Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan

a. Pengertian Kepala Sekolah

Secara sederhana, Wahjosumidjo (2005) mendefinisikan kepala sekolah sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”(hlm.83).

Sedangkan Daryanto (2008) menyatakan bahwa “kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah”(hlm.80). Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pimpinan yang memilki jabatan dan kedudukan secara formal dan kelembagaan, dimana ia memiliki peran dan tanggungjawab dalam memimpin suatu sekolah.

b. Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang efektif dalam mengelola program dan kegiatan pendidikan adalah yang mempu memberdayakan seluruh potensi kelembagaan dalam menentukan kebijakan. Mulyasa (2004) mengungkapkan bahwa:

Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mempu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, innovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian, dalam paradigma baru menajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM). (hlm.98)

Seorang kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai seorang figur dan mediator, bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian profesi kepala sekolah semakin meningkat dan terus

Pelaksanaan peranan dan fungsi tugas tersebut tidak dapat dipidahkan satu sama lain, karena saling berkaitan dan mempengaruhi, serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang profesional.

Lebih jauh lagi Ngalim Purwanto (2010) menambahkan, usaha - usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku peran dan fungsinya sebagai supervisor adalah:

1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam

menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.

3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntuan kurikulum yang sedang berlaku.

4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.

5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai bidangnya masing-masing.

6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 dan instansi- instansi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.(hlm.119)

c. Tipe-Tipe Supervisi Kepala Sekolah

Briggs dalam Soewadji Lazaruth (1998), mengemukakan “4 tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya, yaitu supervisi yang bersifat korektif, supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif”(hlm.33) Berikut penjabarannya: 1). Supervisi yang bersifat korektif

Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi (guru-guru).

2). Supervisi yang bersifat preventif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan 2). Supervisi yang bersifat preventif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan

4). Supervisi yang bersifat kreatif Kegiatan

pada usaha menumbuhkembangkan daya kreatifitas guru, dimana peran kepala sekolah hanyalah sebatas mendorong dan membimbing.

Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Burton dan Brueckner yang menyatakan “terdapat 5 tipe supervisi oleh kepala sekolah, yakni: inspeksi, laissez faire, coercive, training ang guidance, dan democratic leadership .”(Ngalim Purwanto,2010: 79)

Dari pendapat mengenai tipe-tipe supervisi oleh kepala sekolah tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Supervisi sebagai inspeksi Tipe supervisi ini adalah kegiatan pengawasan yang semata-mata merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan guru atau bawahan. Inspeksi dijalankan dengan maksud untuk mengawasi apakah guru atau bawahan sudah menjalankan apa yang sudah diinstruksikan. Jadi pada intinya, inspeksi berarti kegiatan mencari-cari kesalahan.

2) Laissez faire Kepengawasan tipe ini sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan laissez faire adalah tipe supervisi yang membiarkan guru- guru atau bawahan bekerja sekehendaknya tanpa bimbingan dan petunjuk.

3) Coercive supervision Tipe supervisi ini hampir serupa dengan inspeksi, tipe supervisi ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si pengawas 3) Coercive supervision Tipe supervisi ini hampir serupa dengan inspeksi, tipe supervisi ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si pengawas

4) Supervisi sebagai latihan bimbingan Supervisi ini lebih menekankan kepada pemberian latihan dan bimbingan kepada guru-guru dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat berbagai tipe supervisi pendidikan, baik itu tipe yang lebih mengarah pada sisi positif maupun sisi negatif. Tipe-tipe supervisi yang diterapkan tentu akan sangat berpengaruh terhadap guru yang mendapat supervisi, baik itu pengaruh berupa timbal balik yang positif atau malah sebaliknya.

5) Kepengawasan yang demokrasi Dalam hal ini, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh seorang petugas, tetapi merupakan pekerjaan bersama yang dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor, melainkan dibagi – bagikan kepada para anggota sesuai dengan tingkat, keahlian, dan kecakapannya masing – masing. Masalah yang perlu mendapat perhatian perhatian bagi kepala sekolah selaku supervisor adalah menemukan cara – cara bekerja secara kooperatif yang efektif. Kemajuan dalam situasi belajar murid – murid tidak dapat dicapai dengan memusatkan perhatian kepada teknik – teknik mengajar semata.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN TYPE JIGSAW SDN 19 BENGKAYANG Jimi Kristiawan, Suryani, Syamsiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email: sdn19melabogmail.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS SI

0 0 12

Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : sufiahrachmadyahoo.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS S

0 0 9

Janni, Siti Halidjah, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : jannijee21gmail.com Abstract - KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DENGAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK DI KELAS VA SEKO

0 0 8

PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN KELAS IV Ivan Ramadhan, Sri Utami, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: Irvan.ramadhaaangmail.com Abstract - PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENI

0 0 12

PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKN KELAS IV Ivan Ramadhan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: Irvan.ramadhaaangmail.com Abstract - PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASILBELAJAR

0 1 12

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

Vera Estika, Siti Halidjah, Sugiyono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email :veraestika96gmail.com Abstract - PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 9

Pendidikan Karakter di Sekolah Islam (Studi Kasus SMA Muhammadiyah I dan MA Muallimin Yogyakarta)

0 0 245

Iklim Komunikasi Organisasi, Reward Dan Kinerja Karyawan Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta

0 1 163

Dampak Implementasi TQM terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Industri Menengah dan Industri Besar di Surakarta)

0 0 82