Produk Dari Hasil Pemeriksaan

datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan. 2. Pemeriksaan Lapangan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan, dan dapat diperpanjang menjadi 2 dua bulan yang dihitung sejak tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib pajak, sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.

H. Produk Dari Hasil Pemeriksaan

Sebagaimana telah diuraikan bahwa produk pemeriksaan pajak banyak tergantung dari temuan sampai dimana kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilaksanakan oleh Wajib Pajak. Hal ini disebabkan karena sistem perpajakan menganut sistem self asessment maka Wajib Pajak dipercaya untuk melakukan perhitungan sendiri besarnya pajak terutang kewajihan perpajakan material, membayar atau menyetorkan sendiri dan melaporkan sebagai pertangung jawaban kewajiban pajak formal dari tindakan menghitung dan menyetor sendiri sebagai bentik kepercayaan yang diberikan Undang-undang sebagimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 1 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagai berikut: :”Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang ketentuan peraturan Perundang-Undangan Perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya Surat Ketentuan Pajak”. Produk dari hasil pemeriksaan tersebut menyebabkan timbulnya produk hukum yang menerbitkan : 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetepan Pajak Kurang Bayar Tambahan 2. Surat Ketetapan Pajak Nihil 3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar 38 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA sistem self assesment adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan pajak tertutang oleh seseorang berada pada kedua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan Fiskus. Sebelum sistem berjalan, di Indonesia beralaku sistem official assesment namun tidak berjalan dengan efesien dan menimbulkan kecenderungan masyarakat Wajib Pajak kurang bertanggung jawab, dan sering terjadi perlawanan pajak dengan cara menghindar dari kewajiban perpajakanya. Dengan menyadari kelemahan-kelemahan yang ditimbulkab oleh sistem-sistem tersebut, maka kita sekarang menggunakan sistem self assessment. Dalam hal ini, fungsi Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembinaan, pelayanan, pengadministrasian, dan pengawasan. Dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, maka Diektorat Jenderal Pajak berwewengan melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Selain itu, fiskus berkewajiban pula melaksanakan penegakan hukum dalam perpajakan tax law enforcemnet dalam rangka upaya untuk memelihara agar proses dan pelaksanaan self asses,ent sytem dapat berjalan efektif dan tetap berada pada jalurnya. salah satunya melalui pemeriksaan pajak merupakan instrumen untuk menentukan tingkat kepatuhan formal dan material dan tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam rangka Perpajakan tax compliance. Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar Wajib Pajak tetap berada pada kentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

A. Penyebab-Penyebab Dilakukan Tindakan Pemeriksaan Pajak