HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan mendistribusikan kuesioner langsung pada responden, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan mendatangi langsung kantor atau tempat dinas Satuan Polisi Pamong Praja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa yang menjadi lokasi penelitian. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan. Dari 158 kuesioner yang disebar semuanya kembali dan secara keseluruhan bersyarat untuk diolah.

2. Karakteristik Responden Untuk merespon hasil penelitian maka pentingnya menempatkan karakteristik responden sebagai informasi yang mendukung dan memperkuat dari hasil penelitian yang diteliti, guna memberikan kelayakan penelitian sesuai dengan penunjukan karakteristik responden yang diambil sebagai sampel penelitian. Karakteristik yang dimaksud untuk responden adalah uraian tentang uraian jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan masa kerja dalam Satuan Polisi Pamong Praja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa yang diperlukan, berkenaan dengan memberikan variabel-variabel penelitian yang diteliti. Maka perlu terlebih dahulu dikemukakan identitas responden yang diharapkan dapat memperkuat kedudukan dan posisi penelitian ini. Untuk mengetahui identitas responden sesuai dengan jumlah responden yang disebarkan dan seluruhnya dikembalikan yaitu sebanyak 158 orang sebagai berikut: 2. Karakteristik Responden Untuk merespon hasil penelitian maka pentingnya menempatkan karakteristik responden sebagai informasi yang mendukung dan memperkuat dari hasil penelitian yang diteliti, guna memberikan kelayakan penelitian sesuai dengan penunjukan karakteristik responden yang diambil sebagai sampel penelitian. Karakteristik yang dimaksud untuk responden adalah uraian tentang uraian jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan masa kerja dalam Satuan Polisi Pamong Praja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa yang diperlukan, berkenaan dengan memberikan variabel-variabel penelitian yang diteliti. Maka perlu terlebih dahulu dikemukakan identitas responden yang diharapkan dapat memperkuat kedudukan dan posisi penelitian ini. Untuk mengetahui identitas responden sesuai dengan jumlah responden yang disebarkan dan seluruhnya dikembalikan yaitu sebanyak 158 orang sebagai berikut:

kerjanya, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden

Jenis Kelamin

Persentase ( % ) Laki – Laki

Jumlah ( orang )

Sumber: data Primer telah diolah 2014

Dari Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin responden yang bekerja secara aktif dan produktif dalam peningkatan prestasi kerja semuanya adalah laki – laki 100%. Hal ini memberikan petunjuk bahwa penempatan satuan polisi pamong praja di Setiap Sekolah di kabupaten Gowa Semuanya laki – laki.

b. Umur Satpol PP Umur adalah usia dari responden yang matang dan berpengalaman dalam melaksanakan aktifitas kerja sesuai dengan tingkat kompetensi dalam meningkatkan prestasi kerja. Identitas umur Satpol PP juga menggambarkan adanya variasi sikap dan prilaku yang dimiliki oleh Satpol PP sebagai responden dalam penelitian ini terutama dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas – tugas pokok dan fungsinya yang diberikan oleh

Data hasil penelitian ini dapat membantu manajemen terutama untuk memprediksi dan merencanakan tugas – tugas yang harus dilakukan dan yang dapat dicapai oleh Satpol PP, sehingga dengan adanya data tentang variasi umur Satpol PP, maka dapat akan lebih mudah untuk menata dan memprediksikan beban kerja, beban biaya/gaji yang harus diterima oleh Satpol PP dan juga dapat menunjukkan masa kerjanya.

Berdasarkan data hasil penelitian dengan jumlah responden yang digunakan yaitu sebanyak 158 orang dan semuanya berstatus Satpol PP Honorer. Secara ringkas hasil penelitian mengenai identitas umur satpol PP dan dapat ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut :

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Respons

Umur

Jumlah ( Orang )

Sumber: data Primer telah diolah 2014

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa umur Satpol PP secara keseluruhan bervariasi mulai dari usia 25 sampai dengan 40 diketahui bahwa kebanyakan dari umur Satpol PP sudah matang dan berpengalaman dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam meningkatkan prestasi kerjanya kebanyakan Satpol PP Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa umur Satpol PP secara keseluruhan bervariasi mulai dari usia 25 sampai dengan 40 diketahui bahwa kebanyakan dari umur Satpol PP sudah matang dan berpengalaman dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam meningkatkan prestasi kerjanya kebanyakan Satpol PP

c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang ditamati oleh responden sesuai dengan latar belakang pendidikan dan disiplin ilmu yang ditekuni dan diakui oleh pemerintah atas tamatan pendidikan yang dimilikinya. Tingkat pendidikan mempunyai andil dalam mendukung aktifitas kerja sehari – hari sesuai dengan kompetensi yang dimiliki Satpol PP dalam meningkatkan prestasi kerjanya, lebih jelasnya ditunjukan pada Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan

Persentase ( % ) SLTA

Jumlah ( orang )

98.73% D2 2 1.27% Total

100.00% Sumber: data Primer telah diolah 2014

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, mempunyai tingkat pendidikan rata – rata SLTA. Tingkat Pendidikan SLTA sebanyak 98,73% dan hanya 1.27% D2. Sehingga rata – rata tingkat pendidikan Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa adalah SLTA.

D. Masa kerja

Masa kerja personil kerja merupakan salah satu faktor dalam karakteristik yang dimiliki Satpol PP merupakan unsur pengetahuan yang dapat memperkuat kemampuan dan motivasi kerja Satpol PP dan lembaga. Masa kerja Satpol PP dapat memberikan pengaruh kuat terhadap efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kerja Satpol PP karena mereka memiliki pengalaman bekerja yang semakin menguasai tugas pokok dan fungsi pekerjaannya dan juga semakin memperdalam kemampuannya.

Berdasarkan jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sebanyak 158 orang Satpol PP yang menunjukkan adanya suatu penyebaran yang cukup bervariasi dengan interval masa kerja relative muda yaitu antara

1 hingga 5 tahun. Untuk mengetahui variasi penyebaran masa kerja yang dimiliki seluruh personil polri menjadi sampel dalam penelitian ini pada tahun 2014 di Satuan Polisi Pamong Praja pada Dinas Kabupaten Gowa dapat digambarkan dalam Tabel 5 sbb:

Tabel 5 Identitas Responden Menurut Masa Kerja Respons

Masa Kerja

Jumlah ( Orang )

100% Sumber : Data Primer telah diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa semua Satpol PP yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 158 orang dengan

Total

B. Deskripsi Variabel Penelitian Analisis variabel penelitian dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan manajemen terkait dengan masing-masing variabel penelitian yang digunakan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 158 orang satpol pp yang tersebar di 18 kecamatan di kabupaten gowa.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dan diperoleh data sesuai dengan banyaknya variabel yang akan diteliti yaitu dengan menggunakan empat variabel bebas dan satu variabel terikat adapun empat variabel bebas dalam penelitian ini masing-masing adalah pendidikan (X1), kemampuan (X2) pengalaman (X3), keahlian (X4), sedangkan variabel tidak bebasnya adalah prestasi kerja Satpol PP yang disimbolkan sebagai Y.

Jumlah Satpol PP yang diteliti seluruhnya adalah laki-laki yang berjumlah 158 orang dilaksanakan pada tahun 2014 sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 bulan lamanya yaitu bulan Mei dan Juni dengan menggunakan kuesioner yang didukung oleh data sekunder serta tetap melakukan wawancara kepada para Satpol PP terutama dalam lingkup satuan Polisi Pmong Praja pada dinas pendidikan Kabupaten Gowa.

Selain menyebarkan kuesioner, wawancara juga dilakukan dengan harapan untuk mempertemukan apakah data yang dikumpulkan secara primer sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dilapangan. Data sekunder ini diharapkan juga dapat memperkuat analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, sehingga kesimpulan penelitian ini dapat digeneralisasi secara keseluruhan kepada Satpol PP yang bertugas disetiap sekolah di kabupaten gowa.

Berdasarkan hasil tabulasi data dengan menggunakan empat variabel bebas ( Pendidikan, Keahlian, Pengalaman dan Keahlian ) dan satu variabel terikat ( Prestasi Kerja ), maka untuk mengetahui tanggapan ke 158 responden, sampel terhadap ke empat variabel penelitian ini, secara deskriptif dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pendidikan (X1) Pendidikan merupakan suatu proses dari kegiatan penyelanggaraan system pendidikan dalam mencerdaskan dan menciptakan individu sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan organisasi. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Indikator Pendidikan yaitu : a). Jenjang pendidikan, b). Latar belakang Pendidikan dan c). Disiplin ilmu. Pengukuran berdasarkan tingkat pendidikan Satpol PP dalam melaksanakan tugas pokoknya

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner diperoleh data untuk variabel Pendidikan (X1) berdasarkan jenjang pendidikan untuk tiap pertanyaan yang diberikan kepada Satpol PP dengan frekuensi dan persentasenya disajikan secara rinci dalam Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Pendidikan

Distribusi Tanggapan Responden Rata- N Indikator

A. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan

mampu

- - meningkatkan prestasi kerja

4.32 Jenjang pendidikan adalah tahapan

2 pendidikan yang

ditetapkan

4.26 berdasarkan tingkat pengembangan

Apakah anggota Satpol PP belum Merasa Puas dengan jenjang

3 - - Pendidikan terakhir yang Satpol PP

4.39 tamati Motivasi Satpol PP untuk melanjutkan

4 Pendidikan ke jenjang yang lebih - -

4.61 tinggi sangat besar

Jenjang pendidikan yang dimiliki Satpol

5 PP sangat sesuai dengan pekerjaan - -

4.37 Satpol PP saat ini

B. Latar Belakang Pendidikan

Apakah Latar belakang pendidikan

6 mampu mengembangkan potensi - - SDM Satpol PP

4.28 Latar belakang Pendidikan merupakan

7 cerminan keahlian - -

4.40 Satpol PP

C. Disiplin Ilmu

Satpol PP dituntut untuk mampu

8 - - menggunakan disiplin ilmu yang

Satpol PP mempunyai disiplin ilmu yg pernah didalami dan merupakan

9 - - keahlian utama sifatnya lebih detail

4.39 bukan secara umum. Satpol PP yang Mempunyai Disiplin Ilmu

10 yang khusus akan mampu melaksanakan

- - tugas pokok secara berkualitas

Sumber: Dianalisis dari Data Primer (Jumlah sampel menurut indikator adalah 10 x 158 =

1580. Proporsi dari jumlah dihitung dengan membagi total frekuensi dengan 4,42).

Dari Tabel 6 variabel yang dikembangkan dalam penelitian. Pada hasil analisis, dari 3 indikator masing-masing dipresentasikan yaitu indikator jenjang pendidikan sebanyak 39,86% yang sangat setuju, 59,36% yang setuju, 3,70% yang kurang setuju dengan rata-rata sebesar 4,39. Selanjutnya, berdasarkan 3 indikator tersebut maka dibagi dalam beberapa pernyataan dalam setiap indikatornya. Persentase yang paling banyak setuju dengan pernyataan yaitu motivasi Satpol PP untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat besar (62,0%) atau sebanyak 98 orang Satpol PP, 59 (37,3%) yang setuju dengan pernyataan tersebut dan 1 (0,6%) yang kurang setuju, selanjutnya pada indikator dituntut untuk mampu menggunakan ilmu yang dimiliki tepat pada tempatnya, waktunya serta sasarannya yaitu sebesar 94 (59,5%) yang menjawab sangat setuju, setuju sebanyak 63 orang (39,9%) dan kurang setuju sebanyak 1 orang (0,6%), kemudian indikator tertinggi ketiga, Dari Tabel 6 variabel yang dikembangkan dalam penelitian. Pada hasil analisis, dari 3 indikator masing-masing dipresentasikan yaitu indikator jenjang pendidikan sebanyak 39,86% yang sangat setuju, 59,36% yang setuju, 3,70% yang kurang setuju dengan rata-rata sebesar 4,39. Selanjutnya, berdasarkan 3 indikator tersebut maka dibagi dalam beberapa pernyataan dalam setiap indikatornya. Persentase yang paling banyak setuju dengan pernyataan yaitu motivasi Satpol PP untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat besar (62,0%) atau sebanyak 98 orang Satpol PP, 59 (37,3%) yang setuju dengan pernyataan tersebut dan 1 (0,6%) yang kurang setuju, selanjutnya pada indikator dituntut untuk mampu menggunakan ilmu yang dimiliki tepat pada tempatnya, waktunya serta sasarannya yaitu sebesar 94 (59,5%) yang menjawab sangat setuju, setuju sebanyak 63 orang (39,9%) dan kurang setuju sebanyak 1 orang (0,6%), kemudian indikator tertinggi ketiga,

Jika ditanyakan Satpol PP mempunyai ilmu/pengetahuan yg pernah didalami dan merupakan keahlian utama sifatnya lebih detail bukan secara

umum. sebanyak 66 orang (41,8%) yang setuju sekali, 88 orang (55,7%) yang setuju dan 4 orang (2,5%) yang kurang setuju. Pendidikan merupakan suatu mekanisme dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan manusia sebanyak 65 orang (41,0%) yang setuju sekali, 91 orang (57,6%) yang setuju dengan hal tersebut, namun 2 orang (1,3%) yang kurang setuju. Satpol PP belum merasa puas dengan jenjang pendidikan terakhir yang Satpol PP tamati sebanyak 65 orang (41,1%) yang setuju 89 orang (56,3%) yang kurang setuju 4 orang (2,5%).

Tingkat pendidikan yang dimiliki Satpol PP sangat sesuai dengan pekerjaan Satpol PP saat ini, mereka menjawab setuju sekali sebanyak 60 orang (38,0%), setuju sebanyak 97 orang (61,4%) dan 1 orang (0,6%) kurang setuju. Latar belakang pendidikan mampu mengembangkan potensi SDM Satpol PP sebanyak 46 orang (29,1%) yang setuju sekali, 111 orang (73,1%) yang setuju, dan 1 orang (0,6%) yang kurang setuju.

Pada dasarnya Satpol PP Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa setuju pelaksanaan tugas dikaitkan dengan Jenjang pendidikan mampu meningkatkan prestasi kerja yakni sebanyak 51 orang (32,3%) yang setuju sekali sementara yang setuju saja sebanyak 107 orang (67,7%). Indikator yang paling persentase yang setuju sekali dengan pertanyaan/pernyataan yang diberikan oleh peneliti yaitu tentang Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan Pada dasarnya Satpol PP Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa setuju pelaksanaan tugas dikaitkan dengan Jenjang pendidikan mampu meningkatkan prestasi kerja yakni sebanyak 51 orang (32,3%) yang setuju sekali sementara yang setuju saja sebanyak 107 orang (67,7%). Indikator yang paling persentase yang setuju sekali dengan pertanyaan/pernyataan yang diberikan oleh peneliti yaitu tentang Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

Memperhatikan distribusi frekuensi setiap indikator pendidikan (X1) pada Tabel 6 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah indikator keempat sebesar 4,61. Indikator yang dimaksud ialah pernyataan/pertanyaan tentang motivasi Satpol PP untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rata-rata indikator yang paling kecil adalah 4,26 yakni indikator kedua. Rata-rata indikator secara keseluruhan adalah 4.42 dengan jumlah dari keseluruhan sampel (Satpol) yang menjawab sangat setuju sebanyak 43,0%, setuju sebanyak 56,1% dan kurang setuju sebanyak 0,9% responden. Ini berarti, dimasa yang akan datang, dalam usaha meningkatkan usaha prestasi kerja Satpol PP, manajemen harus mampu memotivasi anggota dengan alokasi tugas dan fungsi yang diamanahkan.

8. Kemampuan (X2) Kemampuan merupakan bawaan kesanggupan sejak lahir atau

merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan didalam diri Satpol PP menyebabkan pengambilan keputusan dan bertindak secara cepat. Variabel Kemampuan diukur melalui kuesioner menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan mengenai kemampuan yang dimiliki oleh responden. Indikator kemampuan yaitu sebagai berikut. Kemampuan mengemukakan pendapat, b). Kemampuan membuat Keputusan, c). Kemampuan menyusun skala Prioritas, d). melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner pada variabel kemampuan berdasarkan kemampuan (X2) mengemukakan pendapat disajikan pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Kemampuan

Rata- No Indikator

Distribusi Tanggapan Responden

SS

KS

TS STS rata

A. Kemamp

uan Mengemukan Pendapat Apakah

- - 1 pendapat mampu melahirkan Konsep baru

2 sebagai potensi penggerak organisasi - -

4.35 Satpol PP

Kemampuan mengemukakan

pendapat

- - 3 mengcerminkan kecerdasan Satpol PP

Jumlah - -

4,37 B. Kemampuan Membuat Keputusan

Kemampuan membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai

- - 4 macam

4.34 pekerjaan Kemampuan membuat keputusan adalah

cara untuk

- - 5 kecakapan dalam bertindak

4.28 Satpol PP dalam membuat keputusan perlu

6 memperhatikan dampak sebagai akibat - -

4.40 dari keputusan tersebut

Jumlah - -

C. Kemampuan Menyusun Skala Prioritas

Mampukah bapak menyusun skala prioritas

dalam melaksanakan tupoksi Satpol

8 Apakah bapak mampu mengatur prioritas kerja sebagai salah satu jenis keterampilan

- - yang harus

4.41 professional

dimiliki

oleh

pekerja

D. Melaksa

nakan Pekerjaan dengan Baik dan Benar Kemampuan yang dimiliki Satpol PP mampu

9 mengurangi tingkat kesalahan atau

4.62 kekeliruan kedinasan Satpol PP

Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

benar dapat terlihat dari kurangnya - -

4.72 10 kesalahan yang dikerjakan Satpol PP

Jumlah - -

Total - -

Sumber: Dianalisis dari Data Primer (Jumlah sampel menurut indikator adalah 10 x 158 =

1580. Proporsi dari jumlah dihitung dengan membagi total frekuensi dengan 4,45).

Berdasarkan Tabel 7 di atas, variabel kemampuan memiliki 4 indikator yaitu persentase kemampuan mengemukan pendapat yang sangat setuju sebanyak 39,7%, setuju sebesar 58,2% dan kurang setuju 6,3% dengan rata- rata 4,37. Persentase kemampuan membuat keputusan yang sangat setuju sebanyak 34,4% dengan rata-rata 4,34, 62,5% yang setuju, dan 1,3% yang kurang setuju. Kemampuan menyusun skala prioritas sebanyak 51,9% yang sangat setuju, 47,45% yang setuju, 1,3% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,51. Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar sebanyak 68,9% yang sangat setuju, 28,5% yang setuju, 5,1% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,67. Indikator tersebut diuraikan dalam beberapa pernyataan yakni persentase yang paling banyak sangat setuju yaitu Satpol PP melaksanakan pekerjaan baik dan benar terlihat dari kurangnya kesalahan sebanyak 120 orang (75,9%) yang sangat setuju, 30 orang (19,0%) yang setuju, dan 8 orang (5,1%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,72. Indikator kemampuan yang dimiliki Satpol PP mampu mengurangi tingkat kesalahan atau kekeliruan kedinasan sebanyak 98 Berdasarkan Tabel 7 di atas, variabel kemampuan memiliki 4 indikator yaitu persentase kemampuan mengemukan pendapat yang sangat setuju sebanyak 39,7%, setuju sebesar 58,2% dan kurang setuju 6,3% dengan rata- rata 4,37. Persentase kemampuan membuat keputusan yang sangat setuju sebanyak 34,4% dengan rata-rata 4,34, 62,5% yang setuju, dan 1,3% yang kurang setuju. Kemampuan menyusun skala prioritas sebanyak 51,9% yang sangat setuju, 47,45% yang setuju, 1,3% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,51. Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar sebanyak 68,9% yang sangat setuju, 28,5% yang setuju, 5,1% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,67. Indikator tersebut diuraikan dalam beberapa pernyataan yakni persentase yang paling banyak sangat setuju yaitu Satpol PP melaksanakan pekerjaan baik dan benar terlihat dari kurangnya kesalahan sebanyak 120 orang (75,9%) yang sangat setuju, 30 orang (19,0%) yang setuju, dan 8 orang (5,1%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,72. Indikator kemampuan yang dimiliki Satpol PP mampu mengurangi tingkat kesalahan atau kekeliruan kedinasan sebanyak 98

61 orang (38,6%) yang setuju dengan rata-rata 4,61. kemampuan mengemukakan pendapat mampu melahirkan Konsep baru

sebanyak 75 orang (47,5%) yang sangat setuju, 83 orang (52,5%) yang setuju dengan rata-rata 4,47. Selanjutnya Satpol PP dituntut untuk mampu mengatur prioritas kerja sebagai salah satu jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh pekerja profesional sebanyak 67 orang (42,4%) yang sangat setuju, 89 orang (56,3%) yang setuju, dan 2 orang (1,3%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,41.

Kemampuan mengemukakan pendapat sebagai potensi penggerak organisasi Satpol PP sebanyak 65 (41,1%) yang sangat setuju, 83 orang (52,5%) yang setuju dan 10 orang (6,3%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,35. sebanyak 65 orang (41,4%) yang sangat setuju, 91 orang (57,6%) yang setuju, dan 2 orang (1,3%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,40.

Pada penelitian ini, persentase Kemampuan membuat keputusan adalah kecakapan dalam bertindak sebanyak 45 orang (28,5%) yang sangat setuju, 113 orang (71,5%) yang setuju dengan rata-rata 4,28.

Memperhatikan distribusi frekuensi setiap indikator kemampuan (X2) pada Tabel 7 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah indikator kesepuluh yaitu 4,72. Indikator yang dimaksud ialah pernyataan/pertanyaan tentang Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar dapat terlihat dari kurangnya kesalahan yang dikerjakan Satpol PP. Dengan demikian, indikator ke-10 yang membentuk variabe X2 dan rata-rata indikator Memperhatikan distribusi frekuensi setiap indikator kemampuan (X2) pada Tabel 7 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah indikator kesepuluh yaitu 4,72. Indikator yang dimaksud ialah pernyataan/pertanyaan tentang Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar dapat terlihat dari kurangnya kesalahan yang dikerjakan Satpol PP. Dengan demikian, indikator ke-10 yang membentuk variabe X2 dan rata-rata indikator

9. Pengalaman (X3) Pengalaman adalah lamanya seorang pegawai ( Satpol PP ) dalam suatu unit kerja menurut Siagian dalam Ponulele (2001:39) pengalaman secara implisit berarti pertumbuhan kapasitas kerja dalam arti kemampuan seperti frekwensi pendapatan tugas diluar bidang tugas yang diemban, pengalaman melalui mutasi yang dialami, melalui promosi jabatan, kerja seseorang telah lama. Pengalaman Kerja Satpol PP dapat memengaruhi kegiatan Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan melahirkan prestasi kerja.

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang telah diproses melalui tabulasi data menunjukkan bahwa Pengalaman Kerja yang telah dilalui oleh Satpol PP khususnya yang bertugas di satuan Polisi Pamong Praja Pendidikan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, juga memiliki variasi. Melalui hasil tabulasi data lapangan tersebut dengan menggunakan sampel penelitian sebanyak 158 orang anggota dapat ditunjukkan secara deskriptif dalam Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Pengalaman

Rata- N Indikator

Distribusi Tanggapan Responden

Masal Kerja

Rasa Percaya diri semakin tinggi karena kemampuan dari

- - 1 pengalaman/masa

4.74 semakin berkembang Sikap

dalam berinteraksi

semakin baik melalui masa

4.41 kerja yang lama

Selama saya menjadi Satpol PP pengetahuan saya terhadap

- - 3 semua tugas yang saya

4.51 hadapi semakin matang Masa kerja Kerja menjadikan Satpol PP semakin mampu

- - 4 mengunakan waktu dengan

4.28 efisien Masa kerja Kerja Menjadikan

pekerjaan semakin

hari

4.40 semakin baik

Dengan Masa Kerja yang Lama

Satpol PP

mampu

- - meningkatkan

4.61 6 kompetensi professional

Pengalaman mampu mengubah

seseorang menjadi lebih - -

Pengalaman mampu mengubah

8 Satpol PP lebih kreatif - -

4.61 Kedisiplinan jauh lebih tinggi melalui

- - 9 masa yang cukup lama

4.61 Senioritas Satpol PP mampu

4.86 10 memberikan contoh yang

Positif kepada Juniornya

Total - -

Sumber: Dianalisis dari Data Primer (Jumlah sampel menurut indikator adalah 10 x 158 =

1580. Proporsi dari jumlah dihitung dengan membagi total frekuensi dengan 4,45).

Berdasarkan Tabel 8 di atas, persentase indikator variabel kemampuan yang paling banyak sangat setuju yaitu Senioritas Satpol PP mampu mengajarkan dan memberikan contoh yang positif kepada Juniornya sebanyak 136 orang (86,1%) yang sangat setuju, 22 orang (13,9%) yang setuju, dan 8 orang (5,1%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,86. Selanjutnya pernyataan tentang rasa percaya diri semakin tinggi karena kemampuan dari pengalaman semakin berkembang sebanyak 120 orang (75,9%) yang sangat setuju, 35 orang (22,2%) yang setuju, dan 3 orang (1,9%) yang kurang setuju dengan rata- rata 4,74,

Masa kerja Kerja menjadikan Satpol PP semakin mampu mengunakan waktu dengan efisien sebanyak 92 orang (58,2%) yang sangat setuju, 55 orang (34,8%) yang setuju, 11 orang (7,0%) yang kurang setuju dengan rata – rata 4,51. Selanjutnya Kedisiplinan jauh lebih tinggi melalui masa kerja yang cukup lama sebanyak 97 orang (61,4%) yang sangat setuju, 61 orang (38,6%) yang setuju dengan rata – rata 4,61.

Dengan Masa Kerja yang Lama Satpol PP mampu meningkatkan kompetensi profesional sebanyak 97 orang (61,4%) yang sangat setuju, 60 orang (38,0%) yang setuju, 1 orang (0,6) yang kurang setuju dan Pengalaman mampu mengubah seseorang menjadi lebih berwawasan sebanyak 97 orang (61,8%) yang sangat setuju, 89 orang (56,3%) yang setuju, dan 3 orang (1,9%)

Sikap dalam berinteraksi semakin baik melalui masa kerja yang lama

sebanyak 64 orang (40,5%), 94 orang (59,5%) yang setuju dengan rata-rata 4,41, selanjutnya Pengalaman mampu mengubah seseorang menjadi lebih berwawasan sebanyak 66 orang (41,8%) yang sangat setuju, 89 orang (56,3%) yang setuju dan 3 orang (1,9%) dengan rata-rata 4,40.

Masa kerja Menjadikan pekerjaan semakin hari semakin baik merupakan persentase sangat setuju yang paling kecil sebanyak 44 orang (27,8%) dan 114 orang (72,2%) dengan rata-rata 4,28.

Memperhatikan distribusi frekuensi setiap pernyataan/ pertanyaan mengenai pengalaman (X3) pada Tabel 8 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah indikator kesepuluh yaitu 4,86. Indikator yang dimaksud ialah pernyataan/pertanyaan tentang Senioritas Satpol PP mampu mengajarkan dan memberikan contoh yang Positif kepada Juniornya. Dengan demikian, indikator yang paling dominan kontribusinya dalam pembentukan variabel X3 ialah indikator ke-10 dan rata-rata yang paling kecil adalah 4,28 yaitu tentang pengalaman kerja menjadikan Satpol PP semakin mampu mengunakan waktu dengan efisien. Rata-rata indikator secara keseluruhan adalah 4,54 dengan jumlah dari keseluruhan sampel (Satpol) yang menjawab sangat setuju sebanyak 55,6%, setuju sebanyak 43,0% dan kurang setuju sebanyak 1,4% responden. Dengan demikian pengalaman adalah hal yang pernah dilalui sehingga tanggung jawab untuk memberikan contoh/tauladan penting untuk diterapkan.

10. Keahlian (X4)

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Keahlian

Rata- N Indikator

Distribusi Tanggapan Responden

A. Terampil

Satpol PP dituntut untuk terampil 45 61 50 2 dalam melaksanakan tugas dan

- 1 fungsinya

(1,3%) 3,94 Terampil adalah kecakapan dalam

11 9 menyelesaikan tugas

(5,7%) 4,03 Melalui Keahlian satpol PP

mampu menjaga wewenang yang - - 3 telah diembangnya

- - 4 melaksanakan sesuai dengan

mengarahkan Satpol

PP

4,61 waktu yang telah ditentukan.

(7%) 4,22 B. Handal

Satpol PP yang handal membuat

hasil kerja jauh lebih baik dari - - 5 teman sesama satpol PP

4,22 Satpol PP yang handal mampu

menghasilkan prestasi kerja jauh

lebih bagus dari yang seharusnya - -

Keahlian melahirkan kecepatan

dalam melangkah

dan

- - bertindak lebih baik dari yang

Jumlah - -

4,40 C. C

akap Satpol PP yang mempunyai

8 kecakapan akan melahirkan - -

4,39 hasil kerja yang baik

Kemampuan kecakapan Satpol

PP mampu memotivasi Satpol PP

- - 9 yang lain dalam menyelesaikan

4,61 tugas yang diberikan pimpinan Keahlian

dimiliki oleh Satpol PP dapat

- - mendukung

4,61 pengambilan keputusan Jumlah

inovasi

Total - -

Sumber: Dianalisis dari Data Primer (Jumlah sampel menurut indikator adalah 10 x 158 =

1580. Proporsi dari jumlah dihitung dengan membagi total frekuensi dengan 4,37).

Keahlian adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis, contoh keahlian Karyawan ( Satpol PP ) harus memiliki keahlian yang di perlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi: perencanaan program kerja, melaksanakan program kerja dan laporan program kerja ( Pratomo, 2002 ). Indikator keahlian yaitu sebagai berikut a). terampil, b). handal dan c). cakap. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner pada variabel keahlian (X4) berdasarkan keterampilan anggota Satpol PP

Berdasarkan Tabel 9 di atas, variabel keahlian terdiri atas 3 indikator yaitu terampil sebanyak 36,4% yang sangat setuju, 50,6% yang setuju, dan 11,2% yang kurang setuju, 7% yang tidak setuju dengan rata-rata 4,22. Satpol yang memiliki kehandalan sebanyak 44,5% yang sangat setuju, 51,7% yang setuju, dan 3,8% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,40. Satpol PP yang memiliki kecakapan sebanyak 54,5% yang sangat setuju, 44,9% yang setuju, 1,9% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,53. Persentase pernyataan dari variabel kemampuan yang paling banyak sangat setuju yaitu Keterampilan mampu mengarahkan Satpol PP melaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebanyak 98 orang (62,0%) yang sangat setuju, 59 orang (37,3%) yang setuju, dan 1 orang (0,6%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,61. Satpol PP yang handal mampu melahirkan kecepatan dalam bertindak lebih baik dari yang seharusnya Sebanyak 97 orang (61,4%) yang menanggapi sangat setuju, 61 Berdasarkan Tabel 9 di atas, variabel keahlian terdiri atas 3 indikator yaitu terampil sebanyak 36,4% yang sangat setuju, 50,6% yang setuju, dan 11,2% yang kurang setuju, 7% yang tidak setuju dengan rata-rata 4,22. Satpol yang memiliki kehandalan sebanyak 44,5% yang sangat setuju, 51,7% yang setuju, dan 3,8% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,40. Satpol PP yang memiliki kecakapan sebanyak 54,5% yang sangat setuju, 44,9% yang setuju, 1,9% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,53. Persentase pernyataan dari variabel kemampuan yang paling banyak sangat setuju yaitu Keterampilan mampu mengarahkan Satpol PP melaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebanyak 98 orang (62,0%) yang sangat setuju, 59 orang (37,3%) yang setuju, dan 1 orang (0,6%) yang kurang setuju dengan rata-rata 4,61. Satpol PP yang handal mampu melahirkan kecepatan dalam bertindak lebih baik dari yang seharusnya Sebanyak 97 orang (61,4%) yang menanggapi sangat setuju, 61

Pernyataan tentang Satpol PP yang handal mampu menghasilkan prestasi kerja jauh lebih bagus dari yang seharusnya , 65 orang (41,1%) yang menanggapi sangat setuju, 90 orang (57%) yang menanggapi setuju, dan 3 orang (1,9%) yang menanggapi kurang setuju dengan rata-rata 4,39, dan Keahlian Satpol PP mampu menjaga wewenang yang telah diembangnya yang ditanggapi sebanyak

53 orang (33,5%), 96 orang (60,8) dan 9 orang (5,7%) yang menanggapi kurang setuju dengan rata-rata 4,28, Satpol PP dituntut untuk terampil dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebanyak 45 orang (28,5%) yang menanggapi setuju sekali,

61 orang (38,6%) yang menanggapi setuju dan 50 orang (31,6%) yang menanggapi kurang setuju dan 2 orang (1,3%) yang menanggapi tidak setuju dengan rata-rata 3,94.

Terampil adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas sebanyak 34 orang (21,5%) sangat setuju, 104 orang (65,8%) setuju, 11 orang (7,0%) kurang setuju dan 9 orang (5,7%) tidan setuju, dengan rata-rata 4,03, Satpol PP yang mempunyai

kecakapan akan melahirkan hasil kerja yang baik sebanyak 65 orang (41,1%) sangat setuju, 90 orang (57,0%) setuju 3 orang (1,9%) kurang setuju dengan rata-rata 4,39, Keahlian kecakapan yang dimiliki oleh Satpol PP dapat mendukung inovasi pengambilan keputusan sebanyak 96 orang (60,8%) sangat setuju, 62 orang (39,2%) setuju dengan rata-rata 4,61.

Memperhatikan distribusi frekuensi setiap pernyataan/ pertanyaan mengenai keahlian (X4) pada Tabel 9 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi dengan rata-rata 4,61 dan rata-rata yang paling kecil Memperhatikan distribusi frekuensi setiap pernyataan/ pertanyaan mengenai keahlian (X4) pada Tabel 9 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi dengan rata-rata 4,61 dan rata-rata yang paling kecil

11. Prestasi Kerja Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data untuk variabel Prestasi Kerja menunjukkan adanya peningkatan prestasi kerja yang diperlihatkan oleh Satpol PP Pendidikan Kabupaten Gowa terutama dalam pelaksanaan tugas – tugas pokok dan fungsi khususnya seperti Mampu memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah, Mampu menjaga dari segala bentuk gangguan fisik dan psikis, Mampu Mengawasi anak bolos, menjemput antar guru dan mengatur lalu lintas kepulangan anak-anak sekolah, Mampu membuka akses pengaduan bagi masyarakat yang ingin melaporkan daerah yang kerap dijadikan tempat membolos siswa.. peningkatan Prestasi Kerja Satpol PP dapat di tunjukkan melalui beberapa indikator yang mendukung yaitu adanya Kemampuan kerja yang tinggi dan kemampuan dalam pengambilan keputusan.

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Prestasi Kerja

Rata- No.

Frekuensi Tanggapan Responden

Indikator rat

A. Mampu

Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Umum

Serta Menegakkan Peraturan Daerah Satpol PP mampu Memelihara ketentraman

Satpol PP mampu menjaga ketertiban

Satpol PP mampu menegakkan peraturan

3 - - 4,82 daerah

Jumlah - - 4,77

B. Mampu

Menjaga Dari Segala Bentuk Gangguan Fisik dan

Psikis

Mampu menjaga dari segala bentuk gangguan

4 - - 4,70 fisik

Mampu menjaga dari segala bentuk gangguan

- - 4,81 Psikis

Jumlah - - 4,75

C. Mampu Mengawasi Anak Bolos, Menjemput antar guru dan Mengantur Lalu Lintas Kepulangan Anak-

anak Sekolah Satpol PP mampu mengawasi anak bolos

6 - - 4,13

Satpol PP mampu menjemput antar guru

(5.70%) Satpol PP mampu mengatur lalu lintas

8 - - 4,28 kepulangan anak-anak sekolah

D. Mampu

Membuka Akses Pengaduan Bagi Masyarakat yang Ingin Melaporkan Daerah yang Kerap dijadikan Tempat Membolos Siswa

Mampu membuka akses pengaduan bagi masyarakat yang ingin melaporkan daerah

- - 4,63 yang kerap dijadikan tempat membolos

E. Mampu

Menempatkan Masyarakat dan Guru Sebagai Mitra

Satpol PP Untuk Terwujudnya PERDA Kab. Gowa Mampu menempatkan masyarakat dan guru

10 sebagai mitra satpol PP untuk terwujudnya

perda Kab.Gowa.

F. Mampu

Melaksanakan Kebijakan Satpol PP Satpol PP mampu melaksanakan kebijakan

dalam memberikan perlindungan terhadap - - 4,64

masyarakat sekolah Satpol PP mampu melaksanakan kebijakan

12 mengayomi, lingkungan sekolah 74.05%

Satpol PP mampu melaksanakan kebijakan

dapat memberikan pengamanan - - 4,59

13 Kebijakan Satpol PP mampu memberikan

- - 4,65 14 kotribusi yang lebih baik

Jumlah - - 4,66

9 Total

Sumber: Dianalisis dari Data Primer (Jumlah sampel menurut indikator adalah 10 x 158 = 1580. Proporsi dari jumlah dihitung dengan membagi total frekuensi dengan 4,28)

Tabel 10 diatas memperhatikan distribusi frekuensi setiap indikator variabel prestasi kerja anggota Satpol pp pada dinas pendidikan kabupaten

gowa (Y) pada tabel 10 terlihat bahwa 6 indikator yakni mampu memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan peraturan daerah sebanyak 77,4% yang sangat setuju, 21,7% yang setuju, 2,5% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,75. mampu menjaga dari segala bentuk gangguan fisik dan psikis sebanyak 37,34% yang sangat setuju, 50,95% yang setuju, 11,71% yang kurang setuju dengan rata-rata 4,75. Mampu mengawasi anak bolos, menjemput antar guru dan mengantur lalu lintas kepulangan anak-anak sekolah sebanyak 28,27% yang sangat setuju, 60,12% yang setuju, 9,70% yang kurang setuju, dan 5,70% yang tidak setuju dengan rata-rata 4,15. Mampu membuka akses pengaduan bagi masyarakat yang ingin melaporkan daerah yang kerap dijadikan tempat membolos siswa sebanyak 62,66% yang sangat setuju dan 37,34% yang setuju dengan rata-rata 4,63. Mampu menempatkan masyarakat dan guru sebagai mitra Satpol PP Untuk Terwujudnya PERDA Kab. Gowa sebanyak 64,56% yang sangat setuju dan 35,44% yang setuju dengan rata-rata 4,65. Mampu melaksanakan kebijakan Satpol PP sebanyak 68,99% yang sangat setuju, 27,53% yang setuju, dan 6,96% yang kurang setuju dengan rata- rata 4,66.

Pernyataan yang memiliki rata-rata terbesar ialah 4,84 yaitu pernyataan Satpol PP mampu Memelihara ketentraman sebanyak 132 orang (83,54%) yang menanggapi setuju sekali, 26 orang (16,46%) yang menanggapi setuju.

Selanjutnya, pernyataan Satpol PP mampu menegakkan peraturan daerah sebanyak 133 (84,18%) yang menanggapi sangat setuju, 21 orang (13,29%) yang menanggapi setuju dan 4 orang (2,53%) yang menanggapi kurang setuju.

Kemudian 128 orang (81,0%) yang menanggapi sangat setuju, 30 orang (18,99%) yang menanggapi setuju dengan pernyataan Mampu menjaga dari

segala bentuk gangguan Psikis dengan rata-rata 4,81. Satpol PP mampu melaksanakan kebijakan mengayomi, lingkungan sekolah sebanyak 117 (74,1%) yang menanggapi sangat setuju, 41 orang (25,95%) yang menanggapi setuju dengan rata-rata 4,74.

Kemudian indikator yang memiliki rata-rata terbesar ialah 4,04, yaitu pernyataan Satpol PP mampu menjemput antar guru 34 orang (21,52%) yang menanggapi sangat setuju, 105 orang (66,46%) yang menanggapi setuju, 10 orang (6,33%) yang menanggapi kurang setuju, dan 9 orang (5,7%) yang menanggapi tidak setuju.

Memperhatikan distribusi frekuensi setiap pernyataan/ pertanyaan mengenai keahlian (X4) pada Tabel 10 terlihat bahwa indikator yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah indikator pertama yaitu 4,84. Indikator yang dimaksud ialah pernyataan/pertanyaan Satpol PP mampu Memelihara ketentraman dan rata-rata yang paling kecil adalah 4,04 yaitu Satpol PP mampu menjemput antar guru. Rata-rata indikator secara keseluruhan adalah 4,28 dengan jumlah dari keseluruhan sampel (Satpol) yang menjawab sangat setuju sebanyak 56,78%, setuju sebanyak 37,79% dan kurang setuju sebanyak 4,92%, serta 0,41% tidak setuju.

C. Analisis Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui apakah keempat variabel, yaitu (X1), Pendidikan, (X2) kemampuan, (X3) Pengalaman, dan (X4) Keahlian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Satpol PP (Y) Pada Dinas Pendidikan kabupaten Gowa. Penelitian ini telah memenuhi syarat untuk menggunakan pengujian regresi linear berganda, sehingga analisis selanjutnya dapat digunakan Untuk mengetahui secara ringkas besarnya keofisien parsial, koefisien regresi dan signifikansi serta determinasi indeksnya, maka dapat dilihat dalam Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda

Signifikansi Variabel Independen

Koefisien

Uji t

(prob) Pendidikan (X1)

Regresi

Statistik

0.000 Kemampuan (X2)

0.014 Pengalaman (X3)

0.780 Keahlian (X4)

Koefisien Korelasi (R)

Koefisien Determinasi (R 2 )

F hitung

Sig. Simultan

Berdasarkan Tabel 11 diatas, menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda dari model penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 3,461 – 0,563X 1 + 0,331X 2 + 0,035X 3 + 0,452X 4

Berdasarkan hasil analisis statistik melalui program SPSS 17 menunjukkan bahwa keempat variabel bebas tersebut yaitu pendidikan (X1), kemampuan (X2), pengalaman (X3) dan keahlian (X4) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja (Y) Satpol PP yang dapat ditunjukkan melalui F hitung 15,409 dan probablity (sig.) = 0,000 < 0,05. Selanjutnya, untuk variabel pengalaman (X3) tidak berpengaruh positif terhadap prestasi kerja Satpol PP di kabupaten Gowa.

Konstitusi pengaruh dari variabel bebas terhadap prestasi kerja atau variabel dependen yaitu pendidikan (X1), kemampuan (X2), pengalaman (X3) dan keahlian (X4) yang ditunjukkan melalui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,287 atau 26,90% prestasi kerja.

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yakni: pendidikan (X1), kemampuan (X2), pengalaman (X3), dan keahlian (X4) terhadap prestasi kerja Satpol PP diuraikan sebagai berikut:

1) β 1 = -0,563 artinya korelasi yang sangat kuat antara variabel pendidikan dan prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa namun berlawanan arah dan nilai signifikansi sebesar (sig.) = 0,000 < α = 0,05, artinya ada pengaruh terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Gowa.

2) β 2 = 0,331 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kemampuan dan prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa yang memiliki arah yang sama dan nilai signifikansi (sig.) = 0,014 < α = 0,05, artinya ada pengaruh kemampuan terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Gowa

3) β 3 = 0,035 menunjukkan korelasi antara variabel pengalaman dan prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa yang memiliki arah yang sama namun nilai signifikansi (sig.) = 0,780 > α = 0,05, artinya ada pengaruh pengalaman terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Gowa

4) β 4 = 0,452 menunjukkan korelasi antara variabel keahlian dan prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa yang memiliki arah yang sama dan nilai signifikansi (sig.) = 0,001 < α = 0,05, artinya ada pengaruh keahlian terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Gowa.

Oleh karena hasil analisis sesuai dengan tabel Annova terlampir, nilai probablity = 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka secara serentak variabel X1, X2, X3, X4 berpengaruh terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa (Y). Dengan demikian, hipotesis kedua pada penelitian ditolak

Karena β 1 = -0,563 artinya korelasi yang sangat kuat antara variabel pendidikan dan prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa namun berlawanan arah sehingga yang paling dominan adalah Keahlian merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.

Analisis parsial dengan SPSS 17 memperlihatkan hasil bahwa nilai Standardized beta yang terbesar adalah -0.563 yaitu koefisien dari variabel pendidikan (X1). Dengan demikian, variabel pendidikan (X1) bukan yang paling besar pengaruhnya terhadap prestasi kerja (Y) Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa meskipun .

Persamaan koefisien korelasi berganda linier setelah dianalisis maka diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,536 (r = 0,536) sehingga nilai r dikategorikan mendekat 1 (+1) yang artinya semua variabel memiliki pengaruh positf dan sangat kuat secara bersama-sama.

D. Pembahasan Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan (X1), kemampuan (X2), pengalaman (X3), dan keahlian (X4) Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai β 1 = -0,563 yang berarti artinya korelasi yang sangat kuat antara variabel pendidikan dan prestasi kerja dan nilai signifikansi sebesar (sig.) = 0,000 < α = 0,05, artinya ada pengaruh terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Gowa, namun

faktor ini diperioritaskan sebagai faktor yang paling dominan karena nilai β 1 memiliki tanda negatif namun kedua memiliki hubungan yang berlawanan arah. Pada hasil penelitian, umumnya pendidikan Satpol pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa memiliki jenjang SMA, artinya jika X meningkat maka nilai Y menurun ( jika tingkat pendidikan Satpol PP tinggi maka keinginan seseorang menjadi Satpol PP menurun, sehingga faktor keahlian yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja, karena jika keahlian ditingkatkan tugas pokok dan fungsi terhadap Prestasi Kerja akan meningkat.

Penelitian ini secara serentak atau bersama-sama dari keempat variabel bebas terhadap variabel diperoleh besarnya kontribusi (R2) = 0,287 sehingga hubungan antara variabel lemah. Artinya prestasi kerja personil Satpol PP dapat diprediksikan bahwa pengaruh keempat variabel bebas sebesar 26,9%.

Disamping itu, memperlihatkan temuan secara serentak atau simultan keempat variabel, maka secara parsial keempat variabel bebas juga perlu dibahas terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahui dan menganalisis secara parsial pengaruh tersebut, maka diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh pendidikan Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.

Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak penting dalam kehidupan. Menurut Hasanuddin, pendidikan adalah kebutuhan dalam pengembangan Satpol PP dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menjadi syarat mutlak diperhatikan. Esensi dari pendidikan yang berkualitas menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( prestasi kerja ).

Pendidikan merupakan kegiatan untuk membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini dilakukan guna membekali anak untuk menapaki kehidupannya di masa yang akan datang. Jadi dapat dikatakan bahwa, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari perspektif manusia dan kemanusiaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa terkait dengan bagaimana pengaruh pendidikan terhadap prestasi kerja Satpol PP, maka diperoleh B = -0,563 menunjukkan bahwa jika kemampuan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa dengan nilai probablity sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai α = 0,05. Namun perlu diketahui, pada dasarnya pendidikan begitu penting karena mungkin pendidikan dapat menunjang faktor yang lain tidak secara langsung kepada prestasi kerja Satpol PP Dinas

Pendidikan Kabupaten Gowa. Hal ini dibuktikan dengan besaran nilai sumbangsi melalui nilai kontribusi (B2) = 56,30% dan juga diperlihatkan nilai sigfikansi 0,014 dengan t hitung = 2,484 dengan probablitas (sig.) = 0.014 < α = 0,05, menunjukkan jika pendidikan Satpol PP ditingkatkan maka prestasi kerja juga dapat meningkat.

Dari uraian sebelum tercermin hubungan erat antara pendidikan dan prestasi kerja, sehingga diduga pendidikan memberikan kontribusi yang berarti terhadap prestasi kerja personil Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan pendidikan sangat memberikan kontribusi anggota Satpol PP terhadap prestasi kerjanya pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.

Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan oleh Henri Noveri Santoso (2005) diperoleh hasil pengaruh Pendidikan, Budaya Kerja, Lingkungan Kerja dan disiplin Terhadap Kinerja Anggota Sat Lantas Polres Bone. Menunjukkan hasil hipotesis bahwa semua variabel yakni Pendidikan, Budaya Kerja, Lingkungan Kerja dan Disiplin Memiliki Pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan terhadap kinerja Anggota Sat Lantas Polres Bone. Sedang secara parsial ditemukan bahwa faktor lingkungan kerja yang memiliki pengaruh signifikan yang paling dominan terhadap kinerja Anggota Sat Lantas Polres Bone.

2. Pengaruh kemampuan Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa Kemampuan merupakan bawaan kesanggupan sejak lahir atau merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan fisik dan kemampuan intelektual.

Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan kemampuan intelektual berkaitan dengan aktivitas mental.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa terkait dengan bagaimana pengaruh kamampuan terhadap prestasi kerja Satpol PP, maka diperoleh B = 0,331 menunjukkan bahwa jika kemampuan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pada Dinas Pendidikan Kebupaten Gowa dengan nilai probablity sebesar 0,014 lebih kecil daripada nilai a = 0,05. Hal ini dibuktikan dengan besaran nilai sumbangsi melalui nilai kontribusi (β2) = 33,10% dan juga diperlihatkan nilai sigfikansi 0,014 dengan t hitung = 2,484 dengan probablitas (sig.) = 0.014 < α = 0,05, menunjukkan jika kemampuan atau keterampilan Satpol PP ditingkatkan maka prestasi kerja juga dapat meningkat.

Temuan dari hasil penelitian ini sesuai dengan Selti Waway Pertiwi disimpulkan bahwa variabel kemampuan berpengaruh positif (0,067) dan signifikan (0,006) terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Utara. Sedangkan kemampuan fisik tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja, karena walaupun koefisien persamaannya bertanda positif (0,002) namun nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,915.

3. Pengaruh pengalaman Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa. Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung. Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi 3. Pengaruh pengalaman Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa. Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung. Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 maka ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman dan prestasi kerja. Ini berarti pengalaman tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa. Hal ini dibuktikan dengan besaran nilai sumbangsinya melalui nilai kontribusi (β3) = 0,035 atau 78,00% dan dapat diperlihatkan dengan t

hitung = 0,279 dengan nilai probablitas sig. = 0,780 > α = 0,05, karena nilai probablitas lebih besar dari nilai siginifikansi, ini berarti faktor pengalaman tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja.

Pada teori sebelumnya dikemukan bahwa pengalaman dimaksudkan adalah kondisi yang menunjukan suatu peningkatan kemampuan kerja yang melahirkan prestasi kerja Satpol PP dan terkait dengan waktu atau lamanya bekerja dan memiliki persiapan dalam menjalankan berbagai tugas yang dibebankan kepadanya. Pengalaman juga terkait dengan sikap dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sehingga banyak memberi persepsi bahwa pengalaman merupakan potensi, juga merupakan penghalang tergantung dari bagaimana sikap dan tanggung jawab selama dia bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh M. Rifqi F, diperoleh hasil perhitungan uji F diperoleh F hitung 252.806 > F table 3,39 dengan nilai p sebesar 0,000 ≤ 0,05 selain itu nilai Adjusted R square yang sebesar 0, 955 yang artinya besarnya variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 95,%. Dan dari uji t diketahui bahwa secara simultan dua variabel bebas Pengalaman Kerja (X1) dan Prestasi Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dan secara parsial Pengalaman Kerja (X1) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh M. Rifqi F, diperoleh hasil perhitungan uji F diperoleh F hitung 252.806 > F table 3,39 dengan nilai p sebesar 0,000 ≤ 0,05 selain itu nilai Adjusted R square yang sebesar 0, 955 yang artinya besarnya variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 95,%. Dan dari uji t diketahui bahwa secara simultan dua variabel bebas Pengalaman Kerja (X1) dan Prestasi Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dan secara parsial Pengalaman Kerja (X1)

4. Pengaruh keahlian Satpol PP terhadap prestasi kerja, pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

Keahlian merupakan kemampuan individu dalam melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill (kemampuan) apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi.

Pada deskripsi sebelum telah dijelaskan bahwa pertanyaan mengenai Keahlian mampu mengarahkan Satpol PP melaksanakan tugas-tugas dengan tanggung jawab dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Keahlian melahirkan kecepatan dalam melangkah dan bertindak lebih baik dari yang seharusnya, Kemampuan Satpol PP mampu memotivasi Satpol PP yang lain dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan, dan Keahlian yang dimiliki oleh Satpol PP dapat mendukung inovasi pengambilan keputusan dan hasil memiliki rata-rata nilai yaitu 4,61 dalam faktor keahlian.

Hasil analisis penelitian ini juga dikemukan faktor keahlian berpengaruh dan signifikan dengan prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa dengan besaran kontribusi sumbangsinya (β4) = 0,452 atau 45,20% dan diperlihatkan melalui hasil signifikansinya yakni t hitung = 3,546 dengan probablitas = 0,001 < 0,05, menunjukkan bahwa keahlian dapat meningkatkan prestasi kerja Satpol PP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.

Menurut ahli-ahli berpendapat keahlian menunjukkan penguasaan seseorang terhadap fokus tertentu berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya, didukung dengan adanya bakat baik yang diperoleh melalui bakat alami maupun dengan cara belajar. Keahlian seseorang timbul dengan adanya judgement dalam diri seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang merasa bahwa tugas-tugas yang sulit menjadi bisa diatasi dengan mudah. Sejalan dengan temuan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas.

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian Eka Suryaningsih Wardani (2005), Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Gunadarma dapat disimpulkan ‘’Pengaruh kompensasi, keahlian dan motivasi Kerja terhadap prestasi kerja karyawan Pada pt. Pembangkitan jawa bali Unit pembangkitan

muara tawar”. secara bersama-sama variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Dari ketiga variabel independen tersebut variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi kerja karyawan.

Persamaan koefisien korelasi berganda linier menjelaskan tentang dari hasil analisis korelasi. R adalah korelasi berganda, yaitu korelasi dua atau lebih variabel yaitu variabel pendidikan (X1), kemampuan (X2), pengalaman (X3), dan keahlian (X4) terhadap prestasi kerja (Y). Nilai R pada hasil analisis ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antara variabel tersebut yaitu 0,536, dan nilai R mendekati 1 yang berarti bahwa hubungan kelima variabel semakin kuat. Angka R diperoleh 0,536, artinya korelasi antara variabel pendidikan, kemampuan, pengalaman, dan keahlian terhadap prestasi kerja Satpol PP Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa

sebesar 0,563. Nilai R 2 sebesar 0,287, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel pendidikan, kemampuan, pengalaman, dan keahlian terhadap prestasi sebesar 0,563. Nilai R 2 sebesar 0,287, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel pendidikan, kemampuan, pengalaman, dan keahlian terhadap prestasi

X3 dan X4, Fhitung nilai yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 15,409 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0,000. Fhitung nilai (15,409) > Ftabel (2,43), dan sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05, berarti variabel bebas bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat yang signifikan.