84 19
Wajib memiliki izin usaha dari Dirjen Binaguna sekarang Dirjen Binapenta, apabila menjalankan usaha pengerahan Tenaga Kerja
Indonesia ke Luar Negeri Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per .01Men1983.
20 Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dirjen Binapenta
apabila akan memperoleh izin usaha Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01Men1983:
21 Wajib menyelenggarakan Program Astek dengan
mempertanggungkan tenaga kerjanya dalam program AKK Asuransi Kecelakaan Kerja, AK Asuransi Kesehatan, dan THT Tabungan
Hari Tua Pasal 3 ayat 1 dan Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 331977.
3. Fungsi, Peran dan Wujud Good Governance
Pemerintah negara Indonesia dibentuk dengan maksud untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Agar tujuan dari dibentuknya negara Indonesia dapat terlaksana maka diperlukan
kepemerintahan yang baik. Kepemerintahan yang baik good governance merupakan issue yang
paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan masyarakat kepada pemerintah untuk
85 melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan
dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, di samping adanya pengaruh globalisasi. Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak
sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh
pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Dari segi functional aspect : governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai
tujuan yang telah digariskan, atau sebaliknya? World Bank memberikan definisi: “the way state power is used in managing economic and social
resources for development of society”. Sementara UNDP mendefinisikan sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority to
manage a nation’s affair at all levels”. Oleh karena itu, menurut definisiterakhir ini, governance mempunyai tiga kaki three legs yaitu
economic, political, dan administrative. Economic governance meliputi proses-proses pembuatan keputusan decision making processes yang
memfasilitasi aktifitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Economic governance mempunyai implikasi
terhadap equity, poverty dan quality of life. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.
Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state
86 negara atau pemerintahan, private sector sektor swasta atau dunia usaha
dan society masyarakat, yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Institusi pemerintahan berfungsi menciptakan
lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam
interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok- kelompok dalam masyarakat untuk beraprtisipasi dalam aktifitas ekonomi,
sosial dan politik. Negara, sebagai satu unsur governance, di dalamnya termasuk
lembaga-lembaga politik dan lembaga–lembaga sektor publik. Sektor swasta meliputi perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak diberbagai bidang
dan sektor informal lain di pasar. Ada anggapan bahwa sektor swasta adalah bagian dari masyarakat. Namun demikian sektor swasta dapat dibedakan
dengan masyarakat karena sektor swasta mempunyai pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan sosial, politik dan ekonomi, yang dapat menciptakan
lingkungan yang lebih kondusif bagi pasar dan perusahaan-perusahaan itu sendiri. Masyarakat society terdiri dari individual maupun kelompok baik
yang terorganisasi maupun tidak terorganisir yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal.
Society meliputi lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan lain- lain.
Wujud good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efektif dan efisien dengan
87 menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain,
negara, sektor swasta dan masyarakat society. Oleh karena good governance meliputi sistem administrasi negara, maka upaya mewujudkan
good governance juga merupakan upaya melakukan penyempurnaan pada sistem administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara
menyeluruh.
58
Kalau dilihat dari ketiga domain dalam governance, tampaknya domain state menjadi domain yang paling memegang peranan penting dalam
muwujudkan good governance, karena fungsi pengaturan yang memfasilitasi domain sektor dunia usaha swasta dan masyarakat society, serta fungsi
administratif penyelenggaraan pemerintahan melekat pada domain ini. Peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan publiknya sangat penting dalam
memfasilitasi terjadinya mekanisme pasar yang benar sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam pasar dapat dihindari.
Oleh karena itu, upaya-upaya perwujudan ke arah good governance dapat dimulai dengan membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan
negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya pembenahan penyelenggara pemerintahan sehingga dapat terwujud good governance.
Atas dasar konsep good governance tersebut di atas, governance domain state sebagai pembuat hukum dan kebijakan adalah harus cukup
adil dan dapat mengadopsi kepentingan semua pihak. Termasuk disini adalah pembuatan peraturan perundangan, kebijakan-kebijakan dan
58
LAN BPKP, Akuntabilitas dan Good Governance, Penerbit LAN, 2000, buku pertama, hal. 5-8.
88 keputusan-keputusan yang menyangkut ketenagakerjaan, khususnya
terhadap tenaga kerja perempuan. Hukum dan kebijakan yang dibuat haruslah melindungi dan mengatur adanya keadilan antara tenaga kerja laki-
laki dan tenaga kerja perempuan, serta harus ada keadilan antara kepentingan pengusaha, tenaga kerja, konponen usaha lainnya dan
mendorong mekanisme pasar yang dapat berkembang secara wajar dan baik.
4. Perlindungan Norma Kerja