Pusat Pengisahan Sastra Kitab Gaya Bahasa Sastra Kitab

xxxii atau omniscient author. Dalam hal ini pengarang mengetahui segala sesuatu yang ada dalam sajiannya. Metode orang ketiga dibagi menjadi dua macam. Pertama, metode orang ketiga bersifat romantik-ironik yaitu metode penceritaan yang memperbesar atau menonjolkan pengarang. Kedua, metode orang ketiga bersifat objektif. Dalam hal ini pengarang bersembunya dibalik tokoh-tokohnya Siti Chamamah Soeratno, 1992:172-173. Dalam sastra kitab, peneliti naskah seolah berperan sebagai guru yang memberikan pelajaran kepada pembaca. Ia juga memberikan komentar dan ajaran yang seolah wajib diyakini oleh pembacanya.

3. Pusat Pengisahan Sastra Kitab

Gaya penyajian adalah cara seorang pengarang menuliskan suatu gagasan agar dapat difahami oleh pembacanya . Gaya pengisahan dalam sastra kitab dimulai dengan pembukaan. Pendahuluan dimulai dengan satu rangkaian pembuka karangan yang berupa basmallah, hamdallah, serta salawat untuk Nabi Muhammad SAW., untuk keluarganya dan para sahabatnya, yang dipakai secara berturut-turut. Lalu kata wa ba’du merupakan ungkapan tetap untuk menyudahi bacaan pembukaan kemudian motivasi penelitian kitab tersebut dan judul atau nama kitab. Semua ditulis dalam bahasa Arab dan diikuti terjemahan yang dilakukan kalimat per kalimat secara intensif. Isi menguraikan pokok permasalahan yang dibahas dan sebagai penutup digunakan kata “tamat” yang berarti selesai atau sempurna Siti Chamamah Soeratno, 1982: 156-157. xxxiii Pengarang menyebutkan nama pengarang dan judul buku sebelum mencantumkan kutipan dari buku tersebut. Pada bagaian penutup pengarang kembali menggunakan gaya interlinier.

4. Gaya Bahasa Sastra Kitab

Gaya bahasa adalah kekhususan seseorang dalam menggunakan bahasa pada karya karya sastra. Gaya bahasa yang digunakan dalam sastra kitab adalah bahasa ilmiah. Ciri-ciri bahasa ilmiah adalah objektif, denotatif, dan rasional. Walaupun disebut sastra, diksi dan kalimat dalam sastra kitab tidak ambigu seperti sastra pada umumnya. Dalam sastra kitab terbentuk ragam bahasa yang mendapat pengaruh dari Arab. Ragam bahasa tersebut meliputi pemilihan bahasa maupun kalimat. Gaya bahasa menurut Jakob Soemardjo adalah “cara mengungkap bahasa agar daya ungkap atau sekaligus kedua-duanya bertambah” 1991:117. Gaya bahasa dalam sastra kitab memiliki gaya bahasa yang khusus. Siti Chamamah Soeratno berpendapat bahwa “sastra kitab sebagai ragam sastra Islam mempunyai gaya bahasa yang khusus” 1982:211. Istilah- istilah yang digunakan khusus dari lingkungan agama Islam yang berupa istilah-istilah Arab. Kosakatanya pun banyak memungut kata-kata Arab. Pemungutan istilah dan kosakata Arab tersebut pada umumnya sesuai dengan pokok isi uraian sastra kitab. Gaya bahasa dalam sastra kitab meliputi kosa kata, sintaksis, ungkapan, dan sarana retorik. Karena membahas masalah agama Islam., gaya bahasa dalam sastra kitab banyak dipengaruhi gaya bahasa Arab. xxxiv

J. Resepsi