BAB 5. KENDALA DAN SOLUSI PELAKSANAAN PROGRAM KKMT POSDAYA
5.1 Kendala dan solusi Program Pendidikan
5.1.1 Kendala dan solusi Praktek Mengajar Terbimbing Selain mendapat pengalaman dan pengetahuan selama KK-MT praktikan
juga mengalami hambatan selama melaksanakan KK-MT di MAN 2 Jember. Kegiatan KK-PPL bidang pembelajaran tidak selalu berjalan lancar, ada beberapa
hal yang menjadi kendala atau hambatan dalam melaksanakan KK-MT di sekolah MAN 2 Jember. Hambatan-hambatan tersebut memang tidak begitu besar, namun
secara tidak langsung dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan KK- MT. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari beberapa faktor yaitu praktikan
sendiri, lingkungan sekolah dan juga dari siswa.Hambatan tersebut diantaranya: 1. Kondisi Praktikan
Kendala yang dialami oleh praktikan selama pelaksanaan program mengajar terbimbing , yaitu:
a. Praktikan masih sulit dalam mengalokasikan waktu pembelajaran yang tepat. Sering kali pembelajaran melebihi waktu yang telah disediakan. Bahkan
terkadang terdapat tujuan pembelajaran yang sengaja dihilangkan karena waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu yang tersedia.
b. Penjelasan yang terlalu cepat dari praktikan yang kadang malah membuat siswa tidak mengerti. Karena praktikan terlalu terpaku pada RPP tanpa melihat
kondisi siswa yang mulai bosan dan capek. Praktikan yang juga dikejar oleh deadline materi, sering tidak peduli dengan kondisi siswa.
Solusi yang ditawarkan dalam meminimalisir kendala tersebut, yaitu: a. Dalam pengelolaan alokasi waktu, praktikan bisa merinci dengan teliti waktu
yang harus digunakan dalam setiap langkah atau bagian dari Rencana Pembelajaran atau RPP.
b. Dalam mengatasi masalah kecepatan menerangkan, praktikan harus lebih mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan, sehingga di dapat kecepatan
54
yang sesuai untuk semua siswa sehingga siswa dapat mengerti penjelasan praktikan.
2. Waktu Salah satu permasalaha dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh
praktikan selama mengajar di MAN 2 Jember adalah waktu. Jadwal pelajaran fisika yang berurutan, misalkan hari senin dan selasa, sering membuat praktikan
dan siswa kesulitan dalam proses pembelajaran. Dari praktikan, jadwal pelajaran fisika yang beruruan membuat persiapan praktikan dalam mengajar kurang, baik
dari segi RPP, materi pelajaran, maupun media pembelajaran. Sehingga terkadang praktikan kurang maksimal dalam mengajar. Sedangkan dari siswa, adanya jadwal
pelajaran fisika yang berurutan membuat siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh praktikan, karena kesempatan siswa untuk
mengerjakan tugas sangat sedikit, belum lagi ditambah dengan tugas-tugas. Selain kesulitan dalam mengerjakan tugas, adanya jadwal pelajaran fisika yang berurutan
juga membuat siswa belum sempat untuk memahami materi sebelumnya, namun sudah ditambah lagi dengan materi selanjutnya. Sehingga kesempatan untuk
memahami materi juga sangat terbatas. Selain jadwal pelajaran fisika yang berurutan, juga terdapat pelajaran fisika
yang terdapat pada jam-jam terakhir setelah sholat dhuhur. Sedangkan pada jam- jam tersebut, sulit sekali bagi siswa untuk menangkap materi yang diajarkan oleh
praktikan, terlebih lagi materi fisika yang terkenal sulit. Untuk meminimlisir permasalahan di atas, jadwal pelajaran Fisika
diharapkan tidak berurutan. Jadwal fisika bisa diberi jeda satu hari atau dua hari agar siswa mencerna materi yang telah diberikan oleh guru. Selain itu, jadwal
pelajaran fisika yang tidak berurutan diharapkan siwa akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas karena waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas lebih
lama. Kemudian untuk jam pelajaran fisika yang berlangsung setelah sholat
dhuhur, memang dari berbagai pihak, khusunya praktikan mengharapkan adanya pergantian jadwal. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa membuat jadwal
pelajaran tidaklah mudah, apalagi dengan mata pelajaran yang begitu banyak.
55
3. Kondisi Siswa Kegiatan siswa di luar jam sekolah yang padat membuat siswa menjadi
tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran bahkan tidak jarang terdapat siswa yang mengantuk di dalam kelas.Salah satu sebabnya adalah banyak dari siswa
MAN 2 Jember yang menetap atau tinggal di pondok pesantern. Menurut mereka kegiatan mereka di pondok sangat padat. Selain mereka harus disiplin, mereka
harus lebih mendalami ilmu agama Islam di pondok. Selain kegiatan pondok, jam belajar siswa di sekolah yang relatif lama juga
membuat siswa benar-benar lelah, belum lagi jika mengikuti ekstrakulikuler sepulang sekolah. Sehingga sering membuat siswa banyak mengeluh jika diberi
tugas, bahkan jika pun diberi tugas, ada saja siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan alasan banyak kegiatan.
Kondisi siswa seperti ini menjadikan tantangan tersendiri untuk mahasiswa praktikan untuk lebih kreatif dalam menentukan langkah pembelajaran, media
atau metode yang akan digunakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Pada dasarnya, pembelajaran yang berlangsung diharapkan bisa membuat
siswa paham dan antusias. Kondisi siswa memang selalu beragam dalam satu kelasnya. Satu sama lain
memiliki kompetensi, minat, dan motivasi yang berbeda. Ada siswa yang sangat pintar sekali, mudah menerima pelajaran, dan aktif dalam kegiatan belajar di
kelas, namun ada juga siswa yang kurang pintar, kurang bisa menerima pelajaran, dan kurang aktif dalam kegiatan belajar. Ada pula siswa yang pintar dan cukup
aktif dalam pelajaran tertentu. Hal ini bisa dibilang merupakan tantangan bagi guru untuk bisa lebih kreatif dalam menetukan langkah pembelajaran, media, atau
metode yang akan digunakan. Pemecahannya untuk masalah tersebut adalah praktikan bisa menggunakan
berbagai media, metode, model dan pendekatan yang setidaknya bisa membuat siswa memperhatikan ketika praktikan mengajar. Selain itu, praktikan juga harus
memberikan perhatian lebih pada beberapa siswa yang cenderung malas dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Praktikan lebih interaktif dengan siswa,
memperhatikan kondisi siswa saat pembelajaran dengan cara menunjuk siswa
56
yang malas atau mengantuk tersebut untuk menjawab soal atau mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya. Dan yang sangat perlu ditekankan bahwa
motivasi memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan pembelajaran. Maka dari itu, diharapkan praktikan banyak memberi penguatan kepada siswa,
baik itu penguatan positif maupun negatif. 4. Kondisi Sekolah
MAN 2 Jember merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Jember. Pada dasarnya, fasilitas di MAN 2 Jember sudah lengkap. Fasilitas pembelajaran
di MAN 2 Jember meliputi: laboratorium bahasa, laboratorium fisika dan biologi, ruang multimedia, laboratorium komputer, perpustakaan dan fasilitas-fasilitas lain
yang menunjang pembelajaran. Sehingga fasilitas di MAN 2 Jember harusnya tidak menjadi kendala dalam proses pembelajaran, hanya saja yang menjadi
permasalahan adalah penggunaan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang kurang optimal.
Untuk mengatasi masalah kondisi sekolah, para praktikan dan guru harus lebih mengoptimalkan fasilitas yang telah tersedia untuk mendukung proses
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar dan memudahkan siswa untuk memahami materi
yang diajarkan oleh guru dan praktikan.
5.1.2 Kendala dan solusi Program Pendidikan Karakter Siswa a. Menghafalkan dan Menghayati Lagu Wajib Bangsa Indonesia
Kendala yang dijumpai ketika pelaksanaan kegiatan penghafalan dan menghayati lagu wajib bangsa Indonesia ini yaitu masih terdapat beberapa kelas
yang tidak mau menerapkan kegiatan ini dengan baik. Kelas tersebut setiap harinya tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat sebelum memulai
pelajaran dan tidak mau menyanyikan lagu wajib saat selesai pelajaran hal ini dikarenakan siswa kurangnya motivasi terhadap pentingnya menyanyikan lagu
tersebut. Kebanyakan siswa yang beranggapan menyanyikan lagu tersebut tidak
penting karena siswa sendiri tidak mengetahui pentingnya menyanyikan lagu
57
wajib itu untuk apa. Terkadang juga banyak siswa yang malu untuk menyanyikan lagu wajib itu sendiri karena menganggapnya jaman dulu ataupun tidak trend.
Padahal menyanyikan lagu wajib dimasa pendidikan ini sangatlah penting utuk menumbuhkan jiwa nasionalisme siswa dan juga menghargai jasa-jasa pahlawn
yang telah gugur, serta dapat menyayangi dan menghargai sesame temannya. Jika mereka memahami arti setiap kata didalam lagu wajib itu maka banyak makna
yang terkandung didalamnya sehingga membuat mereka termotivasi untuk semangat belajar agar negara kita tercinta yaitu Indonesia tidak lagi terjajah.
Memang secara fisik Indonesia ini sudah bebas dari penjajahan namun secara mental Indonesia ini dilumpuhkan oleh Negara lain melalui teknologi dan sifat
bangsa Indonesia yang selalu konsumtif. Jarang sekali ditemui saat ini siswa yang tidak memilik handphone yang canggih, hampir semua siswa memiliki
handphone yang sangat canggih dalam segala hal. Padahal apabila penggunaan yang tidak bertanggung jawab akan menyebabkan rusaknya mental generasi
penerus bangsa ini. Karena banyak hal yang seharusnya tidak mereka saksikan dan lakukan tapi saat ini mereka malah menirunya.
Maka dari itu solusi yang seharusnya dapat memperbaiki aktifitas yang merugikan ini hendaknya pihak dari sekolah baik guru ataupun WAKA kurikulum
dan kesiswaan untuk mewajibkan setiap kelas menyanyikan lagu kebangsaan. Dan hendaknya guru mendampingi pada saat siswa mengumandangkan lagu wajib
tersebut. Setelah siswa terbiasa menyanyikan lagu wajib dan dapat memahami makna kata yang ada didalmnya maka siswa akan semakin besemangat untuk
menjadi lebih baik lagi. b. Menghafalkan dan Mengamalkan Sila-sila Pancasila
Dalam melaksanakan setiap kegiatan tentunya ditemukan kendala,sebenarnya ada beberapa kendala yang ditemukan,akan
tetapi kendala yang paling mencolok adalah mengenai waktu. Ketika melaksanakan kegiatan upacara bendera maka akan
mengambil jam pelajaran efektif begitu pula ketika menyanyikan lagu wajib. Untuk itu perlu disiapkan waktu khusus untuk
58
melaksanakan kegiatan ini dan pembelajaran tetap berlangsung secara efektif.
c. Sholat Dhuhur Berjamaah Pada saat sudah memasuki waktu sholat dhuhur siswa tidak langsung
wudhu untuk melaksanakan sholat tetapi masih banyak siswa yang duduk-duduk di luar kelas. Sering Drs. Joko Purnomo selaku waka kesiswaan menyiarkan lewat
pengeras suara agar siswa melaksanakan sholat dhuhur tepat waktu. Akibat sholat dhuhur yang tidak tepat waktu, jam pelajaran setelah sholat dhuhur banyak
terganggu antara lain ketika guru masuk ke kelas siswa-siswanya banyak yang keluar dengan alasan masih sholat dhuhur.
Untuk menghadapi kendala diatas, solusi yang kami sarankan yaitu dengan memberikan absen sholat dhuhur masing-masing kelas. Absen sholat diletakkan
dimasjid, jika waktu sholat dhuhur telah berakhir maka absen sholat dibawa ke ruang Waka Kesiswaan. Bagi siswa yang sholat duhur tidak tepat waktu atau
menggunakan waktu pelajaran untuk sholat tidak diperkenankan untuk tanda tangan absen sholat dhuhur. Selain itu, WAKA kesiswaan dapat memberikan
pengarahan bahwa sholat itu merupakan kewajiban sebagai umat muslim. d. Astronomi Club
Setiap kegiatan pasti terdapat kendala dalam pelaksanaannya, begitu juga dengan astronomy club. Kendala tersebut terdiri dari beberapa faktor. Faktor
pertama adalah kepesertaan. Peserta yang mengikuti kegiatan-kegiatan astronomy club sangat sedikit. Bahkan peserta yang ikut sebagian besar berasal dari kelas
XII. Padahal idealnya, kelas XII harusnya fokus belajar untuk persiapan ujian nasional dan seleksi masuk pergiruan tinggi negeri SBMPTN.
Selain itu, kegiatan astronomy club yang sebagian besar hanya dapat dilakukan di malam hari menjadi kendala yang sangat besar, karena sebagian
besar siswa MAN 2 Jember menetap atau tinggal di pondok pesantren atau asrama. Sehingga sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti kegiatan astronomy
club dengan alasan tersebut, meskipun sebenarnya mereka tertarik. Selain terkendala dengan waktu, pelaksanaan kegiatan astronomy club juga sering
59
terhambat oleh tempat pengamatan yang cukup jauh dari MAN 2 Jember. Sehingga sebagian besar siswa juga sering terkendala pada akomodasi.
Publikasi yang kurang optimal dari praktikan Posdaya juga merupakan factor utama dari permasalahan yang dihadapi dalah kegiatan astronomy club.
Program posdaya yang cukup banyak membuat praktikan Posdaya merasa kesulitan dan kewalahan dalam pelaksaan kegiatan astronomy club. Bahkan sering
kali, terdapat kegiatan-kegiatan astronomi yang dilakanakan oleh Jember Astronomy tidak sempat dipublikasikan kepada siswa MAN 2 Jember.
Sebenarnya, astronomy club dibentuk tidak hanya untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah. Pada awalnya kegiatan astronomy club direncanakan
akan dilaksanakan setiap satu minggu sekali.hal ini dimaksudkan agar astronomy club bisa menjadi ekstrakulikuler tetap di MAN 2 Jember. Namun, karena
terkendala pada publikasi dan perekrutan anggota, maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di astronomy club hanya mengikuti kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh astronomy club di luar MAN 2 Jember. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mensolusi permasalahan di atas adalah
mengoptimalkan publikasi dan perekrutan anggota. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh astronomy club diharapkan dapat dipublukasikan dengan baik
ke seluruh siswa MAN 2 Jember. Karena sebenarnya minat siswa MAN 2 Jember cukup besar terhadap astronomi.
Kendala dari segi praktikan Posdaya terkait kuarang optimal dalam kegiatan astronomy club memang tidak sepenuhnya salah, mengingat program
kerja Posdaya yang begitu banyak sedangkan peronil pelaksana Posdaya sangat minim. Apalagi untuk menggerakkan begitu banyak siswa, hal tersebut memang
tidak mudah. Namun, kendala tersebut dapat diminimalisir dengan memaksimalkan peran setiap anggota Posdaya dan kedisiplinan setiap anggota
Posdaya dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Kemudian untuk kendala waktu dan tempat pelaksanaan bagi siswa yang
menetap atau tinggal di pondok pesantren atau asrama dapat disolusi dengan pelaksaan kegiatan astronomy club di MAN 2 Jember. Karena dari segi fasilitas,
MAN 2 Jember memiliki 2 teropong bintang. Namun, kondisi teropong tersebut memang kurang memungkinkan untuk digunakan dalam pengamatan mengingat
lensa okuler pada teropong kurang jelas. Kerusakan teropong tersebut terjadi
60
karena perawatan teropong yang kurang dan pemanfaatan teropong untuk pengamatan yang sangat jarang. Tetapi teropong tersebut masih dapat diperbaiki.
Setelah diperbaiki, maka siswa dapat melaksanakan kegiatan astronomy club di lingkungan MAN 2 Jember. Jika pun nanti terkendala pada praktisi yang mampu
mengoperasikan teropong, maka dapat mendatangkan teknisi teropong untuk membantu mengoperasikan teropong bintang teleskop.
e. Manajemen Laboratorium Fisika
Kendala yang dihadapi saat melakukan kegiatan manajemen laboratorium fisika nadalah tidak adanya petugas laboratorium atau laboran dan jarangnya
penggunaan laboratorium. Sehingga tidak ada informan yang dapat diwawancarai tentang bagaiamana keadaaan laboratorium fisika yang sesungguhnya. Selain itu,
banyak alat-alat yang rusak akibat kurangnya perawatan dan jarang digunakan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
adanya laboran yang bekerja di laboratorium dan guru diharapkan sering menggunakan alat-alat praktikum yang dapat membantu kegiatan belajar
mengajar fisika. f. Sholat Idul Adha
Kegiatan salat idul adha merupakan kegiatan yang tidak terlaksana karena beberapa alasan yang dipertimbangkan oleh pihak sekolah.
g. Pembagian Daging Kurban Dalam pembagian daging kurban sudah berjalan lancar adapun kendala
yang ada dalam pembagian kurban ini hanyalah sedikit saja yaitu pada saat pengolahan daging kurban ini banyak siswa yang tidak terlibat dalam hal
memasak kebanyakan para siswa laki-laki. Daging kurban ini hanya dimakan oleh warga sekolah saja tidak di bagikan kepada warga sekitar.
Karena pembagian daging kurban ini tujuannya adalah agar siswa belajar untuk berkurban dan juga mereka dapat meningkatkan iman dan takwanya kepada
Allah sertamenumbuhkan jiwa sosial mereka bisa menjadi lebih tinggi. Solusinya yaitu daging kurban selain di makan oleh warga sekolah juga dibagikan kepada
warga sekitar. Untuk siswa yang kurang terlibat dalam hal memasak maka sebaiknya guru pendamping yang lebih tegas dan mengarahkan siswanya.
61
h. Duta Perpustakaan Dalam pelaksanaan program duta perpustakaan, praktikan KKMT Posdaya
mendapat beberapa kendala. Teknis penentuan duta perpustakaan yang didasarkan pada intensitas berkunjung siswa dan intensitas berkunjung tersebut dapat dilihat
dari buku berkunjung perpustakaan sering kali membuat praktikan Posdaya mengalami kebimbangan. Karena terkadang siswa yang berkunjung ke
perpustakaan lupa tidak mengisi buku hadir. Bahkan bisa jadi tanpa diketahui oleh praktikan terdapat siswa-siswa yang sengaja datang ke perpustakaan hanya untuk
mengisi daftar hadir tanpa melakukan aktivita lain. Dari kendala dia atas, solusi yang ditawarkan adalah meningkatkan
komunikasi dan koordisasi antara pihak praktikan Posdaya dengan pihak perpustakaan. Karena praktikan tidak dapat selalu mengontrol kegiatan siswa di
perpustakaan. Oleh karena itu, praktikan dapat bekerjasama dengan pihak perpustakaan dalam mengontrol aktivitas siswa di perpustakaan.
i. Keputrian Dalam pelaksanaan kegiatan keputrian tidak terdapat kendala yang berarti.
Kendala yang sering dijumlai oleh mahasiswi KKMT Posdaya adalah kesulitan untuk mengumpulkan siswi-siswi untuk berkumpul di tempat kegiatan. Sering
kali siswi sibuk mengerjakan tugas, makan di kantin, bermain dan kesibukan lainnya. Selain itu ketika kegiatan keputrian berlangsung, mahasiswi KKMT
Posdaya kesulitan dalam mengkondusifkan siswi karena jumlah siswi terlalu banyak.
Selain itu, kendala yang juga sering ditemui oleh mahasiswi KKMT Posdaya dalah kesulitan dalam menentukan aktivitas yang akan dilaksanakan pada
kegiatan keputrian. Bahkan terkadang persiapan yang dilakukan sangat mendadak, sehingga kegiatan keputrian kurang maksimal baik dari segi teknis maupun
maknanya. Dan ketika di lapangajn materi yang diberikan antara siswi kelas X, XI, dan XII tidak sama. Hal tersebut terjadi karena kurang adanya komunikasi
dari mahasiwi KKMT Posdaya . Kendala-kendala di atas terjadi karena kurangnya komunikasi dan
koordinasi antar mahasiswi KKMT Posdaya. Maka solusi yang tepat untuk kendala di atas adalah meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar mahasiswi
62
KKMT Posdaya. Selain itu, persiapan kegiatan keputrian juga harus lebih diperhatikan, benar-benar disiapkan dengan matang dan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi siswa. j. Pendampingan Khotmil Al-qur’an
Kendala dari kegiatan ini tidak ada karena siswa dalam kegiatan khotmil Al-qur’an ini telah mengetahui apa yang harus dilakukannya, karena merupakan
kegiatan yang sudah rutin dan siswa yang datang dalam kegiatan ini merupakan siswa yang telah dipercaya sebagai wakil dari kelas sehingga kegiatan dapat
berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir.
5.2 Kendala dan Solusi Kesehatan dan Lingkungan Hidup