Kekuatan dan Kelemahan UU No. 31 Tahun 2004 terhadap UU No. 45

3.2. Kekuatan dan Kelemahan UU No. 31 Tahun 2004 terhadap UU No. 45

Tahun 2009  Kekuatannya adalah sebagai berikut :

- Undang-undang No. 31 Tahun 2004 cukup menampung semua aspek

pengelolaan sumberdaya perikanan khususnya sumberdaya ikan dan telah mampu mengantisipasi perkembangan kebutuhan hukum serta perkembangan teknologi dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan.

- Undang-undang No. 31 Tahun 2004 telah melakukan pengelolaan perikanan

berdasarkan asas manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan.

- Pengelolaan UU No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan dilakukan dengan

memperhatikan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

- Penguatan kelembagaan dibidang pelabuhan perikanan, dan kapal perikanan

telah direalisasikan - Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan, baik yang berada di perairan

Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, maupun laut lepas telah dilakukan pengendalian melalui pembinaan perizinan dengan memperhatikan kepentingan Nasional dan Internasional sesuai dengan kemampuan sumberdaya ikan yang tersedia.

- Pengelolaan perikanan yang telah memenuhi unsure pembangunan yang berkesinambungan, yang didukung dengan penelitian dan pengembangan perikanan serta pengendalian yang terpadu

- Pengawasan perikanan telah dilakukan - Pengadilan perikanan seperti pada pasal 71 ayat (1) menyatakan : Dengan

Undang-undang ini dibentuk pengadilan perikanan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutuskan tindak pidana di bidang perikanan merupakan indikator keseriusan pemerintah menangani pelanggaran perikanan. Hal ini menuntut kesiapan penegak hukum Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Perwira TNI AL, dan Pejabat PORLI bekoordinasi lebih intens lagi menangani tindak pidana di bidang perikanan. Pengadilan perikanan bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan tindak pidana perikanan oleh majelis hakim.

- Ketentuan Pidana seperti tercantum pada pasal 84-105, bahwa setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan RI melakukan

penangkapan ikan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat/cara yang dapat merugikan/membahayakan kelestarian sumber daya ikan atau lingkungannya, pidana dengan hukuman penjara maupun didenda. Termasuk nahkoda kapal, ahli penangkapan, dan anak buah kapal, demikian pula dengan pemilik kapal perikanan, penanggung jawab perusahaan perikanan maupun operator kapal.

 Kelemahannya adalah sebagai berikut :

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan masih belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi serta perkembangan kebutuhan hukum dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya ikan dan belum dapat menjawab permasalahan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan terhadap beberapa substansi, baik menyangkut aspek manajemen, birokrasi, maupun aspek hukum.

Kelemahan pada aspek manajemen pengelolaan perikanan antara lain belum terdapatnya mekanisme koordinasi antar instansi yang terkait dengan pengelolaan perikanan. Sedangkan pada aspek birokrasi, antara lain terjadinya benturan kepentingan dalam pengelolaan perikanan. Kelemahan pada aspek hukum antara lain masalah penegakan hukum, rumusan sanksi, dan yurisdiksi atau kompetensi relatif pengadilan negeri terhadap tindak pidana di bidang perikanan yang terjadi di luar kewenangan pengadilan negeri tersebut. Disisi lain untuk mengetahui lebih jauh mengenai kelemahan UU No.31 Tahun 2004 ialah sebagai berikut :

a. Mengenai pengawasan dan penegakan hukum menyangkut masalah mekanisme koordinasi antar instansi penyidik dalam penanganan penyidikan tindak pidana di a. Mengenai pengawasan dan penegakan hukum menyangkut masalah mekanisme koordinasi antar instansi penyidik dalam penanganan penyidikan tindak pidana di

b. Masalah pengelolaan perikanan antara lain kepelabuhanan perikanan, konservasi, perizinan, dan kesyahbandaran.

c. Masih diperlukan perluasan yurisdiksi pengadilan perikanan sehingga mencakup seluruh wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia.

d. Perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 mengarah pada keberpihakan kepada nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil antara lain dalam aspek perizinan, kewajiban penerapan ketentuan mengenai sistem pemantauan kapal perikanan, pungutan perikanan, dan pengenaan sanksi pidana.

e. UU No 31 Tahun 2004 tidak memberikan suatu perhatian khusus terhadap apa yang dinamakan dengan pemanfaatan sumber daya ikan. Seperti tidak adanya definisi pemanfaatan sumber ikan dan juga tidak jelasnya orientasi pemanfaatan sumberdaya ikan, apakah masuk ke dalam konteks usaha perikanan atau tidak.

f. Begitupula pada UU NO. 45 Tahun 2009, tidak terlihat adanya perumusan terhadap aspek pemanfaatan sumberdaya ikan. Hal ini menjadi suatu kelemahan dari penyusunan regulasi, disisi lain akan berpengaruh pada manajemen pengelolaan perikanan di Indonesia.