Tinjauan Kepustakaan Pertanggungjawaban Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Pada Penyelenggara Sistem Elektronik Dalam Hal Penjaminan Keamanan

xx Untuk mengetahui keaslian penelitian, sebelumnyamelakukan penelusuranterhadapberbagaijudulskripsi yang tercatatpada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. PusatdokumentasidaninformasihukumperpustakaanUniversitascabangfakultashukum USU melaluisurattertanggal 21 Oktober 2014 yang menyatakanbahwa “tidakadajudul yang sama” dantidakterlihatadanyaketerkaitan. SurattersebutdijadikandasarbagiBapakRamliSiregar sekretarisDepartemenHukumEkonomiFakultasHukumUneversitas Sumatera Utarauntukmenerimajudul yang diajukan, karenasubstansi yang terdapatdalamskripsiinidinilaiberbedadenganjudul-judul skripsi lain yang terdapat di lingkunganperpustakaanFakultasHukumUniversitas Sumatera Utara.Apabiladikemudianhariterdapatjudul yang samaatautelahtertulis orang lain dalamberbagaitingkatkesarjanaansebelumskripsiinidibuat, makahaltersebutdapatdimintapertanggungjawaban.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari buku-buku, laporan-laporan, dan informasi dari internet.Untuk itu, diberikan penegasan dan pengertian dari judul penelitian, yang diambil dari sumber-sumber buku yang memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, ditinjau dari sudut etimologi arti kata dan pengertian- xxi pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun pendapat dari para sarjana sehingga mempunyai arti yang lebih tegas. Definisi Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Selanjutnya disebut PSE menurut UU ITE Pasal 1 angka 10 adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.Sertifikasi Elektronik menurut UU ITE Pasal 1 angka 9 adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan oleh PSE. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi. Definisi Penyelenggara Sistem Elektronik menurut UU ITE Pasal 1 angka 6 adalah setiap orang, penyelenggara negara, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola, danatau mengoperasikan sistem elektronik secara sendiri- sendiri maupun bersama-sama kepada pengguna sistem elektronik untuk keperluan dirinya danatau keperluan pihak lain. Definisi Sistem Elektronik menurut Pasal 1 angka 5 UU ITE adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, danatau menyebarkan informasi elektronik. xxii Sistem Elektronik disebut sebagai sistem elektronik jika telah memenuhi beberapa persyaratan minimal yaitu: 11 1. Dapat menampilkan kembali informasi elektronik danatau dokumen elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem elektronik tersebut. 3. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam penyelenggaraan sistem elektronik. 4. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasan, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik. 5. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan ke-bertanggungjawab-an prosedur atau petunjuk. Dokumen Elektronik 12 11 Pasal 16 Undang – Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. 12 Pasal 1 angka 4 Undang-Undang tentang Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, danatau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada xxiii tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Informasi Elektronik 13 Definisi transaksi elektronik menurut Pasal 1 angka 2 UU ITE adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya. Pada dasarnya, perdagangan atau transaksi e-commerce dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu : transaksi Business to Business B2B, dan Business to Consumer B2C. adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik electronic mail, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Penyelenggara sistem elektornik untuk pelayanan publik wajib memiliki sertifikasi elektronik, Penyelenggara sistem elektronik untuk non pelayanan publik harus memiliki Sertifikat Elektronik.Penyelenggara sistem elektronik dapat memiliki sertifikat elektronik dengan mengajukannya kepada penyelenggara sertifikasi elektronik. 14 13 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang tentang Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. 14 Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law : Aspek Hukum Teknologi Informasi Bandung: Refika Aditama, 2005, hlm.12. Namun ada juga yang menyatakan adanya bagian Customer to Customer C2C.B2B adalah xxiv perdagangan elektronik yang dilakukan antara dua buah perusahaan, B2C adalah antara perusahaan kepada perseorangan, sementara C2C adalah perdagangan elektronik yang dilakukan antara dua orang melalui sarana internet. 15

F. Metode Penelitian