Minyak Nyamplung PENGUJIAN KINERJA

Gambar 25. Grafik prestasi motor diesel berbahan bakar solar kombinasi Jika dibandingkan maka akan terlihat perbedaan pada grafik dimana hasil pada penggunaan dynamometer tipe rem cakeram ini tidak didapat data daya setelah daya maksimum dibandingkan dengan penggunaan dynamometer tipe water brake yang mendapatkan data daya maupun torsi setelah didapat daya atau torsi maksimum dikarenakan pada pengereman maksimum motor yang diuji tidak mati perlahan melainkan langsung mati.

5.3.2. Minyak Nyamplung

Penghitungan kinerja motor diesel dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan grafik pengujian engine dengan bahan bakar minyak nyamplung dapat dilihat pada grafik. Dari Gambar 26 pengujian kinerja mesin diesel dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung dapat dilihat daya maksimum yang dihasilkan adalah 4,56 kW dan didapat pada saat torsi sebesar 31,2 N.m pada tingkat kecepatan RPM sebesar 1397. Seperti pada grafik kinerja bahan bakar solar dapat dilihat torsi naik mengikuti turunnya RPM karena pengereman. Torsi maksimum yang didapat adalah 34,35 Nm pada saat RPM 1211 setelah itu masin langsung berhenti atau mati. 1 2 3 4 5 6 7 10 20 30 40 50 60 70 80 90 500 1000 1500 2000 2500 D A Y A k W T O R S I N .m RPM ENGINE TORSI N.m DAYA kW Gambar 26. Grafik prestasi motor diesel berbahan bakar minyak nyamplung netralis uji 1 Pada pengukuran kedua didapatkan daya maksimum sebesar 4,77 kW pada saat RPM sebesar 1327. Torsi maksimum yang didapat pada pengujian dua ini adalah 34,35 Nm pada saat RPM 1327. Seperti pada pengujian pertama mesin mati setelah mencapai titikmaksimumnya. Setelah melewati titik ini mesin mati dan pengukuran berhenti. Gambar 27. Grafik prestasi motor diesel berbahan bakar minyak nyamplung uji 2 Dari pengukuran ketiga didapatkan daya maksimum sebesar 5,05 kW pada saat RPM sebesar 1287. Pada pengukuran kali ini daya maksimum dicapai saat torsi berada pada titik maksimum yaitu 37,5 N.m. Torsi berhenti atau tidak dapat di baca lagi setelah mencapai titik maksimumnya. 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 30 35 40 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 D A Y A k W T O R S I N .m RPM ENGINE TORSI Nm DAYA kW 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 30 35 40 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 D A Y A k W T O R S I N .m RPM ENGINE TORSI Nm DAYA kW Gambar 28. Grafik prestasi motor diesel berbahan bakar minyak nyamplung uji 3 Dari ketiga pengujian dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung pada mesin diesel, data-data pengujian dirangkum. Data disajikan pada satu grafik untuk melihat kinerja mesin diesel saat menggunakan bahan bakar minyak nyamplung. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar. Gambar 29. Grafik prestasi motor diesel berbahan bakar minyak nyamplung gabungan Grafik kombinasi ketiga pengujian menunjukkan daya maksimum sebesar 5,05 kW yang dapat dihasilkan oleh motor diesel dengan menggunakan minyak nyamplung. Daya maksimum didapatkan pada saat engine berada pada tingkat kecepatan 1287 RPM dan torsi sebesar 37,5 N.m. Dari pengujian kinerja mesin dengan menggunakan bahan bakar solar dan minyak nyamplung dapat dibuat sebuat tabel perbandingan. Dari tabel ini kita dapat melihat bahwa 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 30 35 40 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 D A Y A kW T O R S I N .m RPM ENGINE TORSI Nm DAYA kW 1 2 3 4 5 6 5 10 15 20 25 30 35 40 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 D A Y A k W T O R S I N .m RPM ENGINE TORSI Nm DAYA kW torsi dan daya maksimum yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak nyamplung pada engine ternyata tidak berbeda jauh dari penggunaan bahan bakar solar. Penurunan daya maksimum yang terjadi adalah 19,4. Sedangkan torsi maksimum turun sebesar 17. Rata-rata konsumsi bahan bakar nyamplung pada tiga kali pengulangan adalah 0,02 ccs.kW. data ini didapat pada saat memulai pengujian dan diakhiri pada saat mesin berhenti. Tabel 3. Perbedaan daya poros mesin berbahan bakar solar dan minyak nyamplung Solar Minyak nyamplung Torsi maksimum N.m 43,8 37,5 Daya maksimum kW 6,01 5,05 RPM saat daya maks. 1310 1287 Konsumsi bahan bakar ccs.kW 0,05 0,02 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan