Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan Yang Efisien
3.2.7 Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan Yang Efisien
Skor LPI sebagai indikator
Pada tahun 2009, LPI Indonesia berada pada peringkat 75 dari 155 negara
peningkatan kinerja
yang disurvei, dengan skor 2,76 (Tabel 2). Peringkat masing-masing pilar
logistik Indonesia
logistik yang diukur adalah: kepabeanan 72 (skor 2,43), infrastruktur 69 (skor 2,54), pengiriman internasional 80 (skor 2,82), kompetensi logistik
92 (skor 2,47), ketertelusuran 80 (2,77), dan ketepatan waktu 69 (skor 3,46). Penilaian terhadap performa logistik dilakukan selama 2 tahun sekali, sehingga untuk tahun 2010, indeks penilaian kinerja logistik Indonesia masih mengacu pada skor LPI tahun 2009.
Untuk mendukung penciptaan jaringan distribusi perdagangan yang efisien, Kementerian Perdagangan bersama dengan Pemerintah Daerah Untuk mendukung penciptaan jaringan distribusi perdagangan yang efisien, Kementerian Perdagangan bersama dengan Pemerintah Daerah
Tabel 5 Skor Logistics Performance Index tahun 2010 Sasaran
Tahun 2007
Skor Logistic Performance Index
*Mengacu pada skor LPI publikasi tahun 2009, Sumber: Bank Dunia Revitalisasi Pasar
Tahun 2011 Kementerian Perdagangan melakukan revitalisasiterhadap
Tradisional dan Pusat
355 pasar tradisional dan 10 diantaranya merupakan pasar percontohan.
Distribusi Regional,serta
Selain merevitalisasi pasar tradisional, juga dilakukan pembangunan
Program Pasar
gudang sebanyak 26 yaitu 11 gudang dari dana APBN-P dan 15 gudang
Percontohan
SRG di lima provinsi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada tahun 2011, Kementerian Perdagangan, melakukan revitalisasi
terhadap 174 pasar tradisional melalui Tugas Pembantuan (TP), dimana
10 diantaranya merupakan pasar percontohan. Pasar percontohan merupakan pasar yang tak hanya dilihat dari faktor fisik bangunannya, tapi juga ditilik dari pengelolaannya. Kesepuluh Pasar Percontohan yang dibangun pada tahun 2011 adalah:
1) Pasar Agung, Kota Denpasar, Bali. 2) Pasar Kewapante, Kabupaten Sikka, NTT. 3) Pasar Minulyo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. 4) Pasar Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 5) Pasar Cokrokembang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 6) Pasar Lambocca, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. 7) Pasar Pattalasang Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. 8) Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
9) Pasar Skow, Kabupaten Jayapura, Papua. 10) Pasar Pangururan Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Pasar percontohan didesain dan dikembangkan sesuai dengan kehidupansosial dan budaya setempat. Kemudian, pasar ini juga harus menjadi pasar yang bersih, nyaman, segar, aman, jujur, higienis, dan ramah lingkungan. Setiap Pasar Percontohan harus memenuhi syarat khusus dalam Kriteria Pemilihan Pasar Percontohan sebagai berikut:
Tabel 6 Kriteria Pemilihan Pasar Percontohan
Lokasi & Lahan Pasar
Pemerintah Daerah
Mengacu pada RTRW & Rencana
Kesesuaian visi, ketertarikan,
detail Tata ruang Kabupaten/
kesiapan, & tanggapan positif
Kota termasuk peraturan
zonasinya dan disertai IMB;
terhadap
konsep
Kepemilikan tanah tidak dalam
pengembangan
pasar
sengketa dan akan lebih baik jika
percontohan;
merupakan milik PEMDA dan
Dukungan dana APBD dan
dapat
dibuktikan dengan
pemenuhan
kelengkapan
dokumen legal yang sah;
administrasi
pengembangan
Pasar dengan luas ≥ 2000 m2;
pasar;
Lahan
telah siap untuk
Memenuhi
persyaratan
dibangun.
administrasi
yang
telah
ditetapkan.
Kondisi Sarana dan prasarana
Sudah ada embrio pasar dengan
Pasar
kriteria: area/tempat yang tetap
Tersedia prasarana: listrik , air
dan tidak berpindah-pindah,
bersih, dan transportasi yang
beli/transaksi
barang
yang
Diutamakan pada pasar dengan
dilakukan secara terus menerus;
kondisi sarana/fasilitas yang
Potensi ek nomi, pariwisata
sudah tidak memadai.
bahkan potensi dari penguatan nilai sosial dan budaya yang dapat memperkuat aktivitas ekonomi di pasar itu sendiri.
Sumber: Kemendag Dukungan Kementerian
Kementerian Perdagangan mengembangkan inisiatif dan mendukung
Perdagangan dalam
pemerintah daerah untuk mengembangkan pasar tradisional yang
mengembangkan pasar
khusus/spesialis, misalkan pasar wisata kuliner dan pasar bunga. Selain
tradisional yang khusus
memberdayakan UMKM dan pedagang kecil, pasar khusus yang dikelola
atau spesialis
dengan baik dapat menarik wisatawan dan bisa menyumbang ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pengembangan Sisteam Upaya pengembangan di bidang Sistem Resi Gudang (SRG) pada tahun Resi Gudang dan Pasar
2011 dilakukan melalui kegiatan Pengawasan dan Monitoring Lembaga Lelang
SRG (Gudang Pertani) dan Monitoring Pelaksanaan Subsidi SRG, Persetujuan Pemberian Persetujuan sebagai Gudang dalam Sistem Resi Gudang. Selain itu di 14 kabupaten(Tanah karo, simalungun, Wonogiri, Lampung Selatan, Lampung Tengah, lampung Timur, Tanggamus, tulang Bawang, Blitar, Lamongan, Situbondo, Probolinggo, Tuban dan Pohuwato) di lima propinsi( Sumut, Lampung, Jateng, Jatim, Gorontalo) juga telah dan sedang dibangun Gudang-gudang SRG melalui Dana Alokasi Khusus 2011.
Penyelenggaraan Pasar Lelang pada 2011 dilakukan di 18 (delapan belas) daerah penyelenggara Pasar Lelang yaitu di Pekanbaru, Jambi, Padang, Lampung, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, Pontianak, Samarinda, Manado, Gorontalo, Kendari dan Makassar. Total keseluruhan nilai transaksi pasar lelang yang terjadi di 18 (delapan belas) daerah Penyelenggara tersebut pada bulan oktober adalah sebesar Rp. 1.162.376.448.743,-. Kemendag telah melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Pasar Lelang melalui evaluasi terhadap penyelenggaraan lelang, konsolidasi Penyelenggara dan pelaku Pasar Lelang serta Pasar Fisik, pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Transaksi Pasar Lelang, Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang, serta Pelatihan Sistem Informasi Pasar Lelang di Semarang, Surabaya dan Kendari. Terhadap pasar lelang yang nilai transaksinya terus menurun sehingga tidak optimal yaitu di Sumatera Utara, Bengkulu dan Kalimantan Timur dilakukan penutupan sementara.
Tabel 7. Total Nilai Transaksi Pasar Lelang hingga Oktober 2011
No Daerah
Nilai Transaksi Penyelenggara
Nilai Transaksi
Pasar Lelang
Pasar Lelang
1 Jambi
384.362.700.000,- 2 Riau
Rp.
11.809.044.468,- 10 Jawa Timur
Rp.
105.470.100.000,- 3 Lampung
Rp.
445.300.000,- 11 Bali
Rp.
Rp.
45.629.426.000,- 12 Nusa Tenggara
10.211.080.000,- 5 Sumatera
Rp.
3.694.650.000,- 13 Kalimantan Barat
Rp.
1.528.675.000,- Barat
Rp.
28.977.386.500,- 14 Kalimantan Timur Rp.
135.906.225.000,- 7 Jawa Barat
6 DKI. Jakarta
Rp.
8.705.000.000,- 15 Sulawesi Utara
8 Jawa Tengah
9 DI Yogyakarta
Rp.
90.718.800.000,- 18 Sulawesi Selatan
1.162.376.448.743,- Sumber: Kemendag