Tantangan UU no 45 tahun 2009

3.3. Tantangan UU no 45 tahun 2009

Secara geografis, wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar dan teragam di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km. Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, yang mengapit wilayah Indonesia, juga membawa pengaruh bagi biodiversity laut terluas di dunia dan terumbu karang yang menopang berlimpahnya sediaan ikan yang beragam.

Realitas dan permasalahan sekaligus tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam penyusunan kebijakan strategis ke depan yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor kep.18/men/2011 adalah sebagai berikut:

1. 2 Luas laut Indonesia 5,8 juta km atau 2/3 luas wilayah RI dan panjang pantai 95.181 km, akan tetapi PDB perikanan baru sekitar 3,2%.

2. Potensi sumberdaya perikanan tangkap 6,4 juta ton per tahun, akan tetapi nelayan masih miskin.

3. Produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 ton per tahun dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton per tahun, sehingga

hanya tersisa 0,5 juta ton per tahun.

4. Produksi Tuna naik 20,17% pada tahun 2007, akan tetapi produksi Tuna hanya 4,04% dari seluruh produksi perikanan tangkap.

5. Jumlah nelayan (laut dan perairan umum) sebesar 2.755.794 orang, akan tetapi lebih dari 50% atau 1.466.666 nelayan sambilan utama dan sambilan tambahan.

6. Jumlah nelayan naik, yaitu 2,06% pada tahun 2006-2007, dan ikan makin langka.

7. Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Tangkap 958.499 buah, naik 2,60%,akan tetapi sebanyak 811.453 RTP atau 85% RTP berskala kecil tanpa perahu, perahu tanpa motor, dan motor tempel.

8. Armada perikanan tangkap di laut sebanyak 590.314 kapal, akan tetapi 94% berukuran kurang dari 5 GT dengan SDM berkualitas rendah dan kemampuan produksi rendah.

9. Potensi tambak seluas 1.224.076 ha, etapi realisasi baru seluas 612.530 ha.

10. Potensi budidaya laut seluas 8.363.501 ha, tetapi realisasi hanya 74.543 ha.

11. Jumlah industri perikanan lebih dari 17.000 buah, akan tetapi sebagian besar tradisional, berskala mikro dan kecil.

12. Tenaga kerja budidaya ikan sebanyak 2.916.000 orang, akan tetapi kepemilikan lahan perkapita rendah dan hidupnya memprihatinkan.

13. Industri pengalengan ikan yang terdaftar lebih dari 50 perusahaan, akan tetapi yang berproduksi <50% dengan kapasitas produksi maksimum sekitar 60%. Ekspor produk perikanan 857.783 ton dengan nilai US$ 2.300.000, akan tetapi

produksi turun 7.41% pada tahun 2006-2007, bahkan volume ekspor udang turun 5.04% dan nilainya pun turun 6.06% Wilayah Indonesia yang luas dan berada di jalur transportasi dunia membawa

dampak bagi banyaknya kapal:kapal asing yang lalu lalang (atau bahkan melakukan pencurian sumber daya ikan) dan berpotensi melakukan pencemaran lingkungan. Perkiraan besarnya kerugian yang dialami Indonesia akibat kegiatan IUU Fishing (Illegal, Unregulated, Unreported) adalah sebesar 2 (dua) miliar Dollar AS belum termasuk rusaknya sumber daya perikanan dan ekosistem biota laut. Kegiatan IUU Fishing ini pada gilirannya telah memengaruhi nelayan:nelayan lokal, skala kecil dan menengah, yang tidak mampu bersaing dengan operator IUU Fishing karena penggunaan teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian, nelayan tidak mengalami peningkatan taraf hidup dan bahkan makin bertambah miskin.

Berdasarkan data statistik Perikanan dan Kelautan dalam angka (2011) Kementerian Perikanan dan Kelautan menyatakan bahwa konsumsi ikan pada tahun 2011 yaitu 31,64 Kg/Kap/Tahun atau dari tahun 2007 hingga 2011 meningkat sekitar 5,06 %. Sedangkan ketersediaan ikan untuk dikonsumsi tahun 2011 adalah 36,98 Kg/Kap/Tahun atau meningkat dari tahun 2007-2011 sekitar 7,15% (Tabel 1 dan 2).

Tabel 18 . Penyediaan Ikan Untuk Konsumsi 2007-2011

Tabel 19. Konsumsi Ikan 2007-2011

Dengan kekayaan sumberdaya ikan yang melimpah, Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar dalam bisnis perikanan dunia. Pembangunan perikanan pada tahun-tahun ke depan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari para stakeholder . Hal ini berdasarkan pada dua fakta, yaitu pertama, peningkatan permintaan ikan dunia seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Kedua, dengan meningkatnya permintaan akan sumberdaya ikan, maka akan berdampak pula pada keberadaan sumberdaya ikan. Artinya jika tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan sumberdaya ikan pada tahun-tahun ke depan.Sistem yang diterapkan oleh pemerintah berupa sentralisasi pembangunan perikanan selama orde baru tidak berjalan sebagaimana mestinya. Potensi perikanan indonesia berdasarkan Menteri Perikanan Dan Kelautan Republik Indonesia No Kep.45/MEN/2011 tentang estimasi potensi sumberdaya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia bahwa potensi perikanan terbesar itu terdapat di daerah Laut Cina Selatan yaitu 1059 ton per tahun. Diikuti dengan Selat Makassar- Laut Flores yaitu 929,7 ton per tahun dan seterusnya. Sehingga total potensi perikanan indonesia yaitu 6520,2 ton per tahun (Gambar 1).

Gambar 1. Estimasi potensi sumberdaya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia