Struktur Penyajian Sastra Kitab Gaya Pengisahan Sastra Kitab

xxx A. Teeuw 1984: 36 berpendapat bahwa karya sastra memerlukan metode analisis sesuai dengan sifat dan strukturnya. Adapun yang dimaksud struktur di sini adalah struktur narasi. Struktur narasi sastra kitab adalah struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur Siti Chamamah Soeratno, 1982: 152. “Adapun struktur narasi sastra kitab pada umumnya terdiri dari tiga bagian 1 pendahuluan; 2 isi; dan 3 penutup” Siti Chamamah Soeratno, 1982: 209. Pendahuluan dimulai dengan satu rangkaian pembuka karangan yang berupa basmalah, hamdalah, serta salawat untuk Nabi Muhammad SAW untuk keluarganya dan para sahabatnya, yang dipakai secara berturut-turut. Lalu kata wa ba’du merupakan ungkapan tetap untuk menyudahi bacaan pembukaan kemudian motivasi penelitian kitab tersebut dan judul atau nama kitab. Semua ditulis dalam bahasa Arab dan diikuti terjemahan yang dilakukan kalimat per kalimat secara intensif. Isi menguraikan pokok permasalahan yang dibahas dan sebagai penutup digunakan kata “tamat” yang berarti selesai atau sempurna Siti Chamamah Soeratno, 1982: 156-157.

1. Struktur Penyajian Sastra Kitab

Struktur penyajian sastra kitab pada umumnya menunjukkan struktur yang tetap, yaitu terdiri dari; pendahuluan, isi, dan penutup. Pada umumnya, struktur penyajian adalah alur lurus, yaitu masalah-masalah disajikan dan diuraikan secara berurutan, sesuai dengan tingkat-tingkat kepentingannya dan sesuai dengan urutan kronologinya. xxxi Struktur penyajian dalam sastra kitab memiliki bentuk yang khusus. Secara garis besar struktur penyajian sastra kitab terbagi atas tiga bagian, yaitu: a. Pendahuluan Pendahuluan dalam sastra kitab diawali dengan bacaan Basmalah, kemudian bacaan hamdalah, puji-pujian kepada Allah SWT, salawat Nabi, doa kepada seluruh sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW, motifasi penelitian dan judul. b. Isi Isi berupa uraian tentang masalah yang menjadi topik dalam tulisan tersebut. Dalam pembahasan dicantumkan ayat-ayat Al-Quran dan hadis untuk memperkuat isi naskah. c. Penutup Pada bagian penutup berisi doa kepada Allah SWT, selawat nabi, doa kepada para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW, dan diakhiri dengan kata tamat atau kata penutup sejenis seperti Wa l-lãhu a’lam.

2. Gaya Pengisahan Sastra Kitab

Pusat penyajian adalah posisi seorang pengarang dalam menyampaikan cerita ataupun ajarannya. Pusat penyajian dalam sastra kitab ada dua macam. Pertama adalah pesat penyajian orang pertama atau ich-erzahlung. Pendapat dituturkan sendiri oleh pengarang. Pengarang menggunakan kata ganti aku, saya kami, kita, dan semacamnya. Kedua menggunakan metode orang ketiga xxxii atau omniscient author. Dalam hal ini pengarang mengetahui segala sesuatu yang ada dalam sajiannya. Metode orang ketiga dibagi menjadi dua macam. Pertama, metode orang ketiga bersifat romantik-ironik yaitu metode penceritaan yang memperbesar atau menonjolkan pengarang. Kedua, metode orang ketiga bersifat objektif. Dalam hal ini pengarang bersembunya dibalik tokoh-tokohnya Siti Chamamah Soeratno, 1992:172-173. Dalam sastra kitab, peneliti naskah seolah berperan sebagai guru yang memberikan pelajaran kepada pembaca. Ia juga memberikan komentar dan ajaran yang seolah wajib diyakini oleh pembacanya.

3. Pusat Pengisahan Sastra Kitab