Penelitian Terdahulu
2.8 Penelitian Terdahulu
Kim (2002) penelitian Kim menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Studi ini menemukan bahwa faktor individu (pendapatan, pendidikan, informasi, dan keterikatan masyarakat), kualitas air faktor daerah (lokasi perumahan dan kedekatan dengan sungai) memiliki dampak positif pada kemauan untuk membayar dan faktor daerah lebih kuat dari faktor individu dalam memprediksi kemauan untuk membayar kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang hilir memiliki perhatian yang lebih besar untuk perlindungan lingkungan sehingga memiliki WTP yang lebih rendah untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas air. Sebaliknya, orang yang hidup Kim (2002) penelitian Kim menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Studi ini menemukan bahwa faktor individu (pendapatan, pendidikan, informasi, dan keterikatan masyarakat), kualitas air faktor daerah (lokasi perumahan dan kedekatan dengan sungai) memiliki dampak positif pada kemauan untuk membayar dan faktor daerah lebih kuat dari faktor individu dalam memprediksi kemauan untuk membayar kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang hilir memiliki perhatian yang lebih besar untuk perlindungan lingkungan sehingga memiliki WTP yang lebih rendah untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas air. Sebaliknya, orang yang hidup
Yapin (2003) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis CVM dan TCM. Hasil dari penelitian ini investigasi biaya perjalanan, telah menunjukkan bahwa kualitas air yang lebih baik menggeser kurva permintaan ke luar.
Sedikit
perbedaan
kelengkungan dari
fungsi permintaan
utama.
Perkiraan CVM telah mengambarkan mirip tren. Tapi tindakan tersebut lebih tinggi dari
nilai yang
diperkirakan
melalui biaya perjalanan.
Sebagian
besar menunjukkan nilai penggunaan situs rekreasi sebagai konsumsi yang baik kecuali keperluan rekreasi. Danau telah melayani tujuan lain seperti budidaya ikan dan pasokan air, nilai tersebut tidak tercermin baik dalam pengukuran biaya perjalanan atau nilai-nilai CV, karena itu percaya bahwa kedua perkiraan mengecilkan nilai guna sebenarnya dari danau. Penilaian Kontinjensi adalah variable
independen
dari biaya
perjalanan dan
jumlah pengunjung.
Responden sebenarnya
bergantung
pada pendapatan,
pendidikan, dan
penghakiman responden terhadap
kualitas
air danau. Umur
dan jenis
kelamin tampaknya tidak memiliki banyak dampak pada kontingen penilaian. Cho dan Kim (2004) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Hasil dari penelitan ini dimana variabel jenis kelamin, umur, pendapatan dan pembelian air menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP. Variabel tahun dan ukuran rumah (famno) menunjukan hasil tidak signifikan terhadap WTP. Penelitian ini menjelaskan bahwa WTP diperkirakan akan cukup kelamin tampaknya tidak memiliki banyak dampak pada kontingen penilaian. Cho dan Kim (2004) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Hasil dari penelitan ini dimana variabel jenis kelamin, umur, pendapatan dan pembelian air menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP. Variabel tahun dan ukuran rumah (famno) menunjukan hasil tidak signifikan terhadap WTP. Penelitian ini menjelaskan bahwa WTP diperkirakan akan cukup
biaya
penyediaan kualitas air
daerah-
daerah metropolitan Seoul yang lebih baik . Penelitian ini memfokuskan pada biaya ekonomi dan manfaat bagi peningkatan kualitas air rumah tangga Paldang Reservoir di Korea.
Saptutyningsih dan Suryanto (2009) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis SIG dan Hedonic Price. Tingkat kerawanan wilayah banjir tertinggi di DIY adalah Kabupaten Kulonprogo khususnya di Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Panjatan. Kecamatan Temon tingkat kerentanan tertinggi adalah pada sawah irigasi, Kecamatan Wates tingkat kerentanan tertinggi adalah tegalan dan kebun, serta Kecamatan Panjatan tingkat kerentanan tertinggi pada tegalan dan kebun juga. Dalam penelitian ini terdapat variabel karakteristik properti dan tanah, lingkungan, risiko banjir, kesadaran masyarakat, dan sosial ekonomi . Penelitian menunjukkan bahwa semua koefisien-koefisien secara signifikan berbeda dari nol. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tinggi tingkat genangan banjir dapat menekan harga dari properti dan nilai
tanah. Rata-rata kesediaan membayar
(MWTP) untuk
penurunan unit ketinggian tingkat genangan banjir diperkirakan mencapai jumlah yang
wajar Rp
Berdasarkan ukuran rendah
(MWTP)
tidak
ada pengaruhnya
terhadap
variabel sosial
menyosialisasikan pada masyarakat tentang kesadaran risiko bencana. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap risiko menyosialisasikan pada masyarakat tentang kesadaran risiko bencana. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap risiko
Simmons, et al. (2002) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis Hedonic Price. Hasil dari penelitian ini adalah dari kedua model menunjukkan bahwa mitigasi, baik retrofit (tirai badai) dan konstruksi (SII), sangat signifikan terhadap harga penjualan kembali rumah. Variable individu signifikan terhadap jenis asuransi diri untuk melakukan tindakan mitigasi dan
variabel
struktural dalam
model retrofit menunjukan
hubungan
signifikan. Koefisien pada tirai badai menggambrakan bahwa rata-rata harga untuk rumah sekitar $ 80.000, dengan adanya badai tirai menambahkan lebih dari 5% harga jual. Namun, pesan dari penelitian ini adalah bahwa ada ruang kebijakan untuk memberikan tindakan mitigasi dengan sukarela dan secara insentif bagi penduduk
Harahap dan Hartono (2007) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis Hedonic Price. Hasil dari penelitian ini dihasilkan bahwa: (i) ketersediaan fasilitas air minum dan air pompa mempengaruhi harga rumah di perkotaan, sementara ketersediaan fasilitas toilet yang dilengkapi dengan tangki septik mempengaruhi harga rumah baik di perkotaan maupun di perdesaan; (ii) penanganan sampah yang baik yaitu melalui pengumpulan oleh dinas terkait mempengaruhi harga rumah di perkotaan dan perdesaan; (iii) besarnya kesediaan membayar untuk air perpipaan dan air pompa di perkotaan sebesar Rp.6850 per bulan, sementara kesediaan membayar untuk ketersediaan fasilitas toilet dengan Harahap dan Hartono (2007) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis Hedonic Price. Hasil dari penelitian ini dihasilkan bahwa: (i) ketersediaan fasilitas air minum dan air pompa mempengaruhi harga rumah di perkotaan, sementara ketersediaan fasilitas toilet yang dilengkapi dengan tangki septik mempengaruhi harga rumah baik di perkotaan maupun di perdesaan; (ii) penanganan sampah yang baik yaitu melalui pengumpulan oleh dinas terkait mempengaruhi harga rumah di perkotaan dan perdesaan; (iii) besarnya kesediaan membayar untuk air perpipaan dan air pompa di perkotaan sebesar Rp.6850 per bulan, sementara kesediaan membayar untuk ketersediaan fasilitas toilet dengan
Kurniawan, dkk. (2009) penelitian ini menggunakan analisis pendukung spasial dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), sedangkan untuk menghitung Valuasi ekonomi menggunakan pendekatan Willingness to Pay (WTP) dan Travel Cost Method (TCM ) untuk mengetahui manfaat barang dan jasa yang dihasilkan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan air, biaya dikeluarkan masyarakat sekitar KKMP, jumlah produksi, harga bahan baku PDAM, luas sawah dan keuntungan produksi per luasan (hektar). Dari analisa data yang dilakukan dapat diketahui setiap tahunnya menghasilkan nilai guna langsung (direct use value) sebesar Rp. 1.199.918.615.100,- nilai guna tak langsung (indirect use velue) sebesar Rp. 808.117.741.600. Nilai ekonomi total dari sebagian jasa lingkungan KKMP setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 2.072.501.086.700,-.