MATERI PEMBELAJARAN Teori Kebutuhan

III. MATERI PEMBELAJARAN Teori Kebutuhan

Teori yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Maslow (1970) melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia kepuasan itu sifatnya sementara jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut pemuasan begitu seterusnya. Itulah yang dimaksud dengan kepuasan sementara menurut Maslow. Dalam konteks ini Maslow (Gable, 1987) mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis

2. Kebutuhan ingin rasa aman

3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang

4. Kebutunan penghargaan

5. Kebutuhan ingin rasa tahu

6. Kebutuhan estetik

7. Kebutuhan pertumbuhan dan

8. Kebutuhan aktualisasi diri Pada awal pembahasan teori kebutuhan ini disampaikan bahwa pemenuhan suatu kebutuhan di bawahnya akan mendasari dan mendorong pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi manakala kebutuhan di bawahnya atau kebutuhan yang lebih dasar sudah terpenuhi lebih dahulu. Namun dalam

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

Penjabaran masing-masing kebutuhan itu dapat dijelaskan dan dideskripsikan berikut ini.

1. Kebutuhan fisiologis

Ini merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian banyak kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur, dan oksigen. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, pertama-tama yang akan dilakukan adalah memburu makanan terlebih dahulu. Kebutuhan-kebutuhan lain akan ditekan lebih dahulu dan akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Bagi orang yang lapar berat dan membahayakan dirinya, motivasi utamanya adalah makanan untuk menghilangkan rasa laparnya. Bahkan Maslow (Goble, 1987) mengatakan :

“Ia bermimpi tentang makanan, emosinya tergerak dan tertuju kepada makanan, pikirannya tertuju kepada makanan, serta keinginannya juga

tertuju kepada makanan.”

2. Kebutuhan Rasa Aman

Di atas kebutuhan fisiologis atau dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang lebih tinggi dari kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan rasa aman. Segera setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi akan muncul pada diri seseorang kebutuhan akan rasa aman. Goble, dalam penelitiannya (1987), mendapati psikologi dan para pendidik mememukan bahwa anak-anak membutuhkan dunia yang jelas dan dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika kejelasan dapat diramalkan dari konsistensi tidak ditemukan dalam dunianya anak-anak akan merasa cemas dan tidak aman. Kebebasan yang ada batasannya lebih disukai daripada kebebaan yang tanpa batas atau serba dibiarkan. Menurut Maslaw (Goble, 1987). kebebasan yang ada batasnya sesungguhnya sangat diperlukan bagi perkembangan anak kearah penyesuaian diri yang lebih baik.

104 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

Orang dewasa yang senantiasa merasa dirinya tidak aman akan cenderung neurotik dan bertingkah laku seperti anak yang tidak aman. Orang semacam itu kata Maslaw, akan cenderung bertingkah laku seakan- akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar. Seseorang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan yang berlebihan akan keteraturan menghindari segala sesuatu yang dipandang asing bagi dirinya dan yang tidak diharapkan oleh dirinya. Apakah orang yang sehat atau merasa aman tidak memerlukan keteraturan dan stabilitas ? Orang sehat dan merasa aman juga memerlukan keteraturan dan stabilitas tetapi tidak berlebihan sebagaimana orang yang neurotik atau merasa dirinya tidak aman.

3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang

Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, cinta serta kasih sayang. Setiap manusia sesungguhnya merasakan kebutuhan yang mendalam akan cinta dan kasih sayang dari orang lain dan kepada orang lain. Demikian juga, setiap orang sangat membutuhkan rasa memiliki dan dimiliki orang lain. Seseorang akan merasa sedih kalau dirinya merasa tidak memiliki dan tidak dimiliki orang lain atau kelompoknya, karena dirinya tidak akan diterima atau tidak mendapat tempat pada diri orang lain atau kelompoknya. Demikian juga seseorang akan merasa sedih jika dirinya merasa tidak disayangi oleh orang lain atau kelompoknya. Seseorang yang telah terpenuhi kebutuhan fisiologisnya dan rasa amannya tetapi tidak merasakan cinta dan kasih sayang, serta tidak ada rasa memiliki dan dimiliki orang lain, akan merasakan sesuatu mengganggu pikiran dan perasaannya.

Bagi Maslaw, cinta dan kasih sayang merupakan sesuatu yang hakiki dan sangat berharga dalam kehidupan manusia karena di dalamnya menyangkut suatu hubungan erat, sehat, dan penuh kasih antara dua orang atau lebih serta menumbuhkan sikap saling percaya. Carl Rogers merumuskan cinta dan kasih sayang sebagai, keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati “(Corsini,” 1989). Dalam hubungan antar manusia yang dilandasi rasa kasih sayang dan rasa memiliki akan menumbuhkan hubungan yang sejati. Dalam hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut, tidak aman atau cemas yang sering kali menjadi penyebab rusaknya hubungan manusia satu sama lain. Maslaw bahkan menemukan bahwa tanpa cinta dan kasih sayang pertumbuhan dan perkembangan individu akan terhambat. Para ahli psikopatologi mengatakan bahwa terhlangnya pemuasan kebutuhan atau rasa cinta dan

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

4. Kebutuhan Penghargaan

Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu:

a. Kebutuhan akan harga diri

b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :

1) Kepercayaan diri

6) Ketidak tergantugnan, dan

7) Kebebasan Kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari orang lain yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seseorang yang memiliki harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan lebih produktif. Sebaliknya orang yang tidak cukup memiliki harga diri akan cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri tidak berdaya dan bahkan kehilangan insiatif atau kebutuhan berpikir. Perlu ditegaskan di sini bahwa harga diri yang paling stabil dan paling sehat adalah yang tumbuh dan berkembang dari penghargaan orang lain yang wajar, bukan pengharaan karena kedudukan, kemasyuran, atau sanjungan kosong.

5. Kebutuhan rasa ingin tahu

Salah satu ciri kondisi psikis yang sehat, menurut Maslaw, adalah adanya rasa ingin tahu. Ada sejumlah argumentasi yang dikemukakan oleh Maslaw bahwa rasa ingin tahu merupakan kebutuhan hidup manusia yatiu sebagai berikut:

a. Rasa ingin tahu seringkali tampak pada binatang, apalagi pada manusia yang memiliki kemampuan berpikir kompleks.

b. Pada anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang bersifat alamiah.

c. Sejarah telah mencatat bahwa banyak orang yang dengan berani menantang bahaya besar untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan memburu pengetahuan, misalnya Galileo, Colombus dan Sacrates.

106 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015 106 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

e. Banyak kasus orang-orang dewasa yang sebenarnya sehat-sehat dan cerdas kemudian mendekati kebosanan, kehilangan gairah hidup, depresi, bahkan sampai membenci diri sendiri karena menjalani hidup secara rutin, bahkan konyol.

Rasa ingin tahu sesungguhnya dapat dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna (Erick Framun, 1969). Karena merupakan proses pencarian makna maka di dalamnya mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna serta membangun suatu sistim nilai.

6. Kebutuhan Estetik

Munculnya kebutuhan estetik dalam teori Maslow diawali dari penelitiannya yang dilakukan terhadap mahaiswa tentang pengaruh lingkungan yang indah dan kotor terhadap perilaku mahasiswa tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan yang kotor sangat cepat menimbulkan kebosanan dan melemahkan semangat, sedangkan lingkungan yang indah dapat dapat menimbulkan perasaan yang nyaman, semangat dan kegairahan, serta membuat mereka merasa lebih sehat. Maslow juga menunjukkan bahwa kebutuhan estetik herkorelasi dengan gambaran diri seseorang. Mereka yang tidak menjadi lebih sehat oleh keindahan adalah orang-orang yang terbelenggu oleh gambaran diri mereka yang rendah. Lebih lanjut Maslaw bahkan mengatakan kebutuhan keindahan dapat ditemukan dalam setiap peradaban dari zaman kezaman.

7. Kebutuhan akan pertumbuhan

Kebutuhan ini merupakan hasil perluasan dan upaya memperjelas teori kebutuhan dasar manusia yang kemudian dituangkan dalam karyanya yang berjudul Psychology of being. Dalam karyanya itu, Maslow melukiskan bahwa melalui penelitiannya yang mendalam menemukan kebutuhan yang sama sekali harus dan termasuk kategori yang lebih tinggi yang kemudian dilukiskan sebagai kebutuhan akan pertumbuhan atau di kenal dengan Being Values. Kebutuhan dasar lainnya atau kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya atau kebutuhan-kebutuhan karena kekurangan. Ada sejumlah daftar Being Values yang ditemukan oleh Maslow sebagaimana dikutip oleh Gable (1987), yaitu :

a. Sifat menyeluruh

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

c. Penyelesaian

d. Keadilan

e. Sifat hidup

f. Sifat kaya

g. Kesederhanaan

h. Keindahan

i. Kebaikan j. Keunikan k. Sifat tanpa kesukaran l. Sifat penuh permainan m. Kebenaran kejujuran dan kenyataan, serta n. Sifat merasa cukup

8. Kebutuhan aktualisasi diri

Maslaw menegaskan bahwa setiap orang harus berkembang sepenuhnya, kemampuan yang dimilikinya (Goble, 1987). Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuannya secara penuh oleh Maslow disebut “aktualisasi diri”. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam teorinya tentang motivasi. Lebih lanjut, dia melukiskan kebutuhan sebagai “hasrat makin menjadi diri sendiri dengan sepenuh kemampuan yang dimiliki sendiri menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Dikatakan oleh Maslow bahwa kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah kebutuhan akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi secara memadai. Dalam hierarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan setinggi atau puncak kebutuhan manusia.

Selain teori kebutuhan dari Maslaw satu lagi teori kebutuhan yang juga dikenal cukup luas adalah teori kebutuhan dari Mc Clelland. Menurut teori ini, pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu :

a. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat N-Ach.

b. Kebutuhan untuk berkuasas (need for power) disingkat N-Paw.

c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) disingkat N-Aff.

Dengan teorinya tentang kebutuhan manusia Meclelland berasumsi bahwa semua kebutuhan tersebut dapat dipelajari oleh setiap individu. Berikut ini dijelaskan masing-masing kebutuhan tersebut.

a. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat N-Ach.

108 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

Pada dasarnya setiap individu ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Kebutuhan ini sangat menonjol ketika individu berada pada masa remaja. Sebaliknya tidak ada orang yang senang jika menghadapi kegagalan dalam hidupnya atau dikatakan sebagai orang yang gagal atau tidak berhasil. Kenyataan ini merupakan cerminan bahwa di dalam diri orang itu terdapat kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement). Berdasarkan penelitiannya. Meclelland menemukan bahwa orang-orang yang mempunyai need for achievement tinggi memiliki ciri-ciri menonjol, yaitu :

1) Lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya.

2) Lebih senang menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan memilih yang sukar.

3) Senang bertanggung jawab akan pemecahan persoalan, meskipun sebenarnya dirasakan sulit.

4) Memiliki rasa ingin tahu (curiosiy) yang tinggi.

b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) disingkat N-Por. Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakkn diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dikatakannya bahwa seorang yang memiliki kebutuhan untuk berkuasa besar, biasanya menyukai kondisi kompetisi dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatian pada berbagai faktor yang memungkinkan dirinya mengembangkan pengaruhnya terhadap orang lain.

c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) disingkat N-Aff.

Kebutuhan affiliasi ini merupakan kebutuhan nyata pada setiap manusia, terlepas dari status kedudukan, jabatan, maupun pekerjaan yang dimilikinya. Kebutuhan ini pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seorang dengan orang lain. Seseorang akan merasa senang, aman, dan berharga ketika dirinya diterima dan memperoleh tempat di dalam kelompok. Sebaliknya akan merassa cemas, kurang berharga atau cemas ketika dirinya tidak iterima atau bahkan disisihkan oleh kelompoknya.

Kebutuhan Remaja Dalam Perkembangannya

Kekhasan dalam perkembangan fase remaja dibandingkan dengan fase perkembangan lainnya membawa konsekuensi pada kebutuhan yang khas pula pada mereka. Menurut Garrison (Andi Mapiarre, 1982) setidaknya ada tujuh kebutuhan khas remaja yaitu :

1. Kebutuhan akan kasih sayang, terlihat adanya sejak masa yang lebih muda dan menunjukkan berbagai cara perwujudan selama masa remaja.

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok merupakan hal yang sangat penting sejak remaja “melepaskan diri” dari keterikatan

keluarga dan berusaha memantapkan hubungan-hubungan dengan teman lawan jenis.

3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai sejak usia lebih muda (remaja awal), menjadi sangat penting selama masa remaja; manakala remaja dituntut untuk membuat berbagai pilihan dan mengambil keputusan

4. Kebutuhan untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti seirama dengan pertumbuhannya secara individual mengarah pada kematangan atau kedewasaan.

5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting, sejak mereka bergantung dalam hubungan teman sebaya dan penerimaan teman sebaya.

6. Kebutuhan untuk dihargai dirasakannya berdasarkan pandangan atau ukurannya sendiri yang menurutnya pantas bagi dirinya (sesuai dengan kenyataan), dan menjadi bertambah penting seirama dengan pertambahan kematangan.

7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh terutama nampak dengan bertambahnya kematangan (kedewasaan). Untuk mendapatkan ketepatan dan kepastian, remaja memerlukan beberapa petunjuk yang akan memberikannya dasar dan ukuran dalam membuat keputusan- keputusan. Falsfah hiduplah yang berperanan untuk itu.

Perlu dicatat bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas tidak berlaku bagi seluruh remaja, karena kebutuhan khususnya terdiri dari berbagai tingkat intensitas. Intensitas masing-masing kebutuhan dibatasi oleh berbagai faktor, antara lain : faktor individual, faktor sosial, kultural dan faktor religius (termasuk nilai-nilai).

Bagi remaja Indonesia, agaknya terdiri dari 2 kelompok kebutuhan pribadi, psikologis sosiologis, kalau ditinjau dari segi terhadap siapa tutnutan pemenuhan kebutuhan tersebut :

Pertama : Kebutuhan-kebutuhan yang menutnut pemenuhannya dari kelompok teman sebaya atau “peer-group”.

Kedua : Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari orang tua remaja itu sendiri Kelompok kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari “peer- group” dapat diterapkan apa yang dijadikan modul konsep oleh Palmer, yang diadaptasikan, sehingga nampak sebagai berikut : (1) Kebutuhan untuk diterima oleh “peer group”, dan

110 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

(2) Kebutuhan menghindari penolakan “peer group”. Dalam proses kerjanya, kedua kebutuhan yang simultan ini, bekerja pula di dalamnya (adanya) kebutuhan kasih sayang, kebutuhan keikut sertaan, kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan pengakuan dan kebutuhan untuk dihargai, sedangkan falsafah, nilai-nilai, lebih merupakan sesuatu tugas perkembangan remaja. Remaja haruslah memiliki falsafah hidup, nilai-nilai yang dapat dijadikannya pedoman dalam gerak dan arah perbuatannya.

Kelompok kebutuhan yang menuntut pemenuhannya dari orang tua remaja Indonesia lebih menonjol kebutuhan-kebutuhan : (1) Pengakuan sebagai orang yang mampu untuk menajdi dewasa. (2) Kasih sayang

Kedua kelompok kebutuhan tersebut di atas, secara bersama-sama menuntut pemenuhannya dengan mewujudkan diri dalam berbagai perilaku remaja yang unik itu.

Wujud-wujud tingkah laku sebagai pernyataan kebutuhan yang menonjol kiranya cukkup jelas diuraikan oleh Palmer di atas. Hanya perlu diingat bahwa : (1) Banyak kebutuhan-kebutuhan yang dapat melahirkan wujud-wujud

perbuatan yang sama. (2) Banyak wujud-wujud perbuatan yang dilahirkan oleh kebutuhan- kebutuhan yang sama. (3) Kebutuhan-kebutuhan itu saling berkaitan satu sama lain.

Perbedaan kebutuhan remaja usia sekolah menengah

Setiap manusia melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs) hidupnya. Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenic adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Sebagian kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan social atau social motives. Kebutuhan social ini merupakan sumbangan Murray yang berpengaruh hingga saat sekarang. Murray mencoba memilahkan kebutuhan social menjadi

20 kebutuhan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. merendah apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila berbuat kesalahan, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian, merasa lebih baik menyatakan

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

2. Need for Achievement (n Ach), adalah kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan sungguh – sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin, melaksanakan tugas yang menuntut keterampilan dan usaha, dikenal otoritasnya, mengerjakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit sebaik mungkin, dorongan untuk menyelesaikan masalah yang rumit, dan ingin mengerjakan sesuatu lebih baik dari orang lain.

3. Need for Affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk teman, kebutuhan untuk membentuk persahabatan baru, dorongan untuk mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaa bersama – sama, akrab dengan teman, dorongan untuk menulis surat persahabatan, dan sebagainya.

4. Need for Aggression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan , menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya, menyampaikan pandangan tentang jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan orang lain, dorongan untuk membaca berita yang menjurus kepada kekerasan seperti perkosaan, dan lain sebagainya yang sejenis.

5. Autonomy Needs (n Aut), yaitu kebutuhan untuk bertindak secara mandiri, menyatakan kebebasan diri untuk berbuat atau mengatakan apapun, bebas dalam mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan orang lain, menghindari pendapat orang lain, menghindari tanggung jawab atau tugas dari orang lain.

6. Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan, seperti sebagai oposisi.

7. Defendance needs, yaitu kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.

112 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

8. Deference needs (n Def), adalah kebutuhan untuk meniru orang lain, hormat kepada orang lain, dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, menemukan apa yang diharapkan orang lain, mengikuti perintah dan apa yang diharapkan orang lain, memberikan hadiah kepada orang lain, memuji pekerjaan orang lain, menerima kepemimpinan orang lain, dorongan untuk membaca riwayat orang – orang besar, menyesuaikan diri pada kebiasaan orang lain, menghindarkan diri dari kegiatan yang tidak biasa, menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain.

9. Needs for Dominance (n Dom), atau kebutuhan mendominasi , yaitu kebutuhan untuk menguasai lingkungan manusia, membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya, ingin dipandang sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai pemimpin, mengambil keputusan dengan mengatasnamakan kelompok, menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan apa yang ia inginkan, mengawasi dan mengarahkan kegiatan orang lain, mendiktekan apa yang harus dikerjakan orang lain.

10. Exhibition (N Exh) atau kebutuhan pamer diri yaitu kebutuhan untuk memamerkan diri, menarik perhatian orang lain, memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang lain, dorongan untuk menceritakan keberhasilan dirinya, menggunakan kata – kata yang tidak dipahami orang lain, menceritakan pengalaman diri yang membahayakan, dorongan untuk menceritakan hal – hal yang menggelikan.

11. Harmavoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan.

12. Infavoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari kegagalan

13. Nurturance (n Nur), yaitu kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan, membantu orang lain yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hati kepada orang lain, menunjukkan simpati kepada orang lain yang terluka atau sakit, memperlihatkan kasih sayang kepada orang lain.

14. Order (n Ord) adalah kebutuhan teratur yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan teratur, dorongan untuk melakukan pekerjaan dengan rapi, membuat rencana sebelum memulai tugas yang sulit,

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

15. Play, yaitu kebutuhan untuk bermain, mencari kesengan

16. Rejection, yaitu kebutuhan untuk menolak orang lain.

17. Sentience, yaitu kebutuhan untuk mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.

18. Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis.

19. Succorance (Suc) adalah kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapatkan kesulitan, mengharapkan orang lain, mengharapkan orang lain berbaik hati kepadanya, mengharapkan simpati dari orang lain, mengharapkan orang lain memahami masalah diri pribadinya, menerima belaian kasih sayang orang lain, mengharapkan bantuan orang lain saat dirinya tertekan, dan mengharapkan maaf dari orang lain apabila dirinya sakit.

20. Understanding adalah kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara (hipotesis).

Kebutuhan – kebutuhan tersebut di atas lebih bersifat dipelajari dan bersifat khas pada kebudayaan tertentu. Dalam konsep Murray, kebutuhan diartikan sebagai kekuatan yang mempengaruhi persepsi dan tindakan untuk mengatasi ketidaknyamanan situasi yang berlangsung. Dengan demikian kita diingatkan kepada konsep keseimbangan, dalam arti bahwa manusia senantiasa mencari keseimbangan.

Kebutuhan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal, dan factor eksternal. Faktor internal adalah factor yang mempengaruhi kebutuhan dari dalam diri individu, atau tujuannya ada di dalam kegiatan itu sendiri. Sedangkan factor eksternal adalah factor yang mempengaruhi kebutuhan individu dari luar, atau tujuan suatu kegiatan berada di luar kegiatannya itu sendiri.

Menurut pengamatan penulis, dari 20 kebutuhan – kebutuhan menurut konsep Murray, kebutuhan yang dominan pada usia sekolah menengah adalah :

114 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

1. Need for affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk teman, kebutuhan untuk membentuk persahabatan baru, dorongan untuk mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama – sama, akrab dengan teman, dorongan untuk menulis surat persahabatan, dan sebagainya. Pada usia remaja kebutuhan untuk membentuk kelompok ini terkadang menimbulkan masalah dengan terbentuknya gang atau kelompok yang saling bertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

2. Need for Aggression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan , menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya, menyampaikan pandangan tentang jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan orang lain, dorongan untuk membaca berita yang menjurus kepada kekerasan seperti perkosaan, dan lain sebagainya yang sejenis. Dorongan ini menyebabkan anak remaja suka melakukan tawuran / perkelahian.

3. Autonomy Needs (n Aut), yaitu kebutuhan untuk bertindak secara mandiri, menyatakan kebebasan diri untuk berbuat atau mengatakan apapun, bebas dalam mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan orang lain, menghindari pendapat orang lain, menghindari tanggung jawab atau tugas dari orang lain. Anak remaja suka menentang pendapat orangtuanya sendiri.

4. Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan, seperti sebagai oposisi. Remaja senantiasa ingin berbeda pendapat dengan orang tuannya, atau bahkan dengan gurunya di sekolah.

5. Needs for Dominance (n Dom), atau kebutuhan mendominasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai lingkungan manusia, membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya, ingin dipandang sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai pemimpin, mengambil keputusan dengan mengatasnamakan kelompok, menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan apa yang ia inginkan, mengawasi dan mengarahkan kegiatan orang lain, mendiktekan apa yang harus dikerjakan orang lain

Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015

6. Exhibition (N Exh) atau kebutuhan pamer diri yaitu kebutuhan untuk memamerkan diri, menarik perhatian orang lain, memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang lain, dorongan untuk menceritakan keberhasilan dirinya, menggunakan kata – kata yang tidak dipahami orang lain, dorongan untuk bertanya yang sekiranya tidak dijawab orang lain, menceritakan pengalaman diri yang membahayakan, dorongan untuk menceritakan hal – hal yang menggelikan. Pada masa remaja inilah umumnya remaja biasa menggunakan bahasa prokem yang hanya dipahami oleh kelompokknya sendiri.

7. Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis. Tanpa pengawasan yang terarah remaja sering terjerumus ke dalam prilaku seks bebas. Melihat kajian tentang kebutuhan pada siswa sekolah menengah

berdasarkan konsep kebutuhan Murray. Seorang guru semestinya peka terhadap kebutuhan siswanya (terutama 7 kebutuhan yang menonjol pada remaja). Bagaimana pemenuhan kebutuhan tersebut oleh guru ? Guru dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan pembelajaran yang bervariasi, serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan menggunakan pendekatan pribadi. Dengan usaha – usaha yang seperti ini paling tidak anda sudah mencoba memenuhi kebutuhan para siswa Anda.

116 Perkembangan Peserta Didik, Universitas Negeri Medan, 2015