INSTRUMEN ATAU ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisien tinggi (Azwar, 2000). Tehnik yang digunakan adalah tehnik koefisien Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS ver 15.0 0 for Windows.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR PENELITIAN
Penyebaran skala untuk uji coba terhadap alat ukur penelitian dilaksanakan mulai tanggal 9 Februari 2009 sampai tanggal 14 Februari 2009. Skala yang disebar berisi 60 aitem yang terdiri atas: 30 aitem Skala Intensi Membeli dan 30 aitem Skala Citra merek. Uji coba Skala Intensi membeli dan Skala Citra merek ini dilakukan terhadap 100 orang sampel.
1. Hasil uji coba Skala Intensi Membeli
Hasil uji terhadap Skala Intensi Membeli menunjukkan realibilitas alpha sebesar 0,898 dengan nilai r xy aitem bergerak dari 0,028 sampai 0,698. Dari 30 aitem yang diuji coba terdapat 27 aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (r xy > 0,275). Tabel 3 menunjukka blue print Skala Intensi Membeli setelah uji coba.
Tabel 3 Distribusi Aitem – Aitem Skala Intensi Membeli Setelah Uji Coba
Dimensi
Favorable
Unfavorable Total
Kepercayaan berperilaku
Kepercayaan normatif
Kontrol kepercayaan
Setelah melakukan pengguguran aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem rendah, maka koefisien alpha menjadi 0,907 dengan nilai r xy aitem bergerak dari 0,278 sampai 0,688. Selanjutnya peneliti melakukan penomoran aitem yang baru untuk digunakan dalam skala penelitian. Penomoran aitem yang baru ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Distribusi Aitem – Aitem Skala Intensi Membeli Untuk Penelitian
Dimensi
Favorable
Unfavorable Total
Kepercayaan berperilaku
Kepercayaan normatif
Kontrol kepercayaan
2. Hasil uji coba Skala Citra Merek
Hasil uji terhadap Skala Citra Merek menunjukkan realibilitas alpha sebesar 0,821 dengan nilai r xy aitem bergerak dari -0,215 sampai 0,606. Dari 30 aitem yang diuji coba terdapat 17 aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem yang tinggi (r xy > 0,275). Tabel 5 menunjukka blue print Skala Intensi Membeli setelah uji coba.
Tabel 5
Distribusi Aitem – Aitem Skala Citra Merek Sebelum Uji Coba
Setelah melakukan pengguguran aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem rendah, maka koefisien alpha menjadi 0,857 dengan nilai r xy aitem bergerak dari 0,302 sampai 0,651. Selanjutnya peneliti melakukan penomoran aitem yang Setelah melakukan pengguguran aitem yang memiliki daya diskriminasi aitem rendah, maka koefisien alpha menjadi 0,857 dengan nilai r xy aitem bergerak dari 0,302 sampai 0,651. Selanjutnya peneliti melakukan penomoran aitem yang
Tabel 6 Distribusi Aitem – Aitem Skala Citra Merek Untuk Penelitian
G. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Adapun ketiga tahap tersebut adalah: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.
1. Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
a. Pembuatan alat ukur Penelitian ini menggunakan dua skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala yang pertama adalah skala intensi membeli yang disusun berdasarkan aspek – aspek intensi membeli yang dikemukakan oleh Ajzen (2006). Jumlah aitem pada skala intensi membeli ini adalah 30 aitem.
Skala yang kedua adalah skala citra merek yang disusun berdasarkan aspek – aspek citra merek yang dikemukakan oleh Griffin (2006). Jumlah aitem yang ada pada skala citra merek ini adalah 30 aitem.
b. Uji coba alat ukur Setelah alat ukur disusun, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur ini dilakukan pada tanggal 9 – 14 Februari 2009 pada 100 orang segmen pasar merek billabong di kota medan. Masing – masing subjek penelitian diberikan skala intensi membeli dan skala citra merek.
c. Revisi alat ukur Revisi alat ukur dilakukan setelah peneliti melakukan uji coba terhadap alat ukur dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas skala. Setelah diketahui aitem – aitem mana saja yang memenuhi standar validitas dan reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem – aitem tersebut ke dalam alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah alat ukur direvisi, maka dilaksanakan penelitian pada segmen pasar merek Billabong. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti langsung mengambil data ke lapangan. Pengambilan data ini dilakukan dengan memberikan alat ukur berupa skala intensi membeli dan skala citra merek kepada subjek penelitian. Namun sebelum melakukan pengisian terlebih dahulu peneliti meminta izin kesedian kepada subjek penelitian.
3. Tahap pengolahan data
Setelah data diperoleh, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pengolahan data ini dilakukan dengan menganalisa menggunakan bantuan SPSS version 15.00 for windows.
H. METODE ANALISIS DATA
Data yang diperoleh akan diolah dengan analisis data statistik. Alasan yang mendasari digunakannya analisis statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan atau generalisasi penelitian. Pertimbangan lain adalah: (a) statistik bekerja dengan angka, (b) statistik bersifat objektif, dan (c) statistik bersifat universal (Hadi, 2000).
Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang gunanya untuk memenuhi kriteria pengukuran parametrik:
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing – masing variabel tergantung (intensi membeli) dan variabel bebas (citra merek) telah menyebar secara normal. Hal ini perlu dilakukan karena jika populasi dari sampel diambil tidak bersifat normal, maka tes statistik yang bergantung pada asumsi normalitas itu menjadi cacat sehingga kesimpulan menjadi tidak berlaku (Kerlinger, 1995).
Pengukuran normalitas menggunakan one-sample kolmogorov smirnov. Menurut Hadi (2000) kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tidak normal.
Berdasarkan analisa inilah diketahui variabel citra merek dan intensi membeli mengikuti sebaran normal atau tidak.
2. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel citra merek berkorelasi secara linier terhadap data variabel intensi membeli. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F (Anova) . Data dikatakan linier apabila p < 0,05. Selain itu, tehnik scatter plot juga dilakukan untuk melihat nilai linieritas kedua variabel penelitian dengan menggunakan bantuan program statistik SPSS version 15.00 for windows.
Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis regresi linear karena tujuan penelitian ini adalah apakah citra merek berpengaruh pada intensi membeli.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh.
A. ANALISA DATA
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah segmen pasar produk bermerek Billabong yang ada di kota Medan. Segmen pasar produk bermerek Billabong yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Dari 100 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status pendidikan.
Berdasarkan jenis kelamin dikelompokkan atas dua kategori, yaitu: laki – laki dan perempuan. Pengelompokan subjek berdasarkan usia terdiri atas 3 kategori, yaitu: 11 – 20 tahun, dan 20 – 40 tahun. Selanjutnya berdasarkan status pendidikan terdiri atas 3 kategori, yaitu: S1, D3, dan SMA.
a. Pengelompokan Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu: laki – laki dan perempuan dengan gambaran penyebaran subjek seperti yang terlihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah (N) Persentase (%)
Perempuan
Laki - laki
Total
Berdasarkan gambaran diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah subjek perempuan sebanyak 69 orang (69%) dan subjek laki – laki sebanyak 31 orang (31%).
b. Pengelompokan Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Pengelompokan subjek berdasarkan usia dilakukan berdasarkan teori Papalia (2004) mengenai tahapan perkembangan manusia. Pengelompokan subjek berdasarkan usia ini terdiri atas 2 kategori, yaitu: remaja (11 – 20 tahun), dan dewasa muda (20 – 40 tahun) dengan gambaran penyebaran subjek seperti yang terlihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan gambaran diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah subjek remaja sebanyak 68 orang (68%), dan subjek dewasa muda sebanyak 32 orang (31%).
3. Pengelompokan Subjek Penelitian Berdasarkan Status
Berdasarkan statusnya, pengelompokan subjek penelitian terdiri atas 4 kategori, yaitu: SMA, D3, dan S1.
Tabel 9
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pendidikan
Jumlah
Persentase
(N)
SMA
36 36 D3 29 29
S1
Total
Gambaran diatas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian dengan status S1 sebanyak 35 orang (35%), D3 sebanyak 29 orang (29%), dan SMA sebanyak 36 orang (36%).
2. Hasil Penelitian
a. Uji asumsi
Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif citra merek terhadap intensi membeli. Namun sebelum analisa data dilakukan ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu : uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik pada variabel citra merek maupun pada variabel citra merek. Selain itu juga dilakukan uji linieritas untuk mengetahui bentuk hubungan antara masing – masing variabel.
1. Uji normalitas Menurut Hadi (2000) kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka
sebaran data normal, sedangkan jika p < 0,05 maka sebaran data tidak normal. Pada penelitian ini nilai p yang diperoleh untu variabel citra merek dan variabel intensi membeli > 0,05. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Normalitas Sebaran Variabel Citra Merek Dan Intensi Membeli
Variabel
Citra merek 0,899 ,394 Intensi membeli
0,7540 0,621 Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa:
a) Data citra merek mengikuti distribusi normal dengan nilai Z = 0,899 dan nilai p = 0,394 pada tes kolmogorov – smirnov. Lebih jelas sebaran data citra merek dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.
Grafik 1
Kurva normal untuk variabel citra merek
Std. Dev. =7.261 N =100
30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 citra merek
b) Data intensi membeli mengikuti distribusi normal dengan nilai Z = 0,754 dan nilai p = 0,621 pada tes kolmogorov – smirnov.
Grafik 2
Kurva normal untuk variabel intensi membeli
F Mean =71.51
5 Std. Dev. =13.927 N =100
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 intensi membeli
2. Uji linierias Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel citra merek dan
intensi membeli memiliki hubungan yang linier. Hasil uji linieritas ini menunjukkan perolehan nilai F = 19,404 dan nilai p = 0,00 sebagaimana tertera pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11 Hasil uji linieritas hubungan citra merek dengan intensi membeli
df F p
Keterangan
Citra merek*intensi membeli 1 19,404 0,000
Linier
Berdasarkan tabel 11 diatas diperoleh bahwa nilai p < 0,05. Hak ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara citra merek dengan intensi membeli. Selain itu, uji linieritas juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram pencar (scatter plot). Dari diagram ini diketahui bahwa variabel citra merek dan variabel intensi membeli memiliki hubungan linier yaitu nilai intensi membeli = 32,54 + 0,78*citra merek.
Grafik 3 Scatter Plot Hubungan Citra Merek Dengan Intensi Membeli
Y = 32.54 + 0.78 * X
40.00 50.00 60.00 citra merek
Sesuai dengan hasil diatas, diperoleh bahwa penelitian ini terdistribusi normal dan linear, sehingga dapat dilakukan pengolahan data parametrik. Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan Sesuai dengan hasil diatas, diperoleh bahwa penelitian ini terdistribusi normal dan linear, sehingga dapat dilakukan pengolahan data parametrik. Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan
3. Hasil Utama Penelitian
Pengaruh citra merek terhadap intensi membeli diperoleh dengan cara menghitung koefisien regresi. Berdasarkan analisa regresi dari variabel citra
merek dan variabel intensi membeli diperoleh koefisien determinansi (r 2 ) sebesar 0,157 dengan nilai F = 19,404 dan angka signifikansi sebesar 0,000. Sebagaimana
tertera pada tabel 12 berikut ini.
Tabel 12
Hasil Model Summary Pada Analisa Regresi
Adjusted
Analisa
R Square
Hal ini menunjukkan bahwa citra merek merek memiliki pengaruh positif sebesar 15,7 % terhadap intensi membeli. Selebihnya 84,3 % intensi membeli dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Hasil Tambahan Penelitian
a. Deskripsi data penelitian berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik pada variabel intensi membeli
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel intensi membeli adalah sebanyak 27 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan 5 alternatif jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 13 berikut.
Tabel 13
Skor Empirik Dan Skor Hipotetik Variabel Intensi Membeli
Min Maks Mean SD membeli
Intensi Min
Maks Mean
Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa untuk skala intensi membeli diperoleh mean empirik sebesar 71,51 dengan SD 13,93. Sedangkan mean hipotetik diperoleh sebesar 81 dengan SD 18.
Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang didasari oleh kategorisasi hipotetik. Hasil dari pengelompokan ini menunjukkan bahwa mean empirik variabel intensi membeli sebesar 71,51 menggambarkan tingkat intensi membeli subjek berada pada tingkat sedang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14 Kategorisasi Skor Intensi Membeli Variabel
Rentang nilai
Kategori
Rendah Intensi membeli
b. Deskripsi data penelitian berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik pada variabel citra merek
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel citra merek adalah sebanyak 17 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan 5 Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel citra merek adalah sebanyak 17 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan 5
Tabel 15 Skor Emprik Dan Skor Hipotetik Variabel Citra Merek
Min Maks Mean SD Citra merek 31,00 66,00 49,98 7,26
Min
Maks Mean
SD
Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa untuk skala citra merek diperoleh mean empirik sebesar 49,98 dengan SD 7,26. Sedangkan mean hipotetik diperoleh sebesar 51 dengan SD 11.
Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang didasari oleh kategorisasi hipotetik. Hasil dari pengelompokan ini menunjukkan bahwa mean empirik variabel citra merek sebesar 49,98 menggambarkan tingkat citra merek yang dimiliki subjek berada pada tingkat sedang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.
Tabel 16 Kategorisasi Skor Citra Merek Variabel
Rentang nilai
Citra merek
c. Kategorisasi data penelitian
Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada hasil uji Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada hasil uji
Tabel 17 Kategorisasi subjek berdasarkan skor intensi membeli Variabel
Rentang nilai Kategori
Jumlah (N) Persentase
28 28% Intensi membeli
3 3% Berdasarkan kategorisasi pada tabel 17, dapat dilihat bahwa sebagian besar
99 < X
Tinggi
subjek memiliki tingkat intensi membeli sedang, yaitu: sebesar 69%, sedangkan yang lainnya memiliki intensi membeli pada tingkat rendah sebanyak 28%, dan 3% memiliki tingkat intensi membeli yang tinggi.
Kategorisasi untuk variabel citra merek dengan jumlah frekuensi dan persentase individu terhadap 100 orang subjek yang mengisi skala penelitian
didalamnya dapat dilihat pada tabel 18berikut ini.
Tabel 18 Kategorisasi subjek berdasarkan skor citra merek
Variabel Rentang nilai
Kategori
Jumlah (N) Persentase
5 5% Citra merek
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 18, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki skor citra merek pada tingkat sedang.
Untuk melihat penyebaran skor dalam bentuk matriks kategori dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.
Tabel 19 Matriks hubungan Antar variabel dalam bentuk kategori Intensi Membeli
Variabel
Tinggi Rendah
Matriks hubungan antar variabel pada tabel 19 diatas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terletak pada kategori citra merek yang sedang dan intensi membeli yang sedang juga, yaitu sebanyak 63 orang (63%). Selain itu ada 4 orang (4%) yang memiliki citra merek rendah dan intensi membeli yang rendah pula, serta 2 orang (2%) memiliki citra merek tinggi dan intensi membeli yang tinggi.
Hasil ini mempertegas temuan bahwa citra merek memiliki hubungan yang positif terhadap intensi membeli. Hal ini sesuai dengan hasil analisa penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh citra merek terhadap intensi membeli. Semakin tinggi citra mereknya, semakin tinggi pula intensi membelinya. Sebaliknya semakin rendah citra mereknya, semakin rendah pula intensi membelinya.
d. Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin
Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini.
Tabel 20 Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin
F p kelamin
Tabel 20 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata intensi membeli pada laki – laki sebesar 73,29 , sedangkan nilai rata – rata intensi membeli pada perempuan sebesar 70,71. Hal ini menjelaskan bahwa intensi membeli pada laki – laki lebih tinggi daripada intensi membeli perempuan.
Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 0,732 dengan nilai signifikansi 0,394 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara intensi membeli pada laki – laki dan perempuan.
e. Gambaran intensi membeli berdasarkan usia
Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan jenis usia dapat kita lihat pada tabel 21 berikut ini.
Tabel 21 Gambaran intensi membeli berdasarkan usia
Jumlah
Variabel Usia
5,244 0,024 membeli Total
Tabel 21 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata terendah intensi membeli terdapat pada rentang usia 11 – 20 tahun sebesar 69,37 sedangkan nilai rata – rata intensi membeli tertinggi terdapat pada rentang usia 20 – 40 tahun sebesar 76,06.
Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 5,244 dengan nilai signifikansi 0,024 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tingkat intensi membeli ditinjau dari usia.
f. Gambaran intensi membeli berdasarkan status pendidikan
Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan status pendidikan dapat kita lihat pada tabel 22 berikut ini.
Tabel 22
Gambaran intensi membeli berdasarkan status pendidikan Status
F p pendidikan
Tabel 22 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata terendah intensi membeli terdapat pada tingkat pendidikan D3 sebesar 69,41 sedangkan nilai rata – rata intensi membeli tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SMA sebesar 72,58.
Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 0,466 dengan nilai signifikansi 0,629 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat intensi membeli ditinjau dari status pendidikan.
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada segmen pasar Billabong menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari citra merek terhadap intensi membeli, yaitu sebesar 15,7%. Hasil ini sesuai dengan pendapat Levy (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa orang sering membeli produk bukan hanya untuk manfaat fungsional, tetapi lebih untuk nilai simboliknya. Nilai simbolik inilah yang diharapkan konsumen dapat mengkomunikasikan dirinya kepada observer. Sebagaimana dijelaskan oleh Veblen ( dalam Horton, 1984) bahwa sebagian besar konsumsi dimotivasi oleh keinginan untuk mengesankan orang lain dan produk yang sering dikonsumsi adalah jenis pakaian, perhiasan, rumah, dan yang sejenisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Grubb dan Grathwohl (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa langkah pertama yang akan dilakukan konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu adalah membeli sebuah produk yang mengkomunikasikan konsep dirinya kepada observer, kemudian konsumen berharap bahwa observer akan memiliki persepsi yang diinginkan dari sifat alami produk secara simbolik, dan akhirnya konsumen berharap bahwa observer akan memandang dirinya seperti memiliki sifat simbolik yang hampir sama dengan produk tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil persamaan linieritas intensi membeli = 32,54 + 0,78*citra merek yang berarti bahwa setiap tejadi peningkatan citra merek, maka intensi membeli juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Seock (2003) yang mengatakan bahwa semakin positif sikap seorang konsumen terhadap suatu merek, maka semakin tinggi pula intensi membeli konsumen.
Penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek hanya memberi pengaruh sebesar 15,7% terhadap intensi membeli. Hal ini berarti masih terdapat 84,3% faktor – faktor lainnya yang dapat mempengaruhi intensi membeli seseorang, seperti strategi pemasaran. Sebagaimana dikatakan oleh Setiadi (2005) bahwa strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, faktor lingkungan (eksternal) dan faktor yang bersifat individual (internal) juga turut mempengaruhi perilaku membeli seseorang (Engel, dkk., 1995). Oleh karena itu penelitian – penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas faktor – faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh positif citra merek terhadap intensi membeli. artinya semakin tinggi tingkat citra merek, maka semakin tinggi pula tingkat intensi membeli. Sebaliknya, semakin rendah tingkat citra merek, maka semakin rendah pula tingkat intensi membeli.
2. Sumbangan efektif variabel citra merek terhadap intensi membeli adalah 15,7%. Artinya citra merek memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap intensi membeli, sedangkan 84,3% lainnya disebabkan oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan data hipotetik, skor total variabel citra merek dibagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum tingkat citra merek subjek penelitian tergolong sedang.
4. Berdasarkan data hipotetik, skor total variabel intensi membeli dibagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum tingkat intensi membeli subjek penelitian tergolong sedang.
5. Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh bahwa:
a. Tidak ada perbedaan intensi membeli pada laki – laki dan perempuan. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa intensi membeli laki – laki lebih tinggi daripada perempuan.
b. Ada perbedaan intensi membeli pada remaja dan dewasa muda. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan usia diperoleh bahwa intensi membeli dewasa muda lebih tinggi daripada remaja.
c. Tidak ada perbedaan intensi membeli jika ditinjau dari status pendidikan. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan status pendidikan diperoleh bahwa intensi membeli tertinggi dimiliki oleh subjek dengan status pendidikan SMA, dan intensi membeli terendah dimiliki oleh subjek penelitian dengan status pendidikan D3
B. SARAN
1. Saran Metodologis
Berdasarkan hasil penelitian ini bagi pihak – pihak yang berminat melakukan penelitian sejenis atau mengembangkan penelitian ini lebih jauh, hendaknya memperhatikan hal – hal berikut:
a. Penelitian selanjutnya juga hendaknya memperhatikan metode yang paling sesuai untuk mendapatkan subjek penelitian yang benar – benar representatif. Selain itu, peneliti menyarankan agar jumlah dan variasi subjek penelitian lebih beragam dapat menggunakan penyebaran skala secara online menggunakan jaringan internet, sehingga lebih mudah diakses oleh banyak orang.
b. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya digunakan metode penelitian eksperimen agar dapat menggali lebih dalam lagi tentang citra merek dan intensi membeli.
c. Penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor – faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Saran Praktis
Sebuah perusahaan atau produsen sebaiknya melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen secara berkala, sehingga produsen dapat lebih mengenal kebutuhan ataupun harapan konsumen dengan demikian strategi pemasaran yang digunakan oleh produsen pun akan menjadi lebih efektif.