Batasan Masalah Demokrasi hal.35.

masalah terkait dengan pengelolaan sumber daya alam disana. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Permasalahan tentang pengelolaan sumber daya alam penting untuk diangkat sebab menyangkut masalah kebijakan kepala daerah dan Pendapatan Asli Daerah PAD yang menjadi tulang punggung bagi kemakmuran suatu daerah. Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Desentralisasi terhadap Kekuasaan Kepala Daerah Studi Analisis Kekuasaan Bupati Asahan dalam Pengelolaan Sumber daya Alam tahun 2009 - 2014. 2.Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecaahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. 5

2.1. Batasan Masalah

Dari latar belakang serta pemaparan diatas maka dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah adalah Apa Pengaruh Desentralisasi terhadap Kekuasaan Kepala Daerah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kabupaten Asahan tahun 2009-2014 ? Kekuasaan Kepala Daerah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam di Sektor Pertanian Kabupaten Asahan. 3.Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui dan menganalisis Kekuasaan Kepala daerah di Kabupaten Asahan terkait dengan pengelolaan Sumber Daya Pertanian Alam tahun 2009-2014 . 4.Manfaat Penelitian 5 Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian Sosial. Jakarta: Bumi aksara. 2009.hal.27. Universitas Sumatera Utara Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : • Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kemampuan menulis karya ilmiah yang sesuai dengan kaedah yang berlaku serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program Strata satu S1 Departemen ilmu Politik Sumatera Utara . • Bagi Akademis, untuk memperkaya perbendaharaan pengetahuan dan referensi data-data yang dapat digunakan untuk membantu mengetahui bagaimana sebenarny pelaksanaan Desentralisasi secara umum di indonesia. • Bagi masyarakat, untuk menambah literature daftar kepustakaan bagi yang tertarik untuk meneliti tentang masalah desentralisasi dan Otonomi Daerah serta memperkaya khazanah pengetahuan. 5.Kerangka Teori Untuk menulis sebuah karya ilmiah ataupun penelitian sudah pasti harus memiliki sebuah landasan yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan . adanya teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berfikir membuat sebuah tulisan akan lebih bersifat ilmiah karena salah satu syarat karya ilmiah haruslah berpedoman kepada salah satu atau lebih dari suatu teori yang digunakan sebagai bahan acuan.

5.1. Demokrasi

Pengertian demokrasi dalam tinjauan bahasa etimology baik asal kata maupun asal bahasanya adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu wilayah, dan “Cratein” atau “Cratos” yang berarti pemerintahan atau pemerintahanotoritas, Sehingga demokrasi sederhananya mengandung arti berarti pemerintahan rakyat atau kedaulatanotoritas rakyat. Joseph A.Schmeter menyebutkan, “demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai suatu keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk menentukan dan memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat”, sedangkan Sidney Hook, menyebutkan “demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusan- keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada Universitas Sumatera Utara kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Sedangkan Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. 6 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal : pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat. Tiga faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut; pertama, pemerintahan dari rakyat yang mengandung pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi, pemilihan umum. Pengakuan dan dukungan masyarakat bagi suatu pemerintahan sangatlah penting, karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintahan dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Kedua, pemerintahan oleh rakyat memiliki pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elite negara atau elite birokrasi. Selain pengertian ini, unsur kedua ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah berada dalam pengawasan rakyat. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung melalui para wakilnya di parlemen. Dengan adanya pengawasan para wakil rakyat di parlemen ambisi otoritarianisme dari para penyelenggara negara dapat dihindari. Ketiga, pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan yang demokratis. 6 U. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, hal.40. Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari sudut pandang ilmu politik modern, Leo Agustino menyebutkan beberapa ciri pokok suatu sistem politik yang demokratis, antara lain: 1 Adanya partisipasi politik yang luas dan otonom. Demokrasi pertama-tama mensyaratkan dan membutuhkan adanya keleluasaan partisipasi bagi siapapun baik individu maupun kelompok secara otonom. 2 Terwujudnya kompetisi politik yang sehat dan adil. dalam konteks demokrasi liberal, seluruh kekuatan politik atau kekuasaan sosial kemasyarakatan diakui hak hidupnya dan diberi kebebasan untuk saling berkompetisi secara adil sebagai penyalur suara masyarakat. 3 Adanya suksesi atau sirkulasi kekuasaan yang berkala, terkelola, serta terjaga dengan bersih dan transparan, khususnya melalui pemilihan umum. 4 Adanya monitor, kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan eksekutif, legislatif, yudikatif, birokrasi dan militer secara efektif, juga terwujudnya mekanisme cheks and balance diantara lembaga-lembaga negara. 5 Adanya tatakrama, nilai, dan norma yang disepakati bersama dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 7 Robert Dahl dalam tulisannya yang mengupas secara mendalam tentang demokrasi, menjelaskan bahwa demokrasi membutuhkan kondisi-kondisi awal yang memadai guna mewujudkan demokrasi itu sendiri, yaitu: 1 Adanya pemilihan umum yang bebas,adil, dan berkala; 2 Adanya kebebasan berpendapat; 3 Adanya akses ke sumber-sumber informasi yang luas dan beralternatif; 4 Adanya otonomi assosiasional; 5 dibangunnya pemerintah perwakilan; 6 Adanya hak warga negara yang inklusif. 8 Setidaknya ada sepuluh manfaatkeuntungan dari Demokrasi menurut Dahl, yaitu :1 demokrasi mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang tidak manusiawi; 2 demokrasi menjamin warga negaranya dengan sejumlah hak asasi yang tidak diberikan dan tidak dapat diberikan oleh sistem yang non-demokratis; 3 demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi setiap warga negarany; 4 demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasar mereka; 5 demokrasi membantu manusia mengembangkan manusia dirinya lebih baik dari alternatif sistem politik lain yang memungkinkan; 6 hanya pemerintahan yang 7 Agustino Leo, Politik dan Otonomi daerah , Serang Banten: Untirta press, 2005, hal.xiii. 8 Robert Dahl, On democracy, New Harven: Yale University press, 1999, hal.115. Universitas Sumatera Utara demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri; 7 hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk menjalankan tanggung jawab moral; 8 hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan tingkat persamaan politik yang tinggi; 9 negara-negara demokrasi modern tidak berperang satu dengan lainnya; dan 10 negara-negara dengan pemerintahan yang demokratis cenderung lebih makmur daripada negara-negara dengan pemerintahan non-demokratis. 9 Salah satu elemen penting dalam perwujudan nilai-nilai demokrasi dalam suatu negara adalah adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk baik di eksekutif maupun di dalam lembaga perwakilan rakyat, karena hal itu bisa mencerminkan adanya keterlibatan warga negara dalam pengambilan keputusan politik dalam suatu negara, baik secara langsung atau tidak dengan melalui suatu lembaga perwakilan. Indonesia sebagai negara yang menganut asas demokrasi, tentunya mengedepankan aspek tersebut. Buktinya dapat dilihat bahwa Indonesia menerapkan sistem pemilihan umum secara langsung, dimana rakyat secara langsung aktif sebagai penentu siapakah kepala negara atau kepala daerah selanjutnya. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pemilihan umum untuk memilih secara langsung di Indonesia oleh penduduk yang ada di daerah tersebut yang telah memenuhi syarat- syarat tertentu. Adapun kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dipilih berdasarkan UU No.32 tahun 2004 pasal 24 adalah: 1 Gubernur dan wakil gubernur untuk propinsi; 2 Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten; 3 Walikota dan wakil walikota untuk kota. Demokratisasi membawa perubahan dalam sistem pemerintahan daerah yang semula sentralistis UU No.5 Tahun 1974 menjadi desentralistis. Implikasinya, terjadi pergeseran fokus kekuasaan dari pusat ke daerah. Setelah adanya Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan berbagai undang-undang atau peraturan lain yang mengatur akan pemilihan umum kepala daerah, maka hal tersebut menghapus tatanan lama dimana sebelumnya kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD menjadi dipilih langsung oleh rakyat. 10 9 Ibid., hal.63. 10 Ni’matul Huda , Hukum Pemerintahan daerah . Bandung : Nusa Media .2009 hal.16. Universitas Sumatera Utara Sebelum tahun 2005, berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat daerah DPRD. Sejak berlakunya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan juni 2005. Sejak berlakunya Undang- undang Nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggara Pemilihan Umum, Pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada . pemilihan kepala daerah pertama diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai penyelenggaraan pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah pemilihan Gubernur, bupati, dan walikota. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. ketentuan ini dirubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangn yang didukung oleh sejumlah orang. Undang- undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pada dasarnya, keberadaan Pemilihan Umum kepala daerah sangat dominan peranannya dalam penentuan sukses atau gagalnya proses otonomi di suatu daerah. Selain itu, sebagaimana diketahui, tiap-tiap penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah teremban misi desentralisasi kekuasaan dari pusat ke daerah-daerah. Sebanding dengan logika desentralisasi tersebut maka sudah seharusnya, dalam tiap pemilihan umum kepala daerah, kekuasaan politik semakin berada dekat dengan rakyat. Dengan demikian kebijakan pemerintahan daerah menjadi lebih sesuai dengan kehendak rakyat, bahkan, dapat dimajukan untuk melibatkan rakyat sebagai perencana, pelaksana, sekaligus pengawas pemerintahan. 11

5.2. Teori Kekuasaan