a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini data primer didapatkan melalui wawancara mendalam kepada informanpihak yang
berhubungan dengan masalah penelitian. b. Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan .Studi
kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.
Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan- karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, serta sumber-sumber tertulis
baik tercetak maupun tertulis lainnya yang dalam penelitian ini berkaitan dengan desentralisasi.
6.5 Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif , dimana teknik ini cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Proses dan makna Perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori digunakan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain
itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
7.Sistematika Penulisan
Untuk mendapatakan gambaran yang terperinci dari skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan kedalam 4 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab ini berisikan latar belakang penulis yang dijelaskan mengapa peneliti
memilih judul tersebut sebagai bahan yang diteliti, dan ada rumusan masalah serta manfaat yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan. Terdapat juga kerangka teori
sebagai dasar dan landasan untuk mengemukakan berbagai pemikiran dari para ahli, ada juga metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN.
Universitas Sumatera Utara
Bab ini akan berisikan tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitiaan yang meliputi keadaan geografis, ekonomi, sosial budaya serta hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian. BAB III: PENGARUH DESENTRALISASI TERHADAP KEKUASAAN KEPALA DAERAH
DI KABUPATEN ASAHAN. Dalam bab ini akan berisikan tentang hasil temuan penelitian serta analisis yang akan
dikemukakan dengan berbagai teori dan data yang disajikan dalam memaparkan tentang pengaruh desentralisasi terhadap kekuasaan kepala daerah di Kabupaten
Asahan terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA Tahun 2009-2014. BAB IV: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya serta berisi saran-saran dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II DESKRIPSI LOKASI KABUPATEN ASAHAN
2.1. Latar Belakang Sejarah Kabupaten Asahan 2.1.1. Sejarah Kesultanan Asahan
Kesultanan Asahan berdiri pada abad XVI, yaitu pada saat Sultan Abdul Jalil dilantik sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Ayahnya
ialah Sultan Alaiddin Mahkota Alam Johan Berdaulat Sultan Alaiddin Riayat Syah “Al Qahhar”, Sultan Aceh ke XIII yang memerintah sejak tahun 1537 – 1568, sementara ibunya
adalah Siti Ungu Selendang Bulan, anak dari Raja Pinang Awan yang bergelar “Marhum Mangkat di Jambu”. Pinang Awan terletak di Kabupaten Labuhan Batu. Sebelumnya, Aceh
telah menaklukkan negeri-negeri kecil di pesisir Sumatera Utara dan di dalam salah satu pertempuran inilah Raja Pinang Awan terbunuh dan anaknya Siti Ungu dibawa ke Aceh dan
menikah dengan Sultan Alaiddin. Sultan-sultan Asahan berikutnya adalah Sultan Saidisyah, Sultan Muhammad Rumsyah,
Sultan Abdul Jalil Syah II, Sultan Dewa Syah 1756-1805 dan Sultan Musa Syah 1805 – 1808 masing-masing memindahkan pusat pemerintahan negeri Asahan dari satu tempat ke tempat lain.
Setelah Sultan Asahan VII meninggal, Sultan Muhammad Ali Syah 1808 –1813 terjadi perebutan kekuasaan di antara anaknya, Raja Hussein dengan pihak anak saudaranya Raja
Muhammad Ishak. Sebagai penyelesaian, Raja Muhammad Ishak diangkat menjadi Yang Dipertuan Negeri Kualuh yang sebelum ini adalah sebagian dari wilayah Asahan. Raja Hussein
sendiri diangkat menjadi Sultan Asahan dengan gelar Sultan Muhammad Hussein Syah.
26
2.1.2. Perluasan Kekuasaan Belanda
Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Syah 1813 – 1854 dan anaknya, Sultan Ahmad Syah, Asahan merupakan kerajaan yang disegani di daerah antara Serdang dan
Siak dan mempunyai pengaruh besar di Batu Bara, Bilah dan Panai. Di masa inilah terjadi persaingan antara Belanda, Inggris dan Aceh di Asahan karena Belanda dan Inggris masing-
26
Dikutip dari Dokumen Asahan Dalam Angka 2011 tentang Sejarah singkat Asahan hal.1.
Universitas Sumatera Utara