KUNANG-KUNANG SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA PAKAIAN PESTA UNTUK WANITA

KUNANG-KUNANG SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA PAKAIAN PESTA UNTUK WANITA PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/ Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

ULIN ERNAWATI C0906032 JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Nama : Ulin Ernawati NIM : C0906032

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “Kunang- Kunang Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil Pada Pakaian Pesta

Untuk Wanita adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir ini diberi tanda citasi ( kutipan ) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia, menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, 21 Juli 2011 Yang membuat pernyataan

Penulis

Dengan kerendahan hati karya kecil ini kupersembahkan kepada :

Ayah dan Ibu tercinta. Kakak Lala, Kakak Dwie, Kakak Widhi dan Adik Nugie tersayang. Teman-teman Seni Rupa. Serta adik-adikku Tekstil. Almamater.

Bukanlah kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al-Insyirah: 94)

Alhamdulillah segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah pencipta alam semesta. Rasa syukur yang mendalam terutama dihaturkan karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Kunang-Kunang Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil

Pada Pakaian Pesta Untuk Wanita”.

Banyak hal dan pelajaran yang telah didapat dari penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir tidak dapat bekerja tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : - Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta. - Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni / Tekstil. - Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn dan Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn, selaku

Pembimbing Tugas Akhir, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, dukungan, semangat dan doa terbaiknya kepada penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.

- Dewan Penguji Tugas Akhir. - Drs. F. Ari Dartono, M.Sn, selaku Koordinator Tugas Akhir. - Bapak dan Ibu Dosen Kriya Seni/Tekstil, yang telah memberikan ilmu kepada

penulis. - Ayah, Ibu, Kakak Lala, Kakak Dwi, Kakak Widhi dan Adik Nugie yang telah

memberikan doa dan dukungan. - Teman-teman angkatan '06 terima kasih atas dukungan dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini. - Pak Aris selaku pengrajin batik dari “Batik Modern Masa Kini” - Pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Kiranya kebaikan mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam perancangan Tugas

Semoga Pengantar Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Surakarta, 21 Juli 2011

Penulis

A. Bagan Pemecahan Masalah ....................................................... 28

B. Konsep Desain ......................................................................... 29

C. Kriteria Desain/ Pertimbangan/ Argumen ................................ 32

D. Pemecahan Desain ................................................................... 33

BAB IV VISUALISASI ............................................................................... 34 BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60 LAMPIRAN ................................................................................................. 63

Gambar 24. Foto Produk Tekstil ................................................................... 53 Gambar 25. Alternatif Desain Pakaian 5....................................................... 54 Gambar 26 . Desain 6 “Berkerumun” ............................................................. 56 Gambar 27. Foto Produk Tekstil ................................................................... 57 Gambar 28. Alternatif Desain Pakaian 6........................................................ 58

Gambar 29. Alternatif Desain Pakaian 1........................................................ 64 Gambar 30. Alternatif Desain Pakaian 2........................................................ 65 Gambar 31. Alternatif Desain Pakaian 3........................................................ 66 Gambar 32. Alternatif Desain Pakaian 4........................................................ 67 Gambar 33. Alternatif Desain Pakaian 5........................................................ 68 Gambar 34. Alternatif Desain Pakaian 6........................................................ 69 Gambar 35. Alternatif Desain Pakaian 7........................................................ 70 Gambar 36. Alternatif Desain Pakaian 8........................................................ 71 Gambar 37. Foto Produk Fungsi Tampak Depan dan Belakang ..................... 72

Gambar 38. Mempola ................................................................................... 73 Gambar 37. Mencanting ................................................................................ 73 Gambar 38. Mencolet .................................................................................... 73 Gambar 39. Penguncian ................................................................................ 74 Gambar 40. Pencucian .................................................................................. 74 Gambar 41. Penjemuran ................................................................................ 74

Ulin Ernawati. C0906032. 2011. Kunang-Kunang Sebagai Sumber Ide Desain Perancangan Motif Tekstil Pakaian Pesta Wanita . Tugas Akhir : Jurusan Kriya Seni / Desain Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Fokus permasalahan yang dibahas dalam perancangan ini yaitu: (1) Bagaimana mengolah tema kunang-kunang sebagai sumber ide perancangan motif tekstil ? (2) Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan tersebut dalam penerapannya untuk tekstil pakaian wanita dewasa ? (3) Teknik batik dan bahan apakah yang sesuai dengan visualisasi rancangan tersebut?

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan motif tekstil ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara, dan percobaan bahan dan teknik. Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung ide dasar yang diterapkan pada motif tekstil. Percobaan dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam penggarapan karya tekstil.

Hasil pembuatan motif tekstil ini dapat diperoleh kesimpulan : (1) Karakter Kunang-kunang sebagai acuan dalam penggarapan motif tekstil. Mengolah bentuk fisik kunang-kunang yang sederhana dan sinarnya yang bergerombol kemudian menyebar. (2) Proses pembuatan motif tekstil pada pakaian pesta untuk wanita dewasa. Pertimbangkan tersebut adalah kriteria pakaian pesta yaitu kilau dan glamour, karakter wanita dewasa adalah matang, mandiri, pribadi yang lembut dan anggun. Aspek yang mendukung adalah aspek bahan yaitu shimer dan sifon sutera dan aspek teknik yaitu batik tulis.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunang-kunang adalah kelompok serangga yang berasal dari keluarga Lampyridae dan termasuk dalam ordo Coleoptera. Serangga ini berbentuk kecil ukuran kurang lebih satu centimeter dan memancarkan sinar pada bagian tubuhnya. Tubuh lunak (tidak keras) dilihat dari atas, mata kunang-kunang tidak terlihat karena tertutup oleh abdomen, sehingga mata kunang-kunang hanya terlihat dari arah bawah. Kunang-kunang mempunyai enam kaki, dua sungut, berwarna cokelat kehitaman. Serangga ini mempunyai dua pasang sayap ; yaitu sayap depan yang kaku dan sayap belakang yang lebih tipis dibanding dengan sayap depan.

Kunang-kunang mempunyai sinar yang berkedip pada bagian tubuh belakang berfungsi sebagai tanda gairah bagi kunang – kunang lawan jenis. Tanda gairah yang ditunjukkan oleh kunang-kunang ini sebagai tanda perkawinan atau gairah memangsa. Gairah perkawinan artinya kunang-kunang berkedip untuk menarik pasangannya, dimulai dari kunang-kunang jantan, kemudian dibalas oleh kunang- kunang betina lalu terjadilah perkawinan. Umumnya kunang-kunang betina akan berhenti berkedip setelah terjadinya perkawinan. Gairah memangsa artinya bisa terjadi ketika kunang-kunang jantan mendekat, kunang-kunang betina itu langsung memangsanya (Borror, Triplehorn, Jonson, 1992, hal : 536).

terbang adalah jenis kunang-kunang jantan biasa disebut dengan kumbang- kumbang halilintar dan jenis kunang-kunang yang menempel di daun adalah kunang-kunang betina yang berbentuk seperti larvae karena tidak mempunyai sayap biasa disebut sebagai cacing menyala.

Kunang-kunang dan cahayanya adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mempunyai energi alam. Alam memberikan energi kepada kunang-kunang melalui sistem cahaya yang dimilikinya. Tubuhnya berisi zat kimia khusus bernama lusiferin dan enzim disebut lusiferase. Dua zat kimia ini bercampur dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya.

Kunang-kunang hidupnya di area persawahan yang mempunyai banyak air di sekitar rawa atau sungai, beberapa diantaranya berada di kuburan. Serangga ini munculnya pada waktu malam hari. Secara logika makhluk tersebut bertempat tinggal di area sawah, rawa, atau sungai karena mempunyai banyak air dan alam sekitar tersebut merupakan sumber makanannya. Kunang-kunang beberapa hidup di area gelap yaitu kuburan. Malam hari, di area perkuburan biasanya tidak ada cahaya. Hal tersebut menjadi utama karena bila berada di tempat gelap maka sinar yang keluar dari tubuhnya bisa terlihat oleh lawan jenisnya. Proses bercengkeraman yang dilanjutkan dengan perkawinan bisa terjadi. Setelah melihat data literer dan data lapangan dapat dibayangkan ketika sekerumunan kunang- kunang berterbangan di malam hari, suasana pasti sangat indah. Sinar-sinar yang bergerak berirama seolah menari dengan indahnya. Sinar-sinar tersebut ada yang bergerak menyatu, ada yang berjajar, ada pula yang menyilang dan ada pula yang

Keindahan dan keunikan sinar kunang-kunang tersebut akan dijadikan sumber ide perancangan motif tekstil kali ini. Mengangkat tema kunang-kunang ini ada tantangan yaitu mengolah tubuh kunang-kunang yang cukup sederhana tersebut sebagai pijakan dalam rancangan motif yang indah.

Arahan perancangan disini adalah pakaian pesta untuk wanita dewasa. Wanita dewasa adalah sosok perempuan yang pada umumnya sudah bekerja (berkarir) ataupun berkeluarga (berumah tangga). Lingkungan hidupnya cukup luas. Kegiatan pesta seringkali tidak bisa dihindari dan kebutuhan pakaian pesta agar tampil prima atau menawan seringkali menjadi hal yang utama.

B. Studi Pustaka

1. Kunang-kunang

a. Bentuk visual kunang-kunang (keluarga lampyridae)

Keindahan kunang-kunang yang beterbangan di malam hari adalah cahaya yang terletak pada ekornya. Keindahan lain yang menjadi keunikan serangga ini adalah bentuk visualnya, pengolahan keindahan bentuk visual inilah yang akan dikembangkan ke dalam perancangan tekstil.

Ciri-cirinya adalah bentuk memanjang, tubuh lunak, protonum meluas kearah depan diatas kepala sehingga kepala nampak lebar dilihat dari atas. Mata tersembunyi (tidak tampak) bila dilihat dari atas. Abdomen terdiri dari tujuh atau delapan ruas ventral yang jelas, antena dan warna bermacam-macam. Ruas dekat akhir abdomen menghasilkan cahaya ; ruas yang bercahaya dapat Ciri-cirinya adalah bentuk memanjang, tubuh lunak, protonum meluas kearah depan diatas kepala sehingga kepala nampak lebar dilihat dari atas. Mata tersembunyi (tidak tampak) bila dilihat dari atas. Abdomen terdiri dari tujuh atau delapan ruas ventral yang jelas, antena dan warna bermacam-macam. Ruas dekat akhir abdomen menghasilkan cahaya ; ruas yang bercahaya dapat

1). Kunang-kunang jantan. Kunang-kunang termasuk ordo Coleoptera, keluarga Lampyridae. Salah satu sifat-sifat yang jelas dari ordo Coleoptera adalah struktur sayap-sayapnya. Kebanyakan kumbang mempunyai empat sayap, dengan pasangan sayap depan menebal, seperti kulit, atau keras dan rapuh dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus di bawah tengah punggung dan menutupi sayap- sayap belakang (dari sinilah nama ordo tersebut). Sayap-sayap belakang berselaput tipis tersebut biasanya lebih panjang dari pada sayap-sayap depan, dan apabila dalam keadaan istirahat, biasanya terlipat di bawah sayap-sayap depan. Sayap-sayap depan kumbang disebut elytra (tunggal elytron). Elytra sacara normal hanya bertindak sebagai selubung-selubung pelindung sayap-sayap belakang umumnya satu-satunya yang dipakai sebagai penerbangan. Sayap-sayap depan atau belakang sangat menyusut pada beberapa kumbang.

Gambar 1 : Seekor kumbang Ladybird (Aladia sp) yang termasuk ordo Coleoptera.

Kunang-kunang termasuk ordo Coleoptera. (Sumber : Borror, Triplehorn, Jonson, 1992, hal : 4)

labrum

elytron (sayap depan)

elytron

abdomen sayap belakang

pronotum

mata

sungut

Gambar 2 : Seekor kunang-kunang (Photuris)

(Sumber : Borror, Triplehorn, Jonson, 1992, hal : 535)

Gambar 3 : Kunang-kunang jantan

(Sumber : www.animalpicturesarchive.com dan www.profiles.friendster.com)

2). Kunang-kunang betina yang berbentuk Lampyrid atau larvae.

Kunang-kunang (keluarga Lampyridae) disebut juga kumbang-kumbang halilintar : Banyak anggota-anggota dari kelompok yang umum ini dan

terkenal memiliki “cahaya ekor”. Lampyrid adalah kumbang-kumbang yang bertubuh sangat lunak dan memanjang, panjangnya lima sampai dua puluh mm, yang pronotumnya meluas kedepan melewati kepala demikian hingga kepala sebagian besar atau seluruhnya tersembunyi dari atas. Elitra adalah lunak, lentur, dan agak datar kecuali untuk apipleurae, kebanyakan angota-anggota yang lebih besar dari kelompok ini mempunyai organ-organ yang mengeluarkan cahaya, tetapi banyak dari yang lebih kecil tidak mempunyainya (Borror, Triplehorn, Jonson, 1992, hal : 535).

Larvae ini tidak seperti ulat atau cacing. Larva dan dewasa memiliki alat mulut menggigit mengunyah. Larva tidak memiliki kaki abdominal, tetapi memiliki tiga pasang kaki toraksial. Antena rata-rata sebelas ruas dengan bentuk yang beragam.

elytr

Sungut

Kaki

Gambar 4 : kunang-kunang betina (Sumber: Ir. Jumar, 2000, hal : 163, gambar A)

Gambar 5 : Jenis : Glow worm (Lampyris noctiluca)

Gambar 5. Glow Worm (Lampyris noctiluca) (Sumber : http://beritanyata.blogspot.com)

2. Cahaya kunang-kunang

Kunang-kunang (Lampyridae), kumbang malam, berbentuk kecil, panjang lima sampai tigapuluh milimeter. Sebagian besar jenis ini makan siput. Jantannya bermata besar dikepala yang tersembunyi di bawah permukaan bagian pertama tubuh. Ciri khas jenis tersebut adalah mereka menghasilkan cahaya fosfor pada bagian perut. Cahaya ini membantu kunang-kunang mengenal dan mengetahui tempat pasangannya. Kunang-kunang jantan terbang, mereka memberi tanda khusus mengenai keberadaaan mereka dengan cahaya kelap-kelip, ciri khas setiap jenis. Betina tidak terbang dan menyerupai larva, tinggal di tanah atau vegetasi, juga menghasilkan cahaya memberi tanggapan pasangannya. (Didier Miller, 1998, hal : 25)

Apakah Energi Itu ? Tanpa Energi tidak akan terdapat apapun.

bentuk ke bentuk yang lain ini melatarbelakangi setiap kejadian. Energi, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menjadikan segala sesuatu, tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Tumbuhan dan satwa memperoleh energi dari alam untuk pertumbuhan dan kelestariannya. (Jack Challoner, 2000, hal : 6)

“Di alam sebagian besar bentuk cahaya disebabkan oleh panas” (David Burnie, 2000, hal : 6).

Bentuk visual keindahan kunang-kunang dan cahayanya bersinar di kegelapan malam. Kunang-kunang yang menghasilkan cahaya di ekornya bersembunyi di siang hari. Mereka mencari makanan dan memanfatkan cahaya di tubuhnya untuk mencari temannya di malam hari.

Gambar 6 : Kunang-kunang jantan dan betina menempel di tumbuhan alang-alang. Pada tumbuhan alang-alang kunang-kunang berkelap-kelip untuk mencari pasangannya. (Sumber : beetle in the Lampyridae, www.gettyimages.com)

Gambar 7 : Keindahan kunang-kunang berterbangan bersinar di kegelapan malam dengan cahaya ekornya. Gambar diatas adalah kunang-kunang berterbangan yang menempel ditumbuhan alang-alang dapat ditangkap dengan tangan kemudian dimasukkannya ke dalam botol, sehingga menjadi lentera.

3. Perancangan motif

Desain tekstil adalah sebagai salah satu cabang desain dan mata rantai suatu industri sudah selayaknya memenuhi segi-segi kebutuhan, fungsi, teknis dan biaya produksi, daya tarik estetis serta pemasaran.

Motif sebagai unsur hias berfungsi sebagai elemen pemikat perhatian atau elemen yang menggugah perasaan indah. Pandangan ini juga menempatkan motif secara formalistik sebagai bagian dari keseluruhan motif itu sendiri dan juga pengaplikasiannya pada objek-objek yang akan dihiasi. Motif diterapkan pada suatu objek semata-mata untuk memperindah tampilan objek yang akan dihiasi (Guntur, 2004, hal : 73).

“Desain tekstil terdapat metode pemberian rupa dan warna, yaitu : - Pemberian rupa dan warna pada tekstil ditenun, yang disebut dengan struktur.

yang disebut desain permukaan ” (Nanang Rizali, 2006, hal : 36) Perancangan desain permukaan dilakukan dengan jalan memberi ragam hias. Pengolahan ragam hias tersebut bertujuan untuk membuat motif. Proses estetika motif mempunyai beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain adalah unsur dan prinsip desain.

Desain terdapat beberapa unsur perlu diperhitungkan dalam penggarapannya, yaitu :

a. Garis. Pada dasarnya garis terbagi dari dua jenis, yaitu : - Garis yang bersifat grafis (calligraphic mark) - Garis yang bersifat/menjadi pengikat ruang, massa, warna,

bentuk (struktural line)

b. Bentuk (shape, form) Sebuah garis yang dihubung-hubungkan akan membentuk suatu daerah yang disebut bentuk. Kesatuan dari garis akan berwujud berbagai macam bentuk seperti bentuk-bentuk yang figuratif, natural, abstrak, dan lain sebagainya. Bentuk juga merupakan unsur yang penting, pengertian bentuk selalu dikaitkan dengan motif, pola atau ragam hias.

c. Warna Salah satu unsur desain yang paling kompleks adalah warna. Penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter pada sebuah desain.

d. Tekstur Penampilan tekstur dapat memberikan arti tersendiri dalam sebuah desain, karena akan memberikan efek-efek tertentu (Nanang Rizali, 2006, hal : 49-56).

e. Ruang Bentuk dipandang sebagai sesuatu yang menempati ruang pada umumnya. Dapat pula dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang terisi. Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang, namanya bentuk positif. Jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang yang terisi, namanya bentuk negatif (Wucius Wong, 1986, hal : 7).

Unsur desain tersebut merupakan kesatuan hubungan sebagai dasar untuk memenuhi prinsip desain. Aspek yang perlu dipertimbangkan oleh desainer guna Unsur desain tersebut merupakan kesatuan hubungan sebagai dasar untuk memenuhi prinsip desain. Aspek yang perlu dipertimbangkan oleh desainer guna

- Irama terbentuk karena pengulangan (repetition) dan gerakan

(movement). Pengulangan di wujudkan melalui warna, nada, bidang, garis dan tekstur. Jika bagian-bagian tertentu dihubungkan kembali dengan cara yang ritmis maka desain akan menghasilkan unity dan keseimbangan pada sebuah desain. Irama merupakan susunan dalam seluruh desain.

- Keseimbangan (Balance) adalah suatu kondisi atau kesan optis

tentang kesan berat, tekanan, tegangan dan kestabilan. Penciptaan desain dapat diasosiasikan dalam keseimbangan horisontal, vertikal dan redikal. Faktor atau variabel pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan ukuran, proporsi, kualitas dan araah dari unsur-unsur itu. Sebuah desain terdapat dua jenis kualitas keseimbangan yang berbeda yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.

- Pusat perhatian (Emphasis) adalah setiap bagian tertentu dari suatu

desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak atau pantas. Suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini akan menjadi pusat perhatian yang disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok yang berwujud oleh motif dan warna serta tekstur. (Nanang Rizali, 2006, hal : 42-47)

4. Batik

“Seni batik termasuk seni lukis pada dasarnya. Alat yang dipergunakan untuk melukis adalah canting. Canting memiliki berbagai macam ukuran tergantung pada jenis dan halusnya garis atau titik yang diinginkan, berbentuk mangkok dan tembaga yang memiliki carat atau moncong, dengan tangkai dari bambu yang diisi cairan malam sebagai bahan untuk melukis ” (Nian S. Djoemena, 1989 : 1).

a. Jenis batik menurut coraknya

1) Batik Tradisi / Klasik Susunan motifnya terikat oleh suatu ikatan tertentu dan dengan isen-isen tertentu.

Motif dan gayanya bebas, tidak seperti batik tradisional yang terikat aturan tertentu.

b. Jenis batik menurut alat/teknik yang digunakan

1) Batik Tulis Kain yang telah digambari dibatik dengan mengunakan malam dan canting.

2) Batik Cap Batik cap menyangkut cetak mencetak dengan alat pencetak dari lempengan-lempengan yang umunya berukuran 20 cm x 20 cm atau 24 cm x 24 cm (menurut bentuk motifnya).

3) Batik Kombinasi Merupakan perpaduan batik tulis dan batik cap dengan menggunakan cantik dan dicap (Didik Riyanto, 2002: 19 – 33).

c. Pewarnaan Batik

1) Zat Warna Alam Zat warna alam /nabati berasal dari daun, kulit kayu, pokok kayu, akar pohon, atau umbi. Contohnya daun nila untuk warna biru atau biru hitam, tegeran atau kunyit untuk warna merah, dan kayu soga untuk warna cokelat.

2) Zat Warna Sintesis Zat warna sintesis didatangkan dari luar negeri. Pencelupan dalam larutan dingin digunakan dengan proses atau suhu paling tinggi

25 C, karena lilin batik yang digunakan sebagai perintang warna tidak tahan panas (Santosa Doellah, 2002 : 13).

5. Wanita Dewasa

Pengertian Dewasa. Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene-adolescere, yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Selama masa dewasa terjadi perubahan- perubahan fisik dan psikologis tertentu dan biasanya dibagi berdasarkan periode yang menunjuk pada perubahan-perubahan.

Pembagian masa dewasa adalah masa dewasa dini dimulai pada umur delapan belas tahun sampai kira-kira umur empat puluh tahun yaitu saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa madya dimulai pada umur empat puluh tahun sampai pada umur enam puluh tahun yaitu saat baik menurunnya fisik maupun psikologis yang jelas

(senescence) atau usia lanjut dimulai umur enam puluh tahun sampai kematian. Kemampuan fisik maupun psikologis menurun. Penampilan dan tindakan tidak seperti kala masa muda. (B. Hurlock, Elizabeth, 1980, hal : 246)

Peran pakaian pada masa dewasa dini yang pertama adalah meningkatkan penampilan. Peran pakaian yang ke dua adalah indikasi status sosial. Pakaian sebagai status yang mengidentifikasikan dengan suatu kelompok sosial tertentu. Peran pakaian yang ke tiga adalah individualistik.

Meskipun

pakaian

dimaksudkan untuk menggolongkan dalam kelompok sosial tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota kelompoknya. Peran pakaian yang ke empat adalah prestasi sosial ekonomi. Pakaian menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang. Peran pakaian yang ke lima adalah meningkatkan daya tarik. Pakaian untuk meningkatkan daya tarik guna menutupi kekurangan fisik (B Hurlock, Elizabeth, 1980, hal : 256).

“Karakter wanita dewasa adalah pribadi matang, tangguh dan bertanggung jawab terhadap masa depannnya ” (Agoes Dariyo, 2004, hal : 3). Wanita dewasa merupakan wanita bermartabat. Lebih menonjolkan sifat sosialnya. Mandiri. Mempunyai pribadi yang lembut. Wanita karir mempunyai kestabilan secara finansial, pendapatan tinggi dan gengsi.

6. Warna

Warna sangat menentukan dalam keberhasilan suatu desain. Aspek estetis dalam perwujudan suatu desain harus memahami karakter warna, arti dan pengaruh suatu warna terhadap desain motif. Arti atau makna warna adalah :

- Kuning cerah adalah warna emosional yang menggerakkan energi

dan keceriaan, kejayaan dan keindahan. Karakter warna kuning yaitu terang, gembira, ramah, supel,riang dan cerah.

- Merah adalah warna paling kuat dan enerjik. Berkarakter kuat dan

berani.

berani dan biru artinya “aristokratic” keningkratan dan kebangsawanan (warna raja, yang memang digemari raja-raja kuno). Artinya

warna

kebesaran,

kejayaan, keningratan dan kebangsawanan. - Biru adalah warna keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan dan kedamaian. - Hitam mempunyai karakter tegas. Sebagai latar belakang warna, warna hitam mengasosiasikan kuat, tajam, formal dan bijaksana. - Coklat merupakan warna natural yang diasosiasikan pada tanah

(warna tanah). Berkarakter kedekatan hati, sopan, arif dan bijaksana. - Abu-abu adalah warna antara hitam dan putih. Artinya ketenangan,

kebijaksanaan, mengalah dan kerendahan hati. - Jingga disebutkan awan jingga terlihat pada pagi hari sebelum

matahari terbit, menggambarkan gelap malam menuju terbit matahari. Artinya kemerdekaan, anugerah dan kehangatan. Karakter warna jingga memberi dorongan, merdeka dan anugerah.

- Putih merupakan sinar kesucian, kemurnian, kejujuran, ketulusan,

kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan dan kewanitaan. Warna putih berkarakter positif, cerah dan tegas (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005, hal : 38-41).

7. Pakaian Pesta Untuk Wanita Dewasa Dini

Berikut adalah data-data pakaian dalam waktu dan kesempatan. Memperhitungkan waktu dan kesempatan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam menentukan desain, pemilihan bahan dan pelengkap pakaian. Untuk di Indonesia yang beriklim tropis, waktu dan kesempatan dapat digolongkan sebagai berikut : a). Pakaian sehari-hari, b). Pakaian pagi hari, c). Pakaian pesta/resepsi, d). Pakaian rekreasi, e). Pakaian malam hari, f). Pakaian bepergian (Sukarno dan Lanawati Basuki, 2004, hal : 19-20).

Perancangan motif tekstil kunang-kunang waktu yang dipakai adalah malam hari. Seperti halnya kunang-kunang yang bersinar di kegelapan malam. Perwujudan motif tekstil kunang-kunang pakaian pesta wanita dewasa terlihat memancar pada eksotika malam. Pancaran keindahan wanita dewasa untuk orang- Perancangan motif tekstil kunang-kunang waktu yang dipakai adalah malam hari. Seperti halnya kunang-kunang yang bersinar di kegelapan malam. Perwujudan motif tekstil kunang-kunang pakaian pesta wanita dewasa terlihat memancar pada eksotika malam. Pancaran keindahan wanita dewasa untuk orang-

“Gaun malam adalah gaun yang digunakan untuk keluar malam, atau pesta malam, cocktail party dan lain-lain ” (Dra Porrie Muliawan, 2000, hal : 77).

Pertimbangan mengenai pakaian pesta tersebut adalah : - Pakaian pesta/resepsi. Rancangan desain disesuaikan dengan suasana lingkungan keadaan pesta. - Bentuk pakaiannya berupa gaun dengan model yang disesuaikan dengan bentuk tubuh dan warna kulit. - Untuk resepsi malam hari, pilihlah warna gelap atau kontras, untuk lebih menyemarakkan resepsi, pilihlah tekstur bahan yang tebal, warna berkilau dan make up yang sedikit berani (Sukarno dan Lanawati Basuki, 2004, hal : 20).

Alasan pemilihan pakaian pesta adalah gaun pesta sudah menjadi kebutuhan wanita. Kebutuhan tersebut mulai sekadar menghadiri acara ulang tahun, peresmian kafe, pergelaran mode (fashion show), hingga acara-acara resmi yang diadakan para sosialita di hotel berbintang. Permasalahannya adalah tampil di setiap pesta justru menuntut mereka untuk tampil istimewa. Sebab, bagi mereka gaun pesta adalah tanda identitas. Pemilihan gaun pesta ternyata harus benar- benar dipikirkan dengan matang. Bentuk gaun sering dipakai agar mereka tampil beda dan lebih feminin di depan orang banyak.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui fokus permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana mengolah tema kunang-kunang sebagai sumber ide dalam perancangan motif tekstil?

2. Bagaimanakah konsep perancangan tersebut apabila di terapkan pada pakaian pesta untuk wanita dewasa dini?

3. Teknik dan bahan apa yang diterapkan sesuai dengan perancangan tersebut?

METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Kunang-kunang sebagai sumber ide desain perancangan motif tekstil. Kunang-kunang merupakan hewan yang memancarkan cahaya dari tubuhnya dan bersinar di kegelapan malam. Pengolahan karakter kunang-kunang adalah penggubahan bentuk fisiknya yang sederhana dan setelah melihat data literer di lapangan dapat dibayangkan ketika sekerumunan kunang-kunang berterbangan di malam hari. Sinar-sinar yang bergerak berirama seolah menari sangat indahnya. Sinar-sinar tersebut ada yang bergerak menyatu, ada yang berjajar, ada pula yang menyilang dan ada pula yang berpencar. Bentuk fisik yang sederhana dan sinarnya diolah supaya layak menjadi motif tekstil.

Kebutuhan pakaian pesta untuk wanita dewasa dini. Mewujudkan pakaian pesta meliputi pemilihan bahan, teknik dan perancangan pakaian pesta. Pemilihan bahan tekstil untuk pakaian pesta mempunyai daya kilau, halus, sifat bahan jatuh. Pemilihan bahan harus dipertemukan dengan teknik yang tepat. Desainer harus mengetahui sifat dan karakter bahan sehingga meminimalisir kegagalan apabila dibuat produk tekstil. Pemenuhan kebutuhan untuk wanita dewasa dini. Hendaklah mengetahui karakter wanita dewasa dini. Pemahaman karakter wanita dewasa dini akan membantu pembuatan perancangan pakaian pesta.

Pemahaman karakter kunang-kunang adalah salah satu cara memunculkan perancangan motif tekstil. Karakter kunang-kunang tentang bentuk fisiknya yang sederhana dan karakter sinarnya. Keindahan motif tekstil dibuat dengan mempertimbangkan unsur desain melalui metode atau prinsip desain. Unsur desain adalah garis, bentuk dan warna. Prinsip desain adalah irama, keseimbangan dan pusat perhatian.

Faktor pendukung strategi pemecahan masalah dilakukan observasi, pengumpulan data yang berkaitan dengan ide dasar kunang-kunang dari buku, majalah, internet sebagai dasar penciptaan desain tekstil sesuai gagasan awal.

Kemewahan bahan dengan menggunakan shimmer dan sifon sutra (chiffon silk ) merupakan perpaduan sempurna untuk mendapatkan kesan berkelas dan elegan. Wanita memiliki rasa untuk tampil sempurna maka perancangan pada pakaian pesta dirancang dengan gaun malam. Terdapat berbagai alternatif model pakaian seperti bustier, lengan balon, garis lengkung V pada bagian depan dan belakang memperlihatkan garis yang feminim. Mode pakaian disempurnakan dengan penambahan aplikasi bordir, kristal swaroski, dan bros.

Pakaian pesta memiliki kriteria kilau, glamour dan menonjol. Pemilihan bahan tekstil dalam perancangan yaitu shimer dan sifon sutra (chiffon silk) sebab bahan tersebut mempunyai daya kilau, bertekstur halus, sifat bahan jatuh dan mempuyai daya serap tinggi terhadap zat warna melalui teknik batik tulis. Zat warna yang digunakan adalah remasol. Teknik pewarnaan yang digunakan adalah Pakaian pesta memiliki kriteria kilau, glamour dan menonjol. Pemilihan bahan tekstil dalam perancangan yaitu shimer dan sifon sutra (chiffon silk) sebab bahan tersebut mempunyai daya kilau, bertekstur halus, sifat bahan jatuh dan mempuyai daya serap tinggi terhadap zat warna melalui teknik batik tulis. Zat warna yang digunakan adalah remasol. Teknik pewarnaan yang digunakan adalah

C. Pengumpulan Data

1. Sudi Pustaka

Studi pustaka telah disajikan didalam bab I yang diambil dari buku dan situs internet. Hasil dari buku adalah data tentang kunang-kunang. Bentuk kunang-kunang, tempat hidup kunang-kunang dan cahaya kunang-kunang. Situs dari internet adalah data gambar kunang-kunang lebih bervariasi. Melalui studi pustaka kunang-kunang hidup di dataran rendah yaitu areal sawah yang lembab (banyak mengandung air). Kunang-kunang berukuran kecil menempel di sekitar tumbuhan alang-alang. Akhirnya penulis menemukan keberadaan kunang-kunang untuk dijadikan data dan sumber ide desain perancangan karya motif tekstil.

2. Observasi

a. Studi Proses Produksi

1). Studi proses produksi dilakukan di home industry “Batik Modern Masa Kini” yang terletak di Jl. Muria No. 35. Ngenden, RT 01. RW 09, Banaran, Grogol, Sukoharjo. “Batik Modern Masa Kini” merupakan industri tekstil yang

memproduksi batik dengan berbagai macam produk bahan yaitu : sarung pantai, memproduksi batik dengan berbagai macam produk bahan yaitu : sarung pantai,

Sanggar Kalpika yang terletak di Tamansari, RT 01, No. 447, Yogyakarta. Sanggar ini bisa mengerjakan berbagai macam batik baik secara teknik maupun motif yang bervariasi. Produk yang menonjol adalah pengolahan batik lukis atau yang terkenal dengan nama batik kreasi baru atau batik gaya bebas yang diaplikasikan menjadi sebuah karya seni yang berupa lukisan, selain juga sebagai benda fungsional yakni pakaian. Pewarnaan yang digunakan adalah pewarnaan dari Jerman, yaitu zat warna sintetis yakni naptol, indigosol, rapid dan remasol. Bahan yang dapat digunakan untuk pewarnaan ini adalah berbagai macam katun, doby, santung, sifon dan shimmer. Kain yang mengkilau seperti satin dan shimmer warnanya tidak dapat maksimal. 3). Studi proses produksi di perusahaan “Batik Puspa Kencana”. Proses produksi yang dikerjakan di p erusahaan “Batik Puspa Kencana” adalah pewarnaan batik tulis. Batik pewarnaan modern tidak lagi terikat dengan ketentuan yang ada. Pewarnaan batik modern pada perusahaan “Batik Puspa Kencana” umumnya motif dan pewarnaannya bebas (Telah menjadi tugas

desainer). Zat warna yang digunakan adalah zat warna sintetis yaitu remasol.

Kencana” antara lain seperti pada gambar dibawah ini :

Daster Kelelawar Abaya Pakaian santai Kemeja

Gambar 8 : Contoh produk fungsi batik lukis

(Sumber : Company Profile “Batik Puspa Kencana”)

<Repro : Ulin Ernawati>

Observasi studi proses produksi dilakukan dengan mewawancarai pengrajin batik. Kegunaannya mendapatkan data-data mengenai bahan dan pewarnaan batik, terutama proses pembuatan batik. Data dan informasi dari sumber terkait yang dapat menjadi pendukung dalam perancangan karya tekstil, sehingga bisa membantu dan lebih memudahkan jalannya proses perancangan, terutama kaitannya dengan batik.

Hasilnya adalah Perusahaan “Batik Modern Masa Kini” menggunakan teknik colet dalam proses pembuatan batik. Perusahaan “Sanggar Kalpika” menggunakan dua teknik pembuatan batik yaitu celup dan colet. Perusahaan

“Batik Puspa Kencana” menggunakan teknik colet. Observasi studi proses produksi telah dilakukan di daeras Solo dan

Jogjakarta. Sanggar Kalpika Jogjakarta merupakan sanggar kreatif yang menerima order personal. Daerah Laweyan Solo kapasitas produksinya untuk produk massal. Batik Masa Kini merupakan home industri yang menerima order personal Jogjakarta. Sanggar Kalpika Jogjakarta merupakan sanggar kreatif yang menerima order personal. Daerah Laweyan Solo kapasitas produksinya untuk produk massal. Batik Masa Kini merupakan home industri yang menerima order personal

b. Studi Pasar

Studi pasar dilakukan di beberapa toko dan butik daerah Solo dan Jogjakarta. Batik dalam perkembangannya telah banyak digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Berdasar hasil pengamatan studi pasar di lapangan daya beli konsumen melihat atas kebutuhan pakaian. Pakaian keseharian tidak mengeluarkan biaya besar maka tempat yang dituju adalah pasar, toko dan mall dengan harga menengah. Pakaian pesta yang mengeluarkan biaya besar maka tempat yang dituju adalah pusat perbelanjaan seperti toko, galeri dan mall yang memiliki kualitas bagus.

Beberapa kawasan yang menjadi target survey, diantaranya :

1. Pasar Bringharjo, Yogyakarta Dikawasan Bringharjo produk yang ditawarkan juga secara massal dan sebagian besar untuk kalangan menengah kebawah dengan harga Rp. 25.000,00 – Rp. 150.000,00. Toko yang dikunjungi adalah Pangestu batik, Atik Bagaskara, Batik Saerah, Batik Ayu Srikandi, dan Elfri batik.

PGS dan BTC merupakan pusat perbelanjaan di Kota Solo, persamaan kedua tempat ini adalah barang yang ditawarkan dapat dibeli grosir maupun eceran, bersifat massal dengan harga 15.000,00 – 150.000,00 tergantung dari barang yang ditawarkan. Perbedaannya adalah PGS produk yang lebih banyak ditawarkan adalah pakaian jadi sedangkan BTC produk yang lebih banyak ditawarkan adalah kain.

3. Matahari di Solo Grand Mall Matahari terkenal dengan produk dan kualitas yang bagus. Produk yang dijual ada yang bersifat massal dan eksklusif. Hal ini bisa dilihat dari kualitas produk yang meliputi bahan, warna,dan motif yang berkelas dan tidak pasaran. Gaun untuk kalangan menengah keatas harga yang ditawarkan Rp. 179.000,00 – Rp. 300.000,00.

4. Batik Keris Nonongan Batik Keris merupakan pusat garment dan perbelanjaan batik eksklusif di kota Surakarta. Produk berbahan baku dari santung, katun dan sutera (ATBM, ATM dan Dolby). Batik berbahan Organdi, Sifon dan Satin Sutera harga yang ditawarkan mulai Rp. 300.000,00 – Jutaan rupiah.

5. Batik Danar Hadi Batik Danar Hadi merupakan usaha turun temurun. Museum Kuno Batik Danar Hadi terletak di galeri Slamet Riyadi. Batik dalam memproduksinya berbahan baku dari santung, katun dan sutera (ATBM, ATM dan Dolby). Proses pengerjaan

Sutera harga yang ditawarkan mulai Rp. 300.000,00 – Jutaan rupiah.

5. Batik Semar Batik Semar merupakan pusat garment dan perbelanjaan batik eksklusif di kota Surakarta. Produk berbahan baku dari santung, katun dan sutera (ATBM, ATM dan Dolby). Batik berbahan Organdi, Sifon dan Satin Sutera harga yang ditawarkan mulai Rp. 350.000,00 – Jutaan rupiah.

Berdasarkan survey yang dilakukan, produk bagi kalangan menengah ke atas terbatas dan mulai memperhatikan kualitas desain mulai dari bahan, warna, motif dan teknik tetapi kualitas produknya cukup bersaing dan tidak pasaran. Perancangan motif tekstil kunang-kunang masuk dalam kategori produk untuk kalangan menengah ke atas seperti pada Batik Keris, Batik Semar dan Batik Danar Hadi.

c. Toko

Survei toko dilakukan guna mengetahui harga bahan tekstil (bahan polos untuk dibatik). 1). Spesial, Pasar Legi

Toko ini menjual berbagai macam jenis kain untuk produk tekstil. Beberapa kain yang ditawarkan mempunyai harga jual masing-masing : kain katun sifon sutera Rp. 100.000,00 dan Rp; 125.000,00, kain organdi sutera Rp. 120.000,00, kain satin sutera Rp. 175.000,00 - Rp. 275.000,00.

Toko ini menjual berbagai jenis kain untuk produk tekstil kalangan eksklusif. Produk berbahan lokal dan Impor. Bahan impor didatangkan dari negara Itali, Perancis, Jepang dan Korea. Kain sifon sutera Rp. 105.000,00, kain organdi sutera Rp. 120.000,00, kain satin sutera Rp. 140.000,00-Rp. 300.000,00.

2) Mac Mohan, Singosaren Toko ini menjual berbagai jenis kain untuk bahan pakaian, mulai yang termurah sampai yang paling mahal. Salah satu kain yang ditemukan dan akhirnya tertarik untuk menggunakan kain tersebut adalah kain shimmer yang mempunyai banyak pilihan warna dengan harga Rp. 24.000,00 per meternya.

a. Perkiraan kebutuhan

Perkembangan desain dan bisnis berbagai jenis pakaian di tanah air semakin bertambah maju. Pakaian pesta mempunyai banyak peminat sejalan kebutuhan masyarakat untuk menghadiri banyak kegiatan yang memerlukan penampilan yang lebih istimewa.

D. Percobaan

Percobaan dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam penggarapan karya tekstil yang berupa bahan, pewarnaan motif tekstil. Pengolahan motif yang mengacu pada karakter visual kunang-kunang merupakan tantangan tersendiri yang kian menarik. Melalui percobaan tersebut penulis menorehkan motif di atas kain melalui teknik batik dengan pewarnaan sintetis

kain motif tekstil batik untuk pakaian wanita dewasa. Bahan tersebut adalah doby, paris, primissima, satin, shimer, organdi sutera dan sifon sutera. Bahan doby adalah bahan terbuat dari katun dan bertekstur. Bahan doby mempunyai daya serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan paris adalah bahan terbuat dari katun. Bahan paris tidak mempunyai ketebalan seperti bahan katun pada umumnya. Kain ini tipis dan jatuh bila dipakai menurut fungsinya (pakaian). Bahan paris mempunyai daya serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan primissima adalah bahan terbuat dari katun. Bahan primissima digunakan untuk pembatikan pada umumnya. Bahan ini mempunyai daya serap tinggi terhadap zat warna tekstil. Bahan satin semi sutera adalah bahan terbuat dari serat polyester. Mempunyai daya kilau tinggi. Bahan satin biasanya digunakan untuk kesempatan pesta. Uji coba bahan yang dilakukan terhadap daya serap, bahan ini daya serap rendah terhadap zat warna tekstil. Warna muda menghasilkan pewarnaan yang kurang maksimal, untuk warna yang tua, warna dapat terlihat. Bahan shimer adalah bahan yang mempuyai tekstur halus dan tebal. Daya kilaunya tinggi karena mengandung polyester. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak kusam. Bahan ini mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna batik untuk kesempatan pesta. Organdi, Sifon, dan Satin Sutera adalah bahan yang terbuat dari ulat kepompong sutera. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat warna tinggi. Sifon Sutera adalah bahan yang terbuat dari ulat kepompong sutera. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat kain motif tekstil batik untuk pakaian wanita dewasa. Bahan tersebut adalah doby, paris, primissima, satin, shimer, organdi sutera dan sifon sutera. Bahan doby adalah bahan terbuat dari katun dan bertekstur. Bahan doby mempunyai daya serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan paris adalah bahan terbuat dari katun. Bahan paris tidak mempunyai ketebalan seperti bahan katun pada umumnya. Kain ini tipis dan jatuh bila dipakai menurut fungsinya (pakaian). Bahan paris mempunyai daya serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan primissima adalah bahan terbuat dari katun. Bahan primissima digunakan untuk pembatikan pada umumnya. Bahan ini mempunyai daya serap tinggi terhadap zat warna tekstil. Bahan satin semi sutera adalah bahan terbuat dari serat polyester. Mempunyai daya kilau tinggi. Bahan satin biasanya digunakan untuk kesempatan pesta. Uji coba bahan yang dilakukan terhadap daya serap, bahan ini daya serap rendah terhadap zat warna tekstil. Warna muda menghasilkan pewarnaan yang kurang maksimal, untuk warna yang tua, warna dapat terlihat. Bahan shimer adalah bahan yang mempuyai tekstur halus dan tebal. Daya kilaunya tinggi karena mengandung polyester. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak kusam. Bahan ini mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna batik untuk kesempatan pesta. Organdi, Sifon, dan Satin Sutera adalah bahan yang terbuat dari ulat kepompong sutera. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat warna tinggi. Sifon Sutera adalah bahan yang terbuat dari ulat kepompong sutera. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu menyerap zat

Percobaan Jenis Bahan dan Teknik dengan bahan Shimmer

Gambar 9. Hasil Percobaan Shimer

Percobaan Jenis Bahan dan Teknik dengan bahan Sifon Sutera Percobaan Jenis Bahan dan Teknik dengan bahan Sifon Sutera

E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya

Perancangan yang bersumber ide dari karakter kunang-kunang, penulis menampilkan bentuk fisik dan cahayanya ke dalam perancangan tekstil. Pemilihan bahan adalah shimer dan sifon sutera (chiffon silk). Teknik yang digunakan adalah batik tulis dengan pewarnaan zat warna sintetis remasol. Rancangan tersebut difungsikan untuk pakaian wanita dewasa usia delapan belas sampai empat puluh tahun.

Konsep perancangan didesain dengan desain satu panel dan berpola. Pola memiliki potongan pada bagian pakaian bagian badan depan, badan belakang dan lengan. Terdapat pula beberapa alternatif model desain pakaian untuk motif tersebut.

PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan Masalah

Desain 1-6

Sumber ide kunang –kunang (Bentuk fisik dan keindahan cahayanya

Wanita dewasa

Motif Tekstil

Kunang-kunang sebagai sumber ide perancangan motif tekstil pada pakaian pesta untuk wanita dewasa

Konsep perancangan

Estetis = pengolahan Unsur

desain

melalui

metode/prinsip perancangan

Pakaian pesta

Karakter = matang, mandiri, pribadi yang lembut dan anggun

Kriteria = menonjol, kilau dan glamour. Merupakan tanda identitas dan status sosial.

Fungsi = pakaian pesta untuk wanita dewasa dini

Bahan dan teknik = shimer&sifon sutera. Teknik batik tulis

Segmen pasar = menengah ke atas (jumlah terbatas)

Kunang-kunang adalah seekor serangga kecil yang dapat mengeluarkan cahaya di gelapnya malam. Keindahan yang menjadi inspirasi adalah ketika melihat serangga ciptaan Tuhan ini berterbangan, menempel di tumbuhan alang- alang berkelap-kelip bersinar di kegelapan malam.

Keindahan kunang-kunang melalui bentuk tubuhnya yang mungil, terdapat empat struktur sayap ketika mengepakkan sayapnya sewaktu terbang dan terlihat dua sayap dari atas ketika diam. Matanya yang tersembunyi bila dilihat dari atas, yang tertutup oleh pronotum, tapi bila dilihat dari bawah mata ini terlihat sangat jelas. Tubuhnya lunak, dalam tubuhnya terdapat ruas-ruas abdomen yang biasanya terdapat tujuh sampai delapan ruas yang berwarna hijau kekuningan. Bentuk visual kunang-kunang diangkat menjadi tema dalam konsep perancangan karya.

Bahan yang digali dalam perancangan desain adalah keindahan kunang- kunang dan cahayanya secara visual. Perancangan tekstil yang bersumber ide kunang-kunang perlu juga adanya konsep desain yang perlu diperhatikan adalah aspek estetik, bahan, teknik, fungsi dan segmen pasar sebagai berikut:

1. Aspek Estetik

Aspek estetis yang dimunculkan adalah pengolahan karakter kunang- kunang adalah kesatuan antara penggubahan bentuk fisik dan sinarnya. Penggubahan bentuk fisik yaitu sayap, tubuh dan kepala. Penggubahan bentuk sayap yang memanjang, tubuh yang beruas, kepala dan sungut yang