11,47 0,4 2.4.6 Kualitas Air Parameter kualitas air kultur S. fusiformis yang diukur adalah suhu, pH, N- total, dan P-total. Suhu diukur setiap hari, baik pada kultur skala laboratorium maupun kultur skala massal. Sementara itu, pH, N-total, dan P-total diukur pada awal dan akhir perlakuan, hanya pada kultur skala laboratorium.

2.4. Analisis Data