E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih
jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik- praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan
misi tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Visi : menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. 2.
Misi : menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-
undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
26
BAB III GAMBARAN DATA PRATIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM
A. Pengertian Pajak
Sebagai perbandingan, berikut ini disajikan defenisi dari beberapa sarjana Suandy, 2005: 8. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunnya Dasar-
Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan adalah sebagai berikut, “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam bukunya De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden, 1949: “Belastingen zijn aan de Overheid volgens algemene, door
haar vastgestelde normen verschuldigde afdwingbareprestties, waar geen tegenprestatie tegenover staat en uitsluitend dienen tot dekking van publieke
uitgaven.” Yang artinya adalah: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum,
tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.”Resmi,2008:1
Sedangkan defenisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajaningrat yaitu suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang di tetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum Resmi,2008:1
Dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya. 2.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukannya terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai investasi publik.
B. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak