terganggu, 4 jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati Fardiaz, 1992.
Setiap jenis fitoplankton memiliki suhu yang optimum tersendiri dan sangat bergantung kepada faktor lain seperti cahaya. Menurut Effendi 2000,
kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton diperairan adalah 20- 30°C Asriyana dan Yuliana, 2012.
Secara umum, laju fotosintesis plankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik
suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies plankton selalu beradaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu Aryawaty, 2007.
Menurut Odum 1993, Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini merupakan faktor pembatas utama karena organisme akuatik sering
kali mempunyai toleransi yang sempit stenotermal. Menurut Haslan 1995 dalam Effendi 2003, kisaran suhu optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah
20°C – 30°CSuryanto, 2011.
2. Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran tranparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan keeping secchi. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan,
dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran Effendi, 2003.
Effendi 2003 menyatakan bahwa perairan dengan nilai kecerahan kurang dari 200 cm termasuk perairan yang eutrofik. Nilai kecerahan pada perairan yang
dangkal dekat oulet dan inlet lebih rendah dari pada perairan yang dalam. Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini merupakan faktor
pembatas utama karena organisme akuatik sering kali mempunyai toleransi yang sempit stenotermal. Kisaran suhu optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah
20 °C – 30 °C.
3. Total Suspended Sold TSS
Total suspended solid atau padatan tersuspensi diameter 1 µm yang tertahan dengan diameter pori 0,45 µm. Padatan yang menyebabkan kekeruhan
air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap. TSS terdiri dari lumpur, pasir halus, dan jasad renik akibat erosi tanah. Partikel menurunkan intensitas cahaya yang
tersuspensi dalam air Rahmawati, 2011. Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu APHA, 1989. Padatan yang terdapat di perairan diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter partikel Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Padatan di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter Klasifiksi Padatan
Ukuran Diameter μm
Ukuran Diameter mm Padatan terlarut
Koloid Padatan Tersuspensi
10
-3
10-1 1
10
-6
10
-6
-10
-3
10
-3
Sumber: APHA, 1989
4. Kecepatan Arus
Arus dapat membantu penyebaran dan migrasi horizontalplankton, tetapi jikaterlalu kuat dapat mengganggu keseimbangan ekologis perairan yang
sudahterbentuk. Arus sangat berpengaruh terhadap sebaran fitoplankton
karenapergerakannya sangat tergantung pada pergerakan airRomimohtarto dan Juwana,2004.
Kecepatan arus air dari suau badan air ikut, menentukan penyebaran organisme yang hidup di badan air tersebut, penyebaran plankton, baik
fitoplankton maupun zooplankton, paling ditentukan oleh aliran air. Tingkah laku hewan air juga ikut ditentukan oleh aliran air. Selain itu, aliran air juga ikut
berpengaruh terhadap terhadap kelarutan udara dan garam-garam dalam air, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme
air Suin, 2002.
Faktor Kimia Perairan 1.
pH
pH yang ideal bagi kehidupan organisme aquatik termasuk plankton pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat
asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan
mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan
terganggu, dimana kenaikan pH diatas normal akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004.
2. DO