Pembahasan Kappa-Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei
                                                                                terjadi  peningkatan  imunitas  pada  tubuh  udang  vaname.  Meningkatnya  sistem ketahanan sistem imun pada udang dapat dilihat dari perubahan jumlah hemosit
Lorenzon et al. 1999 yang dapat merangsang aktifasi prophenoloxidase ProPO serta  mampu  meningkatkan  antibacterial  peptides  Smith  et  al.  2003.    Jumlah
total  hemosit  pada  krustasea  sangat  penting  dalam  menjaga  resistensi  terhadap pathogen,  karena  bila  terjadi  penurunan  total  hemosit  maka  bisa  mengakibatkan
infeksi  akut  yang  mematikan  Rodriguez  dan  Le  Moullac  2000.    Meningkatnya total  hemosit  akan  meningkatkan  kemampuan  untuk  memfagositosis  karena
diproduksi  banyak  sel  hemosit  untuk  melakukan  fungsi  tersebut,  seperti meningkatnya  sel  hialin.  Meningkatnya  total  hemosit  juga  meningkatkan  sel
granular  untuk  menghasilkan  aktifitas  phenoloxidase,  sehingga  mampu  bertahan terhadap serangan pathogen Yudiana 2009.  Penurunan nilai total hemosit yang
terjadi  pada  minggu  ke-4  terhadap  perlakuan  pemberian  k-karagenan  10B  dan 15C  g  kg-1,  menunjukkan  bahwa  pemberian  k-karagenan  dalam  jumlah  yang
berlebih  justru  dapat  menurunkan  nilai  total  hemosit  udang  vaname.    Menurut Couso  et  al.  2003  dosis  pemberian  imunostimulan  yang  tinggi  dapat  menekan
mekanisme  pertahanan  udang  vaname,  oleh  karena  itu  dosis  dan  lama  waktu pemberian imunostimulan menjadi hal yang penting dalam meningkatkan proteksi
yang optimal. Hemosit  merupakan  bagian  terpenting  dalam  sistem  imun  Crustaceae.
Selain diketahui berperan penting dalam fagositosis, encapsulasi, degranulasi dan proses
penggumpalan terhadap
partikel asing
ataupun patogen
Soderhall  dan  Cerenius  1992,  hemosit  juga  sebagai  tempat  produksi  dan pelepasan  ProPO  Sahoo  et  al.  2008.  Sirkulasi  hemosit  tidak  hanya  penting
dalam proses penyerapan dan pembunuhan langsung terhadap agen infeksi tetapi juga  dalam  sintesis  dan  eksositosis  molekul  bioaktif.  Pada  dasarnya  hemosit
mengeksekusi jenis-jenis reaksi inflamasi, seperti fagositosis, aglutinasi, produksi metabolit reaktif oksigen dan pelepasan protein mikrobisidal Smith et al. 2003.
Rodrigues  dan  Moullac  2000  dalam  makalahnya  menuliskan  hemosit memegang peran utama dalam sistem imun udang penaeid,  yang pertama adalah
karena hemosit berperan dalam merubah partikel asing dalam haemocoel dengan cara fagositosis, encapsulasi, agregasi nodular dan aglutinasi, dan peranan lainnya
adalah  hemosit  berperan  penting  dalam  penanganan  luka  sekumpulan  sel  dan pengenalan  proses  koagulasi  melalui  pembentukkan  faktor-faktor  yang
dibutuhkan bagi pembekuan plasma, pembawa dan juga pembentuk sistem proPO prophenoloxidase.  Dalam  penelitian  ini,  pemberian  k-karagenan  melalui  pakan
pada  udang  vaname  memberikan  pengaruh  yang  baik  dalam  meningkatkan aktifitas  fagositosis  dan  phenoloxidase  udang  vaname.    Hal  tersebut  sejalan
dengan  meningkatnya  jumlah  total  hemosit  yang  terjadi  selama  pengamatan. Peningkatan  aktifitas  fagositik  pada  setiap  minggu  selama  empat  minggu
pengamatan mengindikasikan bahwa pemberian k-karagenan melalui pakan pada udang  vaname  mampu  meningkatkan  aktifitas  fagositik  sel-sel  fagosit  dalam
hemolim.    Sel  yang  berperan  besar  dalam  proses  fagosit  pada  udang  vaname adalah  sel  hialin.  Persentase  sel  hialin  dalam  penelitian  ini  pun  mengalami
peningkatan pada setiap minggu pengamatannya. Diferensiasi  sel  hemosit,  yang  terdiri  dari  sel  hialin,  sel  granular  dan  sel
semi-granular,  memiliki  fungsi  masing-masing  yang  sangat  penting  dalam sirkulasi hemosit.  Menurut Smith et al. 2003, pada kepiting, fungsi fagositosis
dan  produksi  oksigen  reaktif  terutama  dilaksanakan  oleh  sel  hialin,  meskipun demikian  pada  beberapa  jenis  spesies  lainnya  sel  semi-granular  juga  melakukan
fagositosis,  sedangkan  pada  Marsupenaeus  japonicus,  sel  hialin  justru  tidak melakukan  fungsi  fagositosis,  melainkan  sel  granular  yang  menjalankan  fungsi
fagositosis.  Sebaliknya,  ketiga  jenis  sel  hemosit  ini  menampakkan  aktifitas fagositosis  pada  jenis  udang  air  tawar,  Macrobrachium  rosenbergii.    Namun
demikian,  pada  sebagian  besar  spesies  yang  telah  dipelajari,  protein  antibakteri dan opsonin terkandung juga dalam sel granular, walaupun dalam beberapa kelas
terdapat beberapa kontribusi yang dibuat oleh sel-sel semi-granular. Protein utama peroxinectin  selalu  terdapat  dalam  granulosit  udang,  lobster  dan  juga  kepiting.
Tentu  saja  reaktifitas  imun  yang  baik  selalu  dicapai  melalui  kerjasama  dan interaksi dari ke-3 jenis sel hemosit tersebut Smith et al. 2003.
Diferensiasi  sel  hemosit  yang  terdiri  dari  sel  hialin,  semi-granular  dan granular pada udang vaname  dalam penelitian ini menunjukan adanya perbedaan
pengaruh  yang  bervariasi  Tabel  2.    Sel  hialin  digambarkan  oleh  tidak  adanya granul agranular yang berfungsi sebagai sel yang melakukan fagositosis Smith
et al. 2003. Persentase sel hialin dalam penelitian ini mencapai 42.7 –55.6 dari
total  hemosit.  Sel  hialin  pada  udang  vaname  yang  diberi  k-karagenan  dalam penelitian  ini  mengalami  peningkatan  setiap  minggunya  dibandingkan  dengan
udang  vaname  yang  tidak  diberi  k-karagenan.  Meningkatnya  sel  hialin  dapat meningkatkan aktifitas fagositosis terhadap masuknya pathogen Le Moullac et al.
1998;  Smith  et  al.  2003.    Sel  semi-granular  digambarkan  sebagai  sel  yang memiliki  sejumlah  granul  kecil,  berfungsi  dalam  mengenali  dan  merespon
molekul asing atau pathogen yang masuk ke dalam tubuh krustasea Soderhall dan Cerenius 1992.  Sedangkan sel granular digambarkan sebagai sel yang memiliki
sejumlah besar granul, yang berfungsi dalam menyimpan dan melepaskan sistem proPO dan juga sebagai cytoxicity bersama-sama dengan sel semi-granular Smith
et  al.  2003.    Walaupun  terjadi  penurunan  persentase  sel  granular  dan  semi- granular  dalam  penelitian  ini,  namun  sel-sel  tersebut  mampu  meningkatkan
aktifitas  phenoloxidase  yang  berperan  dalam  proses  melanisasi.    Phenoloxidase dihasilkan  melalui  sistem  proPO.    Aktifitas  phenoloxidase  ini  dapat  diaktifkan
oleh  adanya  imunostimulan  Yudiana  2009.    Masuknya  pathogen  dalam  tubuh udang akan dikenali oleh plasma dan diikat.  Selanjutnya terjadi respon pada sel
granular  dan  semi  granular  dengan  melepaskan  sistem  proPO  yang  diaktifkan, meliputi  cell-adhesive,  opsonic  protein  dan  peroxinectin.    Selanjutnya  dapat
menstimulasi  fagositosis  oleh  sel  hialin  atau  enkapsulasi  oleh  sel  semi-granular Soderhall dan Cerenius 1992; Johansson et al. 1995.
Mekanisme  k-karagenan  dalam  meningkatkan  sistem  imun  dalam  tubuh udang memang masih terus dipelajari.  Yeh dan Chen 2008 dalam makalahnya
menyatakan  bahwa  aktifitas  fagositik  dan  respiratory  burst  meningkat  pada L.vannamei  yang  diberi  perlakuan  karagenan,  menurut  mereka  hal  tersebut
mengindikasikan  adanya  peranan  reseptor  karagenan  pada  makrofage  dan hemosit.  Pada udang karang P.leniusculus
, β-glucan dan βGBP β-glucan binding protein  komplek  dapat  berikatan  dengan  permukaan  hemosit-granular  melalui
motif  RGD  arginyl-glysyl-aspartic  acid  yang  menunjukan  ikatan  integrin-like protein  yang  kemudian  masuk  menyebar,  dan  memastikan  degranulasi  hemosit
mengaktifasi  sistem  imun  Lee  dan  Soderhall  2002.  Yeh  dan  Chen  2008 menduga  adanya  kesamaan  mekanisme,  bahwa  karagenan  dapat  diakui  seperti
halnya  LGBP  atau  bentuk  lainnya  PRPs  dalam  L.vannamei,  ikatan  kompleks dipermukaan  hemosit-granular  melalui  motif  RGD  menunjukan    ikatan  integrin
like-protein  yang  kemudian  masuk  menyebar  dan  memastikan  degranulasi hemosit mengaktifasi sistem imun.
Peningkatan  sistem  imun  yang  ditandai  salah  satunya  dengan meningkatnya jumlah total hemosit pada krustasea sangat penting dalam menjaga
resistensi terhadap pathogen. Pada penelitian ini, udang vaname yang telah diberi k-karagenan  pada  pakannya  dengan  dosis  yang  berbeda  selama  empat  minggu,
memiliki resistensi yang lebih baik terhadap infeksi IMNV dibandingkan dengan udang  vaname  yang diberi pakan tanpa k-karagenan, secara umum  yaitu bernilai
lebih  tinggi  25  -  85  dibandingkan  dengan  udang  vaname  yang  diberi  pakan tanpa k-karagenan 15±7.07.  Kelangsungan hidup tertinggi terjadi pada udang
vaname  yang  diberi  k-karagenan  15  g  kg
-1
pakan  yaitu  sebesar  85±7.07. Sedangkan menurut OIE 2009 tingkat kematian yang ditimbulkan penyakit IMN
pada  udang  vannamei  budidaya  berkisar  antara  40-70.  Hal  tersebut mengindikasikan  bahwa  pemberian  k-karagenan  selama  empat  minggu,  telah
mampu meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi IMNV. Penyakit  IMN  adalah  penyakit  viral  yang  disebabkan  oleh  infectious
myonecrosis  virus  IMNV  yang  biasa  menyerang  udang  penaeid  OIE  2009. IMNV berasal dari family totiviridae totivirus, genus Giardiavirus Walker and
Winton 2010, memiliki genom tidak bersegmen ds-RNA double stranded-RNA Tang et al. 2008. Gejala klinis yang ditunjukkan pada udang yang terserang bisa
hanya satu tanda saja atau lebih.  Udang yang terinfeksi bisa mengalami kematian massal  sebelum  siap  panen.  Sering  udang  yang  terserang  dalam  bentuk  akut,
menunjukkan  macam  tingkatan  nekrosis  pada  otot,  terlihat  seperti  buram  dan discolourasi warna keputih-putihan pada abdomen. Udang bertahan hidup menuju
ke fase
kronis dengan
tingkat kematian
rendah secara
presisten Walker and Winton  2010.
Gejala klinis udang vaname yang muncul setelah diinfeksi dengan IMNV, berdasarkan bobot skoring yang dilakukan, sudah terlihat pada 5 dpi dengan bobot
skoring  menengah  ++  yaitu  terdapat  sedikit  warna  putih  lebam  pada  jaringan otot dibeberapa segmen abdomen dan bertambah parah tingkatan dan jumlah yang
terserang  IMNV  pada  10  dpi  yaitu  sebagian  besar  jaringan  otot  pada  abdomen berwarna  putih  lebam  Gambar  13.  Pada  penelitian  yang  dilakukan  oleh
Paulos  et  al.  2006,  gejala  klinis  nekrosis  pertama  kali  muncul  pada  3  dpi. Sementara itu pada udang vaname yang diberi pakan k-karagenan 15 g kg
-1
pakan, belum  atau  bahkan  tidak  memperlihatkan  gejala  klinis  terserang  IMNV
berdasarkan  bobot  skoring  yang  telah  ditetapkan.  Tingginya  resistensi  udang vaname  yang  diberi  k-karagenan  terhadap  infeksi  IMNV  dibandingkan  dengan
udang  yang  diberi  pakan  tanpa  k-karagenan,  selain  dikarenakan  meningkatnya sistem imun udang vaname setelah diberi k-karagenan selama empat minggu, juga
dikarenakan  k-karagenan  mengandung  polisakarida  sulfat  yang  diketahui  dapat memodulasi sistem imun juga bersifat antiviral Wijesekara 2011.
Berdasarkan  pengamatan  histopatologi  pada  jaringan  otot  dan hepatopankreas  udang  vaname  yang  diinfeksi  dengan  IMNV,  menunjukkan
terjadinya  abnormalitas  jaringan  otot  dan  hepatopankreas  Gambar  14.  Menurut Andrade  et  al.  2007,  jaringan  otot  merupakan  jaringan  yang  umum  digunakan
sebagai  sampel  dalam  pengujian  skala  sel  dan  molekuler.  Abnormalitas  yang ditampakkan  jaringan  otot  yang  terinfeksi  IMNV  pada  pengamatan  histologi
adalah terdapat koagulasipenggumpalan nekrosis pada jaringan otot namun tidak selalu  Andrade  et  al.  2008.  Pada  penelitian  ini,  terjadi  abnormalitas  pada
jaringan  otot  dan  hepatopankreas  udang  vaname  yang  diinfeksi  IMNV.    Gejala tersebut diduga kuat karena infeksi IMNV yang diberikan.  Abnormalitas jaringan
otot pada udang yang terinfeksi IMNV pada penelitian ini memperlihatkan  warna putih  pada  bagian  ototnya  yang  mengakibatkan  otot  kehilangan  transparansi
Gambar 13.  Warna putih pada otot merupakan nekrosis pada otot skeletal akibat infeksi  IMNV  Poulos  et  al.  2006.    Abnormalitas  jaringan  otot  yang  terjadi
berupa  penggumpalan  nekrosis  jaringan  otot  Gambar  13.    Secara  umum, abnormalitas pada otot yang terinfeksi IMNV menunjukan lesi pada otot skeletal,
koagulasi  nekrosis  seperti  nekrosis  multifocal,  kongesti  pada  hemosit,  inflamasi fibrocytic,  fogositosis  dan  badan  inklusi  sitoplasma  serta  infiltrasi  hemosit
Tang  et  al.  2005;  Poulos  et  al.  2006;  Andrade  et  al.  2007;  Coelho  et  al.  2009. Demikian  pula  halnya  dengan  hepatopankreas  udang  vaname  yang  terinfeksi
IMNV  dalam  penelitian  ini  mengalami  semacam  vakuolisasi  jaringan
Gambar  13.  Abnormalitas  tersebut  diduga  terjadi  karena  udang  mengalami gangguan  nafsu  makan  yang  berakibat  pada  kelainan  fungsi  organ.  Hasil
penelitian  ini    didukung  pula  oleh  analisis  PCR  yang  menunjukan  beberapa sampel  positif  terinfeksi  IMNV.    Berdasarkan  pengamatan  ini,  dapat  dikatakan
bahwa  udang  vaname  yang  diinfeksi  IMNV  menunjukkan  tanda-tanda  terserang penyakit  IMN  walaupun  tingkat  keparahannya  tidak  dapat  terlihat  secara
kuantitatif.    Pemberian  k-karagenan  mampu  meningkatkan  resistensi  udang vaname walaupun secara histopatologi tidak dapat terukur secara kuantitatif.
Karagenan  menurut  Kamus  Istilah  Pangan  dan  Nutrisi  FTP  UGM  2002 adalah  bahan  tambahan  makanan  yang  digunakan  untuk  memperbaiki  tekstur,
diekstraksi  dari  ganggang  merah  Rhodophyceae,  disusun  dari  unit-unit  galaktosa sulfat  yang  bersifat  polianion.    Karagenan  sendiri  dibedakan  berdasarkan  posisi
dan  jumlah  gugus  sulfat  yang  diikat  oleh  unit  digalaktan.    Polimer  karagenan memiliki  berat  molekul  antara  10
5
-10
6
Da.    Karagenan  akan  bereaksi  dengan protein  dalam  suatu  medium  asam  atau  dengan  adanya  Ca.  Wijesekara  et  al.
2011 menjelaskan bahwa karagenan adalah polisakarida bersulfat yang diisolasi dari  alga  merah  laut  yang  sudah  sangat  luas  pemanfaatannya  sebagai  food
additives  seperti  emulsifier,  stabilizer  dan  pengental.  Struktur  kompleks polisakarida sulfat telah menunjukkan penghambatan terhadap replikasi  envelope
virus termasuk jenis flavivirus, togavirus, arenavirus, rhabdovirus, orthopoxvirus dan  juga  family  herpesvirus.    Dalam  tulisannya,  Wijesekara  et  al.  2011
menyatakan bahwa struktur kimia kandungan sulfat, bobot molekul, unsur pokok gula-gula,  penyesuaian  dan  dynamic  stereochemistry  adalah  faktor  yang
menentukan  aktifitas  antiviral  pada  polisakarida  sulfat.  Turunan  polisakarida sulfat  seperti  karagenan,  fucoidan  dan  rhamnogalaktan  sulfat  memiliki  daya
hambat dalam masuknya envelope virus termasuk HSV herpes simplex virus dan HIV human immunodeficiency virus ke dalam sel.  Bahkan beberapa fraksi yang
lain,  memiliki  efek  virusidal  dan  aktifitas  enzim  penghambat  pembentukan formasi syncytium.  Anionic charges dalam kelompok sulfat diduga efektif dalam
menghambat aktifitas enzim  reverse transcriptase pada virus.  Beberapa evaluasi telah ditunjukkan, terhadap aktivitas antivirus dari polisakarida sulfat pada ekstrak
rumput laut Undaria pinnatifida, Splachnidium rugosum, Gigartina atropurpurea
dan  Plocamium  cartilagineum  yang  mampu  melawan  HSV-1  dan  HSV-2. Ekstrak  ini  menunjukkan  potensi  aktivitas  antiviral  ketika  ditambahkan  selama
jam pertama infeksi viral tetapi inaktif ketika ditambahkan setelahnya. Selain itu, polisakarida  sulfat  dari  alga  merah  juga  mampu  menghambat  secara  invitro  dan
invivo  infeksi  dari  flavivirus  seperti  demam  berdarah  dengue  dan  yellow  fever virus Wijesekara et al. 2011.
Karagenan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  dari  jenis kappa-karagenan  yang  memiliki  komponen  utama  1,3-
ikatan  α-D-Galaktosa  dan 1,4-ikatan  3,6-
anhydro  β-D-Galaktosa  dengan  empat  sulfat  dalam  sub  unit glukosanya.  Menurut Rocha de sauza et al. 2007 Komponen kimia polisakarida
sulfat dalam setiap 100g bobot kering, yang berasal dari k-karagenan E.cottonii memiliki  kandungan  total  gula  sebesar  72.00±3.66g,  kandungan  sulfat  sebesar
17.90±0.05g  dan  protein  sebesar  1.1±0.31g.  Sedangkan  nilai  rata-rata  standar kadar  sulfat  tepung  karagenan  yang  ditetapkan  oleh  FAO  dan  FDA    adalah
berkisar  antara  15-40.    Diperkirakan  kandungan  sulfat  yang  terdapat  dalam tepung karagenan yang digunakan dalam penelitian ini berada dalam kisaran yang
ditetapkan  dan  jika  dibandingkan  dengan  jenis  polisakarida  lainnya,  kandungan sulfat  yang  terkandung  di  dalamnya  memang  relatif  lebih  kecil,  dibandingkan
dengan  fucoidan  44.1±0.16,  i- karagenan  27.60±0.12  dan  -karagenan
33.38±0.06,  dan  dikatakan  pula  bahwa  terdapat  korelasi  positif  antara kandungan  sulfat  dengan  aktifitas  antiviral  dan  juga  aktifitas  antioksidan
Rocha de sauza et al. 2007.  Karena itulah, jumlah pemberian yang optimal yaitu sebesar  15  g  kg
-1
pakan  dapat  meningkatkan  aktifitas  imun  pada  udang  vaname dibandingkan jumlah pemberian yang lebih kecil lainnya 5 dan 10 g kg
-1
pakan. Beberapa  penelitian  yang  menggunakan  polisakarida  sulfat,  diantaranya
adalah  pemberian  secara  oral  ekstrak  fucoidan  dari  Sargassum  polycystum  dapat mengurangi  dampak  infeksi  WSSV  pada  P.  monodon  Chotigeat  et  al.  2004.
Cheng  at  al.  2004  mengatakan  polisakarida  seperti  glucan  dari  cendawan, glucan dari yeast dan sodium alginate menunjukkan pengaruh yang positif dalam
mencegah  udang  penaeid  terserang  infeksi  Vibrio  dan  WSSV.    Polisakarida berupa  sodium  alginate  dapat  pula  digunakan  sebagai  imunostimulan  bagi
L.vannamei. Mereka melakukan studi mengenai pemberian sodium alginate yang
disuntikkan ke L.vannamei dengan dosis 10µg.g
-1
, 20µ g.g
-1
atau 50µg.g
-1
mampu meningkatkan  kemampuan  sistem  imun  dengan  meningkatnya  aktifitas
phenoloxidase dan respiratory burst.  Selain itu, pemberian sodium alginate pada L.vannamei  juga  meningkatkan  resistensi  L.vannamei  yang  diinfeksi  dengan
Vibrio  alginolyticus  dengan  meningkatnya  aktifitas  fagositik  dan  clearance efficiency.    Demikian  pula  penggunaan  polisakarida  dari  alga  hijau  A.  orientalis
yang  diberikan  secara  oral  selama  14  hari  dapat  mempertinggi  jumlah  total hemosit,  diferensial  hemosit,  aktivitas  PO    dan  kelangsungan  hidup  P.  monodon
yang diinfeksi WSSV Manilal  et al. 2009.  Begitu pula halnya dalam penelitian ini,  bahwa  penggunaan  k-karagenan  yang  diperkirakan  memiliki  kandungan
polisakarida  sulfat  ±17  selama  empat  minggu  pemberian,  telah  mampu  pula meningkatkan  resistensi  udang  vaname  yang  diinfeksi  dengan  IMNV,  terutama
pada  pemberian  k-karagenan  15  g  kg-1  pakan  yang  memberikan  kelangsungan hidup  tertinggi  85±7.1  dan  gejala  klinis  yang  lebih  baik  dibandingkan  tiga
perlakuan lainnya. Pengaruh  frekuensi  pemberian  k-karagenan  sebesar  15  g  kg
-1
pakan  pada udang  vaname  yang  diinfeksi  dengan  IMNV  menghasilkan  kelangsungan  hidup
yang  lebih  baik  80-90  dibandingkan  udang  vaname  yang  diberi  pakan  tanpa k-karagenan  57±5.8  setelah  diinfeksi  dengan  IMNV  pada  14  dpi.    Frekuensi
pemberian 14 hari C14 pada minggu ke-1, 2, 4 dan 5 memberikan kelangsungan hidup  terbaik  90±0.0  dibandingkan  dua  perlakuan  lainnya  C1  dan  C7.
Pemberian  k-karagenan  setiap  hari  C1  selama  lima  minggu,  tidak  memberikan nilai kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan pemberian 7 hari C7 dan
14  hari  C14.  Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  pemberian  k-karagenan  dengan frekuensi  yang  lebih  sering  menunjukkan  hasil  yang  tidak  lebih  baik.
Sajeevan  et  al.  2009  menyatakan,  pemberian  secara  terus-menerus  setiap  hari menyebabkan dosis yang diberikan melebihi dari dosis yang dibutuhkan sehingga
sistem  imun  justru  menjadi  menurun,  sedangkan  pada  pemberian  k-karagenan 7  hari  C7,  menunjukkan  frekuensi  pemberian  yang  belum  optimal.  Sementara
itu,    gejala  klinis  pada  perlakuan  frekuensi  pertama  kali  muncul  pada  5  dpi, terlihat  pada  kelompok  udang  vaname  yang  tidak  diberi  k-karagenan,  sedangkan
udang  vaname  yang  diberi  k-karagenan,  gejala  klinis  baru  nampak  pada  10  dpi
sebanyak 3 dengan bobot skoring menengah.  Rendahnya jumlah udang vaname yang  menunjukkan  gejala  klinis,  mungkin  saja  terjadi  dikarenakan  infeksi  oleh
IMNV bisa saja tidak menunjukkan symptom bobot skoring ringan+ walaupun sebenarnya udang positif terinfeksi  Costa 2009. Berdasarkan analisa PCR pada
perlakuan  C7,  C14  dan  K+  menunjukkan  hasil  positif  terinfeksi  IMNV.    Hasil PCR ini cukup mewakili kondisi perlakuan lainnya  karena metode infeksi IMNV
yang  digunakan  adalah  sama  subbab  3.5.    Hal  tersebut  menunjukan  tingginya resistensi udang vaname yang diberi k-karagenan terhadap infeksi IMNV, karena
k-karagenan  diketahui  mengandung  polisakarida  sulfat  yang  dapat  memodulasi sistem imun dan juga bersifat antiviral Wijesekara 2011.
Pemberian  k-karagenan  yang  merupakan  polisakarida  selain  mampu meningkatkan  ketahanan  tubuh  udang  dari  serangan  infeksi,  juga  memberikan
pengaruh  yang  baik  bagi  pertumbuhan  udang.  Pada  penelitian  ini,  pemberian k-karagenan  15  g  kg
-1
pakan  memberikan  pertumbuhan  terbaik  sebesar 12.1±0.11g  dengan  pertumbuhan  relatif  sebesar  86.15.
Demikian  pula  halnya pada  frekuensi  pemberian  k-karagenan  14  hari  C14  memberikan  pertumbuhan
terbaik  di  akhir  pemeliharaan  sebesar  13.2±0.27  g  dengan  pertumbuhan  relatif sebesar  88.57.
Vilela-silva  et  al.  2008  menyatakan  polisakarida  sulfat diketahui  memiliki  fungsi  sebagai  faktor  pertumbuhan,  faktor  koagulasi  dan
selectin  binding  partners  dan  juga  berfungsi  dalam  fertilisasi.  Telah  dilaporkan pula,  bahwa  penggunaan  karagenan  sebagai  binders  pada  pakan  larva  Channa
striatus memberikan
pertumbuhan dan
efisiensi pakan
yang baik
Nakagawa et al. 2007.  Namun demikian, mekanisme kerja k-karagenan dalam meningkatkan  pertumbuhan  udang  belum  dapat  diketahui  secara  pasti.  Menurut
Lopez  2008,  pemberian  glukan  mampu  meningkatkan  pertumbuhan  udang,  hal tersebut  diduga  karena  glukan  mampu  dicerna  dalam  proses  pencernaan  dengan
adanya  glukanase  untuk  menghasilkan  energi  sehingga  memungkinkan  lebih banyak protein yang digunakan untuk pertumbuhan.  Sementara itu, Montgomery
1994  dalam  disertasinya  menyatakan  udang  Penaeus  vannamei  merupakan hewan  omnivora  yang  mampu  mencerna  polisakarida  pada  dasar  perairan  dari
bakteri,  cendawan  dan  alga  laut  sebagai  sumber  pakannya  dengan  baik.  Pada penelitian  ini,  k-karagenan  diberikan  dalam  jumlah  yang  kecil,  hanya  sekitar
0.5-1.5  kg
-1
pakan,  namun  mampu  meningkatkan  sistem  imun  udang  vaname dan juga mampu memberikan pengaruh yang baik pula bagi pertumbuhannya.
V.  KESIMPULAN
Pemberian  Kappa-karagenan  sebagai  imunostimulan  melalui  pakan  mampu meningkatkan respons imun, pertumbuhan dan resistensi udang vaname, Litopenaeus
vannamei  terhadap  penyakit  infectious  myonecrosis  IMN.  Pemberian  k-karagenan dosis 15 g kg
-1
pakan menghasilkan respons imun tertinggi total hemosit 10.23-12.00 x 10
6
sel ml
-1
; aktifitas fagositik 20.00-34.67; aktifitas phenoloxidase 0.280-0.418, pertumbuhan  bobot  relatif  86.15,  dan  kelangsungan  hidup  85  setelah  diinfeksi
dengan  IMNV.  Pemberian  k-karagenan  selama  14  hari  secara  berulang  dengan interval  7  hari  menghasilkan  pertumbuhan  bobot  relatif  88.57  dan  kelangsungan
hidup 90 setelah diinfeksi dengan IMNV .
DAFTAR PUSTAKA
Affandi  R,  Tang  UM.    2002.    Fisiologi  Hewan  Air.    Badan  Penerbit  Universitas Riau, UNRI Press.  Pekan Baru, Riau.  Indonesia.  P: 96-98.
Anderson DP, Siwicki AK. 1993. Basic haemotology and serologi for fish health program.  Paper  Presented.  In  Second  Symposium  on  Disease  in  Asian
Aquaculture ”Aquatic Animal Health and The Eviroment” Phuket, Thailand. 25-29
th
October 1993. Andrade  TPD,  Srisuvan  T,  Tang  KFJ,  Lightner  DV.    2007.    Real  time  reverse
transcription  polymerase  chain  reaction  assay  using  TaqMan  probe  for detection  and  quantification  of  infectious  myonecrosis  virus  IMNV.
Aquaculture 264:9-15.
Andrade TPD, Redman RM, Lightner DV.  2008.  Evaluation of the preservation of shrimp samples with Davidson’s AFA fixative for infectious myonecrosis
virus IMNV in situ hybridization.  Aquaculture.  278:179-183. Anggadiredja J, Irawati S, Kusmiyati.  1996.  Potensi dan manfaat rumput laut di
Indonesia  dalam  bidang  farmasi.  Prosiding  Seminar  Nasional  Industri Rumput Laut Indonesia.  Jakarta.  Hal:1-10.
Angka SL.  2005.  Kajian penyakit Motile Aeromonad Septicaemia MAS pada ikan  lele  dumbo  Clarias  sp:  Patologi,  pencegahan  dan  pengobatannya
dengan  fitofarmaka.    [Disertasi].    Bogor  :  Sekolah  Pasca  Sarjana,  Institut Pertanian Bogor.
Bansemir  A,  Blume  M,  Schroder  S.  and  Lindequist  U.    2006.    Screening  of cultivated  seaweeds  for  antibacterial  activity  against  fish  pathogenic
bacteria.  Aquaculture.  Vol 252.  P:79-84. Baratawidjaja  KG.    2006.    Immunologi  Dasar.    Fakultas  kedokteran  Universitas
Indonesia.  UI press.  Jakarta.  Hal:6-7. Blaxhall PC, Daisley KW.  1973.  Routine Haematological Methods for use with
fish blood. Journal Fish Biology 5:577-581. Cheng AC, Chen YY, Chen JC.  2008.  Dietary administration of sodium alginate
and  k-carrageenan  enhances  the  innate  immune  response  of  Brown- Marbled  grouper  Epinephelus  fuscoguttatus  and  its  resistance  against
Vibrio  alginolyticus.  Veterinary  Immunology  and  Immunopathology. 121:206-215.
Cheng  W,  Liu  CH,  Yeh  ST,  Chen  JC.    2004.    The  immune  stimulatory  effect sodium  alginate  on  the  white  shrimp  Litopenaeus  vannamei  and  its
resistance  against  Vibrio  alginolyticus.    Fish    Shellfish  Immunology. 17:41-51.
Chotigeat  W,  Tongsupa  S,  Supamataya  K,  Phongdara  A.    2004.    Effect  of fucoidan  on  disease  resistance  of  Black  Tiger  shrimp.    Aquaculture.
233: 23-30. Coelho  MGL,  et  al.    2009.    Susceptibility  of  the  wild  southern  brown  shrimp
Farfantepenaeus  subtilis  to  infectious  hypodermal  and  hematopoietic necrosis  IHHN  and  infectious  myonecrosis  IMN.    Aquaculture.
294:1-4.
Costa  AM,  Buglione  CC,  Bezerra  FL,  Martins  PCC,  Barraco  M.A.    2009. Immune  assessment  of  farm-reared  Penaeus  vannamei  shrimp  naturally
infected by IMNV in NE Brazil.  Aquaculture.  291: 141-146. Costa LS, Fidelis GP, Cordeiro SL, Oliveira RM, Sabry DA, Camara RBG, et al.
2010.    Biological  activities  of  sulfated  polysaccharides  from  tropical seaweeds.  Biomedicine and Pharmacotherapy.  64.  21
–28. Couso N, Magarinos B,  Obach A, Lamas J.  2003.  Effect of oral administration
of glucans to pasteurellosis.  Aquaculture.  219: 99-109. [DJPB] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.  2010.  Produksi komoditas utama
tahun 2009.
http:www.perikananbudidaya.kkp.go.idindex.php?option=com_quan taview=chartchart_id=8Itemid=173
.  [6 Juli 2011]. Felix  S,  Robins  PH,  Rajeev  A.    2005.    Immune  enhancement  in  Indian  White
shrimp by addition of seaweed.  J. Indian Vet.  82:1327-1328. Fadilah BSN.  2010.  Ketahanan benih udang vaname Litopenaeus vannamei SPF
specific  pathogen  free  terhadap  infeksi  buatan  TSV  taura  syndrome virus.  [Skripsi].    Bogor:  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan.    Institut
Pertanian Bogor.
[FTP  UGM]  Fakultas  Teknologi  Pertanian,  Universitas  Gajah  Mada, Laboratorium Kimia-Biokimia Pangan.  2002.   Kamus Istilah Pangan dan
Nutrisi.  Yogyakarta: Penerbit Kanisius. [HTA] Health Technology Assessment. 2004.  Pemberian Terapi Imunomodulator
Herbal.  Indonesia : HTA.  P:1-40. Huang  X,  Zhou  H,  Zhang  H.  2006.  The  effect  of  Sargassum  fusiforme
polysaccharide  extracts  on  vibriosis  resistance  and  immune  activity  of  the shrimp,  Fenneropenaeus  chinensis.    Fish    shellfish  Immunology.
20 : 750-757.
Ilham,  Arnold  JM.    2005.    Optimasi  variable  proses  pembuatan  karaginan  dari rumput  laut  Euchema  cottonii  dengan  response  surface  methodology.
[Skripsi].  Semarang : Jurusan Tehnik Kimia.  Fakultas Tehnik.  Universitas Dipenogoro.
Jory  DE.    1997.    Necrotizing  hepatopancreatitis  and  its  management  in  shrimp ponds.  Aquaculture Magazine. No 5.  Vol 23.
Johansson  MW,  Soderhall  K.    1989.    Cellular  immunity  in  crustaceans  and  the proPO system.  Parasitology Today.  5: 171-176.
[KKP]  Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan.  2010.    Target  Produksi  Perikanan Budidaya.
http:www.perikanan-budidaya.kkp.go.id .  [23 Juni 2011].
Komariah, Pipih S, Alpis.  2007.  Pembuatan kloro-karagenan dari rumput laut E. cottonii  dengan  penambahan  KOH  dan  KCl.    Prosiding.  Konferensi  Sains
Kelautan dan Perikanan Indonesia.  Vol.1. Le  Moullac  G,  Soyez  C,  Saulnier  D,  Ansquer  D,  Avarre  JC  and  Levy  P.    1998.
Effect  of  hypoxic  stress  on  the  immune  response  and  the  resistance  to vibriosis  of  the  shrimp  Penaeus  stylirostris.    Fish    Shellfish  Immunol.
8:621-629.
Lightner  DV,  Pantoja  CR,  Poulos  BT,  Tang  KFJ,  Redman  RM,  Andrade  TPD, Bonami  JR.    2004.    Infectious  myonecrosis  :  new  disease  in  Pacific  White
shrimp.  Global Aquaculture Advocate. 7, 85. Liu  CH,  Chen  JC.    2004.    Effect  of  ammonia  on  the  immune  respon  of  white
shrimp  Litopenaeus vannamei  and  its  susceptibility  to  Vibrio  alginolyticus. Fish  Shellfish Immunology.  16: 321-334.
Loker  ES,  Edema  CM,  Zhang  SM,  Kepler  TB.    2004.    Invertebrate  immune systems
– not homogenous, not simple, not well understood.  Immunological review.  198: 10-24.
Lopez N, Cuzon G, Gaxiola G, Taboada G, Valenzuela M, Pascual C, Sanches A. Rosas  C.    2003.    Physiological,  nutritional  and  immunological  role  of
dietary –glucan and ascorbic acid 2-monophospate in Litopenaeus vannamei
juveniles.  Aquaculture.  224: 223-243. Lorenzon  S,  De  Guarrini  S,  Smith  VJ,  Ferrero  EA.    1999.    Effect  of  LPS  on
circulating  haemocytes  in  crustaceans  invivo.  Fish    Shellfish  Immunol. 9:31-50.
Manilal A, Sujith S, Seghal kiran G, Shakir C.  2009.  In vivo antiviral activity of polysaccharide  from  the  Indian  Green  alga  Acrosiphonia  orientalis  J.
Agardh  :  Potential  implication  in  shrimp  disease  management.  World Journal of Fish and Marine Sciences 1.  4:278-282.
Martin GG, Graves LB. 1985. Structure and classification of shrimp haemocytes. J Morfology. 185:339-348.
Montgomery  BJ.  1994.  The digestion of microbial and detrital resources by an omnivorous  shrimp,  Penaeus  vannamei  Boone.    [disertasi].    USA:
University of Hawaii. Nakagawa H, Sato M, Gatlin III DM.  2007.  Dietary supplements for the  health
and quality of cultured fish.  CAB International.  British.   London.  160- 162.
Neushul    M.  1990.  Antiviral  carbohydrates  from  marine  red  algae. Hydrobiologia.  204205: 99-104.
Newman DJ, Cragg GM, Snader KM.  2003.  Natural products as source of new drugs over the period 1981-2002.  J.Nat.Prod.  66: 1022-1037.
Ogata M, Matsui T, Kita T, Shigematsu A. 1999. Carrageenan primes leukocytes to  enhance  lipopolysaccharide-induced  tumor  necrosis  factor  alpha
production. Infect. Immun.  67:3284-3289. [OIE]  Office  International  of  Epizootics.    2009.  Manual  of  diagnostics  test  for
aquatic  animals  :  Infectious  myonecrosis http:www.oie.intengnormes
fmanual 2.2.03 _IMN . pdf. [28 Nop 2010].
2007.  OIE  Aquatic  animal  disease cards  :  Infectious  myonecrosis  virus.
http:www.oie.intenginfohebdo AIS_02.  Pdf. [25
Nop 2010]. Pinheiro  ACAS,  Lima  APS,  Souza  ME,  Neto  ECL,  Adriao  M,  Goncalves  VSP,
Coimbra  MRM.    2007.    Epidemiological  status  of  Taura  Syndrome  and infectious  myonecrosis  virus  in  Penaeus  vannamei  reared  in  Pernambuco
Brazil.  Aquaculture.  262:17-22.
Poulos BT, Tang KF, Pantoja CR, Bonami JR,  Lightner DV.  2006.  Purification and  characterization  of  infectious  myonecrosis  virus  of  penaeid  shrimp.    J.
Gen. Virol.  87:987-996. Ramu  K,  Zakaria  S.    2000.    Defence  mechanism  in  crustacean.    Infofish
International.  5:30-32. Reed  LA, Siewicki TC, Shah JC.  2004.  Pharmacokinetics of oxytetracycline in
the white shrimp, Litopenaeus setiferus.  Aquaculture.  232:11-28. Rocha de Sauza MC, Marques CT, Dore CMG, da Silva FRF, Rocha HAO, Leite
EL.    2007.    Antioxidant  activities  of  sulfated  polysaccharides  from  Brown and Red Seaweeds.  J. Appl. Phycol.  19:153-160.
Rodriguez  J,  Le  Moullac  G.    2000.    State  of  the  art  of  immunological tools  and health control of penaeid shrimp.  Aquaculture.  191:109-119.
Rusaini, Owens L.  2010.  Insight into the lymphoid organ of penaeid prawns: A review.  Fish  Shellfish Immunology.  29: 367-377.
Sahoo PK, Das A, Mohanty S, Mohanty BR, Pillai BR, Mohanty J.  2008.  Short Communication:  Dietary  B-1,3-glucan  improves  the  immunity  and  disease
resistance of freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii challenged with Aeromonas hydrophilla.  Aquaculture Research.  39: 1574-1578.
Sajeevan TP, Philip R, Singh ISB.  2009.  Dosefrequency: A critical factor in the administration  of  glucan  as  immunostimulant  to  Indian  white  shrimp
Fenneropenaeus indicus.  Aquaculture.  287:248-252. Schmidt  CJ,  Chung  LY,  Andrews  AM,  Spyratou  O,  Turner  TD.  1993.
Biocompatibility  of  wound  management  product:  a  study  of  the  effects  of various  polysaccharides  on  murine  L929  fibroblast  proliferation  and
macrophage respiratory burst.  J.  Pharm. Pharmacol.  45:508-513.
Senapin  S,  Phewsaiya  K,  Briggs  M,  Flegel  TW.    2007.    Outbreaks  of infectious myonecrosis  virus  IMNV  in  Indonesia  confirmed  by  genome  sequencing
and  use  of  an  alternative  RT-PCR  detection  method.    Aquaculture. 266: 32
–38. Smith VJ, Janet HB, Hauton C.  2003.  Immunostimulation in crustaceans : does it
really protect against infection.  Fish  Shellfish Immunology.  15:71-90. Soderhall K, Cerenius  L.   1992.  Crustacean Immunity.   Annual Review of  Fish
Disease.  2:3-23. Tang  KFJ,  Pantoja  CR,  Poulos  BT,  Redman  RM,  Lightner  DV.    2005.  In  Situ
Hybridization  demonstrates  that  Litopenaeus  vannamei,  L.  stylirostris  and Peneeus monodon are susceptible to experimental infection with infectious
with infectious myonecrosis virus IMNV. Dis. Aquat. Org. 63:261-265.
Tang J, Ochoa WF, Sinkovits RS, Poulos BT,  Ghabrial SA,  Lightner DV, Baker TS,    Nibert  ML.    2008.    Infectious  myonecrosis  virus  has  a  totivirus-like,
120-subunit  capsid,  but  with  fiber  complexes  at  the  fivefold  axes.    Proc. Natl. Acad. Sci. U S A. 10545: 17526
–17531. Taukhid, Nur’aini YL.  2008.   Infectious Myonecrosis Virus IMNV in Pasific
White  Shrimp  Litopenaeus  vannamei  in  Indonesia.  SEAFDEC International Workshop on Emerging Fish Diseases in Asia.
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W.  2000.  Probiotic Bacteria As  Biological  Control  Agents  In  Aquaculture.  Microbiolgical  and
Molecular Biology Review, 64: 655-671. Vilela-silva  AES,  Horohashi  N,  Maurao  PAS.    2008.    The  structure  of  sulfated
polysaccharides  ensures  a  carbohydrate-based  mechanism  for  spesies recognition during sea urchin fertilization.  Int. J. Dev. Biol.  52:551-559.
Walker    PJ,  Winton  JR.    2010.    Review  article:  Emerging  viral  diseases  of  fish and shrimp.  Veterinary Research.  41:51.   P:1-24.
Wang  FI,  Chen  JC.    2006.    The  immune  respons  of  Tiger  Shrimp  Penaeus monodon  and  susceptibility  to  Photobacterium  damsel  subs.  Damselae
under temperature stress.  Aquaculture.  257: 34-41. Wijesekara  I,  Pangestuti  R,  Kim  SK.    2011.    Biological  activities  and  potential
health    benefits    of    sulfated    polysaccharides    derived    from    marine algae.  Carbohydrate polymers.  84:14-21.
Yeh  ST,  Chen  JC.    2008.    Immunomodulation  by  carrageenans  in  the  white shrimp  Litopenaeus  vannamei  and  its  resistance  against  Vibrio
alginolyticus.  Aquaculture.  276:22-28. .    2009.    White  shrimp  Litopenaeus  vannamei  that  received
the  hot  water extract  of  Gracilaria  tenuistipitata  showed  earlier  recovery in  immunity  after  a  Vibrio  alginolyticus  injection.    Fish    Shellfish
Immunology.  26:724-730.
Yudiana  J.  2009.  Penggunaan ekstrak Gracilaria verrucosa untuk meningkatkan sistem ketahanan udang vaname Litopenaeus vannamei. [Thesis].  Bogor :
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1.  Analisis ragam serta uji lanjut Duncan  total hemosit udang vaname
diberi k-karagenan dosis 0K,  5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean  Std dev  Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0  K
3  4.7067  .21385 .12347
4.1754 5.2379
4.52 4.94
A 3  5.0533  .24028
.13872 4.4565
5.6502 4.82
5.30 B
3  4.9533  .21008 .12129
4.4315 5.4752
4.74 5.16
C 3  4.7133  .25325
.14621 4.0842
5.3424 4.52
5.00 Total 12  4.8567  .25166
.07265 4.6968
5.0166 4.52
5.30 Minggu 1  K
3  5.6000  .45826 .26458
4.4616 6.7384
5.10 6.00
A 3  8.4667  .25166
.14530 7.8415
9.0918 8.20
8.70 B
3  8.9333  .70946 .40961
7.1709 10.6957
8.30 9.70
C 3 10.2333  .23094
.13333 9.6596
10.8070 10.10
10.50 Total 12  8.3083  1.80980
.52244 7.1584
9.4582 5.10
10.50 Minggu 2  K
3  5.4667  .15275 .08819
5.0872 5.8461
5.30 5.60
A 3  9.5667  .35119
.20276 8.6943
10.4391 9.20
9.90 B
3  9.8667  .05774 .03333
9.7232 10.0101
9.80 9.90
C 3 11.3333  .40415
.23333 10.3294
12.3373 10.90
11.70 Total 12  9.0583  2.28810
.66052 7.6045
10.5121 5.30
11.70 Minggu 3  K
3  6.9667  .45092 .26034
5.8465 8.0868
6.50 7.40
A 3  7.1000  .43589
.25166 6.0172
8.1828 6.60
7.40 B
3  9.0000  .72111 .41633
7.2087 10.7913
8.40 9.80
C 3 12.0000  .72111
.41633 10.2087
13.7913 11.40
12.80 Total 12  8.7667  2.18355
.63034 7.3793
10.1540 6.50
12.80 Minggu 4  K
3  6.6667  .15275 .08819
6.2872 7.0461
6.50 6.80
A 3  6.5000  .20000
.11547 6.0032
6.9968 6.30
6.70 B
3  8.2000  .20000 .11547
7.7032 8.6968
8.00 8.40
C 3 10.3333  .15275
.08819 9.9539
10.7128 10.20
10.50 Total 12  7.9250  1.61590
.46647 6.8983
8.9517 6.30
10.50
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .103
3 8
.956 Minggu 1
1.711 3
8 .242
Minggu 2 2.019
3 8
.190 Minggu 3
.669 3
8 .595
Minggu 4 .054
3 8
.982
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups .273
3 .091
1.720 .240
Within Groups .423
8 .053
Total .697
11 Minggu 1
Between Groups 34.369
3 11.456
55.212 .000
Within Groups 1.660
8 .207
Total 36.029
11 Minggu 2
Between Groups 56.963
3 18.988
242.394 .000
Within Groups .627
8 .078
Total 57.589
11 Minggu 3
Between Groups 49.580
3 16.527
46.121 .000
Within Groups 2.867
8 .358
Total 52.447
11 Minggu 4
Between Groups 28.469
3 9.490
299.675 .000
Within Groups .253
8 .032
Total 28.723
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Perlakuan N
α = 0.05
Perlakuan N
α = 0.05
1 1
2 3
K 3
4.707 K
3 5.6
C 3
4.713 A
3 8.4667
B 3
4.953 B
3 8.9333
A 3
5.053 C
3 10.2333
Sig. 0.121
Sig. 1
0.245 1
Minggu 2 Minggu 3
Perlakuan N
α = 0.05
Perlakuan N
α = 0.05
1 2
3 1
2 3
K 3
5.467 K
3 6.967
A 3
9.567 A
3 7.100
B 3
9.867 B
3 9.000
C 3
11.333 C
3 12.000
Sig. 1.000
0.226 1.000
Sig. 0.792
1.000 1.000
Minggu 4
Perlakuan N
α  = 0.05
1 2
3 A
3 6.500
K 3
6.667 B
3 8.200
C 3
10.333 Sig.
0.284 1.000
1.000
Lampiran  2.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  persentase  sel  hialin  udang vaname  diberi  k-karagenan  0K,  5A,  10B  dan  15C  g  kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean  Std dev  Std. Error
95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Minggu 0  K 3  44.900
.8000 .4619
42.913 46.887
44.1 45.7
A 3  42.667  2.3094
1.3333 36.930
48.404 40.0
44.0 B
3  43.667  1.1547 .6667
40.798 46.535
43.0 45.0
C 3  45.333  1.1547
.6667 42.465
48.202 44.0
46.0 Total
12  44.142  1.6643 .4804
43.084 45.199
40.0 46.0
Minggu 1  K 3  49.000  2.6458
1.5275 42.428
55.572 47.0
52.0 A
3  49.667  1.5275 .8819
45.872 53.461
48.0 51.0
B 3  49.333  2.0817
1.2019 44.162
54.504 47.0
51.0 C
3  50.000  1.0000 .5774
47.516 52.484
49.0 51.0
Total 12  49.500  1.6787
.4846 48.433
50.567 47.0
52.0 Minggu 2  K
3  49.000 .0000
.0000 49.000
49.000 49.0
49.0 A
3  51.333  1.5275 .8819
47.539 55.128
50.0 53.0
B 3  51.333  3.2146
1.8559 43.348
59.319 49.0
55.0 C
3  53.667  2.5166 1.4530
47.415 59.918
51.0 56.0
Total 12  51.333  2.5346
.7317 49.723
52.944 49.0
56.0 Minggu 3  K
3  50.333 .5774
.3333 48.899
51.768 50.0
51.0 A
3  51.667 .5774
.3333 50.232
53.101 51.0
52.0 B
3  53.667 .5774
.3333 52.232
55.101 53.0
54.0 C
3  55.667 .5774
.3333 54.232
57.101 55.0
56.0 Total
12  52.833  2.1672 .6256
51.456 54.210
50.0 56.0
Minggu 4  K 3  51.333
.5774 .3333
49.899 52.768
51.0 52.0
A 3  52.000  1.7321
1.0000 47.697
56.303 50.0
53.0 B
3  53.333 .5774
.3333 51.899
54.768 53.0
54.0 C
3  54.333  2.0817 1.2019
49.162 59.504
52.0 56.0
Total 12  52.750  1.7123
.4943 51.662
53.838 50.0
56.0
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 3.068
3 8
.091 Minggu 1
1.569 3
8 .271
Minggu 2 3.785
3 8
.059 Minggu 3
.000 3
8 1.000
Minggu 4 3.689
3 8
.062
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 13.189
3 4.396
2.035 .188
Within Groups 17.280
8 2.160
Total 30.469
11 Minggu 1
Between Groups 1.667
3 .556
.152 .926
Within Groups 29.333
8 3.667
Total 31.000
11 Minggu 2
Between Groups 32.667
3 10.889
2.292 .155
Within Groups 38.000
8 4.750
Total 70.667
11 Minggu 3
Between Groups 49.000
3 16.333
49.000 .000
Within Groups 2.667
8 .333
Total 51.667
11 Minggu 4
Between Groups 16.250
3 5.417
2.708 .116
Within Groups 16.000
8 2.000
Total 32.250
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
A 3
42.667 K
3 49.000
B 3
43.667 B
3 49.333
K 3
44.900 A
3 49.667
C 3
45.333 C
3 50.000
Sig. 0.070
Sig. 0.562
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
49.000 K
3 50.333
A 3
51.333 51.333
A 3
51.66 7
B 3
51.333 51.333
B 3
53.66 7
C 3
53.667 C
3 55.667
Sig. 0.244
0.244 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 K
3 51.333
A 3
52.000 52.000
B 3
53.333 53.333
C 3
54.333 Sig.
0.135 0.089
Lampiran 3.  Analisis ragam serta uji lanjut Duncan persentase sel granular udang vaname  diberi  k-karagenan  0  K,  5A,  10B  dan  15C  g  kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean  Std. Dev  Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0  K
3 19.100 1.8028
1.0408 14.622
23.578 17.1
20.6 A
3 20.357 1.6905
.9760 16.157
24.556 18.8
22.1 B
3 20.977 1.0111
.5837 18.465
23.488 19.8
21.7 C
3 19.013 1.4059
.8117 15.521
22.506 17.4
19.8 Total  12 19.862
1.5544 .4487
18.874 20.849
17.1 22.1
Minggu 1  K 3 18.783
.3213 .1855
17.985 19.581
18.5 19.1
A 3 18.753
.3037 .1753
17.999 19.508
18.5 19.1
B 3 18.173
.4539 .2621
17.046 19.301
17.8 18.7
C 3 18.297
.5152 .2975
17.017 19.576
17.8 18.8
Total  12 18.502 .4484
.1294 18.217
18.787 17.8
19.1 Minggu 2  K
3 19.037 .1747
.1009 18.603
19.471 18.9
19.2 A
3 17.710 1.3173
.7605 14.438
20.982 16.2
18.5 B
3 18.243 .7736
.4467 16.321
20.165 17.4
18.7 C
3 17.240 1.8169
1.0490 12.726
21.754 15.3
18.9 Total  12 18.058
1.2313 .3555
17.275 18.840
15.3 19.2
Minggu 3  K 3 16.500
.9007 .5200
14.263 18.737
15.5 17.0
A 3 16.430
.6929 .4000
14.709 18.151
15.6 16.8
B 3 16.783
.8280 .4781
14.726 18.840
15.8 17.4
C 3 14.797
.6285 .3629
13.235 16.358
14.3 15.5
Total  12 16.128 1.0461
.3020 15.463
16.792 14.3
17.4 Minggu 4  K
3 16.127 .3208
.1852 15.330
16.924 15.8
16.5 A
3 16.520 .7508
.4335 14.655
18.385 15.8
17.3 B
3 16.393 .0929
.0536 16.163
16.624 16.3
16.5 C
3 14.600 .1300
.0751 14.277
14.923 14.5
14.8 Total  12 15.910
.8786 .2536
15.352 16.468
14.5 17.3
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 8.364
3 2.788
1.225 .362
Within Groups 18.213
8 2.277
Total 26.577
11 Minggu 1
Between Groups .877
3 .292
1.754 .233
Within Groups 1.334
8 .167
Total 2.211
11 Minggu 2
Between Groups 5.347
3 1.782
1.258 .352
Within Groups 11.331
8 1.416
Total 16.678
11 Minggu 3
Between Groups 7.294
3 2.431
4.100 .049
Within Groups 4.744
8 .593
Total 12.038
11 Minggu 4
Between Groups 7.106
3 2.369
13.689 .002
Within Groups 1.384
8 .173
Total 8.491
11
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .398
3 8
.758 Minggu 1
.320 3
8 .811
Minggu 2 3.244
3 8
.081 Minggu 3
.395 3
8 .760
Minggu 4 2.446
3 8
.139
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
C 3
19.0130 B
3 18.1730
K 3
19.1000 C
3 18.2970
A 3
20.3570 A
3 18.7530
B 3
20.9770 K
3 18.7830
Sig. 0.1720
Sig. 0.1240
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 C
3 17.2400
C 3
14.7970 A
3 17.7100
A 3
16.4300 B
3 18.2430
K 3
16.5000 K
3 19.0370
B 3
16.7830 Sig.
0.1210 Sig.
1.0000 0.6040
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 C
3 14.6000
K 3
16.1270 B
3 16.3930
A 3
16.5200 Sig.
1.0000 0.2990
Lampiran 4.  Analisis ragam serta uji lanjut Duncan persentase sel  semi-granular udang  vaname  diberi  k-karagenan  0K,  5A,  10B  dan
15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean  Std dev  Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0  K
3  36.0000  1.27671 .73711
32.8285 39.1715
34.60 37.10
A 3  36.8667  2.90230
1.67564 29.6570
44.0764 33.70
39.40 B
3  35.6000  1.55242 .89629
31.7436 39.4564
34.00 37.10
C 3  35.6667  1.04083
.60093 33.0811
38.2522 34.50
36.50 Total  1  36.0333  1.65548
.47790 34.9815
37.0852 33.70
39.40 Minggu 1  K
3  32.0467  3.01109 1.73845
24.5667 39.5266
28.57 33.82
A 3  32.6600  .64645
.37323 31.0541
34.2659 32.04
33.33 B
3  33.4067  2.11604 1.22170
28.1501 38.6632
31.33 35.56
C 3  32.8700  .73082
.42194 31.0545
34.6855 32.26
33.68 Total  1  32.7458  1.70127
.49111 31.6649
33.8268 28.57
35.56 Minggu 2  K
3  32.2000  .65574 .37859
30.5710 33.8290
31.60 32.90
A 3  30.9333  2.21886
1.28106 25.4214
36.4453 28.90
33.30 B
3  30.7667  1.95021 1.12596
25.9221 35.6113
28.80 32.70
C 3  29.7767  1.57469
.90914 25.8649
33.6884 28.00
31.00 Total  1  30.9192  1.71041
.49375 29.8324
32.0059 28.00
33.30 Minggu 3  K
3  32.9667  1.05040 .60645
30.3573 35.5760
31.90 34.00
A 3  30.2333  .40415
.23333 29.2294
31.2373 29.80
30.60 B
3  29.3667  .57735 .33333
27.9324 30.8009
28.70 29.70
C 3  29.5667  .40415
.23333 28.5627
30.5706 29.20
30.00 Total  1  30.5333  1.60812
.46423 29.5116
31.5551 28.70
34.00 Minggu 4  K
3  33.9467  1.24917 .72121
30.8435 37.0498
32.82 35.29
A 3  31.1533  .40673
.23483 30.1429
32.1637 30.77
31.58 B
3  30.8300  .25534 .14742
30.1957 31.4643
30.61 31.11
C 3  31.1167  1.49564
.86351 27.4013
34.8320 29.91
32.79 Total  1  31.7617  1.57656
.45511 30.7600
32.7634 29.91
35.29
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 1.490
3 8
.289 Minggu 1
3.536 3
8 .068
Minggu 2 .935
3 8
.467 Minggu 3
1.039 3
8 .426
Minggu 4 3.170
3 8
.085
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 3.053
3 1.018
.301 .824
Within Groups 27.093
8 3.387
Total 30.147
11 Minggu 1
Between Groups 2.845
3 .948
.262 .851
Within Groups 28.993
8 3.624
Total 31.837
11 Minggu 2
Between Groups 8.908
3 2.969
1.021 .433
Within Groups 23.273
8 2.909
Total 32.180
11 Minggu 3
Between Groups 24.920
3 8.307
18.843 .001
Within Groups 3.527
8 .441
Total 28.447
11 Minggu 4
Between Groups 19.285
3 6.428
6.384 .016
Within Groups 8.056
8 1.007
Total 27.341
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
B 3
35.6000 K
3 32.0467
C 3
35.6667 A
3 32.6600
K 3
36.0000 C
3 32.8700
A 3
36.8667 B
3 33.4067
Sig. 0.4490
Sig. 0.4330
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 C
3 29.7767
B 3
29.3667 B
3 30.7667
C 3
29.5667 A
3 30.9333
A 3
30.2333 K
3 32.2000
K 3
32.9667 Sig.
0.1410 Sig.
0.1640 1.0000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 B
3 30.8300
C 3
31.1167 A
3 31.1533
K 3
33.9467 Sig.
0.7150 1.0000
Lampiran  5.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  aktifitas  fagositik  udang vaname  diberi  k-karagenan    0K,  5A,  10B  dan  15C  g  kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean Std.
Deviation Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound  Upper Bound Minggu
K 3 18.3333
.57735 .33333
16.8991 19.7676
18.00 19.00
A 3 19.3333
1.15470 .66667
16.4649 22.2018
18.00 20.00
B 3 19.0000
1.00000 .57735
16.5159 21.4841
18.00 20.00
C 3 18.6667
.57735 .33333
17.2324 20.1009
18.00 19.00
Total 12 18.8333 .83485
.24100 18.3029
19.3638 18.00
20.00 Minggu
1 K
3 20.3333 .57735
.33333 18.8991
21.7676 20.00
21.00 A
3 20.6667 .57735
.33333 19.2324
22.1009 20.00
21.00 B
3 20.6667 1.52753
.88192 16.8721
24.4612 19.00
22.00 C
3 20.0000 1.00000
.57735 17.5159
22.4841 19.00
21.00 Total 12 20.4167
.90034 .25990
19.8446 20.9887
19.00 22.00
Minggu 2
K 3 21.6667
.57735 .33333
20.2324 23.1009
21.00 22.00
A 3 23.0000
.00000 .00000
23.0000 23.0000
23.00 23.00
B 3 23.3333
1.52753 .88192
19.5388 27.1279
22.00 25.00
C 3 25.0000
1.00000 .57735
22.5159 27.4841
24.00 26.00
Total 12 23.2500 1.48477
.42862 22.3066
24.1934 21.00
26.00 Minggu
3 K
3 22.6667 .57735
.33333 21.2324
24.1009 22.00
23.00 A
3 24.3333 .57735
.33333 22.8991
25.7676 24.00
25.00 B
3 26.6667 1.52753
.88192 22.8721
30.4612 25.00
28.00 C
3 30.3333 1.52753
.88192 26.5388
34.1279 29.00
32.00 Total 12 26.0000
3.16228 .91287
23.9908 28.0092
22.00 32.00
Minggu 4
K 3 23.3333
1.52753 .88192
19.5388 27.1279
22.00 25.00
A 3 25.0000
1.00000 .57735
22.5159 27.4841
24.00 26.00
B 3 28.6667
.57735 .33333
27.2324 30.1009
28.00 29.00
C 3 34.6667
.57735 .33333
33.2324 36.1009
34.00 35.00
Total 12 27.9167 4.62126  1.33404
24.9805 30.8529
22.00 35.00
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .978
3 8
.450 Minggu 1
1.333 3
8 .330
Minggu 2 3.014
3 8
.094 Minggu 3
1.714 3
8 .241
Minggu 4 1.333
3 8
.330
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 1.667
3 .556
.741 .557
Within Groups 6.000
8 .750
Total 7.667
11 Minggu 1
Between Groups .917
3 .306
.306 .821
Within Groups 8.000
8 1.000
Total 8.917
11 Minggu 2
Between Groups 16.917
3 5.639
6.152 .018
Within Groups 7.333
8 .917
Total 24.250
11 Minggu 3
Between Groups 99.333
3 33.111
24.833 .000
Within Groups 10.667
8 1.333
Total 110.000
11 Minggu 4
Between Groups 226.917
3 75.639
75.639 .000
Within Groups 8.000
8 1.000
Total 234.917
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
K 3
18.3333 C
3 20.0000
C 3
18.6667 K
3 20.3333
B 3
19.0000 A
3 20.6667
A 3
19.3333 B
3 20.6667
Sig. 0.2200
Sig. 0.4630
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 K
3 21.6667
K 3
22.6667 A
3 23.0000
A 3
24.3333 B
3 23.3333
23.3333 B
3 26.6667
C 3
25.0000 C
3 30.3333
Sig. 0.0750
0.0660 Sig.
0.1150 1.0000
1.0000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
K 3
23.3333 A
3 25.0000
B 3
28.6667 C
3 34.6667
Sig. 0.0760
1.0000 1.0000
Lampiran 6.  Analisis ragam serta uji lanjut Duncan aktifitas phenoloxidase udang vaname  diberi  k-karagenan  0K,  5A,  10B  dan  15C  g  kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean Std.
Deviation Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound  Upper Bound Minggu 0  K
3  .15567 .093308  .053871
-.07612 .38746
.048 .213
A 3  .14267
.092045  .053142 -.08599
.37132 .038
.211 B
3  .16567 .065056  .037560
.00406 .32728
.094 .221
C 3  .15100
.102211  .059011 -.10291
.40491 .033
.212 Total  12  .15375
.076601  .022113 .10508
.20242 .033
.221 Minggu 1  K
3  .17600 .048508  .028006
.05550 .29650
.127 .224
A 3  .23200
.005292  .003055 .21886
.24514 .226
.236 B
3  .26200 .030790  .017776
.18551 .33849
.236 .296
C 3  .27967
.038083  .021987 .18506
.37427 .246
.321 Total  12  .23742
.050570  .014598 .20529
.26955 .127
.321 Minggu 2  K
3  .20600 .050478  .029143
.08061 .33139
.160 .260
A 3  .34667
.054857  .031672 .21039
.48294 .314
.410 B
3  .40433 .043890  .025340
.29530 .51336
.378 .455
C 3  .41100
.101843  .058799 .15801
.66399 .329
.525 Total  12  .34200
.103223  .029798 .27642
.40758 .160
.525 Minggu 3  K
3  .22233 .031644  .018270
.14373 .30094
.195 .257
A 3  .34333
.121624  .070219 .04120
.64546 .247
.480 B
3  .45067 .066161  .038198
.28631 .61502
.402 .526
C 3  .51067
.096935  .055965 .26987
.75147 .403
.591 Total  12  .38175
.136152  .039304 .29524
.46826 .195
.591 Minggu 4  K
3  .17833 .052700  .030427
.04742 .30925
.135 .237
A 3  .33033
.110002  .063509 .05707
.60359 .220
.440 B
3  .34267 .101864  .058811
.08962 .59571
.227 .419
C 3  .41800
.046487  .026839 .30252
.53348 .378
.469 Total  12  .31733
.115060  .033215 .24423
.39044 .135
.469
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .521
3 8
.680 Minggu 1
1.506 3
8 .285
Minggu 2 1.621
3 8
.260 Minggu 3
2.132 3
8 .174
Minggu 4 .959
3 8
.457
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups .001
3 .000
.035 .991
Within Groups .064
8 .008
Total .065
11 Minggu 1
Between Groups .019
3 .006
5.181 .028
Within Groups .010
8 .001
Total .028
11 Minggu 2
Between Groups .081
3 .027
6.085 .018
Within Groups .036
8 .004
Total .117
11 Minggu 3
Between Groups .145
3 .048
6.529 .015
Within Groups .059
8 .007
Total .204
11 Minggu 4
Between Groups .091
3 .030
4.416 .041
Within Groups .055
8 .007
Total .146
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 A
3 0.14267
K 3
0.176 C
3 0.151
A 3
0.232 0.232
K 3
0.15567 B
3 0.262
B 3
0.16567 C
3 0.27967
Sig. 0.773
Sig. 0.083
0.144
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
K 3
0.22233 K
3 0.17833
A 3
0.34333 0.34333
A 3
0.33033 0.33033
B 3
0.45067 B
3 0.34267
C 3
0.51067 C
3 0.418
Sig. 0.123
0.051 Sig.
0.055 0.249
Lampiran  7.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  kelangsungan  hidup  udang vaname  diberi  k-karagenan  0K,  5A,  10B  dan  15C  g  kg
-1
pakan setelah diinfeksi IMNV pada 6-12 dpi
Descriptives
N Mean
Std. Dev Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum dpi
Bound Upper
Bound 6  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 B
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
C 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 K+
2 95.0000
7.07107 5.00000
31.4690 158.5310
90.00 100.00
Total 10
99.0000 3.16228
1.00000 96.7378
101.2622 90.00
100.00 7  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 B
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
C 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 K+
2 80.0000
14.14214 10.00000
-47.0620 207.0620
70.00 90.00
Total 10
96.0000 9.66092
3.05505 89.0890
102.9110 70.00
100.00 8  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
80.0000 .00000
.00000 80.0000
80.0000 80.00
80.00 B
2 85.0000
7.07107 5.00000
21.4690 148.5310
80.00 90.00
C 2
90.0000 .00000
.00000 90.0000
90.0000 90.00
90.00 K+
2 50.0000
14.14214 10.00000
-77.0620 177.0620
40.00 60.00
Total 10
81.0000 18.52926
5.85947 67.7450
94.2550 40.00
100.00 9  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
65.0000 21.21320
15.00000 -125.5931
255.5931 50.00
80.00 B
2 75.0000
7.07107 5.00000
11.4690 138.5310
70.00 80.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 40.0000
14.14214 10.00000
-87.0620 167.0620
30.00 50.00
Total 10
73.0000 23.11805
7.31057 56.4623
89.5377 30.00
100.00 10  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
55.0000 7.07107
5.00000 -8.5310
118.5310 50.00
60.00 B
2 55.0000
7.07107 5.00000
-8.5310 118.5310
50.00 60.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 25.0000
21.21320 15.00000
-165.5931 215.5931
10.00 40.00
Total 10
64.0000 28.75181
9.09212 43.4322
84.5678 10.00
100.00 11  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
40.0000 .00000
.00000 40.0000
40.0000 40.00
40.00 B
2 45.0000
7.07107 5.00000
-18.5310 108.5310
40.00 50.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 15.0000
7.07107 5.00000
-48.5310 78.5310
10.00 20.00
Total 10
57.0000 33.01515
10.44031 33.3824
80.6176 10.00
100.00 12  K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
25.0000 7.07107
5.00000 -38.5310
88.5310 20.00
30.00 B
2 45.0000
7.07107 5.00000
-18.5310 108.5310
40.00 50.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 15.0000
7.07107 5.00000
-48.5310 78.5310
10.00 20.00
Total 10
54.0000 35.33962
11.17537 28.7196
79.2804 10.00
100.00
ANOVA
dpi Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
6 Between Groups
40.000 4
10.000 1.000
.486 Within Groups
50.000 5
10.000 Total
90.000 9
7 Between Groups
640.000 4
160.000 4.000
.080 Within Groups
200.000 5
40.000 Total
840.000 9
8 Between Groups
2840.000 4
710.000 14.200
.006 Within Groups
250.000 5
50.000 Total
3090.000 9
9 Between Groups
4060.000 4
1015.000 6.767
.030 Within Groups
750.000 5
150.000 Total
4810.000 9
10 Between Groups
6840.000 4
1710.000 14.250
.006 Within Groups
600.000 5
120.000 Total
7440.000 9
11 Between Groups
9660.000 4
2415.000 80.500
.000 Within Groups
150.000 5
30.000 Total
9810.000 9
12 Between Groups
11040.000 4
2760.000 69.000
.000 Within Groups
200.000 5
40.000 Total
11240.000 9
Uji Lanjut Duncan 6
dpi 7
dpi
Dosis  N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
1 2
K+ 2
95 K+
2 80
K 2
100 K
2 100
A 2
100 A
2 100
B 2
100 B
2 100
C 2
100 C
2 100
Sig. 0.187
Sig. 1
1
8 dpi
9 dpi
Dosis  N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
1 2
3 K+
2 50
K+ 2
40 A
2 80
A 2
65 65
B 2
85 85
B 2
75 75
C 2
90 90
C 2
85 85
K 2
100 K
2 100
Sig. 1
0.227 0.094
Sig. 0.097
0.1 7
0.104
10 dpi
11 dpi
Dosis  N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
1 2
3 4
K+ 2
25 K+
2  15 A
2 55
A 2
40 B
2 55
B 2
45 C
2 85
C 2
85 K
2 100
K 2
100 Sig.
1 1
0.229 Sig.
1  0.403 1
1
12 dpi
Dosis  N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 K+
2 15
A 2
25 B
2 45
C 2
85 K
2 100
Sig. 0.175
1 0.064
Lampiran  8.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  kelangsungan  hidup  udang vaname tidak  diberi k-karagenan K- dan  K+, diberi  k-karagenan
setiap hari C1, tujuh hari C7 dan 14 hari C14  setelah diinfeksi IMNV pada 8-14dpi
Descriptives
N  Mean Std.
Deviation  Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum dpi
Lower Bound  Upper Bound 8dpi  K
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C7
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C14
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 K+
3 66.67
5.774 3.333
52.32 81.01
60 70
Total  15 93.33
13.973 3.608
85.60 101.07
60 100
9dpi  K 3  100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 C7
3 90.00
.000 .000
90.00 90.00
90 90
C14 3  100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
K+ 3
60.00 .000
.000 60.00
60.00 60
60 Total  15
88.67 15.523
4.008 80.07
97.26 60
100 10dpi  K
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3 90.00
10.000 5.774
65.16 114.84
80 100
C7 3
86.67 5.774
3.333 72.32
101.01 80
90 C14
3 96.67
5.774 3.333
82.32 111.01
90 100
K+ 3
56.67 5.774
3.333 42.32
71.01 50
60 Total  15
86.00 16.818
4.342 76.69
95.31 50
100 11dpi  K
3  100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3 83.33
5.774 3.333
68.99 97.68
80 90
C7 3
80.00 .000
.000 80.00
80.00 80
80 C14
3 96.67
5.774 3.333
82.32 111.01
90 100
K+ 3
56.67 5.774
3.333 42.32
71.01 50
60 Total  15
83.33 16.330
4.216 74.29
92.38 50
100
12dpi  K 3  100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total  15 82.67
15.796 4.079
73.92 91.41
50 100
13dpi  K 3  100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total  15 82.67
15.796 4.079
73.92 91.41
50 100
14dpi  K 3  100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
90.00 .000
.000 90.00
90.00 90
90 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total  15 82.00
15.213 3.928
73.58 90.42
50 100
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
8dpi 16.000
4 10
.000 9dpi
16.000 4
10 .000
10dpi 2.000
4 10
.171 11dpi
8.000 4
10 .004
12dpi 8.000
4 10
.004 13dpi
8.000 4
10 .004
14dpi 12.000
4 10
.001
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. 8dpi
Between Groups 2666.667
4 666.667
100.000 .000
Within Groups 66.667
10 6.667
Total 2733.333
14 9dpi
Between Groups 3306.667
4 826.667
124.000 .000
Within Groups 66.667
10 6.667
Total 3373.333
14 PI 10
Between Groups 3560.000
4 890.000
22.250 .000
Within Groups 400.000
10 40.000
Total 3960.000
14 PI 11
Between Groups 3533.333
4 883.333
44.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3733.333
14 PI 12
Between Groups 3293.333
4 823.333
41.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3493.333
14 PI 13
Between Groups 3293.333
4 823.333
41.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3493.333
14 PI 14
Between Groups 3106.667
4 776.667
58.250 .000
Within Groups 133.333
10 13.333
Total 3240.000
14
Uji Lanjut Duncan 8
dpi 9
dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 K+
3 66.670
K+ 3
60.000 K
3 100.000
C7 3
90.000 C1
3 100.000
C1 3
93.330 C7
3 100.000
K 3
100.000 C14
3 100.000
C14 3
100.000 Sig.
1.000 1.000
Sig. 1.000
0.145 1.000
10 dpi
11 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 3
K+ 3
56.670 K+
3 56.67
B 3
86.670 B
3 80.000
A 3
90.000 90.000
A 3
83.330 C
3 96.670
96.670 C
3 96.670
K 3
100.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.094 0.094
Sig. 1.000
0.383 0.383
12 dpi
13 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 3
K+ 3
56.670 K+
3 56.67
B 3
80.000 B
3 80.000
A 3
83.330 A
3 83.330
C 3
93.330 C
3 93.330
K 3
100.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.383 0.098
Sig. 1.000
0.383 0.098
14 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
4 K+
3 56.670
B 3
80.000 A
3 83.330
C 3
90.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.290 1.000
1.000
Lampiran  9.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  pertumbuhan  bobot  udang vaname  diberi  k-karagenan  dosis  0K,  5A,  10B  dan
15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N  Mean Std.
Dev Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound  Upper Bound Minggu 1  K
3  6.4000  .28355  .16371 5.6956
7.1044 6.08
6.62 A
3  6.2900  .04583  .02646 6.1762
6.4038 6.24
6.33 B
3  6.7267  .14189  .08192 6.3742
7.0791 6.60
6.88 C
3  6.4600  .39345  .22716 5.4826
7.4374 6.10
6.88 Total  12  6.4692  .27381  .07904
6.2952 6.6431
6.08 6.88
Minggu 2  K 3  7.4633  .20744  .11977
6.9480 7.9787
7.24 7.65
A 3  7.5533  .10066  .05812
7.3033 7.8034
7.46 7.66
B 3  7.8100  .13454  .07767
7.4758 8.1442
7.70 7.96
C 3  7.7633  .09074  .05239
7.5379 7.9887
7.68 7.86
Total  12  7.6475  .19231  .05552 7.5253
7.7697 7.24
7.96 Minggu 3  K
3  8.3300  .07937  .04583 8.1328
8.5272 8.27
8.42 A
3  8.3467  .07638  .04410 8.1569
8.5364 8.28
8.43 B
3  9.8033  .15948  .09207 9.4072
10.1995 9.67
9.98 C
3  9.8533  .05033  .02906 9.7283
9.9784 9.80
9.90 Total  12  9.0833  .78304  .22604
8.5858 9.5809
8.27 9.98
Minggu 4  K 3  9.2667  .15144  .08743
8.8905 9.6429
9.16 9.44
A 3  9.7733  .04509  .02603
9.6613 9.8853
9.73 9.82
B 3  11.9200  .07211  .04163
11.7409 12.0991
11.86 12.00
C 3  12.1200  .11000  .06351
11.8467 12.3933
12.01 12.23
Total  12  10.7700  1.32389  .38217 9.9288
11.6112 9.16
12.23
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 1 2.700
3 8
.116 Minggu 2
1.016 3
8 .435
Minggu 3 2.035
3 8
.188 Minggu 4
1.829 3
8 .220
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 1  Between
Groups .310
3 .103
1.605 .263
Within Groups .515
8 .064
Total .825
11 Minggu 2  Between
Groups .248
3 .083
4.156 .048
Within Groups .159
8 .020
Total .407
11 Minggu 3  Between
Groups 6.664
3 2.221
221.595 .000
Within Groups .080
8 .010
Total 6.745
11 Minggu 4  Between
Groups 19.195
3 6.398
605.523 .000
Within Groups .085
8 .011
Total 19.280
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 1
Minggu 2
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 A
3 6.290
K 3
7.463 K
3 6.400
A 3
7.553 7.553
C 3
6.460 C
3 7.763
B 3
6.727 B
3 7.810
Sig. 0.083
Sig. 0.457
0.065
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
8.330 K
3 9.267
A 3
8.347 A
3 9.773
B 3
9.803 B
3 11.920
C 3
9.853 C
3 12.120
Sig. 0.844
0.558 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Lampiran  10.    Analisis  ragam  serta  uji  lanjut  Duncan  pertumbuhan  bobot  udang vaname  tidak  diberi  k-karagenan  K,  diberi  k-karagenan  setiap
hari C1, tujuh hari C7 dan  14 hari C14 selama lima minggu pengamatan
Descriptives
N Mean
Std. Dev
Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum  Maximum Lower Bound  Upper Bound
Minggu 1  K 3  5.5567  .37166  .21458
4.6334 6.4799
5.25 5.97
C1 3  6.6600  .41073  .23714
5.6397 7.6803
6.20 6.99
C7 3  6.8633  .12503  .07219
6.5527 7.1739
6.72 6.95
C14 3  7.0133  .17243  .09955
6.5850 7.4417
6.86 7.20
Total 12  6.5233  .64884  .18730
6.1111 6.9356
5.25 7.20
Minggu 2  K 3  6.8900  .34044  .19655
6.0443 7.7357
6.56 7.24
C1 3  8.1300  .16703  .09644
7.7151 8.5449
7.95 8.28
C7 3  8.9167  .42712  .24660
7.8556 9.9777
8.59 9.40
C14 3  9.6267  .25423  .14678
8.9951 10.2582
9.35 9.85
Total 12  8.3908  1.09356  .31568
7.6960 9.0857
6.56 9.85
Minggu 3  K 3  8.3100  .19000  .10970
7.8380 8.7820
8.15 8.52
C1 3  9.4133  .31070  .17938
8.6415 10.1852
9.16 9.76
C7 3  9.8800  .24556  .14177
9.2700 10.4900
9.67 10.15
C14 3  9.9433  .26577  .15344
9.2831 10.6035
9.78 10.25
Total 12  9.3867  .71774  .20719
8.9306 9.8427
8.15 10.25
Minggu 4  K 3  9.7267  .35726  .20626
8.8392 10.6141
9.45 10.13
C1 3 11.1800  .23896  .13796
10.5864 11.7736
10.92 11.39
C7 3 11.2033  .28501  .16455
10.4953 11.9113
10.92 11.49
C14 3 11.7033  .59349  .34265
10.2290 13.1777
11.02 12.09
Total 12 10.9533  .84098  .24277
10.4190 11.4877
9.45 12.09
Minggu 5  K 3 10.7200  .19975  .11533
10.2238 11.2162
10.55 10.94
C1 3 12.3467  .33247  .19195
11.5208 13.1726
12.04 12.70
C7 3 12.6933  .32517  .18774
11.8856 13.5011
12.34 12.98
C14 3 13.2400  .27221  .15716
12.5638 13.9162
12.99 13.53
Total 12 12.2500  1.01090  .29182
11.6077 12.8923
10.55 13.53
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 1 2.235
3 8
.162 Minggu 2
1.078 3
8 .412
Minggu 3 .420
3 8
.743 Minggu 4
2.028 3
8 .189
Minggu 5 .285
3 8
.835
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 1
Between Groups 3.926
3 1.309  14.865
.001 Within Groups
.704 8
.088 Total
4.631 11
Minggu 2 Between Groups
12.373 3
4.124  42.207 .000
Within Groups .782
8 .098
Total 13.155
11 Minggu 3
Between Groups 5.140
3 1.713  26.000
.000 Within Groups
.527 8
.066 Total
5.667 11
Minggu 4 Between Groups
6.543 3
2.181  14.113 .001
Within Groups 1.236
8 .155
Total 7.780
11 Minggu 5
Between Groups 10.581
3 3.527  42.716
.000 Within Groups
.661 8
.083 Total
11.241 11
Uji Lanjut Duncan Minggu 1
Minggu 2
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
5.557 K
3 6.890
C1 3
6.660 C1
3 8.130
C7 3
6.863 C7
3 8.917
C14 3
7.013 C14
3 9.627
Sig. 1.000
0.199 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 K
3 8.310
K 3
9.727 C1
3 9.413
C1 3
11.180 C7
3 9.880
9.880 C7
3 11.203
C14 3
9.943 C14
3 11.703
Sig. 1.000
0.057 0.770
Sig. 1.000
0.156
Minggu 5
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
K 3
10.720 C1
3 12.347
C7 3
12.693 C14
3 13.240
Sig. 1.000
0.178 1.000
Lampiran 11.  Hasil analisa PCR
Keterangan :
Keterangan 1.  Primer IMNV OIE
2.  Sampel positif pada  139 bp
Regards, Analyst
Dita Rustianti, S.St.Pi NIP . 19830831 200604 2 001
Kolom Isi
Hasil
1. Marka DNA 100 bp
- 2.
Kontrol Positif Positif
3. Kontrol Negatif
Negatif 4.
C14 Positif
5. C1
nd
6. C7
Positif
7. K+
Positif
8 K-
Negatif
Lampiran 12.  Kualitas Kappa-Karagenan CERTIFICATE OF ANALYSIS
Product:   carrageenan powder Quantity:  -
Date of analysis : 3.3.11 HS No : 13.02.39.1000
Product Mesh size
Water Gel Strength
KCl Gel strength Semirefine kappa
carrageenan 80
200 gcm2 500 gcm2
pH 8-9
8-9
Other parameters
Loss on drying 105
o
to constant weight 12
pH 1 in 100 suspension 60-70
o
C 8-9
Viscosity 1.5, at 75
o
C Microbiological criteria 10
-1
dilution by adding a 50-g sample to 450 ml of Butterfield’s phosphate-buffered dilution water
and homogenising the mixture in a high-speed blender Total aerobic plate count
5000 cfugram Salmonella spp
negatif E. coli
negatif Arsenic atomic absorption hydride technique using a 3 gram
sample 0.002
Lead 0.5
Cadmium 0.2
Mercury 0.04
Test conditions : Water gel strength : 1.5  gel at 25
o
C room temperature Potassium gel strength : 1.0  gel in 0.2 KCL solution at 25
o
C room temperature
Sincerely yours, Linawati Hardjito, PhD
ABSTRACT
DIAN  FEBRIANI.  Kappa-Carrageenan  as  an  Immunostimulant  for  Infectious Myonecrosis IMN Disease Control on Whiteleg Shrimp  Litopenaeus vannamei.
Under direction of SUKENDA and SRI NURYATI
The  modulation  on  nonspesific  immune  response,  growth  and  disease resistance  of  Litopenaeus  vannamei  against  IMNV  was  aimed  on  this  studied.
Briefly, the experiment had comprised two stages. The first stage studied dose of k-carrageenan administration at rate 5, 10, and 15 g kg
-1
feed for 4 weeks rearing, while  the  later  studied  about  frequency  of  administration  of  the  best  outcoming
dose  including  daily,  7  days  interval,  and  14  days  interval  administration  for  5 weeks  rearing.  Both  of  stages  had  positive  and  negative  control,  and  done  in
complete  randomized  design  where  the  performance  based  on  dynamic  of immunity  and  shrimp  growth  were  measured  during  rearing,  while  survival  rate,
clinical signs and histophatology were observed after challenged. Shrimp were fed three times a day at feeding rate of 4-5 of body weight day
-1
. Challenge test was performed by mean feeding the shrimp with IMNV  via oral route at rate  10 of
body  weight  during  3  consecutive  days,  than  observed  for  14  days.  The  results showed  that  shrimp  which  administered  with  k-carrageenan  at  rate  of  15  g  kg
-1
feed  had  best  performance  than  other  aplications . The shrimp’s hemocyte count,
phagocytic  activity,  phenoloxidase  activity,  and  relative  growth  were 12±0,72 x 10
6
cell ml
-1
; 34,67±0,58; 0,511±0,10 and 86.15 respectively. After challenged,  the  survival  rate  was  85±7.07.  Moreover,  in  the  next  stage  work,
aplication  in  14  days  interval  gave  88.57  in  relative  growth  and  93±5,8  in survival rate, higher than other aplications. They were  confirmed by visual gross
sign and histopathology that appeared as well as PCR test. Then, it was concluded that, the administration of k-carrageenan at rate 15 g kg
-1
and present in 14 days interval  had  better  immunostimulatory  effect  to  enhance  nonspesific  immune
response    and  elevate  disease  resistance  of  whiteleg  shrimp  juveniles  against IMNV.
Keywords:  kappa-carrageenan,  immunostimulant,  IMNV,  IMN  disease  control,
Litopenaeus vannamei
RINGKASAN
DIAN FEBRIANI. Kappa-Karagenan sebagai Imunostimulan untuk Pengendalian Penyakit  Infectious  Myonecrosis  IMN  pada  Udang  Vaname  Litopenaeus
vannamei.   Dibimbing oleh SUKENDA dan SRI NURYATI.
Penyakit  IMN  Infectious  Myonecrosis  yang  menyerang  udang  vaname Litopenaeus  vannamei  di  Indonesia  telah  mengakibatkan  kerugian  yang  cukup
besar.  Tingkat  kematian  yang  ditimbulkan  oleh  penyakit  ini  bisa  mencapai  70. Penggunaan  vaksin  dan  kemoterapi  diketahui  tidak  efektif  untuk  pengendalian
penyakit  ini.  Alternatif  pengendalian  penyakit  yang  dapat  digunakan  adalah dengan pemberian imunostimulan.  Kappa-karagenan merupakan salah satu bahan
yang  berasal  dari  rumput  laut,  yang  dapat  digunakan  sebagai  imunostimulan. Kappa-karagenan  diketahui  memiliki  senyawa  bioaktif  polisakarida  sulfat  yang
dapat  memodulasi  sistem  imun  dan  sebagai  antiviral.    Penelitian  ini  bertujuan menguji pemberian kappa-karagenan dengan dosis dan frekuensi pemberian yang
tepat  dalam  meningkatkan  respons  imun dan  resistensi  terhadap  serangan  IMNV infectious myonecrosis virus.
Penelitian  ini  terdiri  dari  dua  tahapan  yang  berlangsung  dari  Juni  2011 sampai  Februari  2012,  di  Laboratorium  Kesehatan  Ikan  Departemen  Budidaya
Perairan,  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan,  Institut  Pertanian  Bogor. Analisis PCR polymerase chain reaction dilaksanakan di Balai Uji Standarisasi
Kesehatan  Ikan,  Kementrian  Kelautan  dan  Perikanan,  Jakarta.  Udang  vaname yang  digunakan  adalah  benih  SPF  specific  pathogen  free  yang  berasal  dari
hatchery  PT  Central  Pertiwibahari,  Lampung  yang  berukuran  2,9±0,1  g  ekor
-1
. Udang  dipelihara  dalam  kondisi  terkontrol  dan  diberi  pakan  tiga  kali  sehari
dengan  FR  feeding  rate  sebesar  4-5  dari  bobot  biomassa  hari
-1
.  Sebagai langkah biosecurity maka air, wadah dan peralatan pemeliharaan didesinfeksi.
Kappa-karagenan  yang  digunakan  merupakan  hasil  ekstraksi  rumput  laut Kappaphycus  alvarezii  dari  laboratorium  Bioteknologi  THP,  yang  dicampurkan
ke  pakan  komersial  udang  dengan  cara  di  coating.  Infeksi  IMNV  pada  udang vaname  diberikan  secara  oral  dengan  FR  10  selama  tiga  hari,  menggunakan
bagian  otot  udang  yang  telah  terinfeksi  IMNV  dengan  tanda-tanda  gejala  klinis bagian abdomen dari arah ekor berwarna merah pada ruas terakhir.
Penelitian  tahap  satu  adalah  menentukan  dosis  pemberian  k-karagenan
terbaik  yang  terdiri  dari  tiga  perlakuan  dan    kontrol  kontrol  positif  dan  kontrol negatif.  Udang  yang  digunakan  berukuran  4.9±0.32  g.  Pemberian  perlakuan
berlangsung selama empat minggu dan dilanjutkan dengan menginfeksikan IMNV pada  udang  uji.  Perlakuan  yang  diberikan  berupa  dosis  pemberian  k-karagenan
sebesar  K:  0,  A:  5,  B:  10  dan  C:  15  g  kg
-1
pakan  udang.  Pengamatan  yang dilakukan  meliputi  respons  imun,  pertumbuhan  relatif  dan  resistensi  udang
vaname setelah diinfeksi dengan IMNV. Penelitian tahap dua adalah menentukan frekuensi pemberian k-karagenan
dengan  menggunakan  dosis  terbaik  C:  15  g  kg
-1
pakan  yang  didapatkan  pada penelitian  tahap  satu.  Penelitian  tahap  dua  ini  terdiri  dari  K:  pemberian  pakan
tanpa  k-karagenan,  C1:  Pemberian  k-karagenan  setiap  hari,  C7  :  Pemberian k-karagenan  selama  tujuh  hari  dengan  interval  pemberian  7  hari,  pada  minggu
ke-1,3  dan  5,  dan    C14  :  Pemberian  k-karagenan  selama  14  hari  dengan  interval pemberian  7  hari  pada  minggu  ke-1  dan  4.  Udang  yang  digunakan  berukuran
4.9±0.32  g.  Pemberian  perlakuan  berlangsung  selama  lima  minggu  dan selanjutnya udang vaname diinfeksi dengan IMNV.  Pengamatan yang dilakukan
meliputi pertumbuhan relatif dan resistensi udang setelah diinfeksi dengan IMNV.
Respons  imun  dan  pertumbuhan  relatif  diamati  setiap  minggu  saat pemberian  perlakuan,  sebelum  udang  vaname  diinfeksi  dengan  IMNV.    Respons
imun  yang  diamati  dalam  penelitian  ini,  meliputi  total  hemosit,  diferensiasi hemosit, aktifitas fagositik dan phenoloxidase.  Resistensi udang vaname diamati
setelah  diinfeksi  dengan  IMNV  yang  meliputi  kelangsungan  hidup,  pemeriksaan gejala  klinis,  histopatologi  dan  konfirmasi  keberadaan  IMNV  dengan  PCR.
Rancangan  yang  digunakan  yaitu  rancangan  acak  lengkap  RAL  dengan  3 ulangan  pada  masing-masing  perlakuan.  Perbedaan  setiap  perlakuan  pada
parameter  imun,  kelangsungan  hidup  dan  pertumbuhan  relatif  udang  vaname  di analisis  keragamannya  menggunakan  ANOVA.  Bila  terdapat  perbedaan  antar
perlakuan, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan. Data pengamatan gejala klinis, histopatologi dan konfirmasi PCR di analisis secara deskriptif.
Pemberian  k-karagenan  melalui  pakan  pada  udang  vaname  dalam penelitian  ini,  dapat  meningkatkan  parameter  imun  yang  tercermin  dari
meningkatnya  jumlah  total  hemosit,  perbedaan  pengaruh  pada  diferensiasi hemosit, aktifitas fagositik dan phenoloxidase selama waktu pengamatan. Seluruh
parameter imun yang diamati menunjukkan hasil yang berbeda secara nyata antara perlakuan dengan kontrol P0.05. Pemberian k-karagenan dosis 15 g kg
-1
pakan C  memperlihatkan  nilai  total  hemosit,  aktifitas  fagositosis  dan  phenoloxidase
tertinggi  dengan  nilai  berturut-turut  sebesar  12.00±0.72  x  10
6
sel  ml
-1
, 34.67±0.58 dan 0.511±0.10.  Udang vaname yang telah diinfeksi dengan IMNV
menunjukkan  hasil  kelangsungan  hidup  yang  berbeda  nyata  antara  perlakuan dengan  kontrol  P0.05.  Kelangsungan  hidup  tertinggi  terjadi  pada  pemberian
k-karagenan  dosis  15  g  kg
-1
pakan  C  dan  frekuensi  pemberian  selama  14  hari dengan  interval  pemberian  7  hari  C14,  dengan  nilai  masing-masing  sebesar
85±7.07  dan  90±0.0.   Demikian pula halnya dengan  gejala klinis terendah, terjadi  pada  pemberian  tersebut.    Berdasarkan  hasil  pengamatan  histopatologi,
udang  vaname  yang  diinfeksi  dengan  IMNV  menunjukkan  abnormalitas  pada jaringan
otot dan
hepatopankreasnya. Konfirmasi
keberadaan IMNV
menggunakan  PCR  menunjukkan  beberapa  sampel  positif  terinfeksi  IMNV  dan pada  udang  yang  tidak  diinfeksi  IMNV  menunjukkan  hasil  PCR  yang  negatif.
Pemberian  k-karagenan  memberikan  dampak  yang  positif  terhadap  pertumbuhan relatif  udang  vaname.    Pertumbuhan  relatif  tertinggi  terjadi  pada  dosis  15  g  kg
-1
yaitu 86.15 dan pada frekuensi pemberian selama 14 hari dengan interval 7 hari sebesar 88.57.
Kesimpulan  dari  penelitian  ini  adalah  kappa-karagenan  mampu meningkatkan  sistem  ketahanan  tubuh  udang  vaname  terlihat  dari  meningkatnya
total  hemosit,  aktifitas  fagositik,  phenoloxidase  dan  juga  pertumbuhan  serta tingginya  resistensi  setelah  diinfeksi  dengan  IMNV.    Pemberian  k-karagenan
15  g  kg
-1
pakan  dan  frekuensi  pemberian  selama  14  hari  dengan  interval pemberian  7  hari  memberikan  sistem  ketahanan,  pertumbuhan  dan  resistensi
udang vaname yang paling baik.
Tanda titik dibaca sebagai desimal
I. PENDAHULUAN
                