c. Dudukan dynamometer dan Mesin
Dudukan mesin dibuat dengan menggunakan besi 5 mm. Dudukan ini dimanfaatkan sebagai dudukan mesin dan dynamometer. Panjang total dari dudukan
adalah sebesar 150 cm dan lebarnya 70 cm dengan tinggi dudukan adalah 70 cm.
4.3.2. Sistem Pengukuran Bahan Bakar
Sistem pengukuran bahan bakar menggunakan metode gravimetrik yang serupa dengan penelitian sebelumnya Fatiha, 2009, penelitian ini memanfaatkan gravitasi untuk
mendorong bahan bakar masuk ke dalam ruang pembakaran. Sistem ini mempunyai bagian sebagai berikut:
a. Tangki Bahan Bakar
Tangki terletak di atas tabung ukur dan terhubung dengan tabung ukur oleh selang bahan bakar. Tabung ini berkapasitas 4 liter dan diletakkan pada ketinggian 3m.
b. Saluran Bahan Bakar
Selang pertama menghubungkan antara tangki bahan bakar dengan tabung ukur. Saluran kedua dengan diameter dan bahan sama dengan panjang 0,3 m terhubung pada
tabung ukur dan heat exchanger. Saluran ketiga merupakan salah satu bagian dari heat exchanger
. Saluran ini terbuat dari pipa tembaga dan posisinya berada di antara tabung knalpot dan muffler knalpot. Pipa ini berbentuk koil dengan diameter seragam pada
tingkatannya. Keseluruhan panjang pipa ini adalah 6,7 m dengan Diameter pipa tembaga yang digunakan adalah 516 inchi dan 14 inchi.
c. Tabung Ukur
Tabung ukur mempunyai kapasitas 100 ml. Tabung ini dari kaca dan mempunyai 2 saluran, saluran pertama terletak di tengah saluran kedua. Saluran
pertama adalah tempat bahan bakar mengalir dan di saluran ini tertera satuan volume untuk pengukuran. Lapisan kedua berfungsi sebagai saluran untuk media pendingin
tetapi pada penelitian saluran ini tidak digunakan. Bentuk tabung ukur dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Tabung ukur
Tabung ukur diletakkan pada papan penampang yang terbuat dari besi. Papan penampang ini dipasang pada pipa besi dengan diameter 4,23 cm dan panjang 145 cm.
Tabung ukur ditahan oleh besi melengkung yang bagian dalamnya diberi karet, besi ini dapat dikencangkan dengan cara mengencangkan baut pada kedua sisinya. Fungsi karet
adalah mencegah tabung pecah bila besi terlalu dikencangkan.
4.3.3 Mekanisme Pengereman
Mekanisme pengereman yang digunakan pada dynamometer tipe rem cakeram ini adalah sistem pengereman menggunakan rem cakeram. Rem cakeram digunakan karena
mempunyai kelebihan dibanding rem tromol yaitu mempunyai daya cengkrram yang baik serta sistem pendinginan yang lebih baik daripada rem tromol.
Pada dynamometer tipe rem cakeram ini rem cakeram di modifikasi cara pegeremannya yaitu tidak menggunakan pedal rem melainkan menggunakan murtuas beban
yang di desain sedemikian rupa agar cara pengermannya dilakukan dengan cara memutar mur yang akan menekan pegas penekan yang menekan kaliper sehingga terjadi pengereman. Rem
cakeram yang digunakan memiliki diameter piringan 23,5 yang banyak terdapat dipasaran, panjang lengan yang tersambung dengan load cell adalah 55 cm.
Gambar 13. Sistem pengereman dengan load cell di ujung lengan
1
2 3
4 5
Keterangan: 1.
Kepala cakeram 3. Dudukan cakeram
5. Pegas penekan 2.
Piringan cakeram 4. Kaliper
Gambar 14. Komponen-komponen pada rem cakeram
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. DYNAMOMETER TIPE REM CAKERAM HASIL RANCANGAN
Dynamometer adalah alat untuk mengukur gaya dan torsi. Dengan torsi dan putaran
yang dihasilkan sebuah mesin dapat dihitung kekuatan atau daya dari sebuah mesin tersebut. Dynamometer
tipe rem cakeram ini dibuat menggunakan kompenen-komponen kendaraan roda dua.
Dynamometer hasil rancangan ini mempunyai beberapa bagian penting seperti rantai
dan sproket, piringan cakeram dan rem cakeramnya, lengan pada dynamometer, serta rangka dynamometer
. Rantai dan sproket berfungsi sebagai penyalur daya dari mesin uji ke dynamometer
, ukuran rantai yang digunakan adalah 50, ukuran sproket kecil yang menempel pada roda gila pada mesin uji memiliki jumlah gigi 13 sedangkan pada dynamometer 43 jadi
perbandingannya adalah 1 : 3,3. Pengereman dilakukan menggunakan rem cakeram yang mana memiliki daya
cengkram yang baik, rem cakeram ini menggunakan piringan yang memiliki diameter 23,5 cm yang banyak terdapat dipasaran. Jika dilihat dari perhitungan pada lampiran 16 rem
cakeram yang digunakan ini sbenarnya tidak maksimal karena hanya dapat mengerem mesin dengan daya maksimum 5,85 kW sedangkan mesin yang diuji mempunyai daya maksimum
6,3 kW, jadi data yang didapat kurang optimal tetapi masih dapat digunakan. Sistem pengereman ini di modifikasi dengan tidak memakai pedal melainkan
menggunakan mur pada pegas penekan. Pengereman dilakukan dengan cara memutar mur tersebut sehingga pegas penekan mendapat tekanan. Ini dilakukan agar pengeraman dapat
berlangsung perlahan agar data yang didapat lebih baik. Pengereman dilakukan samapai mesin uji mati atau berhenti maka akan didapat torsi maksimum.
Lengan yang terdapat pada dynamometer berfungsi sebagai peyalur beban yang didapat mesin uji pada saat pengereman berlangsung. Pada ujung lengan ini di gantung
sebuah load cell yang akan mengukur beban tarik yang di rekam oleh handy strain yang berguna membaca beban yang didapat dalam satuan
S. Rangka dynamometer di desain untuk menopang dynamometer dan mesin uji. Rangka
dynamometer seluruhnya di buat menggunakan besi UNP dengan tebal 5 mm, Ketinggian
rangka disesuaikan dengan postur tubuh rata-rata manusia untuk memudahkan dalam proses penghidupan mesin, sehingga lebih ergonomis yaitu 70 cm, lebar 70 cm dan panjang 150 cm.
pada ujung lengan di buat juga dudukan untuk load cell dengan tinggi 50 cm. Selain itu pada dudukan untuk poros dynamometer di pasang pillow block dengan diameter 19 mm sebagai
dudukan poros. Pada rantai di pasang dudukan untuk pengencang rantai agar rantai tidak terlepas dan tetap dalam garis lurus.