Pembahasan Kappa-Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei
terjadi peningkatan imunitas pada tubuh udang vaname. Meningkatnya sistem ketahanan sistem imun pada udang dapat dilihat dari perubahan jumlah hemosit
Lorenzon et al. 1999 yang dapat merangsang aktifasi prophenoloxidase ProPO serta mampu meningkatkan antibacterial peptides Smith et al. 2003. Jumlah
total hemosit pada krustasea sangat penting dalam menjaga resistensi terhadap pathogen, karena bila terjadi penurunan total hemosit maka bisa mengakibatkan
infeksi akut yang mematikan Rodriguez dan Le Moullac 2000. Meningkatnya total hemosit akan meningkatkan kemampuan untuk memfagositosis karena
diproduksi banyak sel hemosit untuk melakukan fungsi tersebut, seperti meningkatnya sel hialin. Meningkatnya total hemosit juga meningkatkan sel
granular untuk menghasilkan aktifitas phenoloxidase, sehingga mampu bertahan terhadap serangan pathogen Yudiana 2009. Penurunan nilai total hemosit yang
terjadi pada minggu ke-4 terhadap perlakuan pemberian k-karagenan 10B dan 15C g kg-1, menunjukkan bahwa pemberian k-karagenan dalam jumlah yang
berlebih justru dapat menurunkan nilai total hemosit udang vaname. Menurut Couso et al. 2003 dosis pemberian imunostimulan yang tinggi dapat menekan
mekanisme pertahanan udang vaname, oleh karena itu dosis dan lama waktu pemberian imunostimulan menjadi hal yang penting dalam meningkatkan proteksi
yang optimal. Hemosit merupakan bagian terpenting dalam sistem imun Crustaceae.
Selain diketahui berperan penting dalam fagositosis, encapsulasi, degranulasi dan proses
penggumpalan terhadap
partikel asing
ataupun patogen
Soderhall dan Cerenius 1992, hemosit juga sebagai tempat produksi dan pelepasan ProPO Sahoo et al. 2008. Sirkulasi hemosit tidak hanya penting
dalam proses penyerapan dan pembunuhan langsung terhadap agen infeksi tetapi juga dalam sintesis dan eksositosis molekul bioaktif. Pada dasarnya hemosit
mengeksekusi jenis-jenis reaksi inflamasi, seperti fagositosis, aglutinasi, produksi metabolit reaktif oksigen dan pelepasan protein mikrobisidal Smith et al. 2003.
Rodrigues dan Moullac 2000 dalam makalahnya menuliskan hemosit memegang peran utama dalam sistem imun udang penaeid, yang pertama adalah
karena hemosit berperan dalam merubah partikel asing dalam haemocoel dengan cara fagositosis, encapsulasi, agregasi nodular dan aglutinasi, dan peranan lainnya
adalah hemosit berperan penting dalam penanganan luka sekumpulan sel dan pengenalan proses koagulasi melalui pembentukkan faktor-faktor yang
dibutuhkan bagi pembekuan plasma, pembawa dan juga pembentuk sistem proPO prophenoloxidase. Dalam penelitian ini, pemberian k-karagenan melalui pakan
pada udang vaname memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan aktifitas fagositosis dan phenoloxidase udang vaname. Hal tersebut sejalan
dengan meningkatnya jumlah total hemosit yang terjadi selama pengamatan. Peningkatan aktifitas fagositik pada setiap minggu selama empat minggu
pengamatan mengindikasikan bahwa pemberian k-karagenan melalui pakan pada udang vaname mampu meningkatkan aktifitas fagositik sel-sel fagosit dalam
hemolim. Sel yang berperan besar dalam proses fagosit pada udang vaname adalah sel hialin. Persentase sel hialin dalam penelitian ini pun mengalami
peningkatan pada setiap minggu pengamatannya. Diferensiasi sel hemosit, yang terdiri dari sel hialin, sel granular dan sel
semi-granular, memiliki fungsi masing-masing yang sangat penting dalam sirkulasi hemosit. Menurut Smith et al. 2003, pada kepiting, fungsi fagositosis
dan produksi oksigen reaktif terutama dilaksanakan oleh sel hialin, meskipun demikian pada beberapa jenis spesies lainnya sel semi-granular juga melakukan
fagositosis, sedangkan pada Marsupenaeus japonicus, sel hialin justru tidak melakukan fungsi fagositosis, melainkan sel granular yang menjalankan fungsi
fagositosis. Sebaliknya, ketiga jenis sel hemosit ini menampakkan aktifitas fagositosis pada jenis udang air tawar, Macrobrachium rosenbergii. Namun
demikian, pada sebagian besar spesies yang telah dipelajari, protein antibakteri dan opsonin terkandung juga dalam sel granular, walaupun dalam beberapa kelas
terdapat beberapa kontribusi yang dibuat oleh sel-sel semi-granular. Protein utama peroxinectin selalu terdapat dalam granulosit udang, lobster dan juga kepiting.
Tentu saja reaktifitas imun yang baik selalu dicapai melalui kerjasama dan interaksi dari ke-3 jenis sel hemosit tersebut Smith et al. 2003.
Diferensiasi sel hemosit yang terdiri dari sel hialin, semi-granular dan granular pada udang vaname dalam penelitian ini menunjukan adanya perbedaan
pengaruh yang bervariasi Tabel 2. Sel hialin digambarkan oleh tidak adanya granul agranular yang berfungsi sebagai sel yang melakukan fagositosis Smith
et al. 2003. Persentase sel hialin dalam penelitian ini mencapai 42.7 –55.6 dari
total hemosit. Sel hialin pada udang vaname yang diberi k-karagenan dalam penelitian ini mengalami peningkatan setiap minggunya dibandingkan dengan
udang vaname yang tidak diberi k-karagenan. Meningkatnya sel hialin dapat meningkatkan aktifitas fagositosis terhadap masuknya pathogen Le Moullac et al.
1998; Smith et al. 2003. Sel semi-granular digambarkan sebagai sel yang memiliki sejumlah granul kecil, berfungsi dalam mengenali dan merespon
molekul asing atau pathogen yang masuk ke dalam tubuh krustasea Soderhall dan Cerenius 1992. Sedangkan sel granular digambarkan sebagai sel yang memiliki
sejumlah besar granul, yang berfungsi dalam menyimpan dan melepaskan sistem proPO dan juga sebagai cytoxicity bersama-sama dengan sel semi-granular Smith
et al. 2003. Walaupun terjadi penurunan persentase sel granular dan semi- granular dalam penelitian ini, namun sel-sel tersebut mampu meningkatkan
aktifitas phenoloxidase yang berperan dalam proses melanisasi. Phenoloxidase dihasilkan melalui sistem proPO. Aktifitas phenoloxidase ini dapat diaktifkan
oleh adanya imunostimulan Yudiana 2009. Masuknya pathogen dalam tubuh udang akan dikenali oleh plasma dan diikat. Selanjutnya terjadi respon pada sel
granular dan semi granular dengan melepaskan sistem proPO yang diaktifkan, meliputi cell-adhesive, opsonic protein dan peroxinectin. Selanjutnya dapat
menstimulasi fagositosis oleh sel hialin atau enkapsulasi oleh sel semi-granular Soderhall dan Cerenius 1992; Johansson et al. 1995.
Mekanisme k-karagenan dalam meningkatkan sistem imun dalam tubuh udang memang masih terus dipelajari. Yeh dan Chen 2008 dalam makalahnya
menyatakan bahwa aktifitas fagositik dan respiratory burst meningkat pada L.vannamei yang diberi perlakuan karagenan, menurut mereka hal tersebut
mengindikasikan adanya peranan reseptor karagenan pada makrofage dan hemosit. Pada udang karang P.leniusculus
, β-glucan dan βGBP β-glucan binding protein komplek dapat berikatan dengan permukaan hemosit-granular melalui
motif RGD arginyl-glysyl-aspartic acid yang menunjukan ikatan integrin-like protein yang kemudian masuk menyebar, dan memastikan degranulasi hemosit
mengaktifasi sistem imun Lee dan Soderhall 2002. Yeh dan Chen 2008 menduga adanya kesamaan mekanisme, bahwa karagenan dapat diakui seperti
halnya LGBP atau bentuk lainnya PRPs dalam L.vannamei, ikatan kompleks dipermukaan hemosit-granular melalui motif RGD menunjukan ikatan integrin
like-protein yang kemudian masuk menyebar dan memastikan degranulasi hemosit mengaktifasi sistem imun.
Peningkatan sistem imun yang ditandai salah satunya dengan meningkatnya jumlah total hemosit pada krustasea sangat penting dalam menjaga
resistensi terhadap pathogen. Pada penelitian ini, udang vaname yang telah diberi k-karagenan pada pakannya dengan dosis yang berbeda selama empat minggu,
memiliki resistensi yang lebih baik terhadap infeksi IMNV dibandingkan dengan udang vaname yang diberi pakan tanpa k-karagenan, secara umum yaitu bernilai
lebih tinggi 25 - 85 dibandingkan dengan udang vaname yang diberi pakan tanpa k-karagenan 15±7.07. Kelangsungan hidup tertinggi terjadi pada udang
vaname yang diberi k-karagenan 15 g kg
-1
pakan yaitu sebesar 85±7.07. Sedangkan menurut OIE 2009 tingkat kematian yang ditimbulkan penyakit IMN
pada udang vannamei budidaya berkisar antara 40-70. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemberian k-karagenan selama empat minggu, telah
mampu meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi IMNV. Penyakit IMN adalah penyakit viral yang disebabkan oleh infectious
myonecrosis virus IMNV yang biasa menyerang udang penaeid OIE 2009. IMNV berasal dari family totiviridae totivirus, genus Giardiavirus Walker and
Winton 2010, memiliki genom tidak bersegmen ds-RNA double stranded-RNA Tang et al. 2008. Gejala klinis yang ditunjukkan pada udang yang terserang bisa
hanya satu tanda saja atau lebih. Udang yang terinfeksi bisa mengalami kematian massal sebelum siap panen. Sering udang yang terserang dalam bentuk akut,
menunjukkan macam tingkatan nekrosis pada otot, terlihat seperti buram dan discolourasi warna keputih-putihan pada abdomen. Udang bertahan hidup menuju
ke fase
kronis dengan
tingkat kematian
rendah secara
presisten Walker and Winton 2010.
Gejala klinis udang vaname yang muncul setelah diinfeksi dengan IMNV, berdasarkan bobot skoring yang dilakukan, sudah terlihat pada 5 dpi dengan bobot
skoring menengah ++ yaitu terdapat sedikit warna putih lebam pada jaringan otot dibeberapa segmen abdomen dan bertambah parah tingkatan dan jumlah yang
terserang IMNV pada 10 dpi yaitu sebagian besar jaringan otot pada abdomen berwarna putih lebam Gambar 13. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Paulos et al. 2006, gejala klinis nekrosis pertama kali muncul pada 3 dpi. Sementara itu pada udang vaname yang diberi pakan k-karagenan 15 g kg
-1
pakan, belum atau bahkan tidak memperlihatkan gejala klinis terserang IMNV
berdasarkan bobot skoring yang telah ditetapkan. Tingginya resistensi udang vaname yang diberi k-karagenan terhadap infeksi IMNV dibandingkan dengan
udang yang diberi pakan tanpa k-karagenan, selain dikarenakan meningkatnya sistem imun udang vaname setelah diberi k-karagenan selama empat minggu, juga
dikarenakan k-karagenan mengandung polisakarida sulfat yang diketahui dapat memodulasi sistem imun juga bersifat antiviral Wijesekara 2011.
Berdasarkan pengamatan histopatologi pada jaringan otot dan hepatopankreas udang vaname yang diinfeksi dengan IMNV, menunjukkan
terjadinya abnormalitas jaringan otot dan hepatopankreas Gambar 14. Menurut Andrade et al. 2007, jaringan otot merupakan jaringan yang umum digunakan
sebagai sampel dalam pengujian skala sel dan molekuler. Abnormalitas yang ditampakkan jaringan otot yang terinfeksi IMNV pada pengamatan histologi
adalah terdapat koagulasipenggumpalan nekrosis pada jaringan otot namun tidak selalu Andrade et al. 2008. Pada penelitian ini, terjadi abnormalitas pada
jaringan otot dan hepatopankreas udang vaname yang diinfeksi IMNV. Gejala tersebut diduga kuat karena infeksi IMNV yang diberikan. Abnormalitas jaringan
otot pada udang yang terinfeksi IMNV pada penelitian ini memperlihatkan warna putih pada bagian ototnya yang mengakibatkan otot kehilangan transparansi
Gambar 13. Warna putih pada otot merupakan nekrosis pada otot skeletal akibat infeksi IMNV Poulos et al. 2006. Abnormalitas jaringan otot yang terjadi
berupa penggumpalan nekrosis jaringan otot Gambar 13. Secara umum, abnormalitas pada otot yang terinfeksi IMNV menunjukan lesi pada otot skeletal,
koagulasi nekrosis seperti nekrosis multifocal, kongesti pada hemosit, inflamasi fibrocytic, fogositosis dan badan inklusi sitoplasma serta infiltrasi hemosit
Tang et al. 2005; Poulos et al. 2006; Andrade et al. 2007; Coelho et al. 2009. Demikian pula halnya dengan hepatopankreas udang vaname yang terinfeksi
IMNV dalam penelitian ini mengalami semacam vakuolisasi jaringan
Gambar 13. Abnormalitas tersebut diduga terjadi karena udang mengalami gangguan nafsu makan yang berakibat pada kelainan fungsi organ. Hasil
penelitian ini didukung pula oleh analisis PCR yang menunjukan beberapa sampel positif terinfeksi IMNV. Berdasarkan pengamatan ini, dapat dikatakan
bahwa udang vaname yang diinfeksi IMNV menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit IMN walaupun tingkat keparahannya tidak dapat terlihat secara
kuantitatif. Pemberian k-karagenan mampu meningkatkan resistensi udang vaname walaupun secara histopatologi tidak dapat terukur secara kuantitatif.
Karagenan menurut Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi FTP UGM 2002 adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk memperbaiki tekstur,
diekstraksi dari ganggang merah Rhodophyceae, disusun dari unit-unit galaktosa sulfat yang bersifat polianion. Karagenan sendiri dibedakan berdasarkan posisi
dan jumlah gugus sulfat yang diikat oleh unit digalaktan. Polimer karagenan memiliki berat molekul antara 10
5
-10
6
Da. Karagenan akan bereaksi dengan protein dalam suatu medium asam atau dengan adanya Ca. Wijesekara et al.
2011 menjelaskan bahwa karagenan adalah polisakarida bersulfat yang diisolasi dari alga merah laut yang sudah sangat luas pemanfaatannya sebagai food
additives seperti emulsifier, stabilizer dan pengental. Struktur kompleks polisakarida sulfat telah menunjukkan penghambatan terhadap replikasi envelope
virus termasuk jenis flavivirus, togavirus, arenavirus, rhabdovirus, orthopoxvirus dan juga family herpesvirus. Dalam tulisannya, Wijesekara et al. 2011
menyatakan bahwa struktur kimia kandungan sulfat, bobot molekul, unsur pokok gula-gula, penyesuaian dan dynamic stereochemistry adalah faktor yang
menentukan aktifitas antiviral pada polisakarida sulfat. Turunan polisakarida sulfat seperti karagenan, fucoidan dan rhamnogalaktan sulfat memiliki daya
hambat dalam masuknya envelope virus termasuk HSV herpes simplex virus dan HIV human immunodeficiency virus ke dalam sel. Bahkan beberapa fraksi yang
lain, memiliki efek virusidal dan aktifitas enzim penghambat pembentukan formasi syncytium. Anionic charges dalam kelompok sulfat diduga efektif dalam
menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase pada virus. Beberapa evaluasi telah ditunjukkan, terhadap aktivitas antivirus dari polisakarida sulfat pada ekstrak
rumput laut Undaria pinnatifida, Splachnidium rugosum, Gigartina atropurpurea
dan Plocamium cartilagineum yang mampu melawan HSV-1 dan HSV-2. Ekstrak ini menunjukkan potensi aktivitas antiviral ketika ditambahkan selama
jam pertama infeksi viral tetapi inaktif ketika ditambahkan setelahnya. Selain itu, polisakarida sulfat dari alga merah juga mampu menghambat secara invitro dan
invivo infeksi dari flavivirus seperti demam berdarah dengue dan yellow fever virus Wijesekara et al. 2011.
Karagenan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari jenis kappa-karagenan yang memiliki komponen utama 1,3-
ikatan α-D-Galaktosa dan 1,4-ikatan 3,6-
anhydro β-D-Galaktosa dengan empat sulfat dalam sub unit glukosanya. Menurut Rocha de sauza et al. 2007 Komponen kimia polisakarida
sulfat dalam setiap 100g bobot kering, yang berasal dari k-karagenan E.cottonii memiliki kandungan total gula sebesar 72.00±3.66g, kandungan sulfat sebesar
17.90±0.05g dan protein sebesar 1.1±0.31g. Sedangkan nilai rata-rata standar kadar sulfat tepung karagenan yang ditetapkan oleh FAO dan FDA adalah
berkisar antara 15-40. Diperkirakan kandungan sulfat yang terdapat dalam tepung karagenan yang digunakan dalam penelitian ini berada dalam kisaran yang
ditetapkan dan jika dibandingkan dengan jenis polisakarida lainnya, kandungan sulfat yang terkandung di dalamnya memang relatif lebih kecil, dibandingkan
dengan fucoidan 44.1±0.16, i- karagenan 27.60±0.12 dan -karagenan
33.38±0.06, dan dikatakan pula bahwa terdapat korelasi positif antara kandungan sulfat dengan aktifitas antiviral dan juga aktifitas antioksidan
Rocha de sauza et al. 2007. Karena itulah, jumlah pemberian yang optimal yaitu sebesar 15 g kg
-1
pakan dapat meningkatkan aktifitas imun pada udang vaname dibandingkan jumlah pemberian yang lebih kecil lainnya 5 dan 10 g kg
-1
pakan. Beberapa penelitian yang menggunakan polisakarida sulfat, diantaranya
adalah pemberian secara oral ekstrak fucoidan dari Sargassum polycystum dapat mengurangi dampak infeksi WSSV pada P. monodon Chotigeat et al. 2004.
Cheng at al. 2004 mengatakan polisakarida seperti glucan dari cendawan, glucan dari yeast dan sodium alginate menunjukkan pengaruh yang positif dalam
mencegah udang penaeid terserang infeksi Vibrio dan WSSV. Polisakarida berupa sodium alginate dapat pula digunakan sebagai imunostimulan bagi
L.vannamei. Mereka melakukan studi mengenai pemberian sodium alginate yang
disuntikkan ke L.vannamei dengan dosis 10µg.g
-1
, 20µ g.g
-1
atau 50µg.g
-1
mampu meningkatkan kemampuan sistem imun dengan meningkatnya aktifitas
phenoloxidase dan respiratory burst. Selain itu, pemberian sodium alginate pada L.vannamei juga meningkatkan resistensi L.vannamei yang diinfeksi dengan
Vibrio alginolyticus dengan meningkatnya aktifitas fagositik dan clearance efficiency. Demikian pula penggunaan polisakarida dari alga hijau A. orientalis
yang diberikan secara oral selama 14 hari dapat mempertinggi jumlah total hemosit, diferensial hemosit, aktivitas PO dan kelangsungan hidup P. monodon
yang diinfeksi WSSV Manilal et al. 2009. Begitu pula halnya dalam penelitian ini, bahwa penggunaan k-karagenan yang diperkirakan memiliki kandungan
polisakarida sulfat ±17 selama empat minggu pemberian, telah mampu pula meningkatkan resistensi udang vaname yang diinfeksi dengan IMNV, terutama
pada pemberian k-karagenan 15 g kg-1 pakan yang memberikan kelangsungan hidup tertinggi 85±7.1 dan gejala klinis yang lebih baik dibandingkan tiga
perlakuan lainnya. Pengaruh frekuensi pemberian k-karagenan sebesar 15 g kg
-1
pakan pada udang vaname yang diinfeksi dengan IMNV menghasilkan kelangsungan hidup
yang lebih baik 80-90 dibandingkan udang vaname yang diberi pakan tanpa k-karagenan 57±5.8 setelah diinfeksi dengan IMNV pada 14 dpi. Frekuensi
pemberian 14 hari C14 pada minggu ke-1, 2, 4 dan 5 memberikan kelangsungan hidup terbaik 90±0.0 dibandingkan dua perlakuan lainnya C1 dan C7.
Pemberian k-karagenan setiap hari C1 selama lima minggu, tidak memberikan nilai kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan pemberian 7 hari C7 dan
14 hari C14. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian k-karagenan dengan frekuensi yang lebih sering menunjukkan hasil yang tidak lebih baik.
Sajeevan et al. 2009 menyatakan, pemberian secara terus-menerus setiap hari menyebabkan dosis yang diberikan melebihi dari dosis yang dibutuhkan sehingga
sistem imun justru menjadi menurun, sedangkan pada pemberian k-karagenan 7 hari C7, menunjukkan frekuensi pemberian yang belum optimal. Sementara
itu, gejala klinis pada perlakuan frekuensi pertama kali muncul pada 5 dpi, terlihat pada kelompok udang vaname yang tidak diberi k-karagenan, sedangkan
udang vaname yang diberi k-karagenan, gejala klinis baru nampak pada 10 dpi
sebanyak 3 dengan bobot skoring menengah. Rendahnya jumlah udang vaname yang menunjukkan gejala klinis, mungkin saja terjadi dikarenakan infeksi oleh
IMNV bisa saja tidak menunjukkan symptom bobot skoring ringan+ walaupun sebenarnya udang positif terinfeksi Costa 2009. Berdasarkan analisa PCR pada
perlakuan C7, C14 dan K+ menunjukkan hasil positif terinfeksi IMNV. Hasil PCR ini cukup mewakili kondisi perlakuan lainnya karena metode infeksi IMNV
yang digunakan adalah sama subbab 3.5. Hal tersebut menunjukan tingginya resistensi udang vaname yang diberi k-karagenan terhadap infeksi IMNV, karena
k-karagenan diketahui mengandung polisakarida sulfat yang dapat memodulasi sistem imun dan juga bersifat antiviral Wijesekara 2011.
Pemberian k-karagenan yang merupakan polisakarida selain mampu meningkatkan ketahanan tubuh udang dari serangan infeksi, juga memberikan
pengaruh yang baik bagi pertumbuhan udang. Pada penelitian ini, pemberian k-karagenan 15 g kg
-1
pakan memberikan pertumbuhan terbaik sebesar 12.1±0.11g dengan pertumbuhan relatif sebesar 86.15.
Demikian pula halnya pada frekuensi pemberian k-karagenan 14 hari C14 memberikan pertumbuhan
terbaik di akhir pemeliharaan sebesar 13.2±0.27 g dengan pertumbuhan relatif sebesar 88.57.
Vilela-silva et al. 2008 menyatakan polisakarida sulfat diketahui memiliki fungsi sebagai faktor pertumbuhan, faktor koagulasi dan
selectin binding partners dan juga berfungsi dalam fertilisasi. Telah dilaporkan pula, bahwa penggunaan karagenan sebagai binders pada pakan larva Channa
striatus memberikan
pertumbuhan dan
efisiensi pakan
yang baik
Nakagawa et al. 2007. Namun demikian, mekanisme kerja k-karagenan dalam meningkatkan pertumbuhan udang belum dapat diketahui secara pasti. Menurut
Lopez 2008, pemberian glukan mampu meningkatkan pertumbuhan udang, hal tersebut diduga karena glukan mampu dicerna dalam proses pencernaan dengan
adanya glukanase untuk menghasilkan energi sehingga memungkinkan lebih banyak protein yang digunakan untuk pertumbuhan. Sementara itu, Montgomery
1994 dalam disertasinya menyatakan udang Penaeus vannamei merupakan hewan omnivora yang mampu mencerna polisakarida pada dasar perairan dari
bakteri, cendawan dan alga laut sebagai sumber pakannya dengan baik. Pada penelitian ini, k-karagenan diberikan dalam jumlah yang kecil, hanya sekitar
0.5-1.5 kg
-1
pakan, namun mampu meningkatkan sistem imun udang vaname dan juga mampu memberikan pengaruh yang baik pula bagi pertumbuhannya.
V. KESIMPULAN
Pemberian Kappa-karagenan sebagai imunostimulan melalui pakan mampu meningkatkan respons imun, pertumbuhan dan resistensi udang vaname, Litopenaeus
vannamei terhadap penyakit infectious myonecrosis IMN. Pemberian k-karagenan dosis 15 g kg
-1
pakan menghasilkan respons imun tertinggi total hemosit 10.23-12.00 x 10
6
sel ml
-1
; aktifitas fagositik 20.00-34.67; aktifitas phenoloxidase 0.280-0.418, pertumbuhan bobot relatif 86.15, dan kelangsungan hidup 85 setelah diinfeksi
dengan IMNV. Pemberian k-karagenan selama 14 hari secara berulang dengan interval 7 hari menghasilkan pertumbuhan bobot relatif 88.57 dan kelangsungan
hidup 90 setelah diinfeksi dengan IMNV .
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R, Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Badan Penerbit Universitas Riau, UNRI Press. Pekan Baru, Riau. Indonesia. P: 96-98.
Anderson DP, Siwicki AK. 1993. Basic haemotology and serologi for fish health program. Paper Presented. In Second Symposium on Disease in Asian
Aquaculture ”Aquatic Animal Health and The Eviroment” Phuket, Thailand. 25-29
th
October 1993. Andrade TPD, Srisuvan T, Tang KFJ, Lightner DV. 2007. Real time reverse
transcription polymerase chain reaction assay using TaqMan probe for detection and quantification of infectious myonecrosis virus IMNV.
Aquaculture 264:9-15.
Andrade TPD, Redman RM, Lightner DV. 2008. Evaluation of the preservation of shrimp samples with Davidson’s AFA fixative for infectious myonecrosis
virus IMNV in situ hybridization. Aquaculture. 278:179-183. Anggadiredja J, Irawati S, Kusmiyati. 1996. Potensi dan manfaat rumput laut di
Indonesia dalam bidang farmasi. Prosiding Seminar Nasional Industri Rumput Laut Indonesia. Jakarta. Hal:1-10.
Angka SL. 2005. Kajian penyakit Motile Aeromonad Septicaemia MAS pada ikan lele dumbo Clarias sp: Patologi, pencegahan dan pengobatannya
dengan fitofarmaka. [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bansemir A, Blume M, Schroder S. and Lindequist U. 2006. Screening of cultivated seaweeds for antibacterial activity against fish pathogenic
bacteria. Aquaculture. Vol 252. P:79-84. Baratawidjaja KG. 2006. Immunologi Dasar. Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. UI press. Jakarta. Hal:6-7. Blaxhall PC, Daisley KW. 1973. Routine Haematological Methods for use with
fish blood. Journal Fish Biology 5:577-581. Cheng AC, Chen YY, Chen JC. 2008. Dietary administration of sodium alginate
and k-carrageenan enhances the innate immune response of Brown- Marbled grouper Epinephelus fuscoguttatus and its resistance against
Vibrio alginolyticus. Veterinary Immunology and Immunopathology. 121:206-215.
Cheng W, Liu CH, Yeh ST, Chen JC. 2004. The immune stimulatory effect sodium alginate on the white shrimp Litopenaeus vannamei and its
resistance against Vibrio alginolyticus. Fish Shellfish Immunology. 17:41-51.
Chotigeat W, Tongsupa S, Supamataya K, Phongdara A. 2004. Effect of fucoidan on disease resistance of Black Tiger shrimp. Aquaculture.
233: 23-30. Coelho MGL, et al. 2009. Susceptibility of the wild southern brown shrimp
Farfantepenaeus subtilis to infectious hypodermal and hematopoietic necrosis IHHN and infectious myonecrosis IMN. Aquaculture.
294:1-4.
Costa AM, Buglione CC, Bezerra FL, Martins PCC, Barraco M.A. 2009. Immune assessment of farm-reared Penaeus vannamei shrimp naturally
infected by IMNV in NE Brazil. Aquaculture. 291: 141-146. Costa LS, Fidelis GP, Cordeiro SL, Oliveira RM, Sabry DA, Camara RBG, et al.
2010. Biological activities of sulfated polysaccharides from tropical seaweeds. Biomedicine and Pharmacotherapy. 64. 21
–28. Couso N, Magarinos B, Obach A, Lamas J. 2003. Effect of oral administration
of glucans to pasteurellosis. Aquaculture. 219: 99-109. [DJPB] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2010. Produksi komoditas utama
tahun 2009.
http:www.perikananbudidaya.kkp.go.idindex.php?option=com_quan taview=chartchart_id=8Itemid=173
. [6 Juli 2011]. Felix S, Robins PH, Rajeev A. 2005. Immune enhancement in Indian White
shrimp by addition of seaweed. J. Indian Vet. 82:1327-1328. Fadilah BSN. 2010. Ketahanan benih udang vaname Litopenaeus vannamei SPF
specific pathogen free terhadap infeksi buatan TSV taura syndrome virus. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
[FTP UGM] Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada, Laboratorium Kimia-Biokimia Pangan. 2002. Kamus Istilah Pangan dan
Nutrisi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. [HTA] Health Technology Assessment. 2004. Pemberian Terapi Imunomodulator
Herbal. Indonesia : HTA. P:1-40. Huang X, Zhou H, Zhang H. 2006. The effect of Sargassum fusiforme
polysaccharide extracts on vibriosis resistance and immune activity of the shrimp, Fenneropenaeus chinensis. Fish shellfish Immunology.
20 : 750-757.
Ilham, Arnold JM. 2005. Optimasi variable proses pembuatan karaginan dari rumput laut Euchema cottonii dengan response surface methodology.
[Skripsi]. Semarang : Jurusan Tehnik Kimia. Fakultas Tehnik. Universitas Dipenogoro.
Jory DE. 1997. Necrotizing hepatopancreatitis and its management in shrimp ponds. Aquaculture Magazine. No 5. Vol 23.
Johansson MW, Soderhall K. 1989. Cellular immunity in crustaceans and the proPO system. Parasitology Today. 5: 171-176.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Target Produksi Perikanan Budidaya.
http:www.perikanan-budidaya.kkp.go.id . [23 Juni 2011].
Komariah, Pipih S, Alpis. 2007. Pembuatan kloro-karagenan dari rumput laut E. cottonii dengan penambahan KOH dan KCl. Prosiding. Konferensi Sains
Kelautan dan Perikanan Indonesia. Vol.1. Le Moullac G, Soyez C, Saulnier D, Ansquer D, Avarre JC and Levy P. 1998.
Effect of hypoxic stress on the immune response and the resistance to vibriosis of the shrimp Penaeus stylirostris. Fish Shellfish Immunol.
8:621-629.
Lightner DV, Pantoja CR, Poulos BT, Tang KFJ, Redman RM, Andrade TPD, Bonami JR. 2004. Infectious myonecrosis : new disease in Pacific White
shrimp. Global Aquaculture Advocate. 7, 85. Liu CH, Chen JC. 2004. Effect of ammonia on the immune respon of white
shrimp Litopenaeus vannamei and its susceptibility to Vibrio alginolyticus. Fish Shellfish Immunology. 16: 321-334.
Loker ES, Edema CM, Zhang SM, Kepler TB. 2004. Invertebrate immune systems
– not homogenous, not simple, not well understood. Immunological review. 198: 10-24.
Lopez N, Cuzon G, Gaxiola G, Taboada G, Valenzuela M, Pascual C, Sanches A. Rosas C. 2003. Physiological, nutritional and immunological role of
dietary –glucan and ascorbic acid 2-monophospate in Litopenaeus vannamei
juveniles. Aquaculture. 224: 223-243. Lorenzon S, De Guarrini S, Smith VJ, Ferrero EA. 1999. Effect of LPS on
circulating haemocytes in crustaceans invivo. Fish Shellfish Immunol. 9:31-50.
Manilal A, Sujith S, Seghal kiran G, Shakir C. 2009. In vivo antiviral activity of polysaccharide from the Indian Green alga Acrosiphonia orientalis J.
Agardh : Potential implication in shrimp disease management. World Journal of Fish and Marine Sciences 1. 4:278-282.
Martin GG, Graves LB. 1985. Structure and classification of shrimp haemocytes. J Morfology. 185:339-348.
Montgomery BJ. 1994. The digestion of microbial and detrital resources by an omnivorous shrimp, Penaeus vannamei Boone. [disertasi]. USA:
University of Hawaii. Nakagawa H, Sato M, Gatlin III DM. 2007. Dietary supplements for the health
and quality of cultured fish. CAB International. British. London. 160- 162.
Neushul M. 1990. Antiviral carbohydrates from marine red algae. Hydrobiologia. 204205: 99-104.
Newman DJ, Cragg GM, Snader KM. 2003. Natural products as source of new drugs over the period 1981-2002. J.Nat.Prod. 66: 1022-1037.
Ogata M, Matsui T, Kita T, Shigematsu A. 1999. Carrageenan primes leukocytes to enhance lipopolysaccharide-induced tumor necrosis factor alpha
production. Infect. Immun. 67:3284-3289. [OIE] Office International of Epizootics. 2009. Manual of diagnostics test for
aquatic animals : Infectious myonecrosis http:www.oie.intengnormes
fmanual 2.2.03 _IMN . pdf. [28 Nop 2010].
2007. OIE Aquatic animal disease cards : Infectious myonecrosis virus.
http:www.oie.intenginfohebdo AIS_02. Pdf. [25
Nop 2010]. Pinheiro ACAS, Lima APS, Souza ME, Neto ECL, Adriao M, Goncalves VSP,
Coimbra MRM. 2007. Epidemiological status of Taura Syndrome and infectious myonecrosis virus in Penaeus vannamei reared in Pernambuco
Brazil. Aquaculture. 262:17-22.
Poulos BT, Tang KF, Pantoja CR, Bonami JR, Lightner DV. 2006. Purification and characterization of infectious myonecrosis virus of penaeid shrimp. J.
Gen. Virol. 87:987-996. Ramu K, Zakaria S. 2000. Defence mechanism in crustacean. Infofish
International. 5:30-32. Reed LA, Siewicki TC, Shah JC. 2004. Pharmacokinetics of oxytetracycline in
the white shrimp, Litopenaeus setiferus. Aquaculture. 232:11-28. Rocha de Sauza MC, Marques CT, Dore CMG, da Silva FRF, Rocha HAO, Leite
EL. 2007. Antioxidant activities of sulfated polysaccharides from Brown and Red Seaweeds. J. Appl. Phycol. 19:153-160.
Rodriguez J, Le Moullac G. 2000. State of the art of immunological tools and health control of penaeid shrimp. Aquaculture. 191:109-119.
Rusaini, Owens L. 2010. Insight into the lymphoid organ of penaeid prawns: A review. Fish Shellfish Immunology. 29: 367-377.
Sahoo PK, Das A, Mohanty S, Mohanty BR, Pillai BR, Mohanty J. 2008. Short Communication: Dietary B-1,3-glucan improves the immunity and disease
resistance of freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii challenged with Aeromonas hydrophilla. Aquaculture Research. 39: 1574-1578.
Sajeevan TP, Philip R, Singh ISB. 2009. Dosefrequency: A critical factor in the administration of glucan as immunostimulant to Indian white shrimp
Fenneropenaeus indicus. Aquaculture. 287:248-252. Schmidt CJ, Chung LY, Andrews AM, Spyratou O, Turner TD. 1993.
Biocompatibility of wound management product: a study of the effects of various polysaccharides on murine L929 fibroblast proliferation and
macrophage respiratory burst. J. Pharm. Pharmacol. 45:508-513.
Senapin S, Phewsaiya K, Briggs M, Flegel TW. 2007. Outbreaks of infectious myonecrosis virus IMNV in Indonesia confirmed by genome sequencing
and use of an alternative RT-PCR detection method. Aquaculture. 266: 32
–38. Smith VJ, Janet HB, Hauton C. 2003. Immunostimulation in crustaceans : does it
really protect against infection. Fish Shellfish Immunology. 15:71-90. Soderhall K, Cerenius L. 1992. Crustacean Immunity. Annual Review of Fish
Disease. 2:3-23. Tang KFJ, Pantoja CR, Poulos BT, Redman RM, Lightner DV. 2005. In Situ
Hybridization demonstrates that Litopenaeus vannamei, L. stylirostris and Peneeus monodon are susceptible to experimental infection with infectious
with infectious myonecrosis virus IMNV. Dis. Aquat. Org. 63:261-265.
Tang J, Ochoa WF, Sinkovits RS, Poulos BT, Ghabrial SA, Lightner DV, Baker TS, Nibert ML. 2008. Infectious myonecrosis virus has a totivirus-like,
120-subunit capsid, but with fiber complexes at the fivefold axes. Proc. Natl. Acad. Sci. U S A. 10545: 17526
–17531. Taukhid, Nur’aini YL. 2008. Infectious Myonecrosis Virus IMNV in Pasific
White Shrimp Litopenaeus vannamei in Indonesia. SEAFDEC International Workshop on Emerging Fish Diseases in Asia.
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic Bacteria As Biological Control Agents In Aquaculture. Microbiolgical and
Molecular Biology Review, 64: 655-671. Vilela-silva AES, Horohashi N, Maurao PAS. 2008. The structure of sulfated
polysaccharides ensures a carbohydrate-based mechanism for spesies recognition during sea urchin fertilization. Int. J. Dev. Biol. 52:551-559.
Walker PJ, Winton JR. 2010. Review article: Emerging viral diseases of fish and shrimp. Veterinary Research. 41:51. P:1-24.
Wang FI, Chen JC. 2006. The immune respons of Tiger Shrimp Penaeus monodon and susceptibility to Photobacterium damsel subs. Damselae
under temperature stress. Aquaculture. 257: 34-41. Wijesekara I, Pangestuti R, Kim SK. 2011. Biological activities and potential
health benefits of sulfated polysaccharides derived from marine algae. Carbohydrate polymers. 84:14-21.
Yeh ST, Chen JC. 2008. Immunomodulation by carrageenans in the white shrimp Litopenaeus vannamei and its resistance against Vibrio
alginolyticus. Aquaculture. 276:22-28. . 2009. White shrimp Litopenaeus vannamei that received
the hot water extract of Gracilaria tenuistipitata showed earlier recovery in immunity after a Vibrio alginolyticus injection. Fish Shellfish
Immunology. 26:724-730.
Yudiana J. 2009. Penggunaan ekstrak Gracilaria verrucosa untuk meningkatkan sistem ketahanan udang vaname Litopenaeus vannamei. [Thesis]. Bogor :
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan total hemosit udang vaname
diberi k-karagenan dosis 0K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std dev Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0 K
3 4.7067 .21385 .12347
4.1754 5.2379
4.52 4.94
A 3 5.0533 .24028
.13872 4.4565
5.6502 4.82
5.30 B
3 4.9533 .21008 .12129
4.4315 5.4752
4.74 5.16
C 3 4.7133 .25325
.14621 4.0842
5.3424 4.52
5.00 Total 12 4.8567 .25166
.07265 4.6968
5.0166 4.52
5.30 Minggu 1 K
3 5.6000 .45826 .26458
4.4616 6.7384
5.10 6.00
A 3 8.4667 .25166
.14530 7.8415
9.0918 8.20
8.70 B
3 8.9333 .70946 .40961
7.1709 10.6957
8.30 9.70
C 3 10.2333 .23094
.13333 9.6596
10.8070 10.10
10.50 Total 12 8.3083 1.80980
.52244 7.1584
9.4582 5.10
10.50 Minggu 2 K
3 5.4667 .15275 .08819
5.0872 5.8461
5.30 5.60
A 3 9.5667 .35119
.20276 8.6943
10.4391 9.20
9.90 B
3 9.8667 .05774 .03333
9.7232 10.0101
9.80 9.90
C 3 11.3333 .40415
.23333 10.3294
12.3373 10.90
11.70 Total 12 9.0583 2.28810
.66052 7.6045
10.5121 5.30
11.70 Minggu 3 K
3 6.9667 .45092 .26034
5.8465 8.0868
6.50 7.40
A 3 7.1000 .43589
.25166 6.0172
8.1828 6.60
7.40 B
3 9.0000 .72111 .41633
7.2087 10.7913
8.40 9.80
C 3 12.0000 .72111
.41633 10.2087
13.7913 11.40
12.80 Total 12 8.7667 2.18355
.63034 7.3793
10.1540 6.50
12.80 Minggu 4 K
3 6.6667 .15275 .08819
6.2872 7.0461
6.50 6.80
A 3 6.5000 .20000
.11547 6.0032
6.9968 6.30
6.70 B
3 8.2000 .20000 .11547
7.7032 8.6968
8.00 8.40
C 3 10.3333 .15275
.08819 9.9539
10.7128 10.20
10.50 Total 12 7.9250 1.61590
.46647 6.8983
8.9517 6.30
10.50
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .103
3 8
.956 Minggu 1
1.711 3
8 .242
Minggu 2 2.019
3 8
.190 Minggu 3
.669 3
8 .595
Minggu 4 .054
3 8
.982
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups .273
3 .091
1.720 .240
Within Groups .423
8 .053
Total .697
11 Minggu 1
Between Groups 34.369
3 11.456
55.212 .000
Within Groups 1.660
8 .207
Total 36.029
11 Minggu 2
Between Groups 56.963
3 18.988
242.394 .000
Within Groups .627
8 .078
Total 57.589
11 Minggu 3
Between Groups 49.580
3 16.527
46.121 .000
Within Groups 2.867
8 .358
Total 52.447
11 Minggu 4
Between Groups 28.469
3 9.490
299.675 .000
Within Groups .253
8 .032
Total 28.723
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Perlakuan N
α = 0.05
Perlakuan N
α = 0.05
1 1
2 3
K 3
4.707 K
3 5.6
C 3
4.713 A
3 8.4667
B 3
4.953 B
3 8.9333
A 3
5.053 C
3 10.2333
Sig. 0.121
Sig. 1
0.245 1
Minggu 2 Minggu 3
Perlakuan N
α = 0.05
Perlakuan N
α = 0.05
1 2
3 1
2 3
K 3
5.467 K
3 6.967
A 3
9.567 A
3 7.100
B 3
9.867 B
3 9.000
C 3
11.333 C
3 12.000
Sig. 1.000
0.226 1.000
Sig. 0.792
1.000 1.000
Minggu 4
Perlakuan N
α = 0.05
1 2
3 A
3 6.500
K 3
6.667 B
3 8.200
C 3
10.333 Sig.
0.284 1.000
1.000
Lampiran 2. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan persentase sel hialin udang vaname diberi k-karagenan 0K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std dev Std. Error
95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Minggu 0 K 3 44.900
.8000 .4619
42.913 46.887
44.1 45.7
A 3 42.667 2.3094
1.3333 36.930
48.404 40.0
44.0 B
3 43.667 1.1547 .6667
40.798 46.535
43.0 45.0
C 3 45.333 1.1547
.6667 42.465
48.202 44.0
46.0 Total
12 44.142 1.6643 .4804
43.084 45.199
40.0 46.0
Minggu 1 K 3 49.000 2.6458
1.5275 42.428
55.572 47.0
52.0 A
3 49.667 1.5275 .8819
45.872 53.461
48.0 51.0
B 3 49.333 2.0817
1.2019 44.162
54.504 47.0
51.0 C
3 50.000 1.0000 .5774
47.516 52.484
49.0 51.0
Total 12 49.500 1.6787
.4846 48.433
50.567 47.0
52.0 Minggu 2 K
3 49.000 .0000
.0000 49.000
49.000 49.0
49.0 A
3 51.333 1.5275 .8819
47.539 55.128
50.0 53.0
B 3 51.333 3.2146
1.8559 43.348
59.319 49.0
55.0 C
3 53.667 2.5166 1.4530
47.415 59.918
51.0 56.0
Total 12 51.333 2.5346
.7317 49.723
52.944 49.0
56.0 Minggu 3 K
3 50.333 .5774
.3333 48.899
51.768 50.0
51.0 A
3 51.667 .5774
.3333 50.232
53.101 51.0
52.0 B
3 53.667 .5774
.3333 52.232
55.101 53.0
54.0 C
3 55.667 .5774
.3333 54.232
57.101 55.0
56.0 Total
12 52.833 2.1672 .6256
51.456 54.210
50.0 56.0
Minggu 4 K 3 51.333
.5774 .3333
49.899 52.768
51.0 52.0
A 3 52.000 1.7321
1.0000 47.697
56.303 50.0
53.0 B
3 53.333 .5774
.3333 51.899
54.768 53.0
54.0 C
3 54.333 2.0817 1.2019
49.162 59.504
52.0 56.0
Total 12 52.750 1.7123
.4943 51.662
53.838 50.0
56.0
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 3.068
3 8
.091 Minggu 1
1.569 3
8 .271
Minggu 2 3.785
3 8
.059 Minggu 3
.000 3
8 1.000
Minggu 4 3.689
3 8
.062
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 13.189
3 4.396
2.035 .188
Within Groups 17.280
8 2.160
Total 30.469
11 Minggu 1
Between Groups 1.667
3 .556
.152 .926
Within Groups 29.333
8 3.667
Total 31.000
11 Minggu 2
Between Groups 32.667
3 10.889
2.292 .155
Within Groups 38.000
8 4.750
Total 70.667
11 Minggu 3
Between Groups 49.000
3 16.333
49.000 .000
Within Groups 2.667
8 .333
Total 51.667
11 Minggu 4
Between Groups 16.250
3 5.417
2.708 .116
Within Groups 16.000
8 2.000
Total 32.250
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
A 3
42.667 K
3 49.000
B 3
43.667 B
3 49.333
K 3
44.900 A
3 49.667
C 3
45.333 C
3 50.000
Sig. 0.070
Sig. 0.562
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
49.000 K
3 50.333
A 3
51.333 51.333
A 3
51.66 7
B 3
51.333 51.333
B 3
53.66 7
C 3
53.667 C
3 55.667
Sig. 0.244
0.244 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 K
3 51.333
A 3
52.000 52.000
B 3
53.333 53.333
C 3
54.333 Sig.
0.135 0.089
Lampiran 3. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan persentase sel granular udang vaname diberi k-karagenan 0 K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std. Dev Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0 K
3 19.100 1.8028
1.0408 14.622
23.578 17.1
20.6 A
3 20.357 1.6905
.9760 16.157
24.556 18.8
22.1 B
3 20.977 1.0111
.5837 18.465
23.488 19.8
21.7 C
3 19.013 1.4059
.8117 15.521
22.506 17.4
19.8 Total 12 19.862
1.5544 .4487
18.874 20.849
17.1 22.1
Minggu 1 K 3 18.783
.3213 .1855
17.985 19.581
18.5 19.1
A 3 18.753
.3037 .1753
17.999 19.508
18.5 19.1
B 3 18.173
.4539 .2621
17.046 19.301
17.8 18.7
C 3 18.297
.5152 .2975
17.017 19.576
17.8 18.8
Total 12 18.502 .4484
.1294 18.217
18.787 17.8
19.1 Minggu 2 K
3 19.037 .1747
.1009 18.603
19.471 18.9
19.2 A
3 17.710 1.3173
.7605 14.438
20.982 16.2
18.5 B
3 18.243 .7736
.4467 16.321
20.165 17.4
18.7 C
3 17.240 1.8169
1.0490 12.726
21.754 15.3
18.9 Total 12 18.058
1.2313 .3555
17.275 18.840
15.3 19.2
Minggu 3 K 3 16.500
.9007 .5200
14.263 18.737
15.5 17.0
A 3 16.430
.6929 .4000
14.709 18.151
15.6 16.8
B 3 16.783
.8280 .4781
14.726 18.840
15.8 17.4
C 3 14.797
.6285 .3629
13.235 16.358
14.3 15.5
Total 12 16.128 1.0461
.3020 15.463
16.792 14.3
17.4 Minggu 4 K
3 16.127 .3208
.1852 15.330
16.924 15.8
16.5 A
3 16.520 .7508
.4335 14.655
18.385 15.8
17.3 B
3 16.393 .0929
.0536 16.163
16.624 16.3
16.5 C
3 14.600 .1300
.0751 14.277
14.923 14.5
14.8 Total 12 15.910
.8786 .2536
15.352 16.468
14.5 17.3
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 8.364
3 2.788
1.225 .362
Within Groups 18.213
8 2.277
Total 26.577
11 Minggu 1
Between Groups .877
3 .292
1.754 .233
Within Groups 1.334
8 .167
Total 2.211
11 Minggu 2
Between Groups 5.347
3 1.782
1.258 .352
Within Groups 11.331
8 1.416
Total 16.678
11 Minggu 3
Between Groups 7.294
3 2.431
4.100 .049
Within Groups 4.744
8 .593
Total 12.038
11 Minggu 4
Between Groups 7.106
3 2.369
13.689 .002
Within Groups 1.384
8 .173
Total 8.491
11
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .398
3 8
.758 Minggu 1
.320 3
8 .811
Minggu 2 3.244
3 8
.081 Minggu 3
.395 3
8 .760
Minggu 4 2.446
3 8
.139
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
C 3
19.0130 B
3 18.1730
K 3
19.1000 C
3 18.2970
A 3
20.3570 A
3 18.7530
B 3
20.9770 K
3 18.7830
Sig. 0.1720
Sig. 0.1240
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 C
3 17.2400
C 3
14.7970 A
3 17.7100
A 3
16.4300 B
3 18.2430
K 3
16.5000 K
3 19.0370
B 3
16.7830 Sig.
0.1210 Sig.
1.0000 0.6040
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 C
3 14.6000
K 3
16.1270 B
3 16.3930
A 3
16.5200 Sig.
1.0000 0.2990
Lampiran 4. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan persentase sel semi-granular udang vaname diberi k-karagenan 0K, 5A, 10B dan
15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std dev Std. Error 95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound Minggu 0 K
3 36.0000 1.27671 .73711
32.8285 39.1715
34.60 37.10
A 3 36.8667 2.90230
1.67564 29.6570
44.0764 33.70
39.40 B
3 35.6000 1.55242 .89629
31.7436 39.4564
34.00 37.10
C 3 35.6667 1.04083
.60093 33.0811
38.2522 34.50
36.50 Total 1 36.0333 1.65548
.47790 34.9815
37.0852 33.70
39.40 Minggu 1 K
3 32.0467 3.01109 1.73845
24.5667 39.5266
28.57 33.82
A 3 32.6600 .64645
.37323 31.0541
34.2659 32.04
33.33 B
3 33.4067 2.11604 1.22170
28.1501 38.6632
31.33 35.56
C 3 32.8700 .73082
.42194 31.0545
34.6855 32.26
33.68 Total 1 32.7458 1.70127
.49111 31.6649
33.8268 28.57
35.56 Minggu 2 K
3 32.2000 .65574 .37859
30.5710 33.8290
31.60 32.90
A 3 30.9333 2.21886
1.28106 25.4214
36.4453 28.90
33.30 B
3 30.7667 1.95021 1.12596
25.9221 35.6113
28.80 32.70
C 3 29.7767 1.57469
.90914 25.8649
33.6884 28.00
31.00 Total 1 30.9192 1.71041
.49375 29.8324
32.0059 28.00
33.30 Minggu 3 K
3 32.9667 1.05040 .60645
30.3573 35.5760
31.90 34.00
A 3 30.2333 .40415
.23333 29.2294
31.2373 29.80
30.60 B
3 29.3667 .57735 .33333
27.9324 30.8009
28.70 29.70
C 3 29.5667 .40415
.23333 28.5627
30.5706 29.20
30.00 Total 1 30.5333 1.60812
.46423 29.5116
31.5551 28.70
34.00 Minggu 4 K
3 33.9467 1.24917 .72121
30.8435 37.0498
32.82 35.29
A 3 31.1533 .40673
.23483 30.1429
32.1637 30.77
31.58 B
3 30.8300 .25534 .14742
30.1957 31.4643
30.61 31.11
C 3 31.1167 1.49564
.86351 27.4013
34.8320 29.91
32.79 Total 1 31.7617 1.57656
.45511 30.7600
32.7634 29.91
35.29
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 1.490
3 8
.289 Minggu 1
3.536 3
8 .068
Minggu 2 .935
3 8
.467 Minggu 3
1.039 3
8 .426
Minggu 4 3.170
3 8
.085
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 3.053
3 1.018
.301 .824
Within Groups 27.093
8 3.387
Total 30.147
11 Minggu 1
Between Groups 2.845
3 .948
.262 .851
Within Groups 28.993
8 3.624
Total 31.837
11 Minggu 2
Between Groups 8.908
3 2.969
1.021 .433
Within Groups 23.273
8 2.909
Total 32.180
11 Minggu 3
Between Groups 24.920
3 8.307
18.843 .001
Within Groups 3.527
8 .441
Total 28.447
11 Minggu 4
Between Groups 19.285
3 6.428
6.384 .016
Within Groups 8.056
8 1.007
Total 27.341
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
B 3
35.6000 K
3 32.0467
C 3
35.6667 A
3 32.6600
K 3
36.0000 C
3 32.8700
A 3
36.8667 B
3 33.4067
Sig. 0.4490
Sig. 0.4330
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 C
3 29.7767
B 3
29.3667 B
3 30.7667
C 3
29.5667 A
3 30.9333
A 3
30.2333 K
3 32.2000
K 3
32.9667 Sig.
0.1410 Sig.
0.1640 1.0000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 B
3 30.8300
C 3
31.1167 A
3 31.1533
K 3
33.9467 Sig.
0.7150 1.0000
Lampiran 5. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan aktifitas fagositik udang vaname diberi k-karagenan 0K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound Minggu
K 3 18.3333
.57735 .33333
16.8991 19.7676
18.00 19.00
A 3 19.3333
1.15470 .66667
16.4649 22.2018
18.00 20.00
B 3 19.0000
1.00000 .57735
16.5159 21.4841
18.00 20.00
C 3 18.6667
.57735 .33333
17.2324 20.1009
18.00 19.00
Total 12 18.8333 .83485
.24100 18.3029
19.3638 18.00
20.00 Minggu
1 K
3 20.3333 .57735
.33333 18.8991
21.7676 20.00
21.00 A
3 20.6667 .57735
.33333 19.2324
22.1009 20.00
21.00 B
3 20.6667 1.52753
.88192 16.8721
24.4612 19.00
22.00 C
3 20.0000 1.00000
.57735 17.5159
22.4841 19.00
21.00 Total 12 20.4167
.90034 .25990
19.8446 20.9887
19.00 22.00
Minggu 2
K 3 21.6667
.57735 .33333
20.2324 23.1009
21.00 22.00
A 3 23.0000
.00000 .00000
23.0000 23.0000
23.00 23.00
B 3 23.3333
1.52753 .88192
19.5388 27.1279
22.00 25.00
C 3 25.0000
1.00000 .57735
22.5159 27.4841
24.00 26.00
Total 12 23.2500 1.48477
.42862 22.3066
24.1934 21.00
26.00 Minggu
3 K
3 22.6667 .57735
.33333 21.2324
24.1009 22.00
23.00 A
3 24.3333 .57735
.33333 22.8991
25.7676 24.00
25.00 B
3 26.6667 1.52753
.88192 22.8721
30.4612 25.00
28.00 C
3 30.3333 1.52753
.88192 26.5388
34.1279 29.00
32.00 Total 12 26.0000
3.16228 .91287
23.9908 28.0092
22.00 32.00
Minggu 4
K 3 23.3333
1.52753 .88192
19.5388 27.1279
22.00 25.00
A 3 25.0000
1.00000 .57735
22.5159 27.4841
24.00 26.00
B 3 28.6667
.57735 .33333
27.2324 30.1009
28.00 29.00
C 3 34.6667
.57735 .33333
33.2324 36.1009
34.00 35.00
Total 12 27.9167 4.62126 1.33404
24.9805 30.8529
22.00 35.00
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .978
3 8
.450 Minggu 1
1.333 3
8 .330
Minggu 2 3.014
3 8
.094 Minggu 3
1.714 3
8 .241
Minggu 4 1.333
3 8
.330
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups 1.667
3 .556
.741 .557
Within Groups 6.000
8 .750
Total 7.667
11 Minggu 1
Between Groups .917
3 .306
.306 .821
Within Groups 8.000
8 1.000
Total 8.917
11 Minggu 2
Between Groups 16.917
3 5.639
6.152 .018
Within Groups 7.333
8 .917
Total 24.250
11 Minggu 3
Between Groups 99.333
3 33.111
24.833 .000
Within Groups 10.667
8 1.333
Total 110.000
11 Minggu 4
Between Groups 226.917
3 75.639
75.639 .000
Within Groups 8.000
8 1.000
Total 234.917
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
K 3
18.3333 C
3 20.0000
C 3
18.6667 K
3 20.3333
B 3
19.0000 A
3 20.6667
A 3
19.3333 B
3 20.6667
Sig. 0.2200
Sig. 0.4630
Minggu 2 Minggu 3
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 K
3 21.6667
K 3
22.6667 A
3 23.0000
A 3
24.3333 B
3 23.3333
23.3333 B
3 26.6667
C 3
25.0000 C
3 30.3333
Sig. 0.0750
0.0660 Sig.
0.1150 1.0000
1.0000
Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
K 3
23.3333 A
3 25.0000
B 3
28.6667 C
3 34.6667
Sig. 0.0760
1.0000 1.0000
Lampiran 6. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan aktifitas phenoloxidase udang vaname diberi k-karagenan 0K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound Minggu 0 K
3 .15567 .093308 .053871
-.07612 .38746
.048 .213
A 3 .14267
.092045 .053142 -.08599
.37132 .038
.211 B
3 .16567 .065056 .037560
.00406 .32728
.094 .221
C 3 .15100
.102211 .059011 -.10291
.40491 .033
.212 Total 12 .15375
.076601 .022113 .10508
.20242 .033
.221 Minggu 1 K
3 .17600 .048508 .028006
.05550 .29650
.127 .224
A 3 .23200
.005292 .003055 .21886
.24514 .226
.236 B
3 .26200 .030790 .017776
.18551 .33849
.236 .296
C 3 .27967
.038083 .021987 .18506
.37427 .246
.321 Total 12 .23742
.050570 .014598 .20529
.26955 .127
.321 Minggu 2 K
3 .20600 .050478 .029143
.08061 .33139
.160 .260
A 3 .34667
.054857 .031672 .21039
.48294 .314
.410 B
3 .40433 .043890 .025340
.29530 .51336
.378 .455
C 3 .41100
.101843 .058799 .15801
.66399 .329
.525 Total 12 .34200
.103223 .029798 .27642
.40758 .160
.525 Minggu 3 K
3 .22233 .031644 .018270
.14373 .30094
.195 .257
A 3 .34333
.121624 .070219 .04120
.64546 .247
.480 B
3 .45067 .066161 .038198
.28631 .61502
.402 .526
C 3 .51067
.096935 .055965 .26987
.75147 .403
.591 Total 12 .38175
.136152 .039304 .29524
.46826 .195
.591 Minggu 4 K
3 .17833 .052700 .030427
.04742 .30925
.135 .237
A 3 .33033
.110002 .063509 .05707
.60359 .220
.440 B
3 .34267 .101864 .058811
.08962 .59571
.227 .419
C 3 .41800
.046487 .026839 .30252
.53348 .378
.469 Total 12 .31733
.115060 .033215 .24423
.39044 .135
.469
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 0 .521
3 8
.680 Minggu 1
1.506 3
8 .285
Minggu 2 1.621
3 8
.260 Minggu 3
2.132 3
8 .174
Minggu 4 .959
3 8
.457
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 0
Between Groups .001
3 .000
.035 .991
Within Groups .064
8 .008
Total .065
11 Minggu 1
Between Groups .019
3 .006
5.181 .028
Within Groups .010
8 .001
Total .028
11 Minggu 2
Between Groups .081
3 .027
6.085 .018
Within Groups .036
8 .004
Total .117
11 Minggu 3
Between Groups .145
3 .048
6.529 .015
Within Groups .059
8 .007
Total .204
11 Minggu 4
Between Groups .091
3 .030
4.416 .041
Within Groups .055
8 .007
Total .146
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 0
Minggu 1
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 A
3 0.14267
K 3
0.176 C
3 0.151
A 3
0.232 0.232
K 3
0.15567 B
3 0.262
B 3
0.16567 C
3 0.27967
Sig. 0.773
Sig. 0.083
0.144
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
K 3
0.22233 K
3 0.17833
A 3
0.34333 0.34333
A 3
0.33033 0.33033
B 3
0.45067 B
3 0.34267
C 3
0.51067 C
3 0.418
Sig. 0.123
0.051 Sig.
0.055 0.249
Lampiran 7. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan kelangsungan hidup udang vaname diberi k-karagenan 0K, 5A, 10B dan 15C g kg
-1
pakan setelah diinfeksi IMNV pada 6-12 dpi
Descriptives
N Mean
Std. Dev Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum dpi
Bound Upper
Bound 6 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 B
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
C 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 K+
2 95.0000
7.07107 5.00000
31.4690 158.5310
90.00 100.00
Total 10
99.0000 3.16228
1.00000 96.7378
101.2622 90.00
100.00 7 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 B
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
C 2
100.0000 .00000
.00000 100.0000
100.0000 100.00
100.00 K+
2 80.0000
14.14214 10.00000
-47.0620 207.0620
70.00 90.00
Total 10
96.0000 9.66092
3.05505 89.0890
102.9110 70.00
100.00 8 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
80.0000 .00000
.00000 80.0000
80.0000 80.00
80.00 B
2 85.0000
7.07107 5.00000
21.4690 148.5310
80.00 90.00
C 2
90.0000 .00000
.00000 90.0000
90.0000 90.00
90.00 K+
2 50.0000
14.14214 10.00000
-77.0620 177.0620
40.00 60.00
Total 10
81.0000 18.52926
5.85947 67.7450
94.2550 40.00
100.00 9 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
65.0000 21.21320
15.00000 -125.5931
255.5931 50.00
80.00 B
2 75.0000
7.07107 5.00000
11.4690 138.5310
70.00 80.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 40.0000
14.14214 10.00000
-87.0620 167.0620
30.00 50.00
Total 10
73.0000 23.11805
7.31057 56.4623
89.5377 30.00
100.00 10 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
55.0000 7.07107
5.00000 -8.5310
118.5310 50.00
60.00 B
2 55.0000
7.07107 5.00000
-8.5310 118.5310
50.00 60.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 25.0000
21.21320 15.00000
-165.5931 215.5931
10.00 40.00
Total 10
64.0000 28.75181
9.09212 43.4322
84.5678 10.00
100.00 11 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
40.0000 .00000
.00000 40.0000
40.0000 40.00
40.00 B
2 45.0000
7.07107 5.00000
-18.5310 108.5310
40.00 50.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 15.0000
7.07107 5.00000
-48.5310 78.5310
10.00 20.00
Total 10
57.0000 33.01515
10.44031 33.3824
80.6176 10.00
100.00 12 K
2 100.0000
.00000 .00000
100.0000 100.0000
100.00 100.00
A 2
25.0000 7.07107
5.00000 -38.5310
88.5310 20.00
30.00 B
2 45.0000
7.07107 5.00000
-18.5310 108.5310
40.00 50.00
C 2
85.0000 7.07107
5.00000 21.4690
148.5310 80.00
90.00 K+
2 15.0000
7.07107 5.00000
-48.5310 78.5310
10.00 20.00
Total 10
54.0000 35.33962
11.17537 28.7196
79.2804 10.00
100.00
ANOVA
dpi Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
6 Between Groups
40.000 4
10.000 1.000
.486 Within Groups
50.000 5
10.000 Total
90.000 9
7 Between Groups
640.000 4
160.000 4.000
.080 Within Groups
200.000 5
40.000 Total
840.000 9
8 Between Groups
2840.000 4
710.000 14.200
.006 Within Groups
250.000 5
50.000 Total
3090.000 9
9 Between Groups
4060.000 4
1015.000 6.767
.030 Within Groups
750.000 5
150.000 Total
4810.000 9
10 Between Groups
6840.000 4
1710.000 14.250
.006 Within Groups
600.000 5
120.000 Total
7440.000 9
11 Between Groups
9660.000 4
2415.000 80.500
.000 Within Groups
150.000 5
30.000 Total
9810.000 9
12 Between Groups
11040.000 4
2760.000 69.000
.000 Within Groups
200.000 5
40.000 Total
11240.000 9
Uji Lanjut Duncan 6
dpi 7
dpi
Dosis N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
1 2
K+ 2
95 K+
2 80
K 2
100 K
2 100
A 2
100 A
2 100
B 2
100 B
2 100
C 2
100 C
2 100
Sig. 0.187
Sig. 1
1
8 dpi
9 dpi
Dosis N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
1 2
3 K+
2 50
K+ 2
40 A
2 80
A 2
65 65
B 2
85 85
B 2
75 75
C 2
90 90
C 2
85 85
K 2
100 K
2 100
Sig. 1
0.227 0.094
Sig. 0.097
0.1 7
0.104
10 dpi
11 dpi
Dosis N Subset for alpha = 0.05
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
1 2
3 4
K+ 2
25 K+
2 15 A
2 55
A 2
40 B
2 55
B 2
45 C
2 85
C 2
85 K
2 100
K 2
100 Sig.
1 1
0.229 Sig.
1 0.403 1
1
12 dpi
Dosis N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 K+
2 15
A 2
25 B
2 45
C 2
85 K
2 100
Sig. 0.175
1 0.064
Lampiran 8. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan kelangsungan hidup udang vaname tidak diberi k-karagenan K- dan K+, diberi k-karagenan
setiap hari C1, tujuh hari C7 dan 14 hari C14 setelah diinfeksi IMNV pada 8-14dpi
Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum dpi
Lower Bound Upper Bound 8dpi K
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C7
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C14
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 K+
3 66.67
5.774 3.333
52.32 81.01
60 70
Total 15 93.33
13.973 3.608
85.60 101.07
60 100
9dpi K 3 100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 C7
3 90.00
.000 .000
90.00 90.00
90 90
C14 3 100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
K+ 3
60.00 .000
.000 60.00
60.00 60
60 Total 15
88.67 15.523
4.008 80.07
97.26 60
100 10dpi K
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3 90.00
10.000 5.774
65.16 114.84
80 100
C7 3
86.67 5.774
3.333 72.32
101.01 80
90 C14
3 96.67
5.774 3.333
82.32 111.01
90 100
K+ 3
56.67 5.774
3.333 42.32
71.01 50
60 Total 15
86.00 16.818
4.342 76.69
95.31 50
100 11dpi K
3 100.00 .000
.000 100.00
100.00 100
100 C1
3 83.33
5.774 3.333
68.99 97.68
80 90
C7 3
80.00 .000
.000 80.00
80.00 80
80 C14
3 96.67
5.774 3.333
82.32 111.01
90 100
K+ 3
56.67 5.774
3.333 42.32
71.01 50
60 Total 15
83.33 16.330
4.216 74.29
92.38 50
100
12dpi K 3 100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total 15 82.67
15.796 4.079
73.92 91.41
50 100
13dpi K 3 100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
93.33 5.774
3.333 78.99
107.68 90
100 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total 15 82.67
15.796 4.079
73.92 91.41
50 100
14dpi K 3 100.00
.000 .000
100.00 100.00
100 100
C1 3
83.33 5.774
3.333 68.99
97.68 80
90 C7
3 80.00
.000 .000
80.00 80.00
80 80
C14 3
90.00 .000
.000 90.00
90.00 90
90 K+
3 56.67
5.774 3.333
42.32 71.01
50 60
Total 15 82.00
15.213 3.928
73.58 90.42
50 100
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
8dpi 16.000
4 10
.000 9dpi
16.000 4
10 .000
10dpi 2.000
4 10
.171 11dpi
8.000 4
10 .004
12dpi 8.000
4 10
.004 13dpi
8.000 4
10 .004
14dpi 12.000
4 10
.001
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. 8dpi
Between Groups 2666.667
4 666.667
100.000 .000
Within Groups 66.667
10 6.667
Total 2733.333
14 9dpi
Between Groups 3306.667
4 826.667
124.000 .000
Within Groups 66.667
10 6.667
Total 3373.333
14 PI 10
Between Groups 3560.000
4 890.000
22.250 .000
Within Groups 400.000
10 40.000
Total 3960.000
14 PI 11
Between Groups 3533.333
4 883.333
44.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3733.333
14 PI 12
Between Groups 3293.333
4 823.333
41.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3493.333
14 PI 13
Between Groups 3293.333
4 823.333
41.167 .000
Within Groups 200.000
10 20.000
Total 3493.333
14 PI 14
Between Groups 3106.667
4 776.667
58.250 .000
Within Groups 133.333
10 13.333
Total 3240.000
14
Uji Lanjut Duncan 8
dpi 9
dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 K+
3 66.670
K+ 3
60.000 K
3 100.000
C7 3
90.000 C1
3 100.000
C1 3
93.330 C7
3 100.000
K 3
100.000 C14
3 100.000
C14 3
100.000 Sig.
1.000 1.000
Sig. 1.000
0.145 1.000
10 dpi
11 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 3
K+ 3
56.670 K+
3 56.67
B 3
86.670 B
3 80.000
A 3
90.000 90.000
A 3
83.330 C
3 96.670
96.670 C
3 96.670
K 3
100.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.094 0.094
Sig. 1.000
0.383 0.383
12 dpi
13 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 3
K+ 3
56.670 K+
3 56.67
B 3
80.000 B
3 80.000
A 3
83.330 A
3 83.330
C 3
93.330 C
3 93.330
K 3
100.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.383 0.098
Sig. 1.000
0.383 0.098
14 dpi
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
4 K+
3 56.670
B 3
80.000 A
3 83.330
C 3
90.000 K
3 100.000
Sig. 1.000
0.290 1.000
1.000
Lampiran 9. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan pertumbuhan bobot udang vaname diberi k-karagenan dosis 0K, 5A, 10B dan
15C g kg
-1
pakan selama empat minggu pengamatan
Descriptives
N Mean Std.
Dev Std.
Error 95 Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound Minggu 1 K
3 6.4000 .28355 .16371 5.6956
7.1044 6.08
6.62 A
3 6.2900 .04583 .02646 6.1762
6.4038 6.24
6.33 B
3 6.7267 .14189 .08192 6.3742
7.0791 6.60
6.88 C
3 6.4600 .39345 .22716 5.4826
7.4374 6.10
6.88 Total 12 6.4692 .27381 .07904
6.2952 6.6431
6.08 6.88
Minggu 2 K 3 7.4633 .20744 .11977
6.9480 7.9787
7.24 7.65
A 3 7.5533 .10066 .05812
7.3033 7.8034
7.46 7.66
B 3 7.8100 .13454 .07767
7.4758 8.1442
7.70 7.96
C 3 7.7633 .09074 .05239
7.5379 7.9887
7.68 7.86
Total 12 7.6475 .19231 .05552 7.5253
7.7697 7.24
7.96 Minggu 3 K
3 8.3300 .07937 .04583 8.1328
8.5272 8.27
8.42 A
3 8.3467 .07638 .04410 8.1569
8.5364 8.28
8.43 B
3 9.8033 .15948 .09207 9.4072
10.1995 9.67
9.98 C
3 9.8533 .05033 .02906 9.7283
9.9784 9.80
9.90 Total 12 9.0833 .78304 .22604
8.5858 9.5809
8.27 9.98
Minggu 4 K 3 9.2667 .15144 .08743
8.8905 9.6429
9.16 9.44
A 3 9.7733 .04509 .02603
9.6613 9.8853
9.73 9.82
B 3 11.9200 .07211 .04163
11.7409 12.0991
11.86 12.00
C 3 12.1200 .11000 .06351
11.8467 12.3933
12.01 12.23
Total 12 10.7700 1.32389 .38217 9.9288
11.6112 9.16
12.23
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 1 2.700
3 8
.116 Minggu 2
1.016 3
8 .435
Minggu 3 2.035
3 8
.188 Minggu 4
1.829 3
8 .220
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 1 Between
Groups .310
3 .103
1.605 .263
Within Groups .515
8 .064
Total .825
11 Minggu 2 Between
Groups .248
3 .083
4.156 .048
Within Groups .159
8 .020
Total .407
11 Minggu 3 Between
Groups 6.664
3 2.221
221.595 .000
Within Groups .080
8 .010
Total 6.745
11 Minggu 4 Between
Groups 19.195
3 6.398
605.523 .000
Within Groups .085
8 .011
Total 19.280
11
Uji Lanjut Duncan Minggu 1
Minggu 2
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 1
2 A
3 6.290
K 3
7.463 K
3 6.400
A 3
7.553 7.553
C 3
6.460 C
3 7.763
B 3
6.727 B
3 7.810
Sig. 0.083
Sig. 0.457
0.065
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
8.330 K
3 9.267
A 3
8.347 A
3 9.773
B 3
9.803 B
3 11.920
C 3
9.853 C
3 12.120
Sig. 0.844
0.558 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Lampiran 10. Analisis ragam serta uji lanjut Duncan pertumbuhan bobot udang vaname tidak diberi k-karagenan K, diberi k-karagenan setiap
hari C1, tujuh hari C7 dan 14 hari C14 selama lima minggu pengamatan
Descriptives
N Mean
Std. Dev
Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Minggu 1 K 3 5.5567 .37166 .21458
4.6334 6.4799
5.25 5.97
C1 3 6.6600 .41073 .23714
5.6397 7.6803
6.20 6.99
C7 3 6.8633 .12503 .07219
6.5527 7.1739
6.72 6.95
C14 3 7.0133 .17243 .09955
6.5850 7.4417
6.86 7.20
Total 12 6.5233 .64884 .18730
6.1111 6.9356
5.25 7.20
Minggu 2 K 3 6.8900 .34044 .19655
6.0443 7.7357
6.56 7.24
C1 3 8.1300 .16703 .09644
7.7151 8.5449
7.95 8.28
C7 3 8.9167 .42712 .24660
7.8556 9.9777
8.59 9.40
C14 3 9.6267 .25423 .14678
8.9951 10.2582
9.35 9.85
Total 12 8.3908 1.09356 .31568
7.6960 9.0857
6.56 9.85
Minggu 3 K 3 8.3100 .19000 .10970
7.8380 8.7820
8.15 8.52
C1 3 9.4133 .31070 .17938
8.6415 10.1852
9.16 9.76
C7 3 9.8800 .24556 .14177
9.2700 10.4900
9.67 10.15
C14 3 9.9433 .26577 .15344
9.2831 10.6035
9.78 10.25
Total 12 9.3867 .71774 .20719
8.9306 9.8427
8.15 10.25
Minggu 4 K 3 9.7267 .35726 .20626
8.8392 10.6141
9.45 10.13
C1 3 11.1800 .23896 .13796
10.5864 11.7736
10.92 11.39
C7 3 11.2033 .28501 .16455
10.4953 11.9113
10.92 11.49
C14 3 11.7033 .59349 .34265
10.2290 13.1777
11.02 12.09
Total 12 10.9533 .84098 .24277
10.4190 11.4877
9.45 12.09
Minggu 5 K 3 10.7200 .19975 .11533
10.2238 11.2162
10.55 10.94
C1 3 12.3467 .33247 .19195
11.5208 13.1726
12.04 12.70
C7 3 12.6933 .32517 .18774
11.8856 13.5011
12.34 12.98
C14 3 13.2400 .27221 .15716
12.5638 13.9162
12.99 13.53
Total 12 12.2500 1.01090 .29182
11.6077 12.8923
10.55 13.53
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
Minggu 1 2.235
3 8
.162 Minggu 2
1.078 3
8 .412
Minggu 3 .420
3 8
.743 Minggu 4
2.028 3
8 .189
Minggu 5 .285
3 8
.835
ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Minggu 1
Between Groups 3.926
3 1.309 14.865
.001 Within Groups
.704 8
.088 Total
4.631 11
Minggu 2 Between Groups
12.373 3
4.124 42.207 .000
Within Groups .782
8 .098
Total 13.155
11 Minggu 3
Between Groups 5.140
3 1.713 26.000
.000 Within Groups
.527 8
.066 Total
5.667 11
Minggu 4 Between Groups
6.543 3
2.181 14.113 .001
Within Groups 1.236
8 .155
Total 7.780
11 Minggu 5
Between Groups 10.581
3 3.527 42.716
.000 Within Groups
.661 8
.083 Total
11.241 11
Uji Lanjut Duncan Minggu 1
Minggu 2
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 2
3 4
K 3
5.557 K
3 6.890
C1 3
6.660 C1
3 8.130
C7 3
6.863 C7
3 8.917
C14 3
7.013 C14
3 9.627
Sig. 1.000
0.199 Sig.
1.000 1.000
1.000 1.000
Minggu 3 Minggu 4
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 Dosis
N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 1
2 K
3 8.310
K 3
9.727 C1
3 9.413
C1 3
11.180 C7
3 9.880
9.880 C7
3 11.203
C14 3
9.943 C14
3 11.703
Sig. 1.000
0.057 0.770
Sig. 1.000
0.156
Minggu 5
Dosis N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
K 3
10.720 C1
3 12.347
C7 3
12.693 C14
3 13.240
Sig. 1.000
0.178 1.000
Lampiran 11. Hasil analisa PCR
Keterangan :
Keterangan 1. Primer IMNV OIE
2. Sampel positif pada 139 bp
Regards, Analyst
Dita Rustianti, S.St.Pi NIP . 19830831 200604 2 001
Kolom Isi
Hasil
1. Marka DNA 100 bp
- 2.
Kontrol Positif Positif
3. Kontrol Negatif
Negatif 4.
C14 Positif
5. C1
nd
6. C7
Positif
7. K+
Positif
8 K-
Negatif
Lampiran 12. Kualitas Kappa-Karagenan CERTIFICATE OF ANALYSIS
Product: carrageenan powder Quantity: -
Date of analysis : 3.3.11 HS No : 13.02.39.1000
Product Mesh size
Water Gel Strength
KCl Gel strength Semirefine kappa
carrageenan 80
200 gcm2 500 gcm2
pH 8-9
8-9
Other parameters
Loss on drying 105
o
to constant weight 12
pH 1 in 100 suspension 60-70
o
C 8-9
Viscosity 1.5, at 75
o
C Microbiological criteria 10
-1
dilution by adding a 50-g sample to 450 ml of Butterfield’s phosphate-buffered dilution water
and homogenising the mixture in a high-speed blender Total aerobic plate count
5000 cfugram Salmonella spp
negatif E. coli
negatif Arsenic atomic absorption hydride technique using a 3 gram
sample 0.002
Lead 0.5
Cadmium 0.2
Mercury 0.04
Test conditions : Water gel strength : 1.5 gel at 25
o
C room temperature Potassium gel strength : 1.0 gel in 0.2 KCL solution at 25
o
C room temperature
Sincerely yours, Linawati Hardjito, PhD
ABSTRACT
DIAN FEBRIANI. Kappa-Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis IMN Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei.
Under direction of SUKENDA and SRI NURYATI
The modulation on nonspesific immune response, growth and disease resistance of Litopenaeus vannamei against IMNV was aimed on this studied.
Briefly, the experiment had comprised two stages. The first stage studied dose of k-carrageenan administration at rate 5, 10, and 15 g kg
-1
feed for 4 weeks rearing, while the later studied about frequency of administration of the best outcoming
dose including daily, 7 days interval, and 14 days interval administration for 5 weeks rearing. Both of stages had positive and negative control, and done in
complete randomized design where the performance based on dynamic of immunity and shrimp growth were measured during rearing, while survival rate,
clinical signs and histophatology were observed after challenged. Shrimp were fed three times a day at feeding rate of 4-5 of body weight day
-1
. Challenge test was performed by mean feeding the shrimp with IMNV via oral route at rate 10 of
body weight during 3 consecutive days, than observed for 14 days. The results showed that shrimp which administered with k-carrageenan at rate of 15 g kg
-1
feed had best performance than other aplications . The shrimp’s hemocyte count,
phagocytic activity, phenoloxidase activity, and relative growth were 12±0,72 x 10
6
cell ml
-1
; 34,67±0,58; 0,511±0,10 and 86.15 respectively. After challenged, the survival rate was 85±7.07. Moreover, in the next stage work,
aplication in 14 days interval gave 88.57 in relative growth and 93±5,8 in survival rate, higher than other aplications. They were confirmed by visual gross
sign and histopathology that appeared as well as PCR test. Then, it was concluded that, the administration of k-carrageenan at rate 15 g kg
-1
and present in 14 days interval had better immunostimulatory effect to enhance nonspesific immune
response and elevate disease resistance of whiteleg shrimp juveniles against IMNV.
Keywords: kappa-carrageenan, immunostimulant, IMNV, IMN disease control,
Litopenaeus vannamei
RINGKASAN
DIAN FEBRIANI. Kappa-Karagenan sebagai Imunostimulan untuk Pengendalian Penyakit Infectious Myonecrosis IMN pada Udang Vaname Litopenaeus
vannamei. Dibimbing oleh SUKENDA dan SRI NURYATI.
Penyakit IMN Infectious Myonecrosis yang menyerang udang vaname Litopenaeus vannamei di Indonesia telah mengakibatkan kerugian yang cukup
besar. Tingkat kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini bisa mencapai 70. Penggunaan vaksin dan kemoterapi diketahui tidak efektif untuk pengendalian
penyakit ini. Alternatif pengendalian penyakit yang dapat digunakan adalah dengan pemberian imunostimulan. Kappa-karagenan merupakan salah satu bahan
yang berasal dari rumput laut, yang dapat digunakan sebagai imunostimulan. Kappa-karagenan diketahui memiliki senyawa bioaktif polisakarida sulfat yang
dapat memodulasi sistem imun dan sebagai antiviral. Penelitian ini bertujuan menguji pemberian kappa-karagenan dengan dosis dan frekuensi pemberian yang
tepat dalam meningkatkan respons imun dan resistensi terhadap serangan IMNV infectious myonecrosis virus.
Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yang berlangsung dari Juni 2011 sampai Februari 2012, di Laboratorium Kesehatan Ikan Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis PCR polymerase chain reaction dilaksanakan di Balai Uji Standarisasi
Kesehatan Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Udang vaname yang digunakan adalah benih SPF specific pathogen free yang berasal dari
hatchery PT Central Pertiwibahari, Lampung yang berukuran 2,9±0,1 g ekor
-1
. Udang dipelihara dalam kondisi terkontrol dan diberi pakan tiga kali sehari
dengan FR feeding rate sebesar 4-5 dari bobot biomassa hari
-1
. Sebagai langkah biosecurity maka air, wadah dan peralatan pemeliharaan didesinfeksi.
Kappa-karagenan yang digunakan merupakan hasil ekstraksi rumput laut Kappaphycus alvarezii dari laboratorium Bioteknologi THP, yang dicampurkan
ke pakan komersial udang dengan cara di coating. Infeksi IMNV pada udang vaname diberikan secara oral dengan FR 10 selama tiga hari, menggunakan
bagian otot udang yang telah terinfeksi IMNV dengan tanda-tanda gejala klinis bagian abdomen dari arah ekor berwarna merah pada ruas terakhir.
Penelitian tahap satu adalah menentukan dosis pemberian k-karagenan
terbaik yang terdiri dari tiga perlakuan dan kontrol kontrol positif dan kontrol negatif. Udang yang digunakan berukuran 4.9±0.32 g. Pemberian perlakuan
berlangsung selama empat minggu dan dilanjutkan dengan menginfeksikan IMNV pada udang uji. Perlakuan yang diberikan berupa dosis pemberian k-karagenan
sebesar K: 0, A: 5, B: 10 dan C: 15 g kg
-1
pakan udang. Pengamatan yang dilakukan meliputi respons imun, pertumbuhan relatif dan resistensi udang
vaname setelah diinfeksi dengan IMNV. Penelitian tahap dua adalah menentukan frekuensi pemberian k-karagenan
dengan menggunakan dosis terbaik C: 15 g kg
-1
pakan yang didapatkan pada penelitian tahap satu. Penelitian tahap dua ini terdiri dari K: pemberian pakan
tanpa k-karagenan, C1: Pemberian k-karagenan setiap hari, C7 : Pemberian k-karagenan selama tujuh hari dengan interval pemberian 7 hari, pada minggu
ke-1,3 dan 5, dan C14 : Pemberian k-karagenan selama 14 hari dengan interval pemberian 7 hari pada minggu ke-1 dan 4. Udang yang digunakan berukuran
4.9±0.32 g. Pemberian perlakuan berlangsung selama lima minggu dan selanjutnya udang vaname diinfeksi dengan IMNV. Pengamatan yang dilakukan
meliputi pertumbuhan relatif dan resistensi udang setelah diinfeksi dengan IMNV.
Respons imun dan pertumbuhan relatif diamati setiap minggu saat pemberian perlakuan, sebelum udang vaname diinfeksi dengan IMNV. Respons
imun yang diamati dalam penelitian ini, meliputi total hemosit, diferensiasi hemosit, aktifitas fagositik dan phenoloxidase. Resistensi udang vaname diamati
setelah diinfeksi dengan IMNV yang meliputi kelangsungan hidup, pemeriksaan gejala klinis, histopatologi dan konfirmasi keberadaan IMNV dengan PCR.
Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap RAL dengan 3 ulangan pada masing-masing perlakuan. Perbedaan setiap perlakuan pada
parameter imun, kelangsungan hidup dan pertumbuhan relatif udang vaname di analisis keragamannya menggunakan ANOVA. Bila terdapat perbedaan antar
perlakuan, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan. Data pengamatan gejala klinis, histopatologi dan konfirmasi PCR di analisis secara deskriptif.
Pemberian k-karagenan melalui pakan pada udang vaname dalam penelitian ini, dapat meningkatkan parameter imun yang tercermin dari
meningkatnya jumlah total hemosit, perbedaan pengaruh pada diferensiasi hemosit, aktifitas fagositik dan phenoloxidase selama waktu pengamatan. Seluruh
parameter imun yang diamati menunjukkan hasil yang berbeda secara nyata antara perlakuan dengan kontrol P0.05. Pemberian k-karagenan dosis 15 g kg
-1
pakan C memperlihatkan nilai total hemosit, aktifitas fagositosis dan phenoloxidase
tertinggi dengan nilai berturut-turut sebesar 12.00±0.72 x 10
6
sel ml
-1
, 34.67±0.58 dan 0.511±0.10. Udang vaname yang telah diinfeksi dengan IMNV
menunjukkan hasil kelangsungan hidup yang berbeda nyata antara perlakuan dengan kontrol P0.05. Kelangsungan hidup tertinggi terjadi pada pemberian
k-karagenan dosis 15 g kg
-1
pakan C dan frekuensi pemberian selama 14 hari dengan interval pemberian 7 hari C14, dengan nilai masing-masing sebesar
85±7.07 dan 90±0.0. Demikian pula halnya dengan gejala klinis terendah, terjadi pada pemberian tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan histopatologi,
udang vaname yang diinfeksi dengan IMNV menunjukkan abnormalitas pada jaringan
otot dan
hepatopankreasnya. Konfirmasi
keberadaan IMNV
menggunakan PCR menunjukkan beberapa sampel positif terinfeksi IMNV dan pada udang yang tidak diinfeksi IMNV menunjukkan hasil PCR yang negatif.
Pemberian k-karagenan memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan relatif udang vaname. Pertumbuhan relatif tertinggi terjadi pada dosis 15 g kg
-1
yaitu 86.15 dan pada frekuensi pemberian selama 14 hari dengan interval 7 hari sebesar 88.57.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kappa-karagenan mampu meningkatkan sistem ketahanan tubuh udang vaname terlihat dari meningkatnya
total hemosit, aktifitas fagositik, phenoloxidase dan juga pertumbuhan serta tingginya resistensi setelah diinfeksi dengan IMNV. Pemberian k-karagenan
15 g kg
-1
pakan dan frekuensi pemberian selama 14 hari dengan interval pemberian 7 hari memberikan sistem ketahanan, pertumbuhan dan resistensi
udang vaname yang paling baik.
Tanda titik dibaca sebagai desimal
I. PENDAHULUAN