Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi
manusia. Definisi ini mengisyarakatkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan
pengukuran sistematik tentang penyakit dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit. Epidemiologi berhubungan erat dengan ilmu yang disebut
biostatistik. Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada populasi. Dalam
praktiknya seorang epidemiologi harus mempertanyakan siapa yang terjangkit? manusia [man], kapan terjadinya? waktu [time], dan di mana terjadinya?
tempat [place]. Determinan adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Untuk
menentukan besarnya masalah dengan tepat ada tiga langkah penting. Pertama, merumuskan hipotesis tentang penyebab masalah yang dimaksud. Kedua,
melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesis. Ketiga, menarik kesimpulan tentang hasil uji tersebut. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah
kesehatan, dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya. Frekuensi adalah besarnya masalaj kesehatan yang ada pada sekelompok
manusia. Penentuan besarnya masalah dengan tepat dengan dua langkah penting. Pertama, menentukan masalah kesehatan yang akan diamati dan telah dipastikan
akan diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas masalah yang ditemukan tersebut.
2.1.1 Perkembangan Epidemiologi
Bila dillihat dari definisinya, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Oleh karena itu perkembangan ilmu epidemiologi tidak
terlepas dari pengaruh demografi. Perkembangan ilmu epidemiologi melalui tahap transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi adalah suatu perkembangan atau fase
peralihan zaman yang mencermati tentang penyebab, cara penanggulangan, dan dampak masalah kesehatanpenyakit. Dengan kata lain bagaimana
pendudukmasyarakat dapat mencermati dan memprediksi masalah. Selama tahap transisi epidemiologi ini, terjadi pergeseran pola penyakit
dalam jangka lama. Penyakit infeksi diganti oleh penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia. Transisi epidemiologi sangat dipengaruhi oleh transisi
demografi, dalam tahap transisi demografi terdapat hal-hal berikut. 1 Potensi pertumbuhan tinggi yang mengakibatkan kelahiran dan kematian
tinggi atau mortalitas tinggi tanpa diiringi menurunnya fertilitas. 2 Tahap transisi mengakibatkan mortalitas mulai turun, fertilitas tetap tinggi,
sehingga dicapai tingkatan yang sama. 3 Pertumbuhan rendah menghasilkan dampak mortalitas dan fertilitas relatif
stabil, kadang fertilitas lebih rendah dari mortalitas sehingga pertumbuhan negatif.
Dengan mencermati keadaan transisi demografi tersebut,seorang ahli kesehatan masyarakat Omran 1974 menyimpulkan tahap transisi epidemiologi
sebagai berikut : 1 Masa wabah dan kelaparan
a. Nutrisi buruk dan bahaya kelaparan tinggi b. Penyakit endemik meningkat
c. Penyakit infeksimenular merajalela d. Mortalitas meningkat
e. Dampaknya, angka harapan hidup rendah sekitar 20-40 tahun
2 Masa menurunya penyakit menular a. Penyakit infeksi dan kelaparan menurunberkurang dalam jumlah dan
frekuensinya b. Kelahiran meningkat sehingga penduduk bertambah
c. Extended family dominan dan Nuclear family mulai di perkotaan d. Wanita mulai terlibat kegiatan dirumah
e. Dampaknya, angka harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi 55
tahun 3 Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia
a. Sosial ekonomi dan lingkungan membaik b. Penyakit infeksi menurun
c. Tingkat fertilitas rendah d. Kelahiran dan kematian rendah
e. Penyakit kronis penyebab utama kematian f. Keluarga kecil meulai menjadi normal
g. Emansipasi wanita meningkat h. Dampaknya, angka harapan hidup meningkat lebih dari 70 tahun.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Epidemiologi