Rumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

seperti apa komunikasi efektif yang bisa digunakan untuk memotivasi yang akan merubah konsep diri. Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian tentang acara Mario Teguh Golden Ways ini, tetapi baru kali ini yang dibahas tentang efek acara terhadap konsep diri mahasiswa. Sebagian besar penonton acara Mario Teguh Golden Ways ini adalah mahasiswa. Mahasiswa merasa terpengaruh setelah menyaksikan tayangan tersebut karena tayangan tersebut mampu merubah citra diri, kepribadian, serta tingkah laku mahasiswa sehari-hari. Motivasi yang diberikan pada acara Mario Teguh Golden Ways ini berhubungan dalam konsep diri mahasiswa. Peneliti ingin mengetahui, seberapa besar peran acara ini dalam diri Mahasiswa FISIP USU. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar hubungan Tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV terhadap konsep diri mahasiswa FISIP USU.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar hubungan antara menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV terhadap konsep diri dan penerapannya di kalangan mahasiswa FISIP USU?”

I.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari Latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas, terarah dan tidak terlalu luas yang menghindari perbedaan pengertian tentang masalah penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Penelitian ini bersifat korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi tayangan Mario Teguh Golden Ways dan Konsep diri dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik USU. Universitas Sumatera Utara b. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP USU angkatan 2011-2012 yang tercatat aktif dalam perkuliahan karena mahasiswa pada angkatan tersebut belum disibukkan dengan tugas akhir. c. Tayangan Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di MetroTV pada hari minggu pukul 19.00 - 20.30. d. Mahasiswa FISIP USU yang pernah menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetriTV minimal 2 kali karena dengan sudah menonton minimal 2 kali, mahasiswa sudah menonton acara dalam 2 tema yang berbeda. e. Penelitian ini dilakukan bulan Januari2014 karena tidak disibukkan dengan ujian akhir semester dan akhir semester.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk melihat seberapa besar hubungan dan penerapan acara Mario Teguh Golden Ways dengan Konsep diri mahasiswa. b. Untuk mengetahui tujuan Mahasiswa FISIP USU menonton tayangan Mario Teguh Golden Ways.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah serta untuk memperluas pengetahuan khususnya tentang media massa dan tayangannya, c. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian.

I.5. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Kerlinger Universitas Sumatera Utara menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antar variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2007:6. Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan strategi, meramalkan dan memberikan pandangan.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.5.1 Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden S-R akan tetapi DeFleur menambahkan Organisms dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response S-O-R. Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisms akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari model ini adalah pesan stimulus, penerimakomunikan organisms, dan efek respon Effendy,2005. Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang dibeikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah di alami. Dalam mempelajari sikap tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Adapun respon yang ditimbulkan stimulus berupa perubahan sikap melalui tahap-tahap berikut: 1. Tahap Kognitif. Yaitu meliputi ingatan terhadap pesan, pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Dalam hal ini dibahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh Universitas Sumatera Utara informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. 2. Tahap Afektif Meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan dan minat untuk mencoba. Dalam hal ini khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lainnya. 3. Tahap Behavioral Yaitu perubahan sikap terhadap pesan. Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat orang menjadi bringas. Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh orgamisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatianh dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan menerima Efendy, 2005 ;254-255.

I.5.2 Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa adalah salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas institusionalnya gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya. Komunikasi massa adalah komunikasi yang diakukan oleh media massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film. Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu. Universitas Sumatera Utara

I.5.3 Konsep Diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain Stuart dan sudeen,1991. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bahwa sadar maupun sadar. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu perkembangan identitas. Dengan memanggil nama, anak menartikan dirinya istimewa, unik dan mandiri. Harry Stack 1953 menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya jika orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan menjadi tidak menyayangi diri kita sediri. Konsep diri member kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontiniu mempengaruhi konsep diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil Marsh, 1990. Ketidak sesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada pengalaman masa muda ketika masih kecil. Konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variabel. Keempat komponen konsep diri adalah citra tubuh, harga diri, peran, dan identitas diri. Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu. Pusat dari “aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terkoordinasi. Konsep diri Universitas Sumatera Utara memberikan rasa kontinuitas, keutuhan dan konsistensi pada seorang konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi dan membangkitkan perasaan negatif dan positif yang ditujukan pada diri.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1995:33.Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan Krisyanto, 2006:17. Kerangka konsep adalah hasil pemikirian yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah : 1. Variabel Bebas X Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu variabel lainnya Krisyantono, 2006:21. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Mario Teguh Golden Ways di MetroTV. 2. Variabel Terikat Y Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Varuabel terikat dalam penelitiannya ini adalah konsep diri Mahasiswa FISIP USU.

I.7. Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Analisis isi pesan dakwah Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

1 19 122

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12