230 kerja ke luar negeri menjadi prioritas, khususnya dalam
penangananpenyelesaian permasalahan Calon Tenaga Kerja IndonesiaTenaga Kerja Indonesia CTKITKI. Permasalahan CTKITKI pada dasarnya
merupakan suatu keadaan yang dirasakan telah merugikan yang bersangkutan dan masyarakat, sehingga perlu untuk segera diselesaikan. Agar penyelesaian
permasalahan dimaksud terlaksana dengan efektif, maka harus dilakukan secara cepat dan tepat.
2. Proses Pengajuan Klaim Asuransi
Menurut ketentuan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Nomor Kep-157Men2003 Indonesia Tentang Asuransi Tenaga Kerja
Indonesia, Pasal 1 angka 1 sampai dengan 4 menyebutkan bahwa : 1.
Asuransi tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut Asuransi TKI adalah suatu bentuk perlindungan bagi TKI dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai akibat risiko yang dialami TKI sebelum, selama dan sesudah bekerja di luar negeri.
2. Penanggung adalah Perusahaan Asuransi kerugian dan Asuransi Jiwa yang
telah mendapatkan Surat Penunjukkan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang melakukan kerjasama untuk memberikan perlindungan
terhadap TKI dengan membentuk 1 satu Konsorsium dan menunjuk 1 satu Koordinator Pelaksana Program Asuransi TKI.
3. Pemegang Polis adalah Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja Luar Negeri, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang memiliki kepentingan atas perlindungan TKI di Luar Negeri.
231 4.
Tertanggung adalah Tenaga Kerja Indonesia TKI qq Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri.
Untuk lebih jelasnya mengenai klaim asuransi oleh TKI dalam bagan sebagai berikut :
BAGAN 8 ALUR PENGAJUAN KLAIM ASURANSI
Bagan di atas menunjukkan bahwa klaim asuransi hanya dapat diajukan oleh TKI atau ahli waris TKI kepada KoordinatorKantor Cabang Koordinator
setelah mendapat rekomendasi dari Direktorat Jenderal PPTKLN atau BP2TKI setempat dengan melampirkan surat-suratdokumen klaim sebagai berikut :
a. Klaim bagi TKI yang meninggal dunia :
- Pemegang
polisTKI -
Ahli waris TKI
pemegang polis
PJTKI Cabang PJTKI 1.
Surat pengajuan klaim dari Dirut PJTKI
2. Surat kuasa bagi pihak
yang mendapatkan kuasa dari PJTKI untuk
mendampingi TKI yang mengajukan klaim
diatas kertas bermaterai
Cacat Tetap Konsorsium
Asuransi
Meninggal Dunia
Sakit Kecelakaan
Jenis Klaim
PHK akibat Pailit
Kesulitan Keuangan
Perawatan Sakit
PHK akibat tidak
sanggup bekerja
karena cacat tetap
Gaji yang belum
dibayarkan Biaya
Bantuan Hukum
Konsorsium Asuransi memeriksa persyaratan klaim
TKIAHLI WARIS Pencairan Klaim Asuransi
232 1
Surat pengajuan klaim yang ditandatangani oleh ahli waris dari TKI yang bersangkutan;
2 Surat keterangan meninggal dunia dari :
a Dinas KabupatenKota setempat, apabila TKI meninggal dunia di
dalam negeri; atau b
Rumah sakit setempat; atau c
Kepolisian setempat, apabila TKI meninggal dunia akibat kecelakaan.
b. Klaim bagi TKI bukan karena meninggal dunia terdiri dari cacat
tetapsebagian, PHK akibat pailitkesulitan keuangan, perawatan saki PHK akibat tidak sanggup bekerja karena cacat tetap, gaji yang belum
dibayarkan, dan biaya bantuan hukum : 1
Surat keterangan dari Perwakilan RI setempat yang menerangkan TKI bersangkutan mengalami masalah dan harus dikembalikan ke Indonesia.
2 Surat keterangan dari Perwakilan RI yang menerangkan bahwa TKI
sedang dalam proses pengajuan klaim asuransi sesuai dengan ruang lingkup dan jenis pertanggungan di Negara tempat TKI bekerja.
3 Surat keterangan berperkara dari Pengadilan atau lembaga berwenang
atau Perwakilan RI setempat apabila TKI menghadapi permasalahan hukum di negara setempat.
Pengajuan klaim asuransi tersebut diajukan selambat-lambatnya 6 enam bulan sejak TKI mengalami kejadianmusibah. Dalam hal pengajuan
233 klaim tersebut melebihi jangka waktu 6 enam bulan, hak menuntut klaim
tersebut dinyatakan gugur. Pembayaran klaim kepada TKI dilakukan oleh Koordinator
melalui Kantor Pusat atau Kantor Cabang setelah mendapatkan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar
Negeri PPTKLN atau BP2TKI. Pembayaran santunan asuransi harus diberikan secara langsung
oleh perusahaan asuransi melalui Koordinator kepada TKI yang bersangkutan atau ahli warisnya disaksikan atau diketahui oleh Petugas
Departemen Tenaga Kerja atau Perwakilan RI setempat. Perusahaan asuransi harus menggunakan Polis Asuransi TKI yang
telah disetujui oleh Direktur Asuransi, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan RI dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri atas nama Menteri. Yang menjadi Tertanggung dalam Polis tersebut adalah TKI qq direktorat
Jenderal PPTKLN. Apabila terjadi perubahan nilai rupiah terhadap mata uang asing,
maka santunan dan premi asuransi akan disesuaikan dengan perubahan nilai tukar tersebut.
Perusahaan Asuransi melalui Koordinator harus membuat laporan secara berkala tentang jumlah kepesertaan dan jumlah nilai cadangan klaim
bagi TKI yang masih bekerja di luar negeri kepada Dirjen PPTKLN.
234 Apabila terjadi perselisihan antara pemegang Polis dan Perusahaan
Asuransi, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan secara musyawarahmufakat, dan apabila tidak tercapai kesepakatan, dapat
menyerahkan kepada Badan Penengah yang ditunjuk oleh Direktur Asuransi, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan RI dan
Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.
3. Pengiriman Uang TKI Program Remittance