Tujuan dan Manfaat Hipotesis

Tanda titik dibaca sebagai desimal dalam pemberian imunostimulan untuk mencapai proteksi yang optimal. Pemberian imunostimulan yang berkelanjutan diperlukan untuk lebih memberikan kemampuan imun Cheng et al. 2004. Pemberian k-karagenan dari K. alvarezii, melalui pakan diharapkan mampu meningkatkan respons imun udang vaname dan dengan pemberian dosis dan frekuensi yang tepat diharapkan dapat meningkatan pertumbuhan dan resistensi udang terhadap serangan IMNV. Respons imun pada udang tergambar dari meningkatnya parameter imun dan resistensi udang tergambar dari kelangsungan hidup udang yang terinfeksi. Parameter imun yang mengekspresikan respons imun pada udang, berupa total hemosit, aktifitas fagositik, aktifitas phenoloxidase, diferensiasi hemosit yang terdiri dari sel hialin, sel granular dan semi granular Yeh and Chen 2009.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah 1 menguji pengaruh pemberian k-karagenan melalui pakan dalam meningkatkan respons imun udang vaname 2 Mengevaluasi resistensi udang vaname dari serangan IMNV yang telah diberi k-karagenan dengan dosis yang berbeda, dan 3 mengevaluasi frekuensi pemberian k-karagenan yang efektif pada udang vaname terhadap serangan IMNV. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi bahan aplikasi bagi pengendalian penyakit IMN dalam budidaya udang vaname di Indonesia.

1.4 Hipotesis

Pemberian k-karagenan melalui pakan dengan dosis dan frekuensi pemberian yang tepat dapat meningkatkan respons imun dan resistensi udang vaname terhadap penyakit IMN. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infectious Myonecrosis Virus

Infectious myonecrosis virus IMNV adalah virus yang menyebabkan penyakit IMN infectious myonecrosis pada udang penaeid. IMNV biasa menyerang udang penaeid, yaitu L. vannamei natural infections, Pennaeus stylirostis dan Pennaeus monodon experimental infectious OIE 2009. IMNV berasal dari family totiviridae totivirus, genus Giardiavirus Walker and Winton 2010, memiliki genom tidak bersegmen ds-RNA double stranded-RNA, 7560 bp dan kapsid berbentuk isometrik Tang et al. 2008. Partikel IMNV berbentuk ikosahedral berdiameter 40 nm OIE 2007. Sebagian besar famili Totiviridae memiliki kekurangan dalam mentransmisikan menyebarkan virion melalui media ekstraseluler dalam siklus hidupnya Lightner et al. 2004. Kebanyakan, penyebarannya melalui vertikal di dalam sel atau horizontal dengan hypal anastomiasis kecuali GLV dan IMNV. IMNV merupakan satu-satunya virus dari famili Totiviridae yang diketahui menyebabkan penyakit pada inangnya Tang et al. 2008. Krustasea adalah inang bagi virus IMNV terutama udang-udang penaeid. Infeksi oleh IMNV pada udang vaname L.vannamei menyebabkan mortalitas yang tinggi dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan Lightner et al. 2004. Namun infeksi IMNV pada udang P. monodon dan P. stylirostris tidak menimbulkan kematian Tang et al. 2005. Dampak yang besar dari penyakit IMN adalah infeksi yang terjadi pada stadia juvenil 2-3 g Coelho et al. 2009 dan juga pada udang dewasa hingga 12 g Nunes et al. 2004. Tambak udang yang terserang IMNV menunjukkan sejumlah tanda-tanda kelainan pada udang, diikuti oleh kematian yang signifikan pada juvenil maupun udang dewasa yang dipelihara. Gejala klinis yang ditunjukkan bisa hanya satu tanda saja atau lebih. Udang yang terinfeksi mengalami kematian sebelum siap panen. Udang yang terserang dalam bentuk akut, menunjukkan macam tingkatan nekrosis pada otot rangka, terlihat seperti buram, discolourasi warna keputih-putihan pada abdomen. Udang bertahan hidup menuju ke fase kronis dengan tingkat kematian rendah secara presisten tetap dan terus-menerus Walker and Winton 2010. Tingkat kematian yang ditimbulkan penyakit IMN pada udang vaname budidaya berkisar antara 40-70. Nilai FCR pada udang yang terinfeksi IMNV mengalami kenaikan dari FCR normal, yaitu berkisar 1.5 –4.0 atau bahkan lebih OIE 2009. Organ target atau jaringan inang yang terinfeksi terjadi pada striated muscles otot skeletal, jaringan konektif, hemosit dan sel parenkimal organ limfoid OIE 2007. Gejala klinis penyakit IMN dapat dilihat secara visual seperti pada Gambar 1, yaitu terlihat berwarna putih pada bagian ototnya mengakibatkan otot kehilangan transparansi. Warna putih pada otot merupakan nekrosis pada otot skeletal akibat infeksi IMNV Poulos et al. 2006. Gejala klinis lain dapat dilihat melalui histologi jaringan otot atau organ limfoid dengan pewarnaan haematoxylin-eosin Gambar 2. Pada histologi jaringan otot ditemukan badan inklusi basophilic tunggal maupun berganda pada sitoplasma di dekat nukleus Tang et al. 2005, dapat pula ditemukan berupa gumpalan nekrosis yang multifocal pada jaringan otot tersebut. Sedangkan pada histologi organ limfoid ditemukan hipertropi sel limfoid yang berupa akumulasi lymphoid organ speroids LOS Andrade et al. 2008. Beberapa udang vaname yang mampu bertahan hidup dalam populasi yang telah terinfeksi dapat menjadi pembawa IMNV sepanjang hidupnya, dan meskipun tidak terdokumentasi secara ilmiah, dapat dipercaya virus ditularkan pada keturunannya dengan transmisi secara vertikal OIE 2009. Transmisi IMNV dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal. Transmisi secara horizontal terjadi dari udang ke udang lainnya melalui kanibalisme. Transmisi secara vertikal terjadi dari induk pada telur ataupun dapat terjadi melalui air, dengan mengkotaminasi telur hasil pemijahan. Prevalensi IMNV dapat mencapai 100 pada daerah dimana virus tersebut merupakan enzootik dalam tambak udang vaname Walker and Winton 2010.