rencana tindakan pengendalian dampak negatifnya. AMDAL terdiri dari dokumen KA- AMDAL Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, ANDAL Analisis Dampak Lingkungan, RKL Rencana Pengelolaan Lingkungan dan dokumen RPL Rencana Pemantauan
Lingkungan 2.
Kegiatan yang sudah berjalan beroperasi. Untuk kegiatan ini, pemrakarsa diwajibkan menyusun dokumen PEL Penyajian Evaluasi Lingkungan atau
SEMDAL. PEL adalah telahaan secara garis besar tentang kegiatan- kegiatan yang sudah berjalan, rona lingkungan pada saat penyajian itu dibuat, dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut, tindakan pengendalian dampak negatifnya. SEMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu
usaha atau kegiatan yang sudah berjalan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. SEMDAL terdiri dari
dokumen KA- SEL Kerangka Acuan Studi Evaluasi Lingkungan, SEL Studi Evaluasi Lingkungan. Studi Evaluasi Lingkungan adalah telaahan
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang sudah berjalan.
b. Ruang Lingkup AMDAL
Sebelum masalah lingkungan hidup menjadi sorotan masyarakat dunia, kegiatan suatu proyek pembangunan hanya didasarkan pada kelayakan teknis dan
ekonomis. Akan tetapi, sejak diundangkannya Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 yang diganti dengan UU Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan diterbitkannya peraturan
Universitas Sumatera Utara
pendukungnya, maka setiap rencana suatu usaha atau kegiatan yang diperkirakan berdampak negatif penting dan wajib dilengkapi studi kelayakan lingkungan.
Penerapan studi kelayakan lingkungan merupakan wujud dan penopang konsep pembangunan berwawasan lingkungan yang telah dicanangkan di Indonesia.
Kelayakan lingkungan suatu rencana usaha atau kegiatan ditunjukkan oleh suatu hasil studi, yang disebut dengan AMDAL Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Dengan Pelaksanaan AMDAL diharapkan dampak positif yang ditimbulkan suatu proyek pembangunan dapat dimaksimalkan. Artinya
pelaksanaan AMDAL secara benar dan konsisten dalam berbagai proyek pembangunan akan menciptakan suatu era pembangunan ekonomi yang ramah
lingkungan. Adapun kegunaan AMDAL adalah untuk mencegah terjadinya perusakan
dan pencemaran lingkungan oleh suatu rencana usaha atau kegiatan. Dengan pelaksanaan AMDAL diperkirakan kemungkinan terjadinya dampak negatif besar
dan penting dapat ditangani dan ditanggulangi sejak dini. Dengan demikian, AMDAL merupakan alat atau instrumen bagi pengelolaan lingkungan hidup, baik
bagi pemrakarsa sebagai pengelola, instansi terkait sebagai pengawas atau pemantau, maupun bagi masyarakat Manik, 2009: 189- 192
2.4. Kesejahteraan sosial
Istilah kesejahteraan sosial social welfare tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran
sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah
Universitas Sumatera Utara
yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru
lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya.
Wilensky dan Lebeaux merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang
dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta
hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya
dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Rukminto, 2004:7.
Isbandi Adi Rukminto mengemukakan bahwa pembangunan tidak bisa dilepaskan dengan kesejahteraan sosial. Dimana pada intinya kesejahteraan sosial
dalam arti luas melibatkan berbagai domain, seperti; ekonomi, hukum, sosial termasuk didalamnya pekerjaan sosial dalam arti sempit, budaya, politik,
pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan religi Rukminto, 2004: 19 Dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial, sangat erat kaitannya dengan disiplin
Pekerjaan Sosial. Bahkan dapat dikatakan cikal bakal dari Ilmu Kesejahteraan Sosial itu sendiri adalah pekerjaan sosial. Terkait dengan faktor historis tersebut,
Ilmu Kesejahteraan Sosial juga merupakan ilmu yang memfokuskan pada human service practice, Ilmu Kesejahteraan Sosial secara langsung juga dapat dikatakan
sebagai ilmu yang terkait dengan profesi yang memberikan bantuan helping
Universitas Sumatera Utara
proffesions terhadap klien, beneficiaries penerima layanan ataupun kelompok sasaran target group Rukminto, 2004: 25
2.4.1. Nilai dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial