Manfaat Ekonomi

c. Manfaat Ekonomi

Keberadaan ruang publik membawa sebagian orang yang bergerak di bidang perdagangan mempunyai harapan untuk lebih maju. Adanya ruang publik berarti terdapat ruang baru bagi para pedagang misalnya, untuk membuka pasaran baru dalam usaha mereka. Dengan demikian peluang untuk meraih keuntungan pun semakin luas karena permintaan yang meningkat diikuti dengan produksi barang yang meningkat pula. Peluang ini pun dimanfaatkan oleh beberapa pedagang di Night Market. Salah satunya adalah ibu LS, beliau merasa beruntung memperoleh kesempatan untuk berdagang di Ngarsopuro, karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Semua tergantung dari proposal dan presentasi dari hasil karya yang akan menjadi barang dagangannya. Dalam hal ini kesempatan untuk mengenalkan karya seninya agar bernilai materi terbuka lebar bagi semua orang yang hasil karyanya mempunyai nilai jual. Menurut beliau, sebagian dari pedagang di night market adalah pegawai dinas sendiri, sehingga proses penyaringan pedagang night market terkesan tebang pilih. Pada akhirnya, banyak pedagang yang dari pegawai dinas yang mangkir dari jadwal berdagang di night market. Namun hal ini diantsipasi dengan adanya penjagaan oleh pengelola pasar. Untuk berdagang di night market, setiap satu stand meja diberlakukan iuran sebesar Rp 10.000 per malam minggunya. Sedangkan kalau iuran ini dibayar per

commit to user

market disatukan dalam sebuah paguyuban, hal ini untuk memudahkan dalam koordinasi antar pedagang di night market. Misalnya saja ada yang ijin untuk tidak berdagang. Hal ini sebenarnya merugikan pihak night market sendiri, termasuk para pedagang. Karena iuran sewa tenda tetap dibayar sedangkan ada beberapa yang kadang tidak berdagang dan membiarkan tendanya kosong. Namun, berbeda dengan ibu LS. Beliau bersama suaminya sudah cukup lama menekuni profesinya sebagai pedagang.

Gambar 4. Ibu LS dan barang dagangannya di Night Market Awal mulanya, ibu LS dan suaminya hanya berdagang di satu stand meja

saja. Suatu ketika ada rekan suaminya yang juga berdagang di night market sering ijin dan membiarkan tendanya kosong. Karena tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada, suami bu LS pun menemui pemilik pengelola night market dan bermaksud meminjam meja orang tersebut. Dan keberuntungan sedang berpihak pada bu LS serta suaminya, pemilik stand / meja tersebut bersedia

commit to user

mengganti uang sewa setiap minggunya. Akhirnya bu LS dan suaminya pun berdagang di stand yang berbeda. Dengan demikian keuntungannya pun akan bertambah. Barang dagangannya pun berbeda, bu LS menjual kerajinan tangan berupa tas rajutan dari benang, sedangkan suaminya menjual pakaian dan barang lainnya yang bertema batik. Keuntungan yang diperoleh setiap berdagang di night market sekitar Rp 100.000, namun ketika di Ngarsopuro sedang ada kegiatan tertentu yang melibatkan banyak masyarakatnya sebagai pengunjung, maka keuntungan pun akan bertambah dari biasanya.

Night market menjadi sarana bagi para pengrajin untuk memamerkan hasil karyanya. Bahkan dari wawancara dengan beberapa pedagang, ada yang sudah memasarkannya sampai ke luar kota, ada pula yang sudah sampai promosi ke luar negeri walaupun belum ada peningkatan yang signifikan untuk ekspor ke luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat pandai dalam memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Beberapa pedagang sebelumnya tidak pernah menjadi pedagang. Banyak dari mereka hanya membuat kerajinan tangan sebagai hobi saja atau karena ingin memanfaatkan limbah yang ada disekitarnya (wawancara dengan pedagang kerajinan tangan dari Koran). Melalui night market, selain hobi mereka tersalurkan juga dapat mendapat keuntungan secara materi. Dengan demikian manfaat ekonomi dari adanya night market dengan beragam kegiatannya ini sangat dirasakan oleh para pengrajin kerajinan tangan di kota Solo.