BAB II PEMBAHASAN
A. Kebidanan midwifery Sebagai Profesi
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta
dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan: termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
http:www.bidanindonesia.orgindex.asp?part=2011020012lang=id------di akses pada tanggal 11 September 2013
B. Sejarah Perkembangan Profesi Bidan
Tidak ada sejarah yang mencatat kapan dimulainya pertolongan persalinan di lakukan oleh bidan. Dahulu kala, keluarga primitive yang belum membentuk
kelompok masyarakat, para ibu umumnya melahirkan tanpa bantuan orang lain. Waktu itu, peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang biasa atau
merupakan tugas rutin seorang ibu.
3
Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan kesulitan dalam persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa ibu maupun bagi jiwa bayi yang
dilahirkan. Keadaan demikian mendorong keluarga atau ibu meminta pertolongan kepada orang lain yang di anggap mampu. Orang tersebut pada umumnya adalah
seorang wanita setengah baya yang di namakan dukun bersalin atau dukun paraji. Dukun penolong persalinan tersebut pada saat ini masih di temukan di desa-
desa.peran dukun di desa, di dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan pertolongan persalinan cukup besar. Jumlah persalinan yang di tolong oleh dukun
lebih banyak bila di bandingkan dengan pertolongan persalinan yang di lakukan oleh bidan dan dokter. Dukun penolong bersalin sangat dekat dengan masyarakat
desa karena ahli dalam melaksanakan dan terhadapa bayi yang di lahirkan, yang sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.
Kehadiran bidan di Indonesia di mulai sejak zaman penjajahan Belanda. Pada waktu itu para dokter membutuhkan wanita yang mampu menolong ibu bersalin.
Wanita Indonesia di latih di rumah sakit untuk berfungsi sebagai bidan. Tugas utama bidan pada mulanya adalah memberikan pertolongan bagi ibu yangn
melahirkan dan bayi yang di lahirkan. Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa fisiologi dan alami. Kehamilan ibu
dan bayi di dalam persalinan terbanyak sebagai akibat infeksi dan kelainan patologis. Pelayanan kebidanan pada awalnya adalah mempersiapkan ibu hamil
agar dapat melahirkan secara alamiah, membantu ibu dalam masa persalinan, dan merawat bayi yang di lahirkan. Untuk melaksanakan pelayanan kebidanan yang
mendasar ini bidan memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi kehamilan serta persalinan, pelayanan yang aspetik, dan pengetahuan tentang tanda-tanda
patologis yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Bidan di Indonesia berhimpun di dalam wadah organisasi profesi disebut
Ikatan Bidan Indonesia IBI. Organisasi ini didirikan pada tahun 1951.
4
Banyaknya kasus-kasus resiko tinggi yang tidak dapat ditangani terutama di daerah yang jauh dari factor kesehatan, mendorong pemberian kewenangan bagi
bidan untuk melaksanakan tindakan terhadap kasus-kasus patologis terbatas. Misalnya, bidan diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan manual
plasenta, forsep kepala letak rendah, pemberian infuse, dan pengobatan sederhana. Bidan sebagai praktisi mandiri, diizinkan membuka praktek pribadi sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan. Perkembangan kesehatan masyarakat memperluas ruang lingkup pelayanan
kebidanan dan fungsi bidan. Kebijaksaan pemerintah di dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada masyarakat memperluas pelayanan
kebidanan yang diarahkan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Diperkenalkannya pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di BKIA
Kesehatan Ibu dan Anak sekitar tahun 1950 meningkatkan peranan bidan sebagai tenaga kesehatan yang melayani masyarakat khusus kelompok ibu dan anak.
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak KIA ini dikembangkan di puskesmas sekitar tahun 1960 yang merupakan sentra pelayanan kesehatan di dalam wilayah
tertentu kecamatan. Perkembangan puskesmas ditingkatkan dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dimulai sekitar tahun 1970.
Sekitar tahiun 1974 keluarga berencana dikembangkan secara nasional. Bidan berperan penting di dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan demikian
pelayanan kebidanan tidak hanya mencakup kesehatan ibu dan anak tetapi juga keluarga berencana.
Pada tahun 1990, perkembangan kesehatan KIA mengarah kepada keselamatan keluarga yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, isteri, anak
dan anggota keluarga lain yang seatap. Peran wanita ibu di dalam pengembangan kesehatan keluarga sangat besar.
Kebijaksaan dalam pembnagunan memberikan peluang kepada peningkatan peran
5
serta kaum wanita. Pelayanan kebidanan yang dilaksanakan oleh bidan berkatan dengan peningkatan peran wanita dalam mewujudkan kesehatan keluarga.
Perwujudan kesehatan keluarga dalam bentuk norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera akan menjadi persyaratan mutlak untuk menciptakan masyarakat
yang sejahtera dan produktif. Konsekuensi semakin besarnya pelayanan yang diberikan oleh bidan itu, maka bidan dituntut agar dapat memberikan pelayanan
secara professional. Pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan produktif. Kondisi sehat dan produktif tersebut
merupakan factor yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas tersebut merupakan persyaratan dalam upaya peningkatan perkembangan ekonomi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan
kebijaksaan pembangunan jangka panjang ke II masih berorientasi pada perkembangan ekonomi dengan memperhatikan perkembangan social. Pelayanan
kebidanan sebagai bagian pelayanan kesehatan masyarakat mendukung perkembangan khususnya peningkatan kesehatan ibu, anak dan KB.
C. Perkembangan Pendidikan Bidan