DO BOD Fosfat StudiKualitasPerairanSebagaiPengembanganBudidayaIkan di Sungai KeureutoKecamatanLhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam

karenapergerakannya sangat tergantung pada pergerakan airRomimohtarto dan Juwana,2004. Kecepatan arus air dari suau badan air ikut, menentukan penyebaran organisme yang hidup di badan air tersebut, penyebaran plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton, paling ditentukan oleh aliran air. Tingkah laku hewan air juga ikut ditentukan oleh aliran air. Selain itu, aliran air juga ikut berpengaruh terhadap terhadap kelarutan udara dan garam-garam dalam air, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme air Suin, 2002. Faktor Kimia Perairan 1. pH pH yang ideal bagi kehidupan organisme aquatik termasuk plankton pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan pH diatas normal akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004.

2. DO

Kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25°C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mgL. Menurut Yang Hon Jung 2007 konsentrasi DO yang rendah akan menurunkan tingkat nitrifikasi sehingga nilai NO 3 -N pada air sungai menjadi rendah dengan TN dan NH 4 + -N yang tinggi. Hal ini yang dapat menghalangi self purifikasi pemurnian diri pada permukaan air, dengan mengurangi laju proses transformasi nitrifikasi-dentrifikasi pada air Rahmawati, 2011. Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 menyatakan bahwa nilai standar baku untuk kegiatan perikanan sebesar 4 mgl. Kandungan DO semakin menurun seiring dengan kedalamannya, ini disebabkan semakin kedalam perairan semakin berkurang cahaya matahari yang masuk sehingga proses fhotosintesis fitoplankton kurang berjalan dengan baik Hardiyanto, dkk., 2012.

3. BOD

5 Menurut Mahida 1986 BOD akan semakin tinggi jika derajat pengotoran limbah semakin besar. BOD merupakan indikator pencemaran penting untuk menentukan kekuatan atau daya cemar air limbah, sampah industri, atau air yang telah tercemar. BOD biasanya dihitung dalam 5 hari pada suhu 200°C. Nilai BOD yang tinggi dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut tetapi syarat BOD air limbah yang diperbolehkan dalam suatu perairan di Indonesia adalah sebesar 30 ppm.

4. Fosfat

Fosfor banyak digunakan sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri keramik, minyak pelumas, produk minuman dan makanan, katalis dan sebagainya. Kadar fosfat yang diperkenankan pada perairan alami berkisar antara 0,005-0,02 mgl P-PO 4 Effendi, 2003. Fosfat merupakan unsur zat hara yang berperan penting terrhadap produktivitas suatu perairan. Unsur ini termasuk salah satu unsur esensial dalam pembentukan protein, lemak dan metabolisme organisme. Menurut Joshimura di dalam Nurhaniah 1998, tingkat kesuburan perairan dapat diduga berdasarkan kandungan orthofosfat yang terlarut dalam perairan. Kesuburan perairan termasuk rendah apabila kandungan orthofosfat PO 4 0,100 – 0,200 mgl. Asmawi 1994 menyatakan bahwa dalam jumlah yang seimbang, fosfat dapat menstimulasi pertumbuhan dari mikroorganisme perairan yang berfotosintesisHardiyanto, dkk., 2012.

5. Nitrat