Sanitasi Dasar dan Air Limbah

3.3 Sanitasi Dasar dan Air Limbah

3.3.1 Cakupan Pelayanan Sanitasi Dasar

Secara umum, penduduk yang mempunyai akses sanitasi dasar yang memadai (tangki septik dan lubang tanah) telah mencapai 68,7% pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan pe- ningkatan yang cukup berarti dari kondisi tahun 2001 yang baru mencapai 61,5%. Walaupun demikian pencapaian ini belum mempertimbangkan kualitas dari sarana yang tersedia. Ditengarai tangki septik yang ada sebagian besar masih mencemari lingkungan.

Foto: Istimewa

TABEL III.21

CAKUPAN PELAYANAN SANITASI DASAR MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR TINJA

TAHUN 2001 DAN 2007

J ENIS T EMPAT

P ERKOTAAN

P ERDESAAN

N ASIONAL

P EMBUANGAN A IR

B ESAR (J AMBAN )

1 Tangki/septic

2 Kolam Sawah

3 Sungai/Danau/Laut 17.22

4 Lobang Tanah

5 Pantai/kebun

6 Lainnya 1.75

Total 100.02

Memadai 76.18

39 Data dan Informasi Dasar

GAMBAR 3.18 GAMBAR 3.20 CAKUPAN PELAYANAN SANITASI DASAR CAKUPAN PELAYANAN SANITASI DASAR MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR TINJA

MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR TINJA DI KOTA - DESA, 2001 - 2007

DI PERDESAAN, 2001 - 2007

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS

Pencapaian di atas masih jauh dari memadai mengingat Penduduk BAB di sungai/danau berkurang (4,43%), selama proporsi penduduk yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan

periode 2001 - 2007, tetapi cenderung tetap pada lokasi seper- (di kolam/sawah, sungai/danau, pantai/tanah terbuka lainnya)

ti kolam/sawah dan pantai/tanah terbuka. masih sekitar 31,3%. BAB sembarangan sebagian terbesar

Penggunaan tangki septik dominan di perkotaan, semen- pada lokasi sungai/danau (19,24%), kemudian kolam/sawah

tara penduduk perdesaan meskipun penggunaan tangki septik (4,89%), pantai/tanah terbuka (5,54%) dan lainnya (1,65%).

meningkat dengan signifikan akan tetapi penggunaan su- ngai/danau dan lobang tanah juga relatif mendominasi.

GAMBAR 3.19

Penduduk perkotaan yang BAB sembarangan relatif jauh

CAKUPAN PELAYANAN SANITASI DASAR

lebih kecil yaitu hanya sekitar 18,5% dibanding dengan pen-

MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR TINJA

duduk perdesaan 40,5%. Walaupun demikian telah terlihat

DI PERKOTAAN, 2001 - 2007

perubahan signifikan dari perilaku penduduk perdesaan jika membandingkan penduduk perdesaan yang BAB sem- barangan masih sebesar 49,5% pada tahun 2001. Sementara perubahan di perkotaan relatif kecil hanya sekitar 7%. Perubahan tersebut baik di perkotaan maupun perdesaan terutama terjadi pada kategori BAB di sungai/danau.

3.3.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Konsep IPAL terpadu bertujuan untuk mencegah pence- maran pada sumber air seperti sungai tidak terjadi lagi. IPAL terpadu adalah instalasi dimana seluruh industri membuang limbah di tempat yang sama. Jika tersedia IPAL terpadu, maka pengawasan mudah dilakukan. Setiap ada pendirian suatu

industri, persyaratannya harus memiliki IPAL.

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS

Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

TABEL III.22 LOKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHUN 2007 DAN RENCANA TAHUN 2008 K AP .P ENGOLAHAN (m 3 /H ARI )

N O P ROVINSI /K ABUPATEN / KOTA

N AMA L OKASI

M ETODE P ENGOLAHAN

T AHUN 2007

R ENCANA 2008

1 PROVINSI SUMATERA UTARA - Kota Medan

Aerated Lagoon + UASB - Kota Prapat

Pulau Brayan

Perluasan pelayanan

Kec. Aji Bata

Perluasan pelayanan

Aerated Lagoon

2 PROVINSI BANTEN - Kota Tangerang

Sukasari

Perluasan pelayanan

Oxidation Ditch

Perumnas

Perluasan pelayanan

Oxidation Pond

3 PROVINSI DKI - Jakarta Pusat

Aerated Lagoon - Jakarta Timur

Setiabudi

Duren Sawit

RBC

4 PROVINSI JAWA BARAT - Kota Bandung

Stabilization Pond - Kota Cirebon

Bojongsoang

Optimalisasi IPAL

Ade Irma S Kesenden

Perluasan pelayanan

Stabilization Pond

Perumnas S Perumnas U

5 PROVINSI JAWA TENGAH - Kota Surakarta

Semanggi

Aerated Lagoon

6 PROVINSI DIY - Kab. Bantul

Sewon

Aerated Lagoon

7 PROVINSI JAWA TIMUR - Kota Malang

Ciptomulyo

Perluasan pelayanan

UASB

Mergosono

Perluasan pelayanan

UASB

8 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN - Kota Banjarmasin

9 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR - Kota Balikpapan

Pasar inpres

Perluasan pelayanan Extended Aeration

10 PROVINSI BALI - Kota Denpasar

Aerated Lagoon - Kab. Badung

Suwung

Aerated Lagoon TOTAL KAPASITAS

Kaw. Nusa Dua

41 Data dan Informasi Dasar

TABEL III.23 STATUS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TAHUN 2007

Jumlah IPAL

Kapasitas pengolahan (m3/hari)

Metode pengolahan

Aerated Lagoon + Upflow Anerobic Sludge Blanket (UASB)

Aerated Lagoon

Oxidation Ditch

Oxidation Pond

RBC (Rotating Biological Contractors)

Stabilization Pond

Extended Aeration

Sumber: http://www.pu.go.id/infostatistik, tanggal 25 maret 2008

Sampai dengan tahun 2007, terdapat 20 IPAL yang terse- pengomposan masih sangat sedikit. Bahkan masih jauh lebih banyak bar di 14 kota besar di Indonesia dengan total kapasitas pe-

rumah tangga yang melakukan praktek buang sampah ke kali/

selokan, dan dibuang sembarangan. Selengkapnya pada Tabel III.24. diantaranya berencana untuk memperluas cakupan pelayanan- nya pada tahun 2008 dan 2 diantaranya berencana untuk menambah kapasitas pengolahannya serta 1 IPAL yang akan melakukan optimasi. Sebagian besar IPAL (37,5 %) menggu- nakan metoda pengolahan aerated lagoon sedangkan sisanya menggunakan metoda pengolahan lain mulai dari kombinasi antara aerated lagoon dan UASB, UASB, oxidation ditch, oxi- dation pond, RBC, stabilization pond atau extended aeration.

ngolahan sebesar 430 ribu m 3 /hari. Dari 20 IPAL yang ada, 11

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24